Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Siregar, Martha Leni
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Yulianto Rachmawan
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan pembangunan di Indonesia dalam beberapa dekade ini sangat pesat, baik di bidang ekonomi, politik, sosial maupun bidang-bidang lainnya. Titik berat pembangunan Indonesia di bidang ekonomi membuat bidang ini lebih menonjol kemajuannya dibandingkan dengan bidang-bidang lainnya. Pesatnya pembangunan di bidang ekonomi ini salah satunya ditandai dengan meningkatnya pembangunan saranasarana fisik diantaranya adalah pembangunan gedung-gedung properti dan pembangunan jaringan-jaringan jalan.

Perkembangan yang pesat di segala bidang apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan, disebabkan lingkungan sudah tidak dapat lagi menampung buangan-buangan industri yang dihasilkan oleh aktifitas manusia.

Kesadaran akan perlunya mengelola lingkungan dengan benar ini menyebabkan timbulnya berbagai macam teknologi yang berusaha untuk mengurangi kadar pencemar/polutan yang dikeluarkan oleh aktivitas industri. Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya teknologi baru aspal emulsi sebagai altematif bahan perkerasan jalan menggantikan teknologi perkerasan jalan menggunakan aspal panas konvensional.

Berbeda dengan aspal panas konvensional yang dalam pengoperas1annya membutuhkan pembakaran, aspal emulsi yang disebut juga aspal dingin, dalam pengoperasiannya tidak perlu dilakukan pembakaran, karena produk ini telah bercampur ( diemulsikan) dengan air, sehingga menyebabkan produk ini menjadi lebih ramah lingkungan/tidak menimbulkan polusi serta mengurangi resiko kecelakaan akibat kebakaran.

Selain keunggulan-keunggulan yang berhubungan dengan lingkungan diatas, aspal emulsi juga mempunyai keunggulan di bidang lainnya terutama dalam hal kepraktisannya dalam pengoperasian. Kepraktisan ini timbul disebabkan tidak diperlukannya pembakaran dan aspal emulsi dapat langsung dicampur dengan aggregat batuan untuk mendapatkan campuran perkerasan jalan yang diinginkan. Kepraktisan penggunaan dan berkurangnya resiko kerusakan lingkungan ini menyebabkan secara keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan perkerasan jalan lebih murah bila menggunakan teknologi aspal emulsi dibandingkan bila menggunakan teknologi aspal konvensional lainnya.

Keunggulan tersebut diatas ditambah dengan performance perkerasan aspal emulsi yang tidak kalah dengan teknologi lainnya, serta semakin meningkatnya penggunaan aspal emulsi di Indonesia menyebabkan adanya peluang untuk membuat suatu pabrik aspal emulsi di Indonesia. Peluang ini perlu untuk dianalisa, apakah memang dapat diwujudkan menjadi suatu bisnis yang menguntungkan. Adapun analisa yang dilakukan adalah analisa mengenai aspek pasar, aspek teknis, aspek keuangan dan juga analisa lingkungan usaha yang melingkupinya.

Dari analisa-analisa yang dil~ tampaknya pendirian pabrik aspal emulsi merupakan peluang bisnis yang patut dipertimbangkan untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek yang ditinjau. Ditinjau dari aspek pasar, terdapat pertumbuhan kebutuhan yang besar dan cenderung untuk terus tumbuh akibat pesatnya pembangunan jaringan jalan dan bangunan-bangunan properti di Indonesia selama ini. Dari aspek teknis, pendirian pabrik yang bersifat mobile ini menguntungkan karena pabrik dapat dipindahkan dengan mudah ke tempat lain dimana terdapat pasar yang membutuhkan dalam jumlah yang besar. Ditinjau aspek keuangannya, semua parameter yang diteliti yaitu NPV, /RR dan Payback Period menunjukkan nilai yang baik. Hal ini disebabkan harga jual di pasaran untuk produk ini cukup tinggi, sedangkan biaya pembuatan dengan teknologi produksi yang dipilih cukup murah. Sedangkan apabila ditinjau dari aspek lingkungan usahanya, tampaknya usaha ini mempunyai lingkungan dengan tingkat persaingan yang tidak terlalu tinggi dan masih dapat diatasi dengan menggunakan strategi pemasaran yang tepat.

