Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suryani A. Armyn
Abstrak :
ABSTRACT A study of 60 infants and children from 6 to 18 months of age, the relationship of iron status to psychomotor development was assessed. Their iron status was diagnosed based on hemoglobin and serum ferritin level. While their psychomotor development was assessed using the motor scale of Bayley Scale Infant Development test. Nineteen infants were normal, 6 were non anemic iron deficient, and 35 were anemic iron deficient. Anemic iron deficient infants/children had significantly lower psychomotor development indices than did the normal or non anemic iron deficient group. Normal and non anemic iron deficient infants/children performed comparably. The study concluded that there was a relationship between iron status and psychomotor development of infants/children 6-18 months of age, the normal group had the highest and the anemic the lowest PDI scores, also that home environment is an important i nf1uenci ng factor. Di etary i ron i ntake seemed to be the mai n causal factor in the occurance of anemia among infants/children. Further investigation using a better controlled method/study design was suggested to scrutinize the influence of iron status on psychomotor development of infants/children.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safyanti
Abstrak :
Rendahnya kadar Hb atau anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 1995 menunjukkan bahwa 57,1 % remaja putri usia 10 - 14 tahun menderita anemia gizi dan beberapa penelitian di Jawa Barat menunjukan prevalensi anemia gizi pada remaja putri masih tinggi. Penelitian lain menyatakan bahwa asupan protein hewani masyarakat Sumatera Barat (Suku Minang) cukup tinggi sehingga diduga asupan zat besi heme juga akan tinggi namun belum tentu pada remaja putri, selain itu timbulnya anemia disebabkan oleh berbagai faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada remaja putri SMUN 3 Padang Provinsi Sumatera Barat dengan disain potong Iintang. Populasi penelitian adalah remaja putri yang duduk di kelas 2 dan 3 dengan jumlah sample 192 orang yang diambil secara random sistematik. Hasil penelitian menunjukan prevalensi anemia pada rernaja putri SMUN3 Padang sebesar 30 %. Rata-rata asupan zat besi heme 1,6 mg dan zat besi non heme 9,5 mg. Rata-rata asupan zat gizi (zat besi, protein, energi, vitamin A, dan vitamin C) masih dibawah AKG. Sebanyak 59,4 % remaja putri baru mengalami menstruasi < 4 tahun dengan jumlah hari haid >= 6 hari sebauyak 73,8 %. Hasil analisis bivariat menunjukan adanya perbedaan yang bermakna antara asupan zat besi heme dan zat besi non heme dengan anemia. Hubungan yang bermakna juga ditemukan antara asupan zat gizi (protein, energi, dan vitamin C) dengan anemia dan tidak berhubungan secara bermakna dengan asupan vitamin A, jumlah tahun haid, dan jumlah hari haid. Berdasarkan analisis multivariat temyata hanya asupan zat besi heme dan asupan protein yang berhubungan dengan anemia dan faktor yang paling dominan berhubungan dengan anemia adalah asupan zat besi heme. Penelitian ini menyarankan kepada sekolah untuk memberikan penyuluhan tentang pola menu seimbang bagi siswa dan pengelola kantin, Serta memasukan materi gizi dan kesehatan dasar dalam muatan iokal. Bagi Dinas Kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan kepada siswi, remaja, serta masyarakat dan perlunya menggalalkkan program pemberian tablet besi khususnya bagi remaja putri. Perlu penelitian lebih lanjut dalam skala yang Iebih Iuas khususnya di Provinsi Sumatera Barat dan penelitian lain tentang anemia gizi yang mencakup pola makan masyarakat yang berbeda-beda.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayuningsih
Abstrak :
