Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iman Santoso
"ABSTRAK
Kelapa termasuk produk perkebunan Indonesia yang cukup penting. Pada umumnya bagian kelapa yang dimanfaatkan hanyalah daging buahnya (endosperm), sedangkan bagian lainnya, termasuk air kelapa biasanya terbuang begitu saja.
Air kelapa telah terbukti mengandung unsur kimia yang penting bagi pertumbuhan mikroorganisme. Air kelapa dapat dimanfaatkan untuk produksi protein sel tunggal (PST), sari kelapa (nata de coco), atau asam cuka (vinegar).
Dalam penelitian ini dibandingkan produk asam cuka yang dihasilkan dari fermentasi air kelapa dengan menggunakan Acetobacter aceti dan A. rancens pada proses asetifikasi dan khamir Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoideus pada proses alkoholisasi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa asam cuka yang dihasilkan A. aceti (3,25 %) dan A. rancens (3,48 %) tidak berbeda nyata pada db = 0,05 dengan uji anava l faktor. Hasil uji pengaruh suhu serta uji cita rasa yang dilakukan oleh 2 orang membuktikan bahwa A. rancens lebih tahan suhu tinggi (40 C) serta mempunyai aroma dan rasa asam cuka yang relatif lebih baik dibandingkan asam cuka yang dihasilkan A. aceti. Uji sifat biokimia menyimpulkan bahwa A. aceti dan A. rancens memang berbeda dan harus dipisahkan.
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan air kelapa untuk fermentsi asam cuka, sebaiknya menggunakan A. rancens sebagai inokulumnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Fitriana
"Berbagai metode telah dikembangkan dalam mendeteksi kesegaran susu, metode kolorimetri berupa label indikator merupakan pengembangan metode terbaru yang sederhana. Label indikator ini didesain untuk merespon zat kimia uap asam yang dihasilkan oleh susu sebagai hasil dari pembusukan atau kerusakan akibat mikroorganisme yang dapat dilihat dari perubahan warna labelnya. Label terbuat dari ekstrak ubi ungu dan kertas saring whatman nomor 1. Pendeteksian kesegaran susu ini dilakukan dengan pengujian uap asam asetat dan pengujian langsung pada susu. Pada pengujian label dengan uap asam asetat dilihat pengaruh pH ekstrak pH 2, 7, dan 11 , konsentrasi 0 ?L/L, 100 ?L/L, 10.000 ?L/L, 100.000 ?L/L, dan 200.000 ?L/L , waktu deteksi 30 dan 90 menit , dan temperatur 4?C, 23?C, dan 40?C . Sedangkan uji label pada susu hanya dipengaruhi oleh pengaruh pH ekstrak dan suhu.
Hasil spektrum UV-Vis ekstrak ubi ungu pada pH 2-11 memperlihatkan perubahan warna dari merah muda ke hijau yakni dari puncak panjang gelombang 530 nm hingga 603 nm. Pada uji susu selama 48 jam, hasil menunjukkan bahwa label indikator pH=11 merupakan label yang paling baik dalam mendeteksi kesegaran susu dikarenakan perubahan warna yang dihasilkan signifikan yakni dari hijau menjadi krem kekuningan.
Maka kesimpulannya adalah semakin tinggi temperatur penyimpanan, maka semakin cepat susu menjadi basi ditandai dengan semakin asam susu tersebut pH semakin rendah , dan perubahan warna label yang semakin terang intensitas RGB total semakin tinggi . Hasil tersebut dapat diperkuat dengan pengukuran nilai pH susu setelah 48 jam diuji yakni pada suhu 4?C pH susu bernilai 6,60, pada suhu 23?C pH susu bernilai 6,00, dan pada suhu 40?C pH susu bernilai 5,28.

Various methods have been developed in detecting freshness of milk, the colorimetric method in the form of indicator label is the development of the newest simple method. This indicator label is designed to respond the chemicals acid gas produced by milk as a result of decay or damage caused by microorganisms growth that can be seen from the color change of the label. The label is made from purple sweet potato extract and whatman filter paper number 1. Detection freshness of milk is done by testing acetic acid gas and direct test on milk. In the label test with acetic acid gas, the effect of pH of extract pH 2, 7, and 11 , concentrations 0 L L, 100 L L, 10,000 L L, 100,000 L L and 200,000 L L , detection period 30 and 90 minutes , and temperature 4 C, 23 C, and 40 C are observed. While the label test on milk is only observed by the influence of pH of extract and temperature.
