Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rakhel Rizqullah Fauzan
Abstrak :
Kendala yang sering dihadapi pada pertanian adalah hama tanaman yang dapat mengganggu produktivitas tanaman pangan. Pemberantasan hama sering menggunakan pestisida kimiawi yang dapat berdampak buruk pada lingkungan dan tanaman. Salah satu alternatif mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan mikroorganisme sebagai biokontrol bagi hama tanaman. Mikroorganisme diketahui berpotensi sebagai agen biokontrol, dan aktivitas tersebut dapat diuji dengan  Antibiosis. Aktivitas antibiosis terlihat sebagai kemampuan menghambat pertumbuhan suatu mikroorganisme terhadap mikroorganisme lain. Pada penelitian ini dilakukan uji antibiosis dan aktivitas enzim dari empat isolat basil Gram negatif yaitu TTM, TTO, TKL, TTH, terhadap fungi Fusarium oxysporum dan Ganoderma boninense. Keempat isolat bakteri difermentasikan dalam medium Nutrient broth (NB) selama 6, 9, dan 12 hari, pada suhu inkubasi 39oC. Uji antibiosis dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan cylinder diffusion method. Hasil uji antibiosis menunjukkan bahwa hanya isolat TTH dan TTM yang memiliki potensi untuk menghambat fungi Ganoderma boninense  dalam fermentasi hari ke 6,9, dan 12. Hasil uji aktivitas enzim menunjukkan bahwa hanya isolat TTO yang memiliki aktivitas kitinolitik. ......One of the common challenges in agriculture is the presence of plant pests that can disrupt the productivity of food crops. Pest control often relies on the use of chemical pesticides, which can have negative impacts on the environment and plants. One alternative to address this issue is the utilization of microorganisms as biocontrol agents for plant pests. Microorganisms are known to have the potential as biocontrol agents, and this activity can be tested through antibiosis. Antibiosis activity is observed as the ability to inhibit the growth of one microorganism by another. In this study, antibiosis and enzyme activity tests were conducted on four isolates of Gram-negative bacteria, namely TTM, TTO, TKL, and TTH, against the fungi Fusarium oxysporum and Ganoderma boninense. The four bacterial isolates were fermented in Nutrient Broth (NB) medium for 6, 9, and 12 days at an incubation temperature of 39°C. The antibiosis test was qualitatively performed using the cylinder diffusion method. The results of the antibiosis test showed that only the TTH and TTM isolates had the potential to inhibit the Ganoderma boninense fungi during the 6th, 9th, and 12th days of fermentation. The enzyme activity test results indicated that only the TTO isolate exhibited chitinolytic activity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Rineka Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian tentang potensi antagonis bakteri Gram-positif Bacillus siamensis LDR terhadap pertumbuhan 2 isolat Asp. niger ABP dan ART memiliki selesai. Uji antagonis dilakukan dengan menggunakan metode kultur ganda yang berbeda, yaitu: kultur cakram ganda dan kultur piring tuang. Hasil pengujian pada metode kultur cakram ganda menunjukkan bahwa B. siamensis LDR mampu menghambat pertumbuhan diameter Asp. niger ART (44,83%) dan ABP (39,95%). Sedangkan pada metode pelat tuang, kultur, B. siamensis LDR mampu menghambat pertumbuhan Asp. niger ART (87,98%) dan ABP (92,43%). Fermentasi senyawa antijamur dari B. siamensis telah dilakukan dengan metode fermentasi menggunakan media Potato Dextrose Broth untuk inkubasi 10, 12 dan 14 hari. Filtrat hasil fermentasi digunakan sebagai pelarut untuk medium medium PDA dan PDB dalam uji antibiotik. Uji antibiotik menunjukkan bahwa efektivitas terbesar diperoleh dari filtrat fermentasi 14 hari. Hasil pengujian pada media PDA berdasarkan diameter pertumbuhan koloni menunjukkan terhambatnya pertumbuhan Asp. niger ART (74,53%) dan ABP (62,13%). Sedangkan penghambatan pertumbuhan pada medium PDB yang ditentukan berdasarkan produksi biomassa menunjukkan penurunan sebesar 79,80% pada Asp. niger ART dan 51,22% pada Asp. niger ABP versus kontrol. Uji antibiosis dengan metode difusi cakram pada waktu inkubasi media fermentasi hari ke 14 juga selesai. Hasil pengujian pada metode difusi cakram menunjukkan bahwa penghambatan pertumbuhan Asp. niger ART dan ABP pada konsentrasi 2.500 ppm hingga 20.000 ppm.