Dengan dukungan analisa-analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa peluang mendirikan pabrik aspal emulsi ini merupakan peluang emas yang dapat diwujudkan dalam suatu tindakan investasi sehingga dapat menjadi suatu bisnis yang menguntungkan.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Fauzi
Abstrak :
Indonesia memiliki deposit Aspal Buton sebesar 650 juta ton dan merupakan deposit aspal alam terbesar di dunia. Aspal Buton ini memiliki potensi sebagai bahan tambah (additive) atau sebagai bahan substitusi aspal minyak sehingga bila dimanfaatkan secara maksimal maka dapat menghemat devisa negara dengan mengurangi ketergantungan pada aspal impor. Untuk dapat dimanfaatkan sebagaimana aspal minyak maka diperlukan proses pemisahan (ekstraksi) bitumen dari batuan Aspal Buton. Pada penelitian ini Aspal Buton akan diekstraksi menggunakan metode ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro. Ekstraksi dilakukan dengan tiga variasi, yaitu rasio volume pelarut (n-heptana : toluena : etanol), variasi volume total pelarut dan waktu ekstraksi. Pada volume pelarut 50 mL dengan rasio volume pelarut n-heptana-toluena-etanol 5:3:2, dan waktu ekstraksi 5 menit, diperoleh yield bitumen sebesar 32,38%. Ekstrak yang didapat kemudian diuji menggunakan FTIR. Hasil spektrum FTIR ekstrak dari ekstraksi Aspal Buton menunjukkan adanya kesamaan dengan spektrum FTIR bitumen.
Abstract
Indonesia has 650 million tons deposit of Buton Asphalt. It is the largest deposit of natural asphalt in the world. Buton asphalt has a potential as an additive or as a substitution of petroleum asphalt, so that when it is fully utilized, it can save foreign exchange by reducing dependence on imported asphalt. A process of bitumen separation (extraction) from the rock of Buton Asphalt is required to be utilized as petroleum asphalt. In this study, Buton Asphalt will be extracted using microwave assisted extraction method. Extraction is conducted with three variations, the ratio of the volume of solvent (n-heptane: toluene: ethanol), total volume of solvent, and extraction time. On the volume of 50 mL of solvent with volume ratio of solvent n-heptane-toluene-ethanol 5:3:2, and extraction time 5 min, obtained bitumen yield 32.38%. The extract is tested using FTIR. The results of FTIR spectrum of the extract from the extraction of Buton Asphalt indicate a similarity with the FTIR spectrum of bitumen.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43803
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Illyin A. B.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Illyin A. B.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinand Trestanto
Abstrak :
Kerusakan lapis permukaan jalan lentur umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti beban lalu lintas berlebih, terpapar cuaca ekstrim, dan minim perawatan. Faktor tersebut secara langsung memberikan dampak terhadap material lapis permukaan tersebut di mana agregat penyusunnya mengalami degradasi menjadi butiran-butiran yang lebih kecil dan aspal mengalami penuaan. Dalam penelitian ini, fenomena degradasi agregat disimulasikan dengan memvariasikan gradasi campuran aspal dan fenomena penuaan aspal yang ditandai dengan perubahan karakteristik aspal disimulasikan dengan menambahkan bitumen RAP dengan kadar tertentu ke dalam aspal minyak murni. Berdasarkan hasil uji Marshall Standard dan WTM, degradasi agregat lebih memberikan dampak terhadap volumetrik campuran aspal. Di lain sisi, perubahan karakteristik aspal memberikan pengaruh yang lebih dominan dibandingkan efek degradasi agregat di mana campuran aspal mengalami peningkatan kinerja yang ditandai dengan deformasi yang rendah dan nilai stabilitas yang tinggi. ......Damage to flexible road surface layers is generally caused by several factors, such as excessive traffic loads, exposure to extreme weather, and lack of maintenance. These factors directly impact the surface layer material where the constituent aggregates degrade into smaller grains and the asphalt ages. In this study, the phenomenon of aggregate degradation is simulated by varying the gradation of the asphalt mixture and the phenomenon of asphalt aging characterized by changes in asphalt characteristics is simulated by adding a certain amount of RAP bitumen to virgin oil asphalt. Based on the Marshall Standard and WTM test results, aggregate degradation has more impact on the volumetric properties of the asphalt mixture. On the other hand, the change in asphalt characteristics exerted a more dominant influence than the effect of aggregate degradation where the asphalt mixture experienced improved performance characterized by low deformation and high stability.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lustika Ramadania
