Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 295 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suryani A. Armyn
"ABSTRACT
A study of 60 infants and children from 6 to 18 months of age, the relationship of iron status to psychomotor development was assessed. Their iron status was diagnosed based on hemoglobin and serum ferritin level. While their psychomotor development was assessed using the motor scale of Bayley Scale Infant Development test. Nineteen infants were normal, 6 were non anemic iron deficient, and 35 were anemic iron deficient. Anemic iron deficient infants/children had significantly lower psychomotor development indices than did the normal or non anemic iron deficient group. Normal and non anemic iron deficient infants/children performed comparably. The study concluded that there was a relationship between iron status and psychomotor development of infants/children 6-18 months of age, the normal group had the highest and the anemic the lowest PDI scores, also that home environment is an important i nf1uenci ng factor. Di etary i ron i ntake seemed to be the mai n causal factor in the occurance of anemia among infants/children. Further investigation using a better controlled method/study design was suggested to scrutinize the influence of iron status on psychomotor development of infants/children."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safyanti
"Rendahnya kadar Hb atau anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 1995 menunjukkan bahwa 57,1 % remaja putri usia 10 - 14 tahun menderita anemia gizi dan beberapa penelitian di Jawa Barat menunjukan prevalensi anemia gizi pada remaja putri masih tinggi. Penelitian lain menyatakan bahwa asupan protein hewani masyarakat Sumatera Barat (Suku Minang) cukup tinggi sehingga diduga asupan zat besi heme juga akan tinggi namun belum tentu pada remaja putri, selain itu timbulnya anemia disebabkan oleh berbagai faktor.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada remaja putri SMUN 3 Padang Provinsi Sumatera Barat dengan disain potong Iintang. Populasi penelitian adalah remaja putri yang duduk di kelas 2 dan 3 dengan jumlah sample 192 orang yang diambil secara random sistematik.
Hasil penelitian menunjukan prevalensi anemia pada rernaja putri SMUN3 Padang sebesar 30 %. Rata-rata asupan zat besi heme 1,6 mg dan zat besi non heme 9,5 mg. Rata-rata asupan zat gizi (zat besi, protein, energi, vitamin A, dan vitamin C) masih dibawah AKG. Sebanyak 59,4 % remaja putri baru mengalami menstruasi < 4 tahun dengan jumlah hari haid >= 6 hari sebauyak 73,8 %.
Hasil analisis bivariat menunjukan adanya perbedaan yang bermakna antara asupan zat besi heme dan zat besi non heme dengan anemia. Hubungan yang bermakna juga ditemukan antara asupan zat gizi (protein, energi, dan vitamin C) dengan anemia dan tidak berhubungan secara bermakna dengan asupan vitamin A, jumlah tahun haid, dan jumlah hari haid.
Berdasarkan analisis multivariat temyata hanya asupan zat besi heme dan asupan protein yang berhubungan dengan anemia dan faktor yang paling dominan berhubungan dengan anemia adalah asupan zat besi heme.
Penelitian ini menyarankan kepada sekolah untuk memberikan penyuluhan tentang pola menu seimbang bagi siswa dan pengelola kantin, Serta memasukan materi gizi dan kesehatan dasar dalam muatan iokal. Bagi Dinas Kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan kepada siswi, remaja, serta masyarakat dan perlunya menggalalkkan program pemberian tablet besi khususnya bagi remaja putri. Perlu penelitian lebih lanjut dalam skala yang Iebih Iuas khususnya di Provinsi Sumatera Barat dan penelitian lain tentang anemia gizi yang mencakup pola makan masyarakat yang berbeda-beda."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tenri Yamin
"Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian khusus. Remaja putri termasuk golongan yang rawan menderita anemia karena mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan, asupan zat gizi (energy, protein dan zat besi) dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Kab. Kepulauan Selayar.
Rancangan penelitian cross sectional. Jumlah sampel 173 orang dipilih secara sistematik random sampling dari seluruh siswi kelas X dan XI di masing-masing SMA. Data asupan zat gizi diperoleh dengan kuesioner food recall, pola menstruasi melalui kuesioner terstruktur, dan kadar hemoglobin dengan Hb Sahli. Data dianalisis secara Univariat dan Bivariat dengan Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan (p=0,000), asupan energi (p=0,023), asupan protein (p=0,003), dan zat besi (p=0,049), pekerjaan ayah (p=022), pekerjaan ibu (p=0,001), tingkat pendidikan ayah (p=0,025), tingkat pendidikan ibu (p=0,032) dengan kejadian anemia. Tidak terdapat hubungan menstruasi (p=0,930), siklus menstruasi (p=513), lama menstruasi (p=0,076), volume menstruasi (p=1,000) dengan kejadian anemia.