ABSTRACT
Research on the potential antagonist of Gram-positive bacteria Bacillus siamensis LDR to the growth of 2 isolates of Asp. niger ABP and ART have finished. The antagonist test was carried out using different multiple culture methods, namely: double disc culture and pour plate culture. The test results on the double disc culture method showed that B. siamensis LDR was able to inhibit the growth of Asp diameter. niger ART (44.83%) and ABP (39.95%). While in the pour plate method, culture, B. siamensis LDR was able to inhibit the growth of Asp. niger ART (87.98%) and ABP (92.43%). Fermentation of antifungal compounds from B. siamensis has been carried out by fermentation method using Potato Dextrose Broth media for incubation 10, 12 and 14 days. The fermented filtrate was used as a solvent for PDA and PDB medium in the antibiotic test. Antibiotic tests show that the greatest effectiveness obtained from 14 days fermentation filtrate. The test results on PDA media based on the diameter of the colony growth showed inhibition of Asp growth. niger ART (74.53%) and ABP (62.13%). Meanwhile, the inhibition of growth in the GDP medium which was determined based on biomass production showed a decrease of 79.80% in Asp. niger ART and 51.22% on Asp. niger ABP versus control. Antibiosis test using the disc diffusion method at the incubation time of the 14th day of fermentation media was also completed. The test results on the disc diffusion method showed that the inhibition of the growth of Asp. niger ART and ABP at a concentration of 2,500 ppm up to 20,000 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Atiek Soemiati
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui efek antijamur kombinasi infus daun sirih, kulit buah delima dan rimpang kunyit terhadap Candida albicans. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dilusi untuk penentuan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan metode difusi untuk penentuan diameter zona hambatan. Hasil penentuan KHM menunjukkan bahwa infus daun sirih dan kulit buah delima mempunyai efek antijamur, sedangkan infus rimpang kunyit tidak mempunyai efek antijamur. Efek antijamur juga ditunjukkan dengan angka KHM kombinasi infus daun sirih dan infus kulit buah delima dengan perbandingan konsentrasi masing-masing 31,2 mg/ml : 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml: 15,6 mg/ml dan 7,8 mg/ml : 31,2 mg/ml. Efek antijamur juga ditentukan dengan mengukur zona hambatan terhadap 3 konsentrasi infus daun sirih dan 3 konsentrasi infus kulit buah delima serta 9 kombinasi keduanya. Ternyata efek antijamur kombinasi dua infus lebih besar daripada efek antijamur infus tunggalnya.
