Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nungki Anggorowati
"ABSTRAK
A 30-year-old Javanese-Indonesian man was admitted with complaints of 3 months persistent fever, weight loss, and fatigue. He had never known his past history of unprotected HIV until the admission. His only risk factor is unsafe sex. The patient seemed well nourished. Physical examination revealed blood pressure 100/60 mmHg, pulse 100 beats per minute, respiratory rate 20 times per minute, and temperature 38.8°C. Multiple cervical and inguinal lymphadenopathies were also found. Electrocardiogram showed anterolateral ischemic finding, whereas chest X-ray were normal. Laboratory test results revealed pancytopenia with hemoglobin of 8.2 g/dL, leucocyte count 2000 cells/mm3, platelet 78000 cells/mm3, hematocrit 25.8%, AST 162 IU/L, ALT 81 IU/L, decreased albumin of 2.72 g/dL. The clinical differential diagnosis were lymphoma or tuberculosis lymphadenopathy."
Lengkap +
Jakarta: Interna Publishing, 2017
610 IJIM 49:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"As the house of representative at the local level,the local legislative (Dewan Perwkilan Rakyat Daerah/DPRD) plays three key functions, they are lagislation,budgeting and controlling in then conducting those functions....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Tresya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran aspirasi remaja jalanan yang mendapat pembinaan dari pelayanan sosial, seperti rumah singgah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan pada remaja jalanan binaan Komunitas Sahabat Anak (KSA). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualiatif dengan teknik pengambilan data wawancara. Alat ukur yang digunakan adalah Self-Anchoring Striving Scale (Cantril 1965) dan Future Orientation Interview (Nurmi, 1989).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspirasi diri remaja jalanan yang muncul adalah tentang keluarga, pekerjaan, situasi ekonomi pribadi, dan hal-hal yang berkaitan dengan diri. Sedangkan aspirasi nasional yang muncul adalah tentang kondisi ekonomi, politik sosial, kondisi lingkungan, keamanan dari bencana alam, status, independensi dan kepentingan nasional, serta hubungan internasional, perang dan kedamaian.
Penelitian ini menemukan tingkat aspirasi diri dan nasional remaja jalanan yang tinggi pada 5 tahun akan datang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan ditemukan bahwa remaja jalanan binaan KSA sudah mampu menetapkan tujuan di masa depan tetapi hanya partisipan pada tahap remaja madya yang mampu membuat perencanaan dalam langkah-langkah konkret dan evaluasi berdasarkan pengetahuan tentang tujuan masa depannya.

The aim of this research is to give description about aspiration of street adolescence in Sahabat Anak Community. The information is acquired from quantitative and qualitative method with interview as a tool of gathering data. Questionnaire using in this research is Self Anchoring Striving Scale constructed by Cantril (1965) and Future Orientation Interview by Nurmi (1989).
The research found aspirations of street adolescence are about family, job, economic situation, and other references to self. Besides that, national aspiration concerned by street adolescence are about economic, politic, social, environment condition of Indonesia; safety from disaster; independence, status and importance of nation; and also international, war and peace. This research found that street adolescence have a high level of aspiration. Based on interview, research found that street adolescence in Sahabat Anak Community have made their purpose in the future but only participant in middle adolescence making a good plan and evaluation based on comprehensive knowledge about their aspiration."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2008
362.73 TRE a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annissa ‘Ul Jannah
"Precariat di industri kreatif merupakan kelompok yang digadang-gadang sebagai penggerak ekonomi namun memiliki ketidakamanan pekerjaan dan rentan menghadapi eksploitasi yang berkedok fleksibilitas. Kerentanan yang mereka alami meluas pada kehidupan mereka, salah satunya keamanan bermukim. Penelitian ini bertujuan untuk memahami apa aspirasi merumah precariat di industri kreatif di Indonesia khususnya pada kelas ekonomi pendapatan rendah hingga menengah atas. Menggunakan etnografi studi kasus yang dilengkapi dengan teknik wawancara mendalam dan observasi langsung, penelitian ini mengeksplorasi delapan informan yang merupakan pekerja di industri kreatif Indonesia yang terdiri dari lima laki-laki dan tiga perempuan. Untuk menjelaskan precariat di industri kreatif Indonesia, peneliti menggunakan tiga dimensi precariat menurut oleh Guy Standing, yaitu: dimensi hubungan produksi, dimensi hubungan distribusi, dan dimensi hubungan dengan pemerintah. Selain itu, penelitian ini juga mendalami bagaimana cara merumah precariat di industri kreatif Indonesia dan kondisi mereka di konteks sistem perumahan di Indonesia. Temuan dari penelitian ini adalah aspirasi merumah bagi precariat di industri kreatif di Indonesia ada tiga: tetap tinggal bersama orang tua; memiliki rumah baru; dan aspirasi merumah yang didorong oleh rencana karir dan pendidikan di masa depan. Penelitian ini juga menyoroti kondisi dilematis yang dihadapi precariat di industri kreatif ketika mereka mengikuti program rumah subsidi.