The UV Vis spectra of purple sweet potato extract in the pH range of 2 11 were studied and the color clearly change from pink to green that has wavelength peak from 530 nm to 603 nm. In the milk test for 48 hours, the results show that the indicator label pH 11 is the best label in detecting freshness of milk due to the significant color change from green to creamy yellowish.
Finally, the conclusion is that the higher the storage temperature, the faster the milk becomes spoilage, which is marked by the increasingly acidity level of milk the lower the pH and the lighter color changes of label the higher the total RGB intensity . That statement can be strengthened by measuring the pH value of milk after 48 hours tested at a temperature 4 C the pH of milk is 6.60, at temperature 23 C the pH of milk is 6.00, and at temperature 40 C the pH of milk is 5.28
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayah Fazriyah
"Pengendalian dan pencegahan kanker serviks di Indonesia dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan organisasi lain termasuk peluncuran VIA program penyaringan. Selain implementasi di seluruh Indonesia, VIA Program penyaringan juga dilakukan oleh Departemen Kesehatan kepada para karyawannya. Satu salah satu faktor yang berpengaruh dalam perilaku skrining adalah melek kesehatan. Tujuan dari ini Studi ini untuk memeriksa secara mendalam tentang tiga aspek melek kesehatan dan bagaimana mereka berkaitan dengan upaya untuk mencegah kanker serviks dengan skrining VIA untuk karyawan wanita di RSUP Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kesehatan.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan desain kualitatif dengan teori literasi kesehatan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan karyawan wanita yang sudah menikah Badan Kesehatan PPSDM dengan rentang usia 30-50 tahun pada bulan April-Juni 2019. Informan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, mereka yang memiliki skrining VIA dan mereka yang tidak melakukan skrining VIA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi kesehatan pada informan cenderung baik, terutama di RSUD melek kesehatan fungsional dan interaktif. Tetapi perilaku skrining IVA di Indonesia informan tidak hanya bergantung pada literasi kesehatan. Ada faktor-faktor lain itu menentukan fasilitas dan infrastruktur, tenaga kesehatan, dan faktor pendukung dan faktor hambatan.

The control and rejection of cervical cancer in Indonesia is carried out by the Ministry of Health together with other organizations including approving the VIA screening program. In addition to implementation throughout Indonesia, the VIA screening program is also carried out by the Ministry of Health to its employees. One factor that refutes screening behavior is health literacy. The purpose of this research is to discuss three aspects of health literacy and how they are related to preventing cervical cancer by VIA screening for female employees in the Human Resources Development Agency Hospital.
The design of this study uses a qualitative design with the theory of health literacy. Data collection was carried out by interviews with married women from the National Agency for Human Rights Development and Development at the age range of 30-50 years in April - June 2019. Informants in this study were collected into two groups, those who had VIA screening and those who did not do VIA screening. The results showed that health literacy in informants tended to be good, especially in RSUD functional and interactive health literacy. But IVA screening habits in Indonesia informants do not only depend on health literacy. There are other factors that determine facilities and infrastructure, health workers, and supporting factors and barriers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renya Virga Chikita
"Latar belakang: Belum terdapat model ulser traumatik standar pada mukosa lidah hewan coba. Tujuan: Mendapatkan model standar ulser secara in vivo pada Mus musculus. Metode: Lima ekor Mus musculus diberikan perlakuan berupa pemaparan asam asetat 70% menggunakan microbrush tanpa tekanan selama 60 detik. Pada kelompok kontrol diberikan pemaparan saline sebagai kontrol negatif. Pada 1 ekor Mus musculus lainnya menjadi kontrol terapi positif yang diberi triamcinolone acetonide 0,1% pada permukaan lesi. Setelah dilakukan pemaparan asam asetat, hewan coba dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis pada hari 2, 3 dan 7. Secara makroskopis yang diobservasi adalah berat badan, tanda radang, dan diameter lesi. Sedangkan secara mikroskopis, yang diobservasi adalah ada atau tidaknya disintegrasi epitel, vasodilatasi kapiler, dan sebukan sel radang. Hasil: Pada daerah paparan asam asetat tidak terbentuk ulser tetapi hanya terbentuk lesi erosi pada mukosa lateral lidah, yang mulai terbentuk pada hari kedua. Ukuran lesi mencapai ukuran terbesar pada hari ketiga, terbentuk lesi ekskoriasi. Lesi tersebut pulih pada hari ketujuh. Berat badan Mus musculus menurun pada saat terbentuknya lesi dan kembali normal pada saat pulih. Kesimpulan: Induksi dengan asam asetat 70%, tidak dapat membentuk ulser, namun dapat membentuk lesi ekskoriasi pada hari ketiga dengan waktu pulih pada hari ketujuh.