The investigation for antifungal effect of medicinal plants, combination infusion of Piper bettle leaves, Punica granatum Fructus Cortec, Curcuma domestica Rhizome. The tested demartophyta used Candida albicans. This research using dilution method to determine of minimum inhibitory concentration (MIC) and difusion method to determine zone inhibition around of disc. The results of determination of MIC showed that combination infusion Piper bettle leaves with Punica granatum Fructus Cortex against C. albicans respectively, 31,2 mg/ml : 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml : 15,6 mg/ml and 7,8 mg/ml : 31,2 mg/ml. The determination for zone inhibition from 3 concentration of infusion of Piper bettle leaves with 3 concentration of Punica granatum Fructus Cortex with 9 combination against C. albicans showed that combination of two infusion is the larger than the single infusion.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Gina Fadhilah
Abstrak :
Isolat-isolat actinomycetes laut dari ekosistem bakau Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dilaporkan dapat menghasilkan senyawa bioaktif dengan aktivitas sebagai antibakteri dan antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk menyeleksi isolat-isolat actinomycetes laut yang berpotensi sebagai agen biokontrol berdasarkan aktivitas antagonistik terhadap fungi patogen tanaman Colletotrichum siamense KA, mengevaluasi aktivitas senyawa antifungi, dan menelaah profil isolat actinomycetes laut terpilih. Penapisan isolat dilakukan dengan metode plug dengan penundaan uji hingga 9 hari pada medium Potato Dextrose Agar (PDA) modifikasi. Hasil penapisan diperoleh 12 isolat actinomyctes laut mampu menghambat pertumbuhan C. siamense KA, dengan persentase hambatan berkisar antara 47,96% hingga 84,94%. Enam dari 12 isolat diuji aktivitas antagonistik menggunakan metode plug dan gores dengan variasi penundaan uji (6, 9, dan 12 hari). Hasil uji aktivitas antagonistik menunjukkan penundaan uji hingga 12 hari memiliki persentase hambatan pertumbuhan tertinggi hingga 84,16% (metode plug) dan 85,91% (metode gores). Uji antagonistik dengan penundaan (3 dan 5 hari) serta tanpa penundaan menggunakan metode plug menunjukkan dua isolat (SM11 dan SM15) memiliki peningkatan persentase hambatan pertumbuhan hingga 57,99% (SM11) dan 59,88% (SM15). Aktivitas antifungi tiga isolat actinomycetes laut terpilih (SM11, SM14, dan SM15) diuji menggunakan uji antibiosis pada medium Potato Dextrose Broth (PDB) modifikasi. Fermentasi untuk memproduksi senyawa antifungi dilakukan selama 6, 9, dan 12 hari. Hasil uji antibiosis menunjukkan isolat SM14 memiliki aktivitas antifungi tertinggi pada hari ke-12 dengan persentase hambatan 64,90%. Tiga isolat actinomycetes laut terpilih memiliki karakter morfologi dan biokimia yang serupa. Identifikasi molekular ketiga isolat tersebut menunjukkan hubungan dekat dengan Streptomyces sanyensis dengan persentase kemiripan hingga 99,66%. ...... Marine actinomycetes isolates from mangrove ecosystem Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta have been reported produce bioactive compound with antibacterial and antifungal activity. The aims of this research were to select potential marine actinomycetes isolates as biocontrol agent based on antagonistic activity against fungal phytopathogen Colletotrichum siamense KA, evaluate antifungal activity, and analyze profile of selected marine actinomycetes isolates. Screening of isolates was performed using plug method with delayed antagonist assay for 9 days on modified Potato Dextrose Agar (PDA) medium. The result of screening displayed that 12 marine actinomycetes isolates can inhibit the growth of C. siamense KA, with percentage inhibition from 47.96% to 84.94%. Among 12 isolates, six isolates have been subjected for antagonistic assay using plug and streak method with various delayed assay (6, 9, and 12 days). The result presented delayed antagonist assay until 12 days has higher percentage inhibition up to 84.16% (plug method) and 85.91% (streak method). The antagonistic assay using delayed assay (3 and 5 days) and non-delayed assay using plug method presented