Anemia is one of the nutritional problems, which needs to be highly concerned. Adolescent girls are included to a group which is susceptible to anaemia because of their monthly menstruation and growth periods. Purpose of the study to determine the relationship of knowledge, nutrient intake (energy, protein and iron) and other factors associated with the incidence of anemia in adolescent girls in the school district. Selayar Islands.
The design of this study was cross sectional. The amount of the sample was 173 people selected by systematic random sampling of the entire X and XI grade student at each high school. Nutrient intake data obtained with the food recall questionnaire, menstrual patterns through structured questionnaires, and levels of hemoglobin by Sahli hemoglobin. Data were analyzed with univariate and Bivariate Chi Square.
The results showed no relationship of knowledge (p = 0.000), energy intake (p = 0.046), protein intake (p = 0.005), and iron (p = 0.000), father's work (p = 022), maternal employment ( p = 0.001), father's education level (p = 0.025), maternal education level (p = 0.032) with the incidence of anemia. There is no menstrual relationship (p = 0.930), menstrual cycle (p = 513), long periods (p = 0.076), menstrual volume (p = 1.000) with the incidence of anemia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayuningsih
"Iron deficiency anemia is prevalent in Indonesia (38-71%), particularly among the pregnant women, despite of the large scale anemia control program launched by the government since 1970’s. The anemia control program included iron supplementation, nutrition education, food fortification, and parasite control. The results of the iron supplementation program is not yet as expected. Low compliance in taking iron pills was a reason suspected as the cause of the unexpected results. Several methods had been studied to increase the number of iron pills intake. However, the synthesis of hemoglobin is not only dependenton iron from the pills but also requires other blood forming nutrients from the diets. A two phase descriptive study was conducted to study the factors influencing the iron status of pregnant women in the second trimester participating in the National Anemia Control program in three subdistricts of Bogor district. The first phase was conducted for four weeks to obtain informations on hemoglobin and serum ferritin, socioeconomic condition, daily diet and nutrients intake, knowledge on anemia, on iron pills,and on Puskesmas Services, health behaviour, ante natal care attendance, and number of iron pills intake. The number of pregnant women joining the study was 456, they attended the ante natal care clinic of the Puskesmas of three subdistricts of the district of Bogor. The prevalence of anemia (Hb"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
D1549
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abidin Widjanarko
"Selama ini di dunia telah Iama diketahui faktor prediksi respon terhadap pengobatan tertentu pada penyakit anemia aplastik, baik terhadap transplantasi sel induk hemopoietik, imunosupresif maupun siklofosfamid dosis tinggi. Kita di Indonesia belum memilikinya disebabkan beberapa faktor antara lain karena pada umumnya pasien anemia apiastik berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah sehingga pada mereka tidak menjalani pengobatan agresif dan mahal dan dengan demikian tidak mungkin dilakukan penelitian terhadap faktor prediksi respon karena kepentingan memperoleh faktor prediksi ini muncui apabila kita akan memberikan pengobatan yang mahai atau memiliki efek samping yang oukup berat. Penatalaksanaan pasien anemia aplastik berat di Divisi Hematologi-Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI / RSUPNCM selama ini masih menghadapi berbagai kendaia. Selain penyakitnya berat, biaya yang diperlukan untuk pengobatan juga tinggi, sebagian besar pasien tersebut berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Diperlukan upaya bam untuk mengobati pasien tersebut sehingga dicapai keadaan yang lebih baik. Dalam peneiitian ini dipilih pengobatan menggunakan siklofosfamid dosis menengah karena memiliki selain efek imunosupresif yang cukup kuat harganya terjangkau, dapat diberikan secara berobat jalan, dan pengalaman dokter menggunakan obat tersebut sudah banyak. Untuk memperkirakan respon penyakit terhadap pengobatan siklofosfamid tersebut, dipiiih perneriksaan sei CD34 pra dan pasca kultur sel selama 12 hari, pemeriksaan sitogenetika kromosom sumsum tulang, pemeriksaan sel CD55- dan sei CD59-, pemeriksaan serologi penyakit Lupus Eritematosus Sistemik berupa ANA dan Anti ds DNA. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil berupa perbaikan keadaan pasien anemia apiastik berat yang ditandai dengan membaiknya hitung darah tepi kadar hemoglobin, lekosit, dan trombosit; menurunnya kebutuhan transfusi komponen darah; menurunnya kekerapan infeksi selama 2 bulan pasca pengobatan dibandingkan seiama 2 bulan pra pengobatan. Diharapkan juga dapat diperoleh faktor prediksi respon pengobatan tersebut."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
D762
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Tadjoedin. author
Jakarta: UI Publishing, 2024
616.152 HIL k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Resqeisha Arditiamina
"ABSTRAK