Backgrounds: There has not been a standard model for an ulcer on Mus musculus lateral tongue mucosa.
Objectives: To make a standard model in vivo on Mus musculus.
Methods: Five of Mus musculus were given exposure of 70% acetic acid with the microbrush without any pressure for 60 seconds. In the control group saline exposure was given as a negative control. The other one Mus musculus became a positive therapy control treated by giving triamcinolone acetonide 0,1% on its lesion surface. After exposured of 70% acetic acid, the animals were evaluated macroscopically and microscopically on days 2nd, 3rd and 7th. The macroscopic observations were body weight, inflammatory markers, and lesion diameter. While microscopic observations were the presence or absence of epithelial disintegration, capillary vasodilation, and inflammatory cells. Results: In the area that exposured to acetic acid, no ulcers are formed but lesions form on the lateral mucosa of the tongue, lesion began to form on the second day. It reached the largest size on the third day, formed an excoriation lesion. The lesion recovered on the seventh day. Mus musculus weight decreases at the time of lesion formation and returns to normal at the time of recovery. Conclusion: Induction with acetic acid 70% in this study, could not lead to ulcer formation, but resulted the excoriation lesions with recovered time on the seventh day.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wong Sin Yung
"ABSTRAK
Salah satu alternatif pemanfaatan CO2 dari cadangan gas alam Natuna adalah untuk memproduksi bahan petrokimia dan bahan bakar sintetis secara simultan melalui gas sintesis kaya karbon monoksida. Beberapa produk turunan gas sintesis kaya CO ialah asam asetat, asetat anhidrida, dan dimetil eter. Dalam skripsi ini dikaji aspek teknis dan ekonomis dari proses produksi bahan-bahan diatas.
Analisa teknis yang dilakukan meliputi flowsheeting yang didasarkan pada sintetis proses dengan menggunakan lisensi dari Monsanto, Haldor Topsoe, dan NKK, serta analisa kinerja proses yang meliputi efisiensi karbon dan termal. Untuk analisa ekonomi meliputi laju dan waktu pengembalian modal, kepekaan terhadap perubahan harga bahan baku dan produk, kapasitas produksi, dan tingkat suku bunga.
Efisiensi karbon kimiawi dan total unruk pabrik asam asetat ialah sebesar 94.81% dan 78.81%. Berdasarkan analisa ekonomi pabrik ini baru menguntungkan jika kapasitas pabrik asam asetat 5 kali kapasitas dasar (46,942 ton/tahun). Pada kapasitas ini, pabrik asam asetat memiliki kepekaan lerhadap penurunan harga jual produk sebesar 5%. Kenaikan harga beli reaktan sampai 20%, dan tingkat suku bunga sampai 20%.
Untuk pabrik asetat anhidrida efisiensi karbon kimiawi dan total sebesar 78.2% dan 71.14% dan akan menguntungkan bila kapasitas pabrik asetat anhidrida dinaikkan 4 kali dari kapasitas dasar (24275 ton/tahun). Pada kapasitas ini kepekaan terhadap penurunan harga jual produk yang didapat sebesar 1%, kenaikan harga beli reaktan sampai 20%, dan lingkat suku bunga sampai 10%.
Efisiensi karbon kimiawi dan total untuk pabrik DME sebesar 99,55% dan 79,09%, dengan efisiensi panas kimiawi dan totalnya sbesar 86,25% dan 67,96%. Investasi pada pabrik DME ini masih menguntungkan sampai batas kapasitas minimal pabrik DME ½ x kapasitas dasar (900.000 ton/tahun). Pabrik DME memiliki kepekaan terhadap penurunan harga jual produk sebesar 10%, kenaikan harga beli reaktan sampai 40%. dan tingkat suku bunga sampai 20%.

