Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kelisiana
"Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi telah berkembang pesat dan digunakan secara masif di seluruh dunia. Mesin kecerdasan buatan atau AI pada masa ini mampu memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia. Saat ini, sudah hadir generative AI dengan bentuk chatbot yang mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk prompt dari manusia sebagai pengguna. Namun, tentunya perkembangan pesat kecerdasan buatan ini tidak bersifat sempurna. Dalam beberapa situasi, terjadi kesalahan dalam perkembangan kecerdasan buatan dan hal tersebut justru berpotensi untuk merugikan manusia, contohnya terjadinya pencemaran nama baik dalam chatbot seperti yang terjadi pada tahun 2023 di Amerika Serikat. Situasi tersebut pastinya akan menimbulkan beberapa macam ketidakpastian, salah satunya adalah pihak yang akan bertanggungjawab dalam hal terjadinya kesalahan hasil dari mesin kecerdasan buatan. Perumusan penulisan akan membahas lebih lanjut mengenai kedudukan generative AI di Indonesia dan Amerika Serikat sampai dengan tanggung jawab terhadap performa AI yang dianggap mencemarkan nama baik. Penulisan penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian hukum doktrinal yang disusun lebih lanjut dengan pendekatan analisis yuridis normatif, yaitu dengan berfokus kepada kaidah-kaidah norma hukum dan penerapannya.

Today, technology has developed rapidly and is used massively throughout the world. Today's artificial intelligence or AI machines are able to fulfil various human needs. Currently, generative AI is available in the form of chatbot which is able to answer questions in the form of prompts from humans as users. However, of course, the rapid development of artificial intelligence is not perfect. In several situations, errors occur in the development of artificial intelligence and has the potential to harm humans, for example defamation in chatbots as happened in 2023 in the United States. Such situation will inevitably create several kinds of uncertainty, one of which is determining who will be held responsible when errors arise as the results of artificial intelligence systems. The formulation of this paper will discuss the standing of generative AI in Indonesia and the United States, including responsibility for AI performance that is considered defamatory. The writing of this study is reviewed with doctrinal research method, developed with a normative juridical analysis approach, focusing on legal norms and the application of legal norms."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Zahra Chinanti
"Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki lebih dari 511 ribu perundang-undangan yang mengatur seluruh wilayahnya. Angka tersebut baru menunjukkan banyaknya peraturan perundang-undangan di Indonesia dan belum mencakup dokumen hukum lainnya. Bagi para praktisi hukum, hal ini membuat proses penelusuran hukum menjadi sangat kompleks dan memerlukan waktu yang tidak sedikit. Walaupun begitu, belum banyak sistem penelusuran hukum yang ada di Indonesia. Saat ini, penelusuran tersebut masih dilakukan secara manual dengan menggunakan search engine. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (JDIHN) sebagai basis data resmi untuk dokumen hukum yang ada di Indonesia hanya memberikan opsi pencarian sumber hukum secara spesifik. Untuk itu, penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan desain antarmuka interaktif dari ide solusi untuk sistem conversational search yang dapat membantu proses penelusuran hukum menjadi lebih cepat dan sederhana. Penelitian ini menggunakan pendekatan user-centered design yang berfokus pada kebutuhan pengguna. Pada perancangan desain antarmuka, tim peneliti menerapkan prinsip eight golden rules milik Schneiderman. Berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna yang dilakukan dengan user interview, comparative analysis, dan kajian studi literatur, didapatkan enam fitur utama yang akan didesain oleh peneliti untuk sistem conversational search ini, yaitu Fitur Mencari Sumber Hukum, Fitur Memastikan Kepatuhan Hukum, Fitur Memeriksa Kesesuaian Bahasa Hukum, Fitur Riwayat, Fitur Koleksi, dan Fitur Profil dan Autentikasi. Iterasi pertama menghasilkan sebuah high-fidelity prototype dan hasil evaluasinya yang didapatkan melalui Usability Testing (UT) dan System Usability Scale (SUS). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa rata-rata pengguna memiliki tingkat keberhasilan dalam Usability Testing sebesar 94% dan skor SUS sebesar 75,33 yang tergolong dalam kategori B. Pada iterasi kedua, tim peneliti melakukan penyesuaian dan perbaikan berdasarkan saran yang didapatkan pada iterasi pertama. Hasil dari iterasi kedua adalah desain antarmuka berbentuk high-fidelity prototype dari sistem conversational search yang telah disempurnakan.