Anemia didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana terdapat penurunan jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dalam sel darah merah yang lebih rendah dari normal. Remaja merupakan kelompok umur yang rentan untuk mengalami masalah gizi karena pada masa remaja terjadi lonjakan pertumbuhan (growth spurt) yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja usia 15-19 tahun di provinsi terpilih Sumatera. Lokasi penelitian berada di empat provinsi terpilih Sumatera yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari data Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2014. Variabel independen yang diteliti yaitu jenis kelamin, pola makan, status gizi IMT/U, pendidikan kepala keluarga dan daerah tempat tinggal. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 635 responden. Hasil penelitian didapatkan prevalensi anemia pada remaja usia 15-19 tahun di provinsi terpilih Sumatera sebesar 19,4% dengan prevalensi anemia tertinggi terdapat di provinsi Sumatera Selatan sebesar 28%. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian anemia adalah jenis kelamin.

ABSTRACT
Anemia is defined as a condition in which there is a decrease in the number of red blood cells or the concentration of hemoglobin in red blood cells that is lower than normal. Adolescents are age group that is vulnerable to experiencing nutritional problems because during adolescence there is a growth spurt which causes an increase in nutritional needs. This study aims to determine the factors related to anemia in age 15-19 years in selected provinces of Sumatra. The research locations are North Sumatra, West Sumatra, South Sumatra and Lampung. This study use a cross sectional study design and the data use in this study are secondary data from the 2014 Indonesia Family Life Survey (IFLS) data. The independent variables studied are gender, diet, nutritional status of BMI / age, education of the head of the family and residential area. The number of samples in this study is 635 respondents. The results showed the prevalence of anemia in adolescents age 15-19 years in the selected province of Sumatra is 19.4% with the highest anemia prevalence in the province of South Sumatra at 28%. The variable that has a significant relationship with the incidence of anemia is gender.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukasmiyati
"Anemia dapat berdampak buruk bagi ibu, dan tingginya prevalensi anemia sebesar 33.14% di wilayah Puskesmas Dlingo II menjadi alasan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional, yang meneliti hubungan antara umur kehamilan dan suplementasi tablet besi, dengan status anemia ibu hamil, terhadap 90 responden ibu hamil yang dipilih secara acak. Hasil analisis didapatkan rata-rata kadar hemoglobin responden adalah 10.5 gr% (95% CI : 10.399 - 10.735) standar deviasi 0.8 gr%. Sebanyak 54 responden yang mengonsumsi tablet besi < 90 tablet, 44 responden (78.6%) mengalami anemia. Responden yang mengonsumsi ≥90 tablet besi ada 36 responden, hanya 10 responden (29.4%) yang mengalami anemia. Hasil analisis lain, ada hubungan yang signifikan antara umur kehamilan, pemberian, dan konsumsi tablet besi, dengan status anemia.

Anaemia can be bad for the mother, the high prevalence of anaemia by 33.14% at the health center Dlingo II be the reason in this study. This study uses crosssectional design, which examined the relationship between gestational age and supplementation of iron tablet, with aenemia status of pregnant women, that 90 respondents were randomly selected. The analysis found an average haemoglobin level was 10.5 g% of respondents (95% CI: 10399-10735) standard deviation of 0.8 g%. The part of 54 respondents who took iron tablets <90 tablets, 44 respondents (78.6%) had anaemia. Respondents who consumed ≥90 iron tablets there are 36 respondents, only 10 respondents (29.4%) who endured anaemia. The results of other analyzes, there is a significant association between gestational age, delivery, and consumption of iron tablets, with anaemia status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tursiwi Widiarti
"Anemia didefmisikan sebagal suatu keadaan kadar Hemoglobin (Hb) darah yang lebih rendah (<- 2 SD) dari kadar normal sesuai umur danjenis kelamin. Anemia pada ibu harnil mempunyai kontribusi terhadap teljadinya perdarahan sebelum dan sesaat melahirkan, risiko teljadinya keguguran, risiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) serta meningkatkan kematian ibu. Bagi bayi yang dilahirkan ibu amenia mempunyai risiko pada gangguan tumbuh kembang termasuk kecerdasan dan kemampuan fisik. Amenia pda ibu hamil menurut SKRT tahun 2001 sebesar 40,1 %, prevalensi anemia ibu hamil di Kota Cirebon tahun 2002 sebesar 52, %.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui prevalensi anemia dan factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Kota Cirebon tahun 2006. Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil menggunakan dedain potong lintang (cross sectional). Jumlah sampel sebanyak 450 ibu hamil. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder hasil survey Anemia Gizi pada ibu hamil di Kota Cirebon tahun 2006, yang dilakukan DInas Kesehatan Kota Cirebon. Data diperoleh melalui wawancara, pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb). Pemeriksan hemoglobin menggnnakan metodc cyanmethemoglobin dan dibaca menggunakan spektrofotometer. Batasan anemia bila kadar hemoglobin< II gr % dan tidak anemia bila kadarnya '2:. II gr %. Analisa dilakukan univariabivariat dan multivariat.