two isolates (SM11 and SM15) showed increasing percentage inhibition up to 57.99% (SM11) and 59.88% (SM15). Antifungal activity of selected isolates (SM11, SM14, and SM15) was assayed using antibiosis assay in modified Potato Dextrose Broth (PDB) medium. Fermentation for producing antifungal compound was performed for 6, 9, and 12 days. The result of antibiosis assay showed SM14 isolate has higher antifungal activity at 12 days incubation with percentage inhibition was 64.90%. The three marine actinomycetes isolates have similar morphological and biochemical characters. Molecular identification of three isolates showed that the isolates were closely related to Streptomyces sanyensis with 99.66% percent similarity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inneke Kusanggraeni
Abstrak :
Berbagai masalah muncul dalam makanan dan produk pertanian yang tercemar dengan cetakan Aspergillus niger. Pertumbuhan A. niger dapat dikelola dengan metode biokontrol menggunakan senyawa antijamur yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Komposisi nutrisi merupakan faktor penting dalam proses fermentasi. Penelitian telah dilakukan terhadap produksi senyawa antijamur dari Bacillus siamensis LDR melawan dua galur A. niger ABP dan ART. Modifikasi media Czapek-Dox dengan Sumber karbon pati beras, sukrosa dan ekstrak ragi digunakan sebagai sumber karbon media fermentasi. Fermentasi dilakukan selama 10, 12, dan 14 hari dengan metode diam budaya. Uji antibiotik dilakukan dengan menggunakan filtrat fermentasi sebagai pelarut internal PDB dan PDA sedang. Hasil pengujian diukur berdasarkan biomassa pada medium cair PDB, dan diameter pertumbuhan dalam media padat PDA dari A. niger ABP dan ART. Uji Filtrat pertumbuhan antibiosis B. siamensis LDR terhadap A. niger menunjukkan ABP efektivitas tertinggi pada hari ke-10 fermentasi dengan penurunan biomassa hingga 99,20% dan penghambatan pertumbuhan diameter mencapai 83,25%. Efektivitas tertinggi terhadap A. niger ART pada hari ke-12 fermentasi dengan penurunan biomassa hingga 89,62% dan diameter penghambatan pertumbuhan mencapai 87,95%. Tes antibiotik juga dilakukan dengan metode difusi ekstrak kasar senyawa antijamur dari media fermentasi pada hari ke 12. Media diekstraksi dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan etil asetat. Uji antibiotik dengan ekstrak kasar dilakukan pada konsentrasi 2.500, 5.000, 10.000, dan 20.000 ppm. Secara kualitatif, ekstrak kasar bersifat antijamur menunjukkan penghambatan pertumbuhan terhadap A. niger ABP dan HAART pada konsentrasi 2.500 ppm. ......Problems arose in food and agricultural products tainted with Aspergillus niger molds. A. niger growth can be managed by biocontrol methods using antifungal compounds produced through the fermentation process. The nutritional composition is an important factor in the fermentation process. Research has been conducted on the production of an antifungal compound from Bacillus siamensis LDR against two A. niger ABP strains and ART. Modification of Czapek-Dox media with carbon sources of rice starch, sucrose and yeast extract were used as carbon sources in the fermentation medium. Fermentation was carried out for 10, 12, and 14 days with culture still method. Antibiotic test was carried out using fermentation filtrate as internal solvent of medium PDB and PDA. The test results were measured based on biomass in PDB liquid medium, and growth diameter in PDA solid media from A. niger ABP and ART. Test The antibiosis growth filtrate of B. siamensis LDR against A. niger showed the highest ABP effectiveness on the 10th day of fermentation with a decrease in biomass up to 99.20% and inhibition of diameter growth reaching 83.25%. Highest effectiveness against A. niger ART on the 12th day of fermentation with a decrease in biomass up to 89.62% and the diameter of growth inhibition reaching 87.95%. Antibiotic tests were also carried out by diffusion method of crude extract of antifungal compounds from the fermentation medium on day 12. The media was extracted by the liquid-liquid extraction method using ethyl acetate. Antibiotic assays with crude extracts were carried out at concentrations of 2,500, 5,000, 10,000, and 20,000 ppm. Qualitatively, the crude extract was antifungal and showed growth inhibition against A. niger ABP and HAART at a concentration of 2,500 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Fauziah