Indonesia is a law-based country with over 511,000 laws regulating its entire territory. For legal practitioners, this vast number of regulations makes the legal research process more complex and time-consuming. Despite that, only a few available legal research systems exist in Indonesia. Thus, legal research is often conducted manually using general search engines. The National Legal Documentation and Information Network (JDIHN), Indonesia’s official repository for legal documents, only offers specific search options for legal sources. Therefore, this research aims to develop an interactive interface design for a conversational search system solution that can help make the legal research process faster and simpler. This research employs a user-centered design approach that adheres to Schneiderman's Eight Golden Rules. Based on user needs identification conducted through user interviews, comparative analysis, and literature review, six main features have been identified, including Legal Source Search, Legal Compliance Assurance, Legal Language Compatibility Check, History, Collection, and Profile and Authentication. The first iteration produces a high-fidelity prototype and its evaluation results are obtained through Usability Testing (UT) with a success rate of 94% and System Usability Scale (SUS) with a score of 75,33 (category B). In the second iteration, the researchers make adjustments and improvements to the system design following the suggestions obtained in the first iteration. The result of the second iteration is an interface design in the form of a high-fidelity prototype of a conversational search system that has been refined."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janita Rahma Budiasih
"Perkembangan teknologi dan penggunaan keceerdasan buatan yang pesat menekankan pentingnya mempertahankan pelanggan dalam menghadapi persaingan yang ketat, khususnya di sektor telekomunikasi. Salah satu penerapan utama kecerdasan buatan yang sudah banyak diterapkan adalah chatbot untuk layanan pelanggan. Namun, dalam implementasinya masih terdapat kesenjangan antara kualitas layanan chatbot yang dikembangkan dan harapan pelanggan, yang dapat menyebabkan keraguan dalam melanjutkan penggunaan teknologi tersebut. Penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) untuk memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi niat keberlanjutan penggunaan chatbot sebagai saluran pelayanan pelanggan pada perusahaan operator seluler. Hasil analisis dengan menggunakan PLS-SEM terhadap 303 responden pelanggan operator seluler di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat tiga prediktor utama keberlanjutan penggunaan chatbot, yaitu persepsi kebergunaan, kepercayaan, dan norma subjektif. Berdasarkan hasil analisis hipotesis, disusun 10 rangkaian strategi menggunakan model integrasi IPA-Kano. Strategi-strategi yang diprioritaskan kemudian direkomendasikan untuk diterapkan oleh perusahaan operator seluler di Indonesia dalam mendukung keberlanjutan penggunaan teknologi chatbot dari sisi pelanggan.

The rapid development of technology and the use of artificial intelligence underscore the importance of retaining customers in the face of fierce competition, particularly in the telecommunications sector. One of the main applications of artificial intelligence that has been widely implemented is chatbots for customer service. However, in its implementation, there remains a gap between the quality of chatbot services developed and customer expectations, which can lead to doubts about continuing to use the technology. This study uses the Technology Acceptance Model (TAM) to predict the factors influencing the continuous intention to use chatbots as a customer service channel in cellular operator companies. The results of the analysis using PLS-SEM on 303 respondents of cellular operator customers in Indonesia show that there are three main predictors of continuous use of chatbots, which are perceived usefulness, trust, and subjective norms. Based on the hypothesis analysis results, 10 series of strategies using the IPA-Kano integration model is developed. The prioritized strategies are then recommended to be implemented by cellular operator companies in Indonesia to support the continuous use of chatbot technology from the customer's perspective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alaida Arifah Zahra Akmal
"Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki lebih dari 511 ribu perundang-undangan yang mengatur seluruh wilayahnya. Angka tersebut baru menunjukkan banyaknya peraturan perundang-undangan di Indonesia dan belum mencakup dokumen hukum lainnya. Bagi para praktisi hukum, hal ini membuat proses penelusuran hukum menjadi sangat kompleks dan memerlukan waktu yang tidak sedikit. Walaupun begitu, belum banyak sistem penelusuran hukum yang ada di Indonesia. Saat ini, penelusuran tersebut masih dilakukan secara manual dengan menggunakan search engine. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (JDIHN) sebagai basis data resmi untuk dokumen hukum yang ada di Indonesia hanya memberikan opsi pencarian sumber hukum secara spesifik. Untuk itu, penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan desain antarmuka interaktif dari ide solusi untuk sistem conversational search yang dapat membantu proses penelusuran hukum menjadi lebih cepat dan sederhana. Penelitian ini menggunakan pendekatan user-centered design yang berfokus pada kebutuhan pengguna. Pada perancangan desain antarmuka, tim peneliti menerapkan prinsip eight golden rules milik Schneiderman. Berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna yang dilakukan dengan user interview, comparative analysis, dan kajian studi literatur, didapatkan enam fitur utama yang akan didesain oleh peneliti untuk sistem conversational search ini, yaitu Fitur Mencari Sumber Hukum, Fitur Memastikan Kepatuhan Hukum, Fitur Memeriksa Kesesuaian Bahasa Hukum, Fitur Riwayat, Fitur Koleksi, dan Fitur Profil dan Autentikasi. Iterasi pertama menghasilkan sebuah high-fidelity prototype dan hasil evaluasinya yang didapatkan melalui Usability Testing (UT) dan System Usability Scale (SUS). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa rata-rata pengguna memiliki tingkat keberhasilan dalam Usability Testing sebesar 94% dan skor SUS sebesar 75,33 yang tergolong dalam kategori B. Pada iterasi kedua, tim peneliti melakukan penyesuaian dan perbaikan berdasarkan saran yang didapatkan pada iterasi pertama. Hasil dari iterasi kedua adalah desain antarmuka berbentuk high-fidelity prototype dari sistem conversational search yang telah disempurnakan.

Indonesia is a law-based country with over 511,000 laws regulating its entire territory. For legal practitioners, this vast number of regulations makes the legal research process more complex and time-consuming. Despite that, only a few available legal research systems exist in Indonesia. Thus, legal research is often conducted manually using general search engines. The National Legal Documentation and Information Network (JDIHN), Indonesia’s official repository for legal documents, only offers specific search options for legal sources. Therefore, this research aims to develop an interactive interface design for a conversational search system solution that can help make the legal research process faster and simpler. This research employs a user-centered design approach that adheres to Schneiderman's Eight Golden Rules. Based on user needs identification conducted through user interviews, comparative analysis, and literature review, six main features have been identified, including Legal Source Search, Legal Compliance Assurance, Legal Language Compatibility Check, History, Collection, and Profile and Authentication. The first iteration produces a high-fidelity prototype and its evaluation results are obtained through Usability Testing (UT) with a success rate of 94% and System Usability Scale (SUS) with a score of 75,33 (category B). In the second iteration, the researchers make adjustments and improvements to the system design following the suggestions obtained in the first iteration. The result of the second iteration is an interface design in the form of a high-fidelity prototype of a conversational search system that has been refined."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library