Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Djamaludin A.
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian daya antibakteri infus 20 % dari beberapa simplisia tanaman yang diduga mempunyai khasiat sebagai antibakteri menggunakan 'Disc Diffusion Method'. Penentuan KHM (Konsentrasi Hambatan Minimum) hanya dilakukan terhadap infus yang mempunyai efek antibakteri menggunakan 'Agar Dilution Method' yang dimodifikasi. Kuman uji yang digunakan adalah Escherichia coli ATCC 25922 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa daun Dysoxylum caulostachyum L. (mangir) dan Ochrosla elliptica L. tidak berkhasiat sebagai antibakteri, sedangkan daun Loranthus pentandrus L. (benalu jambu); daun, batang, dan bunga Loranthus pentandrus L. (benalu teh); daun Melia azedarachta L. (midi besar); dan daun Melia azedarach L. (mmdi kecil) berkhasiat sebagai antibakteri dengan nilal KHM terhadap masing-masing kuman uji sebesar 15 mg/ml."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wiyanti
"ABSTRAK
Disinfektan banyak dipakai di rumah-rumah, kantor-kantor maupun rumah sakit-rumah sakit dengan tujuan untuk mensterilkan ruangan maupun alat-alat kedokteran. Sampai saat ini belum ada petunjuk resmi mengenai daya antibakteri dari disinfektan-disinfektan tersebut. Tujuan penelitian laboratorium ini adalah untuk mengetahui daya antibakteri dari beberapa macam disinfektan komersial sebagai upaya untuk memberi informasi yang benar kepada masyarakat mengenai disinfektan mana saja yang memenuhi persyaratan standar. Pemeriksaan laboratorium ini dilakukan terhadap kuman Staphylococcus aureus strain Oxford dan Man standar Salmonella typhosa menggunakan metoda plat tuang kemudian dihitung prosentase kematian kumannya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 9 dari 11 disinfektan yang diperiksa menghasilkan prosentase kematian = 100, baik terhadap Salmonellatyphosa maupun terhadap Staphylococcus aureus strain Oxford."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Vizzi Alvi Fitrah
"Penyakit yang disebabkan oleh infeksi merupakan penyebab kematian tertinggi nomor dua di Indonesia. Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah salah satu patogen tersering yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Resistensi terhadap antibiotik untuk mengobati S. aureus adalah masalah yang perlu dicari solusinya. Salah satu alternatif yang digunakan sebagai pengobatan adalah ekstrak Nigella sativa Linn. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antimikroba dari ekstrak Nigella sativa Linn.terhadap bakteri S. aureus. Ekstrak Nigella sativa Linn. diekstrak dari bijinya menggunakan pelarut metanol di Laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan kemudian disiapkan dalam lima konsentrasi berbeda, yaitu 1000 mg/mL, 500 mg/mL, 250 mg/mL, 125 mg/mL, dan 62,5 mg/mL. Masing-masing ekstrak kemudian diuji secara in vitro dengan cara sumuran dan dibandingkan dengan kontrol positif antibiotik siprofloksasin 1 mg/mL dan kontrol negatif akuades. Pengujian dilakukan sebanyak dua kali dengan pengulangan masing-masing sebanyak empat kali di Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa Linn. tidak memiliki efek antibakteri terhadap S. aureus. Faktor yang dapat memengaruhi hasil penelitian diantaranya adalah sifat bahan dasar, pelarut ekstrak, serta pemilihan metode uji.

Infectious disease is the second cause of death in Indonesia. Staphylococcus aureus (S. aureus) is one of the most pathogen that can cause those diseases. The resistance of antibiotic to treat S. aureus is a problem that needs to be resolved. The alternative treatment which can be used is Nigella sativa Linn.’s extract. This research aimed to find out the antimicrobial effect of Nigella sativa Linn.’s extract against S. aureus. Nigella sativa Linn.’s extract was extracted from the seeds using methanol in the Pharmacy Laboratory of Faculty of Medicine Universitas Indonesia (FMUI). The extract then prepared in five different concentrations : 1000 mg/mL, 500 mg/mL, 250 mg/mL, 125 mg/mL, and 62,5 mg/mL. Each extract was tested in vitro using agar well plate method and compared with ciprofloxacin 1 mg/mL as positive control and aquadest as negative control. The experiment was done twice with each repetition as much as four times in Clinical Microbiology Laboratory of FMUI. The result showed that Nigella sativa Linn.’s extract does not have antimicrobial effect against S. aureus. Some factors that may affected the result were characteristic of the seeds, solvent extract, and the test method."
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanita Rikasari
"Latar Belakang : Bakteri patogen Streptococcus mutans merupakan salah satu faktor penyebab karies yang perlu diperhatikan. Jus Anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru mengandung senyawa fenol, diantaranya flavonoid, tannin, antosianin dan resveratrol. Senyawa fenol memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans asal saliva.
Tujuan : Mengetahui besar efek antibakteri jus Anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru terhadap Streptococcus mutans asal saliva dengan menghitung besar zona hambatan, Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM).