Precariat in the creative industry is a group that is glorified to drive the economy but has job insecurity and is vulnerable to exploitation under the guise of flexibility. The precariousness that they experienced extend to their lives, one of which is housing security. This research aims to understand what are housing aspirations of  precariat in the creative industry in Indonesia especially in the lower income to upper middle income economic classes. Using ethnographic case studies equipped with in-depth interview techniques and direct observation, this research explores eight informants who are workers in the Indonesian creative industry, consisting of five men and three women. To explain the precariat in Indonesia's creative industries, researchers use three dimensions of the precariat according to Guy Standing, namely: the dimension of production relations, the dimension of distribution relations, and the dimension of relations with the government. Apart from that, this research also explores how to house the precariat in Indonesia's creative industries and their conditions in the context of the housing system in Indonesia. The findings from this research are that there are three aspirations for living at home for the precariat in the creative industries in Indonesia: remaining with their parents; have a new house; and housing aspirations driven by future career and educational plans. This research also highlights the dilemma faced by them when they participate in the subsidized housing program."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purika Desinta Prayudi
"PT. XYZ memiliki rencana untuk menerapkan program gender diversity di tempat kerja, dengan fokus karyawan-karyawan yang berada di jajaran manajerial. Namun demikian, implementasi program ini menemui kendala, yaitu rendahnya jumlah karyawan perempuan yang berada di tingkat manajerial tersebut. Hal ini ternyata disebabkan oleh rendahnya career aspiration mereka. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk mengetahui penyebab dari rendahnya career aspiration mereka. Untuk meneliti masalah career aspiration yang terjadi pada karyawan perempuan di level manajerial di PT. XYZ ini, peneliti kemudian menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data-data yang diperoleh peneliti diolah dengan menggunakan teknik statistik uji regresi linier berganda (multiple linear regeression), sehingga didapatkan 2 variabel yang paling berpengaruh, yaitu goal dan self-efficacy. Program intervensi mentoring kemudian dirancang untuk mengintervensi kedua variabel tersebut, sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan career aspiration pada karyawan perempuan di level manajerial di PT. XYZ. Program intervensi yang dibuat peneliti adalah program mentoring yang akan berlangsung selama 12 kali dalam 12 bulan (1 tahun). Dalam setiap bulannya, setiap karyawan perempuan yang menjadi mentee akan bertemu dengan mentornya dalam sebuah sesi mentoring dan akan ada tugas-tugas dan targettarget khusus yang harus dicapai di setiap sesinya. Semua kemajuan yang dicapai akan dicatat dalam sebuah tracking form. Pada akhirnya, program ini akan dimasukan pula dalam Individual Development Plan (IDP) dari setiap peserta mentoring.

PT. XYZ has an initiative to implement a program called gender diversity at work, focusing in employees who are in managerial level. However, this program implementation is facing an obstacle, which is the few numbers of female employees who are in managerial level in PT. XYZ. This is caused by the low level of their career aspiration. Thus, researcher tries to find out the cause of their career aspiration. To conduct study regarding career aspiration of female employees in managerial level in PT. XYZ, the researcher uses qualitative method of research. The obtained data is being analyed by multiple linear regression, so it could be concluded that there are two 2 variables which are influencing career aspiration, goal and self-efficacy. Mentoring is designed as an intervention to increase those two variables, which will result in increasing career aspiration in female employees in managerial level in PT. XYZ. This intervention program will last 12 times in 12 months (1 year). Every month, each female employee, who participates in this program as a mentee, will meet with her mentor in a brief mentoring session and there will be assignments and specific target, which are supposed to be completed in every session. All progress occur in this program will be recorded in a tracking form. Finally, this program will be counted in Individual Development Plan (IDP) of every mentee.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Cecilia Sarita
"ABSTRAK
Latar belakang Fine Needle Aspiration Cytology FNAC adalah teknik yang cepat murah dengan komplikasi yang minimal untuk mendiagnosis tumor tulang FNAC memiliki kapasitas untuk membedakan lesi jinak dan ganas Namun masih banyak kontroversi tentang penggunaan FNAC sebagai salah satu alat diagnostik tumor tulang seperti keterbatasan FNAC di sisi teknik dan cara interpretasi Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi akurasi FNAC sebagai salah satu prosedur preoperasi diagnosis tumor tulang Metode Sampel diambil dari arsip rekam medis pasien curiga tumor tulang yang diperiksa dengan FNAC dan histