Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gilang Buditama
Abstrak :
Pembangunan kota dapat menyebabkan pemanasan suhu kota, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan termal, bahkan berpotensi terjadinya Urban Heat Island (UHI). Masalah dalam penelitian ini diawali dari sudah banyaknya metode pengukuran tingkat kenyamanan termal dan UHI sebelumnya, namun belum cukup berpengaruh terhadap perencanaan tata ruang. Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan model kenyamanan termal yang mengelaborasikan metode pengukuran kenyamanan termal eksisting dengan konsep UHI. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan dan metode kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Tangerang Selatan dengan periode waktu pengamatan selama 2004-2020. Hasil penelitian atau model ini menunjukkan Kota Tangerang Selatan tahun 2004-2020 terindikasi kenyamanan termal yang rendah mencakup 62% luas kota, walaupun masih ditemukan kenyamanan sangat tinggi mencakup 15% luas kota. Kesimpulan penelitian ini bahwa kenyamanan termal berbasis UHI merupakan model yang merepresentasikan sensasi panas atau dingin yang dirasakan manusia terhadap suhu lingkungannya dengan mempertimbangkan kondisi fisik (suhu permukaan daratan), persepsi, dan kondisi perkotaan (lahan terbangun dan vegetasi) dalam rentang waktu tertentu. ......Urban development can cause city temperature increase, so it causing thermal discomfort, and even has the potential to occur Urban Heat Island (UHI). Problem begins with much research has been done on methods for measuring thermal comfort and UHI intensity, but they have not had much effect on spatial planning. Objective of this study is to produce a thermal comfort model that elaborates existing thermal comfort measurement methods with the UHI concept. Methods of the study is using quantitative approach and method. The research location was conducted in Tangerang Selatan City with an observation period of 2004-2020. Results of this model show that the Tangerang Selatan City in 2004-2020 has indications of low thermal comfort covering 62% of the city area, although very high comfort is still found covering 15% of the city area. Conclusion of this study that UHI-based thermal comfort is a model that represents the sensation of hot or cold that humans feel about their environmental temperature by considering physical conditions (land surface temperature), perception, and urban conditions (built-up land and vegetation) within a certain time span.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agita Devi Prastiwi
Abstrak :
Pertumbuhan Jakarta meluas secara spasial membentuk wilayah Jabodetabek. Seiring dengan pertumbuhan kota, ruang hijau digantikan dengan gedung dan jalan menghasilkan fenomena Urban Heat Island. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi spasial UHI, pola hubungan antara LST, NDVI dan NDBI serta memodelkan prediksi UHI dengan metode Long Short Term Memory (LSTM). LSTM adalah variasi RNN yang memiliki prinsip kerja dengan menyimpan informasi terhadap pola-pola data. Hasilnya distribusi spasial UHI arahnya cenderung kearah timur dan selatan Jakarta. Karakteristik wilayah terdampak fenomena UHI berada pada daerah pusat industri, pengembangan pemukiman, perekonomian, transportasi, pelayanan, serta perdagangan. Profil LST bervariasi berdasarkan jarak dan ketinggian elevasi. Fenomena UHI mampu menghangatkan suatu wilayah sebesar 10C dibandingkan suhu normalnya. Pola spasial UHI berpola random akibat mengikuti pola jaringan jalan yang menyebar secara tidak teratur. Hasil pembangunan model sistem prediksi UHI bulan Januari tahun 2021 – Oktober tahun 2022 didapatkan nilai indeks positive 4,3 – 7,1 ini menunjukan suhu di wilayah Jakarta lebih panas dibandingkan Bogor. Pada uji nilai akurasi didapatkan RMSE sebesar 1,65 dan MAE sebesar 2,73 ......akarta’s growth expanded spatially to the Jabodetabek area. As cities grow, green spaces replaced with buildings and roads, resulting in a temperature difference phenomenon known as Urban Heat Island. This study aims to analyze the occurrence of UHI, synthesize the relationship between LST, NDVI, and NDBI, and model temperature prediction using Long Short-Term Memory (LSTM) method. LSTM is a variation of RNN which has a working principle by storing information and data patterns. The result is that the spatial distribution of UHI tends to be towards east and south Jakarta. The characteristics of the area affected by UHI are areas that centers of industry, settlements, economy, transportation, services, and trade. The LST profile varies with distance and elevation. UHI phenomenon can warm an area by 1°C compared to the average temperature. The spatial pattern of UHI is random as a result of following a road network pattern that spreads irregularly. The results of the development of the UHI prediction system model for January 2021 - October 2022 obtained a positive index value of 4.30C – 7.10C, this shows that temperature in Jakarta always hotter than temperature in Bogor. Accuracy value test, RMSE was 1.65, and the MAE was 2.73.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Jaelani Hidayat
Abstrak :
Pertambahan penduduk di daerah perkotaan merupakan salah satu alasan utama terjadinya perubahan iklim lokal, dan berdampak besar pada daerah sekitarnya. Urbanisasi yang cepat dan daerah lahan terbuka yang digantikan oleh tutupan lahan buatan yang berdampak negatif pada ekosistem yang mengakibatkan efek Urban Heat Island (UHI). Hal tersebut berdampak merugikan pada lingkungan pemukiman dan berimplikasi pada kesehatan manusia. Informasi indeks UHI yang akurat dapat sangat membantu untuk mengambil strategi perencanaan kota yang efektif. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan sistem pemantauan suhu berbasis Internet of Things untuk mendukung informasi indeks UHI. Sistem dirancang dengan menggunakan sensor suhu DS18b20. Data dari sensor diolah oleh data logger dan dikirim ke server menggunakan ESP8266. Sistem perancangan akan mengolah data dari sensor menjadi informasi suhu perkotaan dan pedesaan serta indeks UHI. Selain itu, pendekatan Long Short Term Memory yang dihadirkan dalam penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memprediksi indeks UHI dengan lebih akurat untuk mengantisipasi dampak peningkatan indeks UHI. Hasil kalibrasi sensor suhu menunjukkan nilai koreksi pada set point 0 °C ,10 °C, 20 °C , 30 °C dan 40 °C sebesar 0,216 °C, 0,201 °C, -0,295 °C, -0,188 °C dan -0,167 °C untuk sensor di daerah urban dan sensor yang dipasang di daerah rural memiliki nilai koreksi pada set point tersebut sebesar 0,116 °C, 0,267 °C, 0,165 °C, 0,294 °C dan 0,211 °C . Hasil prediksi menunjukkan nilai MAE sebesar 0,55, RMSE sebesar 0,78 dan akurasi sebesar 68,33%. Hasil penelitian ini menunjukkan sistem dapat diimplementasikan sebagai alternatif untuk membantu dalam analisis UHI yang berbasis Internet of Things. Population growth in urban areas is one of the main reasons for local climate change, and has a major impact on the surrounding area. Rapid urbanization and areas of open land replaced by artificial land cover have a negative impact on the ecosystem resulting in the Urban Heat Island (UHI) effect. This has a detrimental impact on the residential environment and has implications for human health. Accurate UHI index information can be very helpful for adopting an effective urban planning strategy. This research contributes to the development of a temperature monitoring system based on the Internet of Things to support the UHI index information. The system is designed using the DS18b20 temperature sensor. The data from the sensor is processed by the data logger and sent to the server using the ESP8266. The design system will process data from sensors into urban and rural temperature information as well as the UHI index. In addition, the Long Short Term Memory approach presented in this study is expected to be useful in predicting the UHI index more accurately to anticipate the impact of increasing the UHI index. The results of the temperature sensor calibration show a correction value at set point 0 °C, 10 °C, 20 °C, 30 °C and 40 °C of 0.216 °C, 0.201 °C, -0.295 °C, -0.188 °C and -0.167 °C for sensors in urban areas and sensors installed in rural areas have correction values at the set point of 0.116 °C, 0.267 °C, 0.165 °C, 0.294 °C and 0.211 °C . The prediction results show that the MAE value is 0.55, the RMSE value is 0.78 and the accuration is 68,33%. The results of this study indicate that the system can be implemented as an alternative to assist in the analysis of UHI based on the Internet of Things.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penduduk Kota Jakarta yang terus bertambah memaksa terjadinya perubahan penggunaan tanah. Penggunaan tanah alami diuruk dan dibangun menjadi penggunaan tanah buatan yang sebagian besar berbahan material aspal, besi, kaca, dan beton. Perubahan tersebut memberikan efek signifikan terhadap iklim dan cuaca lokal di kota, salah satunya adalah peningkatan suhu udara lebih tinggi daripada suhu udara sekitarnya (urban heat island). Distribusi suhu kota diasosiasikan dengan penggunaan tanah dan morfologi. Suhu udara meningkat secara progresif pada daerah yang mendekati pusat kegiatan atau pusat kota, dengan kepadatan bangunan yang berbeda di tiap wilayah. Dalam kaitannya dengan peningkatan suhu, perkembangan daerah Jakarta Selatan dari pusat kota (koridor H. R. Rasuna Said) hingga ke arah pinggiran kota (koridor Lenteng Agung) membentuk karakter tersendiri pada tiap wilayahnya yang dicirikan dengan perbedaan morfologi bangunan serta kepadatan bangunan yang memberikan kontribusi berbeda terhadap peningkatan suhu udara di permukaan kota. Data suhu udara diperoleh dengan melakukan sampling pengukuran langsung di lapangan. Lokasi pengamatan dipilih dengan metode non probabilitas-purposif sebanyak 12 lokasi pengamatan. Suhu udara yang diteliti difokuskan pada urban canopy layer dengan waktu pengamatan selama tiga hari dengan empat periode waktu pengukuran (pukul 06.00? 18.00 WIB). Variabel yang digunakan adalah suhu udara permukaan dengan parameter penggunaan tanah, insolasi dan waktu sibuk (peak hour) Kota Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variasi suhu udara permukaan menunjukkan kecenderungan suhu semakin meningkat pada setiap jenis penggunaan tanah yang berada di koridor yang mendekati pusat kota dengan karakteristik daerah perkotaan yang kuat dengan bangunan tingkat tinggi yang padat. Variasi suhu udara permukaan juga terjadi pada setiap periode pengamatan. Pada penggunaan tanah terbangun, suhu maksimum terjadi pada saat radiasi matahari paling kuat (Periode ketiga, Pukul 12.00-14.00 WIB), sedangkan pada penggunaan tanah ruang terbuka hijau suhu maksimum terjadi pada saat radiasi matahari mulai menguat (Periode kedua, Pukul 09.00-11.00 WIB). Suhu terendah pada setiap periode pengukuran terjadi pada lokasi dengan penggunaan tanah ruang terbuka hijau berupa hutan kota. Pada periode yang sama, selain dipengaruhi oleh jenis penggunaan tanah, suhu udara permukaan juga dipengaruhi oleh kepadatan bangunan. Kata Kunci : Urban Heat Island, Suhu Udara Permukaan, Penggunaan Tanah, Kepadatan Bangunan ix + 77 halaman; 15 gambar; 5 tabel; 5 peta; 13 Foto; 1 Lampiran; Bibliografi : 25 (1978 ? 2006)
Universitas Indonesia, 2007
S33887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliza
Abstrak :
Kabupaten Majalengka dinilai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu prioritas pembangunan infra struktur untuk menopang percepatan pembangunan seperti Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati Aero City, permukiman, rumah sakit, pusat perbelanjaan, bussines center, resort, sarana hiburan. Alih fungsi lahan dari tutupan vegetasi menjadi lahan terbangun akan memengaruhi suhu permukaan daratan yang memicu adanya fenomena urban heat island. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis distribusi spasial dan temporal urban heat island serta asosiasi tutupan lahan, kerapatan bangunan, dan kehijauan vegetasi terhadap suhu permukaan daratan di Kabupaten Majalengka tahun 2013, 2016 dan 2019. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berupa tutupan lahan, kehijauan vegetasi, kerapatan bangunan, dan suhu permukaan daratan yang didapatkan dari hasil pengolahan Citra Landsat 8 Tahun 2013, 2016, dan 2019 yang divalidasi dengan data survei lapang pada 98 titik yang dipilih dengan metode randomsampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai suhu permukaan daratan Kabupaten Majalengka berada antara 15,26 derajat celsius hingga 39,99 derajat celcius. Fenomena urban heat island mendominasi bagian tengah hingga utara Kabupaten Majalengka dengan tutupan lahan berupa lahan terbangun, kehijauan rendah, dan kerapatan bangunan tinggi. Bagian selatan suhu permukaan daratan semakin rendah dengan tutupan lahan vegetasi, kehijauan vegetasi tinggi, dan kerapatan bangunan rendah. Suhu permukaan daratan rendah berasosiasi dengan kehijauan vegetasi tinggi dan kerapatan bangunan rendah sedangkan suhu permukaan tinggi berasosiasi dengan tutupan lahan terbangun dengan kerapatan bangunan tinggi. ......The Majalengka Regency considering by The Government of West Java Province is one of the priorities of infrastructure development to sustain the accelerate of development such as West Java International Airport, Kertajati Aero City, settlements, hospitals, shopping centres, business centres, resorts, entertainment facilities. The conversion function of agricultural land into non-agricultural or industrial will affect land surface temperature, which triggers the urban heat island