"
2001
S49147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Muhammad Ichzan
"ABSTRAK
Boron-doped diamond BDD dimodifikasi dengan iridium dioksida IrO2 untuk aplikasi dalam reaksi reduksi CO2. Deposisi IrO2 pada permukaan BDD dilakukan menggunakan teknik kronoamperometri pada potensial 1,2V menggunakan larutan pendeposit yang terdiri dari larutan garam iridium 0,5 mM dan KNO3 0,1 M 1:1 . Hasil karakterisasi dengan XPS memperlihatkan bahwa spesies iridium yang terdeposit pada permukaan BDD adalah IrO2 dengan energi ikat sebesar 62,8 eV. Modifikasi permukaan elektroda BDD dengan IrO2, memperlihatkan peningkatan performa elektroda yang terlihat dari dihasilkannya produk elektroreduksi CO2 berupa asam format, asam asetat, karbon monoksida dan hydrogen dengan total efisiensi penggunaan arus sebesar 71,03 . Efisiensi arus yang digunakan untuk menghasilkan asam asetat sebesar 26,62 dengan rata-rata konsentrasi sebesar 2,22mg/L ,menjadikan asam asetat sebagai produk utama dari elektroda BDD termodifikasi IrO2. Sementara itu elektroda glassy carbon termodifikasi IrO2 menghasilkan produk elektroreduksi CO2 berupa formaldehida, gas karbon monoksida, gas metana, dan gas hidrogen dengan total efisiensi faraday sebesar 41,23 dengan gas karbon monoksida sebagai produk utama. Kata Kunci:IrO2, Elektroreduksi CO2, Boron-Doped Diamond, Asam asetat

ABSTRACT
Boron doped diamond BDD has been modified with iridium dioxide IrO2 for an application in CO2 reduction. IrO2was deposited atthe surface of BDD using chronoamperometric technique at anapplied potential of 1.2V. A solution consisting of iridium salt solution 0.5 mM and nbsp KNO3 0.1 M 1 1 was used. Characterization by XPS showed that iridium species deposited on the surface of BDD was IrO2with a binding energyof 62.8 eV . The modified BDD with IrO2 showed an increase of electrode performance in CO2 electroreduction with the productsof formic acid, acetic acid, carbon monoxide, and hydrogen with a total faradaic efficiency of71.03 . The faradaic efficiency used to produce acetic acid was 26.62 with an average concentration 2.22mg L,makesthe acetic acid as the main product of IrO2 modified BDD electrode. Meanwhile, IrO2 modified glassy carbon produced formaldehyde, carbon monoxide, methane, and hydrogen as the carbon dioxide electroreduction products with total faradaic efficiency 41,23 and carbon monoxide as the major product. nbsp nbsp nbsp Keywords IrO2, Electroreduction of CO2, Boron Doped Diamond, Acetic acid nbsp "
2017
T47089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Syintia
"ABSTRACT
Label indikator kolorimetrik telah banyak dikembangkan dari segi material maupun aplikasinya. Pendeteksian uap asam asetat dengan label indikator kolorimetrik didasarkan pada perubahan warna label yang terjadi akibat interaksi uap asam asetat dengan zat warna. Label dibuat dengan menggunakan ekstrak beras hitam dan bunga kangkung laut yang diimobilisasikan pada substrat kertas. Jenis ekstrak dan substrat, kosentrasi asam asetat 20, 40, 60, 80 dan 100, pH larutan 9 dan 13, dan waktu pendeteksian menjadi variabel yang akan divariasikan pada pengujian label dengan uap asam asetat. Rentang perubahan warna akibat kenaikan pH pada larutan ekstrak bunga kangkung laut lebih luas dibandingkan ekstrak beras hitam, yang mencakup seluruh spektrum warna cahaya tampak. Jenis label yang memiliki respons perubahan warna yang paling terlihat jelas adalah label dari substrat Kalkir dan ekstrak bunga kangkung laut yang dikondisikan pada pH 9. Warna label ini berubah dari hijau menjadi kemerahan setelah dipaparkan pada uap asam asetat. Perubahan warna akan semakin merah dan semakin cepat seiring kenaikan kosentrasi. Hasil pengujian stabilitas warna label menunjukan bahwa label baik disimpan di suhu rendah dan pada kelembaban relatif 55.