Iron deficiency anemia is prevalent in Indonesia (38-71%), particularly among the pregnant women, despite of the large scale anemia control program launched by the government since 1970’s. The anemia control program included iron supplementation, nutrition education, food fortification, and parasite control. The results of the iron supplementation program is not yet as expected. Low compliance in taking iron pills was a reason suspected as the cause of the unexpected results. Several methods had been studied to increase the number of iron pills intake. However, the synthesis of hemoglobin is not only dependenton iron from the pills but also requires other blood forming nutrients from the diets. A two phase descriptive study was conducted to study the factors influencing the iron status of pregnant women in the second trimester participating in the National Anemia Control program in three subdistricts of Bogor district. The first phase was conducted for four weeks to obtain informations on hemoglobin and serum ferritin, socioeconomic condition, daily diet and nutrients intake, knowledge on anemia, on iron pills,and on Puskesmas Services, health behaviour, ante natal care attendance, and number of iron pills intake. The number of pregnant women joining the study was 456, they attended the ante natal care clinic of the Puskesmas of three subdistricts of the district of Bogor. The prevalence of anemia (Hb
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
D1549
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abidin Widjanarko
Abstrak :
Selama ini di dunia telah Iama diketahui faktor prediksi respon terhadap pengobatan tertentu pada penyakit anemia aplastik, baik terhadap transplantasi sel induk hemopoietik, imunosupresif maupun siklofosfamid dosis tinggi. Kita di Indonesia belum memilikinya disebabkan beberapa faktor antara lain karena pada umumnya pasien anemia apiastik berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah sehingga pada mereka tidak menjalani pengobatan agresif dan mahal dan dengan demikian tidak mungkin dilakukan penelitian terhadap faktor prediksi respon karena kepentingan memperoleh faktor prediksi ini muncui apabila kita akan memberikan pengobatan yang mahai atau memiliki efek samping yang oukup berat. Penatalaksanaan pasien anemia aplastik berat di Divisi Hematologi-Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI / RSUPNCM selama ini masih menghadapi berbagai kendaia. Selain penyakitnya berat, biaya yang diperlukan untuk pengobatan juga tinggi, sebagian besar pasien tersebut berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Diperlukan upaya bam untuk mengobati pasien tersebut sehingga dicapai keadaan yang lebih baik. Dalam peneiitian ini dipilih pengobatan menggunakan siklofosfamid dosis menengah karena memiliki selain efek imunosupresif yang cukup kuat harganya terjangkau, dapat diberikan secara berobat jalan, dan pengalaman dokter menggunakan obat tersebut sudah banyak. Untuk memperkirakan respon penyakit terhadap pengobatan siklofosfamid tersebut, dipiiih perneriksaan sei CD34 pra dan pasca kultur sel selama 12 hari, pemeriksaan sitogenetika kromosom sumsum tulang, pemeriksaan sel CD55- dan sei CD59-, pemeriksaan serologi penyakit Lupus Eritematosus Sistemik berupa ANA dan Anti ds DNA. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil berupa perbaikan keadaan pasien anemia apiastik berat yang ditandai dengan membaiknya hitung darah tepi kadar hemoglobin, lekosit, dan trombosit; menurunnya kebutuhan transfusi komponen darah; menurunnya kekerapan infeksi selama 2 bulan pasca pengobatan dibandingkan seiama 2 bulan pra pengobatan. Diharapkan juga dapat diperoleh faktor prediksi respon pengobatan tersebut.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
D762
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tenri Yamin
Abstrak :
Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian khusus. Remaja putri termasuk golongan yang rawan menderita anemia karena mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan, asupan zat gizi (energy, protein dan zat besi) dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Kab. Kepulauan Selayar. Rancangan penelitian cross sectional. Jumlah sampel 173 orang dipilih secara sistematik random sampling dari seluruh siswi kelas X dan XI di masing-masing SMA. Data asupan zat gizi diperoleh dengan kuesioner food recall, pola menstruasi melalui kuesioner terstruktur, dan kadar hemoglobin dengan Hb Sahli. Data dianalisis secara Univariat dan Bivariat dengan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan (p=0,000), asupan energi (p=0,023), asupan protein (p=0,003), dan zat besi (p=0,049), pekerjaan ayah (p=022), pekerjaan ibu (p=0,001), tingkat pendidikan ayah (p=0,025), tingkat pendidikan ibu (p=0,032) dengan kejadian anemia. Tidak terdapat hubungan menstruasi (p=0,930), siklus menstruasi (p=513), lama menstruasi (p=0,076), volume menstruasi (p=1,000) dengan kejadian anemia. ...... Anemia is one of the nutritional problems, which