phenomenon. The purpose of this study was to analyze the spatial and temporal distribution of urban heat island and the effect of land cover, building density, and vegetation greennesson land surface temperatures in Majalengka in 2013, 2016 and 2019. Variables used in this study were land cover, vegetation greenness, building density, and land surface temperature obtained from the processing of Landsat Image 8 of 2013, 2016, and 2019 are validating survey at 98 points selected by random sampling method. The results showed that the land surface temperature values of Majalengka areas were between 15.26°C to 39.99°C. The phenomenon of urban heat island dominates the north to the Majalengka Regency. The Areas with low land surface temperatures found in areas with land cover in the form of built land, low greenness, and high building density. The southern of Majalengka Regency of the land surface temperature is getting lower with vegetation land cover, high vegetation greenness, and low building density. Low land surface temperature is associated with high vegetation greenness and low building density while the highest surface temperature associated with build up area with high building density.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Sella Isnaini
Abstrak :
Aktivitas manusia di perkotaan telah menyebabkan perubahan tutupan lahan yang masif dan mengakibatkan tingginya land surface temperature di daerah perkotaan dibandingkan dengan lingkungan alam sekitarnya yang dikenal sebagai efek urban heat island (UHI). Fenomena urban heat island (UHI) dapat dinilai berdasarkan suhu land surface temperature (LST) dengan threshold temperature diatas 30°C. Peneliti melakukan analisis fenomena urban heat island di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan menganalisis distribusi spasial temporal urban heat island di Kota Sukabumi tahun 2000, 2010, dan 2020. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis hubungan land surface temperature dengan perubahan tutupan lahan, kehijauan vegetasi, dan kerapatan bangunan di Kota Sukabumi. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena urban heat island semakin meningkat dan menyebar di Kota Sukabumi dan hampir seluruh Kota Sukabumi mengalami fenomena urban heat island. Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara land surface temperature dengan kehijauan vegetasi dan kerapatan bangunan yang diketahui bahwa nilai kehijauan vegetasi berbanding terbalik dengan land surface temperature dan kerapatan bangunan berkorelasi positif atau berbanding lurus dengan land surface temperature. ......Human activities in urban areas have led to massive changes in land cover, resulting in elevated land surface temperatures in urban areas compared to the surrounding natural environment, known as the urban heat island (UHI). The UHI phenomenon is assessed based on land surface temperature (LST) with a threshold temperature above 30°C. Researchers analyzed the urban heat island phenomenon in Sukabumi City, West Java. This study aims to analyze the spatial-temporal distribution of the urban heat island in Sukabumi City for 2000, 2010, and 2020. Additionally, the research examines the relationship between land surface temperature and changes in land cover, vegetation greenness, and building density in Sukabumi City. The findings reveal a growing and widespread urban heat island phenomenon in Sukabumi City, with almost the entire city experiencing this effect. Statistical tests indicate a correlation between land surface temperature and vegetation greenness and building density. It is observed that vegetation greenness is inversely related to land surface temperature, while building density correlates positively or directly with land surface temperature.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Brontowiyono
Abstrak :
The growth of the Yogyakarta Urban Area (YUA) has led to an increasing of the microclimate, characterized by elevated temperatures. One of the efforts to decrease temperature is by establishing the development of Green Open Space (GOS). According to Law Number 26/2007 about Spatial Planning, a minimum of 30% of the total area must be designated as green open space. IKONOS satellite images taken in 2009 showed that GOS represented 43.36% of the total area for YUA. However, there are still areas which are characterized by high temperatures (more than 36.5o C). By applying Geographical Information System (GIS) analysis with an overlay technique among three factors such as canopy, building and population density, the priority zone for GOS development was identified. Based on the analysis, 38.82% of the area was designated as low priority for GOS development, 32.38% as middle priority, and 28.80% as very high priority to be developed as GOS. The land conversion is bigger and has high potency on private sector. GOS development needs to be established in the public sector, such as the creation of urban parks. Community empowerment strategies, application of incentive - disincentive mechanisms, and efforts towards GOS productivity improvement can encourage implementation.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2011
UI-IJTECH 2:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Rakhmawati Rizki
Abstrak :
Fenomena urban heat island (UHI) telah menjadi masalah di kota besar di dunia, termasuk Jakarta. Kondisi ini telah menjadi isu global yang perlu diprioritaskan, karena semakin banyak kota di dunia yang mengalaminya, maka akan semakin pesat pula laju pemanasan global. Studi ini dilakukan di Jakarta Timur sebagai wilayah yang terdeteksi memiliki UHI tertinggi di Jakarta dengan jumlah RTH terluas, yang bertujuan untuk mengetahui sebaran UHI dan mitigasinya melalui perencanaan penggunaan lahan. Studi ini menggunakan metode analisis spasial, analisis statatistk, dan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah cakupan UHI tertinggi ada di wilayah Cakung, yang didukung dengan persepsi tingkat kenyamanan termal masyarakat yang menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan termal wilayah Cakung masuk ke dalam kategori tidak nyaman. Ketidaknyamanan tersebut kemudian membentuk persepsi masyarakat yang sadar dengan sangat baik tentang kebutuhan masyarakat terhadap hutan kota. Namun, ketersediaan hutan kota di Jakarta Timur saat ini masih belum memenuhi standar 10%, yaitu hanya 1,02% dari luas total wilayahnya. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan penggunaan lahan yang lebih efisien untuk dapat memaksimalkan pemenuhan kebutuhan hutan kota di Jakarta Timur, baik dari aspek teknis terkait ketersediaan lahan, aspek kebijakan terkait perumusan regulasi hijau, dan aspek ekonomi terkait alternatif pendanaan. ......Urban heat island (UHI) has become a scourge in big cities worldwide, including Jakarta. This condition has become a global issue that needs to be prioritized because the more cities in the world that experience it, the faster the rate of global warming will be. This study was conducted in East Jakarta as an area detected to experience the highest UHI in Jakarta. It aims to determine the distribution of UHI and its mitigation through land use planning. This study used the method of spatial analysis, statistical analysis, and qualitative descriptive analysis. The results of the analysis show that the highest UHI coverage area is in Cakung, which is supported by the perception of the level of thermal comfort of the community, which indicates that the level of thermal comfort in the Cakung area falls into the 'warm' or uncomfortable category. This discomfort then forms the perception of the people who are very well aware of their need for urban forests. However, unfortunately, the availability of urban forests in East Jakarta still does not meet the standard of 10%, which is only 1.02% of the total area. Therefore, there is a need for more efficient land use planning to maximize the fulfillment of urban forest needs in East Jakarta, both from technical aspects related to land availability, policy aspects related to the formulation of green regulations, and economic aspects related to alternative funding.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Andi Irsyad
Abstrak :
Tujuan konsep bentuk bangunan Solar Envelope telah berubah secara signifikan, dimana meminimalkan penetrasi sinar matahari menjadi tujuan utama karena suhu udara yang terus meningkat. Oleh karena itu, menciptakan naungan dalam skala perkotaan menjadi sangat relevan, khususnya pada wilayah tropis dalam hal mengurangi efek Urban Heat Island (UHI). Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan konsep Tropical Responsive Envelope (TRE) sebagai strategi pasif desain melalui bentuk massa bangunan tinggi, dan mengusulkan kerangka alur kerja baru agar arsitek dapat merancang massa bangunan bertingkat tinggi yang sinkron terhadap lingkungan dan dapat berkontribusi mengurangi efek UHI. Studi ini memilih dua studi kasus dalam satu wilatah Sudirman, Jakarta Selatan dengan kriteria wilatah yang padat dengan bangunan tinggi. Studi ini menggunakan metode observasi lapangan untuk menginvestigasi kondisi eksisting dari studi kasus, dan metode simulasi digital komputasional untuk membentuk massa bangunan TRE dan memprediksi iklim mikro di masa yang akan datang melalui pembentukan massa bangunan TRE pada kedua wilayah studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah kontribusi TRE terhadap iklim mikro perkotaan di wilayah studi kasus untuk mencapai indikator yang ditentukan masih minim, walaupun performa massa bangunan tinggi TRE dalam beberapa aspek seperti; insensitas cahaya matahari, pola angin, dan kategori UTCI yang direspon oleh massa bangunan tersebut lebih baik daripada massa bangunan eksisting. Rekomendasi dari penelitian ini adalah mengimplementasikan TRE dengan ketinggian kurang dari 100- meter, agar dapat memaksimalkan bayangan yang mengakomodasi area permukaan dasar dan fasad bangunan. Penelitian ini dapat diperluas untuk penelitian selanjutnya dengan memberikan solusi yang bermanfaat dalam mengusulkan konsep baru yang dapat memitigasi fenomena UHI untuk menunjukkan tren masa depan dan penggunaan energi yang efisien. ......Since the air temperature continues to rise, the purpose of building mass concept Solar Envelope has shifted significantly, with the major goal becoming to minimize sunlight penetration. As a result, producing shading on an urban scale is critical, particularly in tropical locations, for minimizing the Urban Heat Island (UHI) impact. The objective of this study is to propose the Tropical Responsive Envelope (TRE) concept as a passive design strategy through the mass form of high-rise buildings, as well as to propose a workflow framework so that architects can develop high-rise building masses that are in sync with the environment and can help to reduce the effects of UHI. This study selects two case studies in an area of high density with high-rise buildings in Sudirman, South Jakarta. This study employs field observation methods to explore the existing conditions of the case studies, as well as computational digital modeling tools to generate TRE building masses and predict future microclimates in the two case study areas. The study found that the contribution of TRE to the urban microclimate in the case study area to achieve the specified indicators is still not significant, despite the fact that the mass performance of TRE tall buildings is better than the existing building mass in several aspects such as sunlight intensity, wind pattern, and UTCI categories that the building mass responds to. This study recommends implementing a TRE with a height of less than 100 meters in order to maximize the shade that accommodates the ground surface area and building facades. This research can be enhanced to illustrate future trends and efficient energy consumption by providing valuable solutions in suggesting new concepts that can alleviate the UHI phenomena.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Triadji Nugroho
Abstrak :
Tesis ini berisi studi eksperimental sifat-sifat termo-optik (reflektivitas dan absorptivitas) material atap teras terhadap pancaran sinar matahari. Ada dua metode yang diterapkan untuk menghitung nilai reflektivitas (albedo) material. Yang pertama adalah menentukan koefisien konveksi lebih dahulu kemudian mencari albedo. Sedangkan metode kedua adalah menetapkan nilai reflektivitas dahulu dan selanjutnya menentukan nilai koefisien konveksi. Hasil dari kedua metode tersebut dibandingkan dengan nilai reflektivitas dan absorptivitas bahan standar produksi. Semakin tinggi nilai albedo akan meningkatkan kenyamanan di dalam ruang (gedung) dan mengurangi efek Urban Heat Island serta menurunkan produksi CO2 akibat pemakaian air conditioning saat musim panas. ......This thesis contains experimental studies the properties of thermo-optical (reflectivity and absorptive) material roof terrace on the sun's rays. There are two methods that are applied to calculate the reflectivity (Albedo) material. The first is to determine the convection coefficient first and then look for Albedo. While the second method is to set the reflectivity value first and then determine the value of convection coefficient. Results from both methods were compared with the value of the reflectivity and absorptive of the standard material production. The higher the Albedo value will increase comfort in the room (building) and reduces the Urban Heat Island effect and decrease the production of CO2 resulting from the use air conditioning during the summer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29700
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>