ABSTRACT
The indicator label based on the colorimetric method has been widely developed in terms of both materials and applications. The detection of acetic acid vapor using colorimetric indicator label is based on color change results from the interaction of acetic acid vapors with the dyes. Labels are made using black rice extract and morning glory flowers immobilized into paper substrate. Variables varied in this measurement are extract sources, substrate types, acetic acid concentrations 20, 40, 60, 80 and 100, solution pH 9 and 13, and detection time. The ranges of color change due to the increase in pH of the morning glory flower extract solution are wider than the black rice extract solution, which covers the entire visible color spectrum. It was observed that the type of label that has the most noticeable color change response is a label made from tracing paper and a morning glory flower extract conditioned at pH 9. The color of this label changes from green to reddish green after exposure to acetic acid vapors. Color changes will accelerate and become redder along with the increase in concentration of acetic acid solution. The result of labels color stability test indicates that the label is well kept at low temperature and at 55 relative humidity."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Fitra Hara
"Skrining secara dini dalam mendeteksi kanker serviks dalam meningkatkan perilaku sehat pada masyarakat, agar terjadi penurunan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit kanker leher rahim atau serviks, Capaian deteksi dini dengan IVA dilihat secara kumulatif setiap tahunnya, banyaknya tantangan dalam mencapai target IVA sehingga perlunya manajemen pelayanan untuk mencapai hasil yang diinginkan, dari unsur sistem dinilai input - proses – output. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA Test) di Puskesmas Tajur tahun 2022. Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif observasional dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada unsur input terjadi masalah pada sumberdaya, dana, sarana dan prasana dan sistem pelayanan. Pada unsur proses masih terjadi masalah pada advokasi dan sosialisasi. Ouput dari evaluasi program yaitu input, proses dan output didapatkan cakupan pemeriksaan IVA bertambah setiap tahunnya 1-3 % WUS yang diperiksa IVA. Input yang dinilai sangat baik belum tentu menghasilkan output yang sangat baik. Proses yang baik belum tentu menghasilkan output yang baik. Saran meningkatkan perannya dalam pelaksanaan program deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan IVA.

Early screening in detecting cervical cancer in improving healthy behavior in the community, so that there is a reduction in morbidity, disability and death due to neck or cervical cancer. The achievements of early detection with IVA are seen cumulatively every year, the amount of swelling in achieving the IVA target so that management is needed services to achieve the desired results, from system elements that are assessed as input - process - output. The purpose of this study was to determine the evaluation of the implementation of the cervical cancer early detection program using the acetic acid visual inspection method (IVA Test) at the Tajur Health Center in 2022. This research method uses a descriptive observation study with a qualitative approach. Data collection techniques using in-depth interviews, observation and document review. The results of the research show that in the input element there are problems with resources, funds, facilities and infrastructure and service systems. In an uncertain process, there are still problems with advocacy and outreach. The outputs of the evaluation program are input, process and output for the acquisition of VIA inspection coverage increasing annually by 1-3% of WUS examined IVA. Input that is considered very good does not necessarily produce very good output. A good process does not necessarily produce a good output. Suggestions to increase recognition in cervical cancer early recognition programs with IVA examinations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Dwi Hartanti
"Pendahuluan: Ulser merupakan salah satu penyakit mulut yang sering terjadi di kehidupan sehari – hari yang dapat mengganggu kualitas hidup manusia karena rasa sakit yang ditimbulkannya. Sampai saat ini belum ada obat ulser yang efektif untuk meredakan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan ulser maka dari itu masih dibutuhkan penelitian pengembangan obat menggunakan model ulser pada hewan coba. Tujuan: Menciptakan model ulser kimiawi pada mukosa bukal Mus musculus yang terstandarisasi. Metode: Penelitian in vivo pada 6 ekor Mus musculus.. Paparan kimiawi berupa asam asetat 70% selama 60 detik menggunakan microbrush. Mus musculus di korbankan pada hari kedua, ketiga dan hari sembuhnya ulser. Pengamatan berupa waktu pembentukan serta penyembuhan ulser dengan mengobservasi secara klinis yaitu adanya kemerahan, pembengkakan, diameter ulser dan berat badan Mus musculus dan dilakukan pemeriksaan histologis untuk melihat tanda – tanda ulser berupa disintegrasi epitel, vasodilatasi pembuluh darah dan sebukan sel radang. Hasil: Asam asetat 70% menimbulkan ulser yang terbentuk pada hari ketiga dan sembuh pada hari keempat belas setelah pemaparan. Kesimpulan: Trauma kimiawi berupa asam asetat 70% selama 60 detik dapat dijadikan metode standar pembuatan ulser mukosa bukal.