Abstrak :
Sebanyak enam strain Lactobacillus plantarum diteliti untuk menguji kemampuan antifungi terhadap kapang yang tumbuh pada silase. Suspensi sel L. plantarum strain DSK3, DR162, dan DP142 yang diisolasi dari dadih, strain 1A2 diisolasi dari tapai, strain TSD10 diisolasi dari kotoran sapi dan strain 1BL2 diisolasi dari buah strawberi memiliki kemampuan antifungi terhadap Aspergillus fumigatus, Aspergillus sp., Penicillium sp.(1), dan Penicillium sp.(2), namun tidak memiliki kemampuan antifungi terhadap jamur merah dan jamur putih dengan metode double layer agar well diffusion. Supernatan L. plantarum yang diendapkan dengan amonium sulfat 60% pada pengujian paper disc assay menunjukkan kemampuan antifungi pada L. plantarum strain DSK3, 1A2, DR162, TSD10, dan 1BL2 terhadap A. fumigatus, namun tidak menunjukkan kemampuan antifungi terhadap Aspergillus sp., Penicillium sp.(1), dan Penicillium sp.(2). Suspensi sel semua strain L. plantarum menghasilkan zona hambat total terhadap A. fumigatus, Aspergillus sp., Penicillium sp.(2) dan zona hambat parsial terhadap Penicillium sp.(1). Ekstrak supernatan L. plantarum strain DSK3, 1A2, DR162, TSD10, dan 1BL2 menghasilkan zona hambat parsial terhadap A. fumigatus. ......Six strains of Lactobacillus plantarum were assayed to detect anti-fungi against moulds in silage. Cell suspension of L. plantarum strains DSK3, DR162, and DP142 which were isolated from dadih, strain 1A2 isolated from tapai, strain TSD10 isolated from dung and strain 1BL2 isolated from strawberry showed anti-fungi against A. fumigatus, Aspergillus sp., Penicillium sp.(1), Penicillium sp.(2), but there was no anti-fungi against red and white moulds in double layer agar well diffusion method. Supernatant of L.plantarum was precipitated with 60% ammonium sulfate. Supernatant extract of L. plantarum strain DSK3, 1A2, DR162, TSD10, and 1BL2, assayed with paper disc method, showed anti-fungi against A. fumigatus. There was no anti-fungi against Aspergillus sp., Penicillium sp.(1) and Penicillium sp.(2). Cell suspension of L. plantarum produced a total inhibition zone of A. fumigatus, Aspergillus sp., Penicillium sp.(2) and a partial inhibition zone of Penicillium sp.(1), whereas the supernatant extract of L. plantarum produced partial inhibition zone of A. fumigatus.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43376
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aqliyah Indrika
Abstrak :
Kandidiasis adalah infeksi jamur yang sering terjadi pada manusia. Salah satu masalah pada kandidiasis adalah resistensi obat yang meningkat. Fakta ini mendorong penelitian dan pengembangan obat antijamur baru seperti flukonazol. Salah satu simplisia bahan alami yang dapat digunakan sebagai antijamur adalah memanjat ylang-ylang (Artabotrys hexapetalus (L.f.) Bhandari). Pendakian ylang-ylang secara empiris diyakini digunakan sebagai obat antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak dan fraksi pemanjatan daun kenanga terhadap pertumbuhan Candida albicans. Daun panjat ylang-ylang diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut heksana, kemudian bubur dibiarkan semalaman dengan amonia dan dimaserasi dengan pelarut diklorometana. Ekstrak yang diperoleh difraksinasi menggunakan kromatografi kolom dan fraksi yang diperoleh dimonitor profilnya dengan kromatografi lapis tipis. Ekstrak dan fraksi yang diperoleh diidentifikasi senyawa fitokimia termasuk alkaloid, flavonoid, fenol, dan terpenoid. Pengujian aktivitas antijamur dilakukan pada Candida albicans menggunakan metode mikrodilusi. Uji aktivitas menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum (MIC) dari pendakian ekstrak daun ylang-ylang pada Candida albicans adalah 200 μg/mL, sedangkan konsentrasi hambat minimum (MIC) pendakian fraksi daun ylang-ylang pada pertumbuhan jamur Candida albicans adalah 50 μg / mL untuk fraksi I ke fraksi II dan 100 μg/mL untuk fraksi III ke fraksi IX.