Hasil penelitian ini didapat prevalensi anemia sebesar 49,8 % masib cukup tinggi yang terdiri dari anemia ringan 260 sebesar 0,2 gr %. Karakteristik dari faktor ibu meliputi Lingkar Lengun Atas, umur ibu, umur kehamilan, paritas, riwayat penyakit, asupan zat besi, asupan zat penghambat, asupan TID program, status ekonomi, pendidikan ibu, pekeJjaan ibn dan pekeijaan suami.
Pada uji bivariat dengun menggunakan uji chi square didapat variahcl yang berhubungan dengan kejadian anemia adalah umur ibu dan umur kebamilan (p :S 0,05). Pada uji multivariat digunakan regresi logistik memasukan variabel yang nilainya p:S0,25, maka variabel yang dukutkan pada uji ini adalah variahcl umur ibu, umur kehamilan, riwayat penyakit, pekeijan ibn dan asupan zat besi. Dari semua variabel yang masuk pada uji ini, umur ibu merupekan variabel paling dominan berhubuogun dengun kejadian anemia gizi pada ibu hamil.
Disarankan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan pencegahan teljadinya anemia gizi pada ibu hamil sebaiknya dimulai umur 20- 35 tahun dan umur kehamilan < 12 minggu serta meningkatkan penyebarluasan informasi melalui penyuluhan, pembuatan leaflet, dan poster. Dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui Warga Siaga dan Wadul Bae baik di Tingkat Posyandu hingga Tingkat Kota Cirebon.

Anemia was defined as the lower concentration of hemoglobin (-2 SD) of normal according to gender and age. Anemia in pregnant is a risk factor for preterm delivery, bleeding and increase in of low birth weigh ( LBW) baby. Infant born of mother with anemia are associated with poor mental development and physical growth, and even impaired cognitive performance. Prevalaence of anemia in pregnant woman according SKRT 2001 was 40,1 %, Cirebon in 2006 was 52%.
The study aimed to fmd out prevalence of anemia in pregnant woman on factors related to anemia in pregnant woman in Cirebon 2006. 1bis study used cross sectional design. Total sample was 450 pregnant women. Collected data was represented secondary data survey Anemia GIzi Ibu Hamil di Kota Cirebon DInas Kesehatan Kota Cirebon. Data were collected by interview, measurement by spectrophotometer and cyanmethemoglobin method. Anemia was defined as the concentration of hemoglobin at sea level < 11 gr % and ananemia > 11 gr %. The data scale were analyzed through univariate, bivariate, and multivariate analysis.
This study showed that prevalenof anemia was 49,8 % that still hight, cosist of ligh anemia 26,0 % moderate anemia 23 % and severe anemia 0,2 %. Characteristic of maternal factors were age of maternal, week of pregnancy, parity, disease history, iron intake, inhibitor intake, iron supplement intake, economic status, education of maternal worked of maternal and worked of husband.
Bivariate analysis was used chi square testhere was relation anemia with age of maternal and week of pregnancy (p< 0,05), Multivariate was used multiple logistic regression consist of variable age of maternal, week of pregnancydisease history worked of maternal and iron intake. The multivariate analysis showed the dominant factor was age of maternal.
Suggested to increase health service and prevention to anem1a m pregnant woman is better begin at 20 - 35 year old and < 12 week of pregnancy, And also improve health promotion with counseling, collaboration with other institution,. NGO such as Warga Siaga, Wadul Bae and Posyandu.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T11523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>