Metode : Senyawa fenol pada jus anggur diidentifikasi dengan uji fitokimia. Jus anggur dibuat dalam 8 tingkat konsentrasi, 20% hingga 90%. Penelitian ini menggunakan dua macam tes sensitivitas, metode difusi dan metode dilusi. Analisa statistik dilakukan dengan metode deskriptif.
Hasil : Zona hambatan meningkat dari 1.03 mm pada konsentrasi 20% hingga 7.03 mm pada konsentrasi 90%. Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) sebesar 40% dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) sebesar 50%.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian in vitro yang dilakukan, terbukti bahwa jus Anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru memiliki efek antibakteri yang potensial terhadap Streptococcus mutans asal saliva.

Background: The emergence of dental caries bacterial pathogen, Streptococcus mutans, is a significant threat to oral health. Grape (Vitis vinifera) juice variety Blue Probolinggo has active substance named phenolic compounds such as flavonoid, tannin, anthocyanin and resveratrol. Phenolic compounds have antibacterial effect against salivary Streptococcus mutans.
Objectives: The aim of this research is to determine the antibacterial effect of Grape (Vitis vinifera) juice variety Blue Probolinggo by measuring the inhibitory zone, Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) on salivary Streptococcus mutans.
Methods: Phenolic compounds in grape juice were identified by phytochemical test. After divided to eight concentrations, from 20% until 90%, the grape juice was tested against salivary Streptococcus mutans. This research used two kinds of sensitivity test, diffusion and dilution method. Statistical analysis was done in descriptive method.
Result: Inhibitory zone was inclined from 1.03 mm in concentration 20% to 7.03 mm in concentration 90%. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) was 40% and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) was 50%.
Conclusion: This research shows that Grape (Vitis vinifera) juice variety Blue Probolinggo has potential antibacterial effect against salivary Streptococcus mutans, in vitro."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Academic Press, 1988
615.3 QUI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Mulyawati
"ABSTRAK
Telah dilakukan pemeriksaan stabilitas mikrobiologik dari ekstrak daun jambu biji segar dan ekstrak daun jambu biji kering dengan cara menghitung jumlah mikroorganisme total yang terdapat didalamnya, dengan menggunakan perbenihan Agar Trypton soya dan Agarsabouraud. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji segar telah ditumbuhi jamur setelah dua bulan setengah, sedangkan eketrak daun jambu biji kering sesudah empat bulan masih baik. Dalam pemeriksaan aktifitas antibakteri dan ekstrak daun jambu biji segar dan ekstrak daun jambu biji kering yang dilakukan dengan cara cakram dengan mempergunakan perbenihan Mueller Hinton, ternyata ekstrak daun jambu biji segar maupun ekstrak daun jambu biji kering secara in vitro membenihkan efek antibakteri terhadap kuman Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae dan Escherichia coli."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Tamsiah Yulianti
"Penelitian laboratorium telah dilaksanakan. untuk meme
riksa 12 tanaman obat, yang diduga masing-masiig mengandung
zat bakteriostatjk atau bakterisid.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menipelajar
secara kualitatif aktifitas antibakteni in vitro dan
tanaman terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa
dan Staphylococcus aureus.
Pilihan untuk mengambil Escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa dan Staphylococcus aureus sebagai kuman percoba
an didasarkan atas kenyataan, bahwa inikroorganisma tersebut
dianggap merupakan kuman patogen yang paling sening ditemu
kan pada infeksi manusia, terutama pada. infeksi genitourina
rius;. mikroorganisma tersebut pada .umumnya adalah resisten
terhadap banyak antibiotik.
Tes aktifitas antibakteni dilakukan dengan cara cakram
dengan melaksanakan teknik Kirby-Bauer dengan beberapa
modifikasi dan penyesuaian, seperti yang biasa dikerjakan
di Bagian Mikrobiolo.gi Fakultas Kedokteran Universitas Indo
nesia Jakarta.
Hasil tes aktifitas antibakteni adalah sangat baik,
oleh karena 8 dari sejumlah 12 tanaman obat yang dipeniksa
menunjukkan hasil pengaruh antibakteri secara in vitro yang
sangat jelas, seperti yang diperlihatkan berturut-turut oleh Allium sativum L, Psidium guajava L, Punica granatum L
var alba. Areca catechu L, sedangkan Lf tanaman (Averrhoa bi
limbi L, Boesenbergia pandurata (Poxb.) Schlecht, Moringa
oleifera Larnk dan Musa brachycarpa Backer) inemperlihatkan
aktifitas antibakterj yang leinah.
Aktifitas antibakterj terhadap ketiga jenis kuman (Escherichia
coil, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus)
yang dicoba diperiihatkan oleh tanarnan Ailium sativum L.
Aktifitas antibakteri hanya terhadap kuman Staphylococcus
aureus adaiah tanaman Areca catechu L, Boesenbergia pandura
ta (Poxb.,) Schlecht, Moringa oleifera Lamk, Psidium guaja-.
va L dan Punica granatum L var aiba, sedangkan Averrhoa biiirnbi
L adaiah positif antibakterial hanya terhadap Pseudomonas
aeruginosa; disamping itu Musa brachycarpa Backer agk
nya memperiihatkan a,ktifitas antibakteri yang relatif iemah
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coil.