Background: Oral ulcers are very common and can compromise the quality of life of patients with pain. But, until now there isn’t an effective drug to reduce the pain and accelerate ulcer healing. Therefore drug development research using oral ulcer model in animal is still needed. Objetive: To establish a standarized chemical injury ulcer model in bucal mucous of Mus musculus Methode: In vivo study on 6 Mus musculus. Research group devided into control and test group. Acetic acid 70% was placed on Mus musculus’s oral mucous for 60 seconds using microbrush. On the 2nd, 3rd, and 14th day, Mus musculus were sacrificed. The animals were observed clinically for 14 days, during which they were weighed and the diameter, redness and swollen of ulcers were measured. The histological characteristic such as epitel disintegration, capiler vasodilatasion and inflammatory cell were analyzed. Result: The ulcer was formed on the 2nd day and was healed on the 14th day  Conclusion: Acetic acid 70% is effective to be a standard method of chemical injury ulcer model in oral mucous.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Disa Latamilen
"Kanker serviks merupakan jenis kanker yang memiliki kemungkinan yang besar untuk dapat dicegah, namun sayangnya penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di hampir seluruh negara. Untuk mencegah kematian akibat kanker serviks, pemerintah melakukan upaya deteksi dini dengan metode IVA yang menyasar pada kelompok WUS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepercayaan kesehatan yang terdiri dari persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan isyarat untuk bertindak dengan riwayat tes IVA yang dimiliki oleh WUS. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi kasus kontrol. Data yang digunakan adalah data primer yang melibatkan 82 responden kelompok kasus dan 95 responden kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan isyarat untuk bertindak dengan riwayat pemeriksaan IVA. Hal ini sejalan dengan teori HBM yang menyatakan bahwa ketiga variabel tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi suatu tindakan kesehatan. Sedangkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara persepsi keparahan dan persepsi kerentanan dengan riwayat pemeriksaan IVA. Hal ini mungkin dikarenakan masih banyak WUS yang tidak menyadari faktor risiko yang dimilikinya, sehingga WUS merasa dirinya tidak rentan untuk mengalami kanker serviks. Selain itu adanya faktor lain yang lebih dominan seperti persepsi hambatan juga dapat menyebabkan variabel tersebut tidak berhubungan. Dari hasil tersebut, peneliti merasa perlu adanya pemberian informasi kepada WUS terkait keparahan dan faktor risiko kanker serviks serta manfaat IVA. Selain itu juga perlu adanya dukungan dari bidan maupun kader agar WUS tergerak untuk melakukan tes IVA.

Cervical cancer is a type of cancer that has a high probability of being prevented, but unfortunately it is one of the leading causes of cancer death in women in almost every country in the world. To prevent deaths from cervical cancer, the government made an early detection effort using the VIA method that targets women of childbearing age. This study aims to determine the relationship of health beliefs consisting of perceived susceptibility, perceived seriousness, perceived benefits, perceived barriers, and cues to action with a history of VIA tests owned by women of childbearing age. This study uses a quantitative method with a case-control study design. The data used are primary data involving 82 respondents in the case group and 95 respondents in the control group. The results showed that there was a significant relationship between perceived benefits, perceived barriers, and cues to action with a history of VIA test. This is in line with the HBM theory which states that the three variables are factors that influence a health action. Meanwhile, there was no significant relationship between perceived susceptibility and perceived seriousness with a history of VIA test. This may be because there are still many women who are not aware of the risk factors they have, so they feel that they are not vulnerable to cervical cancer. In addition, the presence of other more dominant factors such as perceived barriers can also cause these variables to be unrelated. From these results, researchers feel the need to provide information to women of childbearing age regarding the severity and risk factors of cervical cancer and the benefits of VIA test. In addition, there is also a need for support from nurses and cadres so that women are moved to carry out a VIA test."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>