needs to be highly concerned. Adolescent girls are included to a group which is susceptible to anaemia because of their monthly menstruation and growth periods. Purpose of the study to determine the relationship of knowledge, nutrient intake (energy, protein and iron) and other factors associated with the incidence of anemia in adolescent girls in the school district. Selayar Islands. The design of this study was cross sectional. The amount of the sample was 173 people selected by systematic random sampling of the entire X and XI grade student at each high school. Nutrient intake data obtained with the food recall questionnaire, menstrual patterns through structured questionnaires, and levels of hemoglobin by Sahli hemoglobin. Data were analyzed with univariate and Bivariate Chi Square. The results showed no relationship of knowledge (p = 0.000), energy intake (p = 0.046), protein intake (p = 0.005), and iron (p = 0.000), father's work (p = 022), maternal employment ( p = 0.001), father's education level (p = 0.025), maternal education level (p = 0.032) with the incidence of anemia. There is no menstrual relationship (p = 0.930), menstrual cycle (p = 513), long periods (p = 0.076), menstrual volume (p = 1.000) with the incidence of anemia.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tursiwi Widiarti
Abstrak :
Anemia didefmisikan sebagal suatu keadaan kadar Hemoglobin (Hb) darah yang lebih rendah (<- 2 SD) dari kadar normal sesuai umur danjenis kelamin. Anemia pada ibu harnil mempunyai kontribusi terhadap teljadinya perdarahan sebelum dan sesaat melahirkan, risiko teljadinya keguguran, risiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) serta meningkatkan kematian ibu. Bagi bayi yang dilahirkan ibu amenia mempunyai risiko pada gangguan tumbuh kembang termasuk kecerdasan dan kemampuan fisik. Amenia pda ibu hamil menurut SKRT tahun 2001 sebesar 40,1 %, prevalensi anemia ibu hamil di Kota Cirebon tahun 2002 sebesar 52, %. Penelitian bertujuan untuk mengetahui prevalensi anemia dan factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Kota Cirebon tahun 2006. Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil menggunakan dedain potong lintang (cross sectional). Jumlah sampel sebanyak 450 ibu hamil. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder hasil survey Anemia Gizi pada ibu hamil di Kota Cirebon tahun 2006, yang dilakukan DInas Kesehatan Kota Cirebon. Data diperoleh melalui wawancara, pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb). Pemeriksan hemoglobin menggnnakan metodc cyanmethemoglobin dan dibaca menggunakan spektrofotometer. Batasan anemia bila kadar hemoglobin< II gr % dan tidak anemia bila kadarnya '2:. II gr %. Analisa dilakukan univariabivariat dan multivariat. Hasil penelitian ini didapat prevalensi anemia sebesar 49,8 % masib cukup tinggi yang terdiri dari anemia ringan 260 sebesar 0,2 gr %. Karakteristik dari faktor ibu meliputi Lingkar Lengun Atas, umur ibu, umur kehamilan, paritas, riwayat penyakit, asupan zat besi, asupan zat penghambat, asupan TID program, status ekonomi, pendidikan ibu, pekeJjaan ibn dan pekeijaan suami. Pada uji bivariat dengun menggunakan uji chi square didapat variahcl yang berhubungan dengan kejadian anemia adalah umur ibu dan umur kebamilan (p :S 0,05). Pada uji multivariat digunakan regresi logistik memasukan variabel yang nilainya p:S0,25, maka variabel yang dukutkan pada uji ini adalah variahcl umur ibu, umur kehamilan, riwayat penyakit, pekeijan ibn dan asupan zat besi. Dari semua variabel yang masuk pada uji ini, umur ibu merupekan variabel paling dominan berhubuogun dengun kejadian anemia gizi pada ibu hamil. Disarankan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan pencegahan teljadinya anemia gizi pada ibu hamil sebaiknya dimulai umur 20- 35 tahun dan umur kehamilan < 12 minggu serta meningkatkan penyebarluasan informasi melalui penyuluhan, pembuatan leaflet, dan poster. Dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui Warga Siaga dan Wadul Bae baik di Tingkat Posyandu hingga Tingkat Kota Cirebon. ......Anemia was defined as the lower concentration of hemoglobin (-2 SD) of normal according to gender and age. Anemia in pregnant is a risk factor for preterm delivery, bleeding and increase in of low birth weigh ( LBW) baby. Infant born of mother with anemia are associated with poor mental development and physical growth, and even impaired cognitive performance. Prevalaence of anemia in pregnant woman according SKRT 2001 was 40,1 %, Cirebon in 2006 was 52%. The study aimed to fmd out prevalence of anemia in pregnant woman on factors related to anemia in pregnant woman in Cirebon 2006. 