Candidiasis is a fungal infection that often occurs in humans. One problem with candidiasis is increased drug resistance. This fact led to the research and development of new antifungal drugs such as fluconazole. One of the simplistic natural ingredients that can be used as an antifungal is climbing the ylang-ylang (Artabotrys hexapetalus (L.f.) Bhandari). Climbing the ylang-ylang empirically is believed to be used as an antifungal drug. This study aims to determine the effectiveness of cananga leaf extracts and climbing fractions on the growth of Candida albicans. Ylang-ylang climbing leaves are extracted by maceration using hexane solvent, then the pulp is left overnight with ammonia and macerated with dichloromethane solvent. Extracts obtained were fractionated using column chromatography and the fractions obtained were monitored by thin layer chromatography. The extracts and fractions obtained identified phytochemical compounds including alkaloids, flavonoids, phenols, and terpenoids. Antifungal activity testing was performed on Candida albicans using the microdilution method. The activity test showed that the minimum inhibitory concentration (MIC) of climbing the ylang-ylang leaf extract at Candida albicans was 200 μg / mL, while the minimum inhibitory concentration (MIC) of climbing the ylang-ylang leaf fraction on the growth of the Candida albicans fungus was 50 μg/mL for the fraction I to fraction II and 100 μg/mL for fraction III to fraction IX.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gloria Gabriella
Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis dan memiliki kelembaban udara tinggi. Kondisi ini memicu pertumbuhan Candida albicans dan menyebabkan infeksi jamur. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menemukan senyawa kandidat antifungi berbasis sumber daya alam seperti tumbuhan dan memiliki efek samping yang rendah, terutama turunan lipid seperti senyawa lipoamida. Pada penelitian ini, asam oleat telah diesterifikasi dengan dry methanol menggunakan katalis asam HCl menghasilkan metil oleat. Selanjutnya ikatan rangkap pada metil oleat dioksidasi menggunakan KMnO4 encer dalam suasana basa dan suhu 25oC. Keberhasilan oksidasi ditunjukkan dari penurunan bilangan iod dari 79,56 mg/g menjadi 4,82 mg/g. Selanjutnya, dilakukan reaksi amidasi dengan asam amino glisina dan fenilalanina. Produk – produknya diidentifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), dan dikarakterisasi menggunakan FT-IR (Fourier Transform Infra Red). Hasil FTIR lipoamida menunjukkan adanya overlapping gugus - OH dan -NH stretch pada bilangan gelombang sekitar 3200 – 3500 cm-1, gugus C=O amida pada 1652 cm-1 dan 1666 cm-1, serta gugus C-N stretch pada 1326 cm-1dan 1248 cm-1 untuk lipoamida – glisin dan lipoamida – fenilalanin. Produk lipoamida tidak terdeteksi memiliki aktivitas antifungi terhadap Candida albicans pada konsentrasi 1000 ppm. ......Indonesia is a country with tropical climate and has high humidity. This condition stimulates the growth of Candida albicans and causes a fungal infection. Various studies have been carried out to obtain candidate compounds for antifungal based on natural resources such as plants and have low side effects, especially lipid derivatives such as lipoamide compounds. In this research, the esterification of oleic acid with dry methanol was carried out using HCl as an acid catalyst to produce methyl oleate (MO). Furthermore, the double bond in MO is oxidized using dilute KMnO4 under alkaline conditions at 25oC low temperature. The success of oxidation was indicated by the decrease in the iodine value from 79,56 mg/g to 4,82 mg/g. Furthermore, the oxidized methyl oleate was amidated with the amino acid glycine and phenylalanine. The products obtained were identified by Thin Layer Chromatography (TLC) and characterized by FT- IR. FTIR results of lipoamides show overlapping between -OH and -NH stretch around 3200 – 3500 cm-1, C=O amide at 11652 cm-1 and 1666 cm-1, and C-N stretch at 1326 cm- 1 and 1248 cm-1 for lipoamide – glycine and lipoamide – phenylalanine. The antifungal activity test results showed that the lipoamide products were not detected to have antifungal activity against Candida albicans at 1000 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yonita Aprilia Putri