Mernpe].ajari hasil yang diperoieh dari penelitian laboratoriurn,
maka dapat diambil kesimpuian sebagai benikut
1. Beberapa tanaman obat yang terbukti mengandung zat anti-.
bakteni, dapat digunakan iangsung sebagai obat untuk men
hiiangkari infeksi kuman, oleh masyarakat yang tinggal di
daerah terpencil.
2. Dari sejumiah 12 tanaman obat yang dipeniksa, Allium sativuin
L yang aktifitas antibakterinya terhadap ke 3 spesies
kuman yang dicoba, dapat dianggap sebagal antibakteri
yang berspektrum lebar.
3. Sernua tanaman obat yang dicoba dan terbukti mengandung
zat antibakteri, sebaiknya dicoba lebih lanjut terhadap
spesies kuman yang jumiahnya lebih besar yang diasingkan
dari pasien (strain liar).
14. Semua tanarnan obat yang dicoba, yang secara kualitatif
menunjukkan aktifitas antibakteri, sebaiknya dicoba le-
: bih lanjut secara kuantitatif.
5. Oleh karena zat antibakteri yang dicoba itu merupakan ba
han kasar (crude) yang diekstraksi dari tanaman, maka Se
baiknya penelitian lanjutan dilakeanakan untuk mengetahui
zat apa yang sesungguhnya mempunyai aktifitas antibakteni.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti Priyandari
"Dalam pengobatan tradisional, daun sambiloto {Andrographis
paniculate Nees) dimanfaatkan sebagai ramuan untuk mengobati penyakit
disentrl atau diare dengan meminum air rebusan daunnya. Tujuan
diiakukannya penelltian inl adalah untuk mengetahui dan membandingkan
aktivitas antibakteri ekstrak metanol dan ekstrak air herba sambiloto,
Andrografolid - sebagai senyawa kimia utama dalam herba sambiloto, dan
asetilandrografolid - sebagai turunan andrografolid terhadap 3 (tiga) spesies
bakteri penyebab diare, yaitu Eschericia coll, Staphylococcus aureus, dan
Bacillus subtilis. Penelitian ini dilakukan dengan hipotesis, bahwa dengan
melakukan derivatisasi terhadap andrografolid, asetilandrografolid yang
dihasilkan akan mempengaruhi pertumbuhan ketiga bakteri uji. Parameter
yang diukur adalah diameter daerah hambat yang terbentuk di sekeliling
cakram kertas sebagai hasil pengaruh dari larutan uji. Hasil penelitian
menunjukkan ekstrak metanol herba sambiloto memberikan efek antibakteri
terhadap ketiga bakteri uji yang digunakan. Sedangkan ekstrak air herba
sambiloto tidak menunjukkan aktivitas antibakteri. Derivatisasi andrografolid
memberikan peningkatan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri E.coli,
S. aureus dan B. subtilis"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Libo (Piper miniatum BI) is traditionally used in Papua as spices and tonic.Besides as food flavor, it is commonly used as food natural preservative that is related to its antibacterial activity...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Putri Kinanti
"Kesadaran konsumen terhadap produk kosmetik alami semakin meningkat, kelompokk riset Bioproses telah meneliti penggunaan Tengkawang sebagai salah satu bahan baku kosmetik dengan penambahan ekstrak jahe diketahui dapat menjadi alternatif antibakteri pada sabun padat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi minyak tengkawang dan bahan aktif herbal yang optimal dan memiliki kesesuaian karakteristik yang sesuai untuk memproduksi formulasi sediaan sabun berbahan baku minyak tengkawang dengan mutu, efek kelembaban, dan sehat untuk kulit dengan hadirnya aktivitas antibakteri yang lebih baik. Karakteristik yang diamati adalah pH, stabilitas busa, kelembaban, kekerasan, dan uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil pengujian transparansi sabun menunjukkan sabun dengan sediaan formulas 2 memiliki kondisi optimal yaitu dengan pH 9,75, stabilitas busa 86%, kekerasan 9,5 mm, kelembaban 76,9 AU, dan daya hambat uji bakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli masing – masing adalah 15 mm dan 12 mm dengan konsentrasi sampel sabun 500 mg/ml.

Consumer awareness of natural cosmetic products is increasing, the Bioprocess research group has investigated the use of illipe as a cosmetic raw material with the addition of ginger extract known to be an antibacterial alternative to solid soap. This study aims to determine the optimal composition of illipe oil and herbal active ingredients and have the appropriate characteristics to produce soap formulations made from illipe oil with quality, moisture effect, and healthy for the skin with the presence of better antibacterial activity. The observed characteristics were pH, foam stability, moisture, hardness, and antibacterial test against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The results of the soap transparency test showed that the soap with formula 2 had optimal conditions, with amount of pH 9.75, foam 86% stability, 9.5 mm hardness, 76.9 AU humidity, and bacterial test inhibition against Staphylococcus aureus and Escherichia coli are 15 mm and 12 mm with a soap sample concentration of 500 mg/ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>