Abstrak :
Kondisi lingkungan dimana lokasi jalan tersebut berada sangat mempengaruhi konstruksi perkerasan jalan, faktor utama yang mempengaruhi konstruksi perkerasan jalan ialah pengaruh perubahan temperatur akibat perubahan cuaca. Untuk negara-negara beriklim tropis seperti Indonesia dimana temperaturnya relatif tinggi, sangat penting untuk mempertimbangkan faktor ini dalam desain perkerasan lentur. Campuran panas aspal khusus (superphalt) yang menurut karakteristiknya tahan terhadap temperatur tinggi diharapkan dapat menjadi solusi untuk masalah tersebut. Dalam penelitian ini akan dilakukan kajian perbandingan karakteristik antara jenis superphalt dan aspal pen 60/70 produksi Pertamina. Metode uji marshall digunakan pada benda uji dengan campuran panas Laston IV, yaitu campuran aspal dengan butiran agregat bergradasi menerus ini menggunakan dua jenis aspal, yaitu aspal khusus superphalt dan aspal pen 60/70 produksi Pertamina, sedangkan agregat diambil dari quary Sudamanik dan quary Trumix. Campuran aspal pen 60/70 Pertamina dilakukan dua kali uji Marshall, yang pertama untuk mendapatkan nilai kadar aspal optimum dan yang kedua dengan campuran optimum tersebut benda uji dilakukan perendaman dalam waterbath dengan variasi temperatur 60_C,65 _C,70 _C,75 _C,80 _C. Sedangkan untuk campuran Superphalt variasi temperatur perendaman dilakukan pada masing-masing kadar aspal, yaitu 5%,5.5%,6%,6.5%, dan 7% yang kemudian dilakukan uji Marshall untuk didapat nilai karakteristik campuran. Kecenderungan karakteristik yang didapat yaitu, untuk stabilitas dan kekakuan nilainya cenderung menurun, sedangkan untuk kelelehan nilai cenderung meningkat. Dari hasil penelitian jenis aspal baru yaitu Superphalt yang memiliki nilai penetration index positif, dapat dijadikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut, karena memiliki karakteristik yang tahan terhadap temperatur tinggi. Hal ini ditandai dengan memiliki titik lembek aspal yang cukup besar dengan penurunan penetrasi yang tidak berlebihan sehingga apabila dicampur dengan material agregat, menghasilkan suatu campuran lapisan aspal yang memiliki stabilitas yang cukup besar, tahan terhadap temperatur tinggi dan memiliki kelenturan yang cukup dibandingkan dengan campuran yang menggunakan aspal pen 60/70 Pertamina yang lebih peka terhadap temperatur tinggi.
2004
S35092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum, 1977
625.7 IND j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evan Fabian Djaelani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa perilaku campuran aspal dengan penambahan geopolimer menggunakan alkali natrium silikat. Tiga tipe dilakukan dalam pencampuran dengan aspal, yaitu Tipe I dengan geopolimer sebanyak 10% dari aspal, Tipe II dengan geopolimer sebanyak 20% dari aspal dan Tipe III dengan Geopolimer sebanyak 30% dari aspal. Mekanisme pencampuran dilakukan dengan pencampuran natrium silikat dan natrium hidroksida terlebih dahulu sebelum dicampur dengan abu terbang dan air, setelah itu dicampur dengan aspal yang telah dipanaskan hingga suhu 110-120°C. Didapatkan persentase stabilitas yang semakin menurun seiring dengan bertambahnya Geopolimer.
Research was conducted to analyze the behavior of asphalt mixtures with the addition of alkali geopolymer using natrium silicate. Three types of mixing conducted, Type I with geopolimer as much as 10% of asphalt, Type II with geopolymer as much as 20% of asphalt, and Type III with geopolymer with as many as 30% of the asphalt. The mechanism of mixing is done by mixing natrium silicate and natrium hidroxide before mixed with fly ash and water, then mixed with the asphalt that has been heated to a temperature of 110-120°C. Decreased stability percentage obtained in line with the increase in geopolymer.
2009
S50463
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>