Abstrak :
Penyakit infeksi fungi merupakan penyakit yang sering ditemukan di Indonesia. Pencarian antibiotik yang tepat untuk penyakit infeksi fungi masih terus dilakukan. Pseudomonas azotoformans UICC B-91 berpotensi sebagai antimikroba. Tujuan penelitian untuk mengetahui mekanisme penghambatan metabolit P. azotoformans UICC B-91 dari medium terhadap fungi patogen secara morfologi. Hasil penelitian menunjukkan senyawa metabolit P. azotoformans UICC B-91 mampu menghambat C. albicans ATCC 10231 dan T. mentagrophytes. Zona inhibisi larutan medium P. azotoformans UICC B-91 terhadap C. albicans ATCC 10231 konsentrasi 100 mg/mL dan 80 mg/mL memiliki daya hambat kuat, konsentrasi 60 mg/mL memiliki daya hambat sedang. Zona inhibisi terhadap T. mentagrophytes konsentrasi 100 mg/mL dan 80 mg/mL memiliki daya hambat kuat, konsentrasi 60 mg/mL memiliki daya hambat sedang. Pengamatan mikroskopis C. albicans ATCC 10231 setelah penambahan medium P. azotoformans UICC B-91 di bawah Scanning Electron Microscope (SEM) mengalami perubahan permukaan sel yeast menjadi tidak rata. Pengamatan mikroskopis T. mentagrophytes setelah penambahan medium P. azotoformans UICC B-91 mengalami konstriksi mikrokonidia. Mekanisme penghambatan metabolit dari medium P. azotoformans UICC B-91 terhadap C. albicans ATCC 10231 diduga melalui difusi yang mengganggu fungsi membran sel atau menghambat transisi bentuk yeast ke bentuk hifa, sedangkan terhadap T. mentagrophytes diduga mengganggu dinding sel dan mengganggu fungsi membran sel. ......Fungal infection is a disease that is often found in Indonesia. The search for appropriate antibiotics for fungal infections is still ongoing. Pseudomonas azotoformans UICC B-91 has potential as an antimicrobial. The purpose of this study was to determine the mechanism of inhibition of the metabolite of P. azotoformans UICC B-91 from the medium against morphologically pathogenic fungi. The results showed that the metabolite compound P. azotoformans UICC B-91 was able to inhibit C. albicans ATCC 10231 and T. mentagrophytes. Inhibition zone of medium solution of P. azotoformans UICC B-91 against C. albicans ATCC 10231 with a concentration of 100 mg/mL and 80 mg/mL had a strong inhibitory effect, a concentration of 60 mg/mL had a moderate inhibitory effect. The zone of inhibition for T. mentagrophytes at concentrations of 100 mg/mL and 80 mg/mL had a strong inhibitory effect, a concentration of 60 mg/mL had moderate inhibition. Microscopic observation of C. albicans ATCC 10231 after the addition of P. azotoformans UICC B-91 medium under a Scanning Electron Microscope (SEM) changed the yeast cell surface to become uneven. Microscopic observation of T. mentagrophytes after the addition of P. azotoformans UICC B-91 medium experienced constriction of microconidia. The mechanism of inhibition of metabolites from P. azotoformans UICC B-91 medium against C. albicans ATCC 10231 is thought to be through diffusion which disrupts cell membrane function or inhibits the transition from yeast to hyphal form, while against T. mentagrophytes it is thought to disrupt cell walls and disrupt cell membrane function.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>