1bis study used cross sectional design. Total sample was 450 pregnant women. Collected data was represented secondary data survey Anemia GIzi Ibu Hamil di Kota Cirebon DInas Kesehatan Kota Cirebon. Data were collected by interview, measurement by spectrophotometer and cyanmethemoglobin method. Anemia was defined as the concentration of hemoglobin at sea level < 11 gr % and ananemia > 11 gr %. The data scale were analyzed through univariate, bivariate, and multivariate analysis. This study showed that prevalenof anemia was 49,8 % that still hight, cosist of ligh anemia 26,0 % moderate anemia 23 % and severe anemia 0,2 %. Characteristic of maternal factors were age of maternal, week of pregnancy, parity, disease history, iron intake, inhibitor intake, iron supplement intake, economic status, education of maternal worked of maternal and worked of husband. Bivariate analysis was used chi square testhere was relation anemia with age of maternal and week of pregnancy (p< 0,05), Multivariate was used multiple logistic regression consist of variable age of maternal, week of pregnancydisease history worked of maternal and iron intake. The multivariate analysis showed the dominant factor was age of maternal. Suggested to increase health service and prevention to anem1a m pregnant woman is better begin at 20 - 35 year old and < 12 week of pregnancy, And also improve health promotion with counseling, collaboration with other institution,. NGO such as Warga Siaga, Wadul Bae and Posyandu.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T11523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
Abstrak :
Antenatal care (ANC) merupakan program yang efektif untuk mencegah dan mengatasi anemia selama kehamilan. Studi ini bertujuan untuk menilai pelayanan antenatal care dan hubungannya dengan status anemia pada ibu hamil di Jakarta Timur. Studi potong lintang ini dilaksanakan pada 285 ibu dengan kehamilan ≥32 minggu. Pelayanan ANC dan kadar hemoglobin dinilai. Studi menunjukkan bahwa ibu hamil dengan skor pengetahuan rendah?sedang tentang gejala berbahaya kehamilan dan peran keluarga dalam ANC, secara bermakna lebih rendah berresiko menderita anemia. Hal ini terkait dengan kecenderungan lebih baiknya konsumsi suplemen/multivitamin yang mengandung zat besi oleh subyek dengan skor rendah?sedang.
Antenatal care (ANC) is an effective program to prevent and overcome anemia during pregnancy. This study aimed to assess ANC services and its association with anemia status among pregnant women in East Jakarta. A cross sectional study was conducted among 285 pregnant women with ≥32 weeks gestation. ANC services and hemoglobin level were assessed. This study showed pregnant women with low?medium score on education related to danger sign on pregnancy and family role on maternal care, had significantly lower risk of anemia. This contrary results was due to a tendency of better supplement/multivitamin containing iron consumption by subjects with lower-medium score.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Tri Prasetyowati
Abstrak :
Anemia makrositik merupakan salah satu jenis anemia yang masih sering dijumpai di Indonesia. Namun, masih sedikit penelitian yang membahas tentang prevalensi anemia makrositik. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu proporsi anemia makrositik pada pasien rawat inap Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta dan untuk mengidentifikasi pola penyebaran usia dan jenis kelamin pada kelompok pasien tersebut. Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif cross-sectional dengan menggunakan data sekunder pada pasien rawat inap di RSCM (n=3,688). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi makrositik anemia pada pasien rawat inap di RSCM selama bulan Maret tahun 2011 sebesar 7.2%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi anemia makrositik pada populasi rendah. Selain itu, jumlah pria dengan kondisi ini lebih besar dibandingkan dengan wanita. Sebagian besar pasien adalah orang dewasa dengan usia median 47tahun, usia minimal 0 tahun dan usia maksimal 90 tahun.
Macrocytic anemia is one of types of anemia which is common in Indonesia. However, there is a lack of studies that aimed at determining the prevalence of macrocytic anemia. This study is aimed to investigate the proportion ofmacrocytic anemia among patients at the in-patient ward of Cipto Mangunkusumo Hospital. This study uses a cross sectional descriptive study by takingsecondary data of patients at the in-patient ward of Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) (n=3,668). The result shows that the proportion of macrocytic anemia at the in-patient ward RSCM in March 2011 was 7.2%. It indicates that the proportion of macrocytic anemia is considerably small within the population. In addition, there was difference between the number of males and females that suffered from macrocytic anemia. Male is slightly higher than female in this condition. Furthermore, majority of those affected were adults and the median age was 47 years with the minimum and maximum age of 0 and 90 years, respectively.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isati
Abstrak :
Remaja putri pada masa pubertas cenderung mengalami anemia karena kebiasaan salah, faktor keluarga dan faktor lain. Penelitian dengan desain cross sectional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP Negeri 22 Kota Jambi tahun 2013. Pengambilan sampel secara total sampling. Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar remaja putri (78,7%) mengalami anemia. Hasil uji statistik menunjukkan beberapa faktor berhubungan signifikan dengan kejadian anemia remaja putri, yaitu pekerjaan ayah/kepala keluarga p=0,000 (OR= 4,788 95% CI= 2,125-10,790), frekuensi makan p=0,024 (OR=2,588 95% CI=1,201-5,575), kebiasaan konsumsi teh/kopi p=0,044 (OR 2,342 CI: 1,079-5,082), dan kebiasaan konsumsi sumber vitamin C p=0,009 (OR=2,749 95% CI =1,342-5,630). Diharapkan untuk meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam mencegah anemia remaja putri dan meningkatkan pengetahuan remaja putri mengenai gizi seimbang. ......Adolescent girls in puberty tend to have anemia due to wrong habits, family factors, and other factors. With a cross-sectional study design aimed to determine the relationship between the factors associated with the incidence of anemia in adolescent girls in SMP Negeri 22 Jambi City in 2013. Sampling metode is Total sampling. Based on the survey results revealed the majority of girls (78.7%) had anemia. Statistical test results showed some significant factors associated with anemia adolescent girls, the work of the father / head of the family p = 0.000 (OR= 4,788 95% CI= 2,125-10,790), frequency of meals p = 0.024 (OR= 2,588 95% CI=1,201-5,575), the consumption habits of tea / coffee p=0.044 (OR 2,342 CI: 1,079-5,082), and a source of vitamin C consumption habits p = 0.009 (OR=2,749 95% CI =1,342-5,630). Expected to increase cross-sector cooperation in preventing anemia female adolescent improve their knowledge about balanced nutrition.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rochmah
Abstrak :
Anemia merupakan masalah gizi yang banyak diderita oleh remaja putri karena usia remaja berada pada masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi yang berdampak pada kesehatan. Penyebab anemia adalah defisiensi zat gizi, kondisi non gizi dan kelainan genetik (herediter). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status anemia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMAN 13 Kota Tangerang. Jumlah sampel 261 orang. Data diambil menggunakan kuesioner, antropometri berat badan dan tinggi badan, sedangkan untuk pemeriksaan kadar Hb, responden diambil sampel darahnya kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium klinik. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan chi square. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan anemia (p-value 0,04) dan status gizi (p-value 0,02) dengan status anemia. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan status anemia adalah pengetahuan Tablet Tambah Darah (TTD), sikap, pola menstruasi, lama menstruasi, riwayat penyakit infeksi/kronis, pendidikan ayah, pendidikan ibu, status bekerja ayah, status bekerja ibu, pendapatan orangtua dan konsumsi TTD. Rekomendasi dari penelitian ini adalah remaja putri yang menderita anemia bersama keluarga disarankan memilih mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi dalam jumlah cukup dan menghindari mengonsumsi makanan yang dapat menghambat absorbsi zat besi, mengonsumsi TTD sesuai pedoman, saling memotivasi untuk mau memeriksakan kadar Hb secara rutin dan berkala. ......Anemia is a nutritional problem that affects many young women because their teens are at puberty is characterized by menstruation which affect health. the cause of anemia are deficiency of nutrients, non-nutrient conditions and genetic disorders (hereditary). The purpose of this research is to study the factors that influence anemia status. This study usea descriptive cross-sectional approach. The population in this study are women student from SMAN 13 Tangerang City. Number of samples 261 people. The data were taken using a questionnaire, anthropometric body weight and height, whereas for hemoglobin examination, a blood samplewas taken from respondents then examined in clinical laboratories. The analysis used is the univariate and bivariate analysis using chi square. These results indicatea significant association between knowledge of anemia (p-value 0.04) andnutritional status (p-value 0.02)with anemia status. While the factors that are not related to the status of anemia isknowledge of TTD, attitude, menstrual pattern, time periods, history of infectious disease/chronic, nutritional status, father's education, maternal education, father's work status, maternal work status, parental incomeand consumption of TTD. Recommendations from this research is that young women suffer from anemia as a couple should choose to consume foods that contain lots of iron in sufficient quantities and avoid foods that can inhibit iron absorption, consume TTD as per guidelines, motivate each other to check Hb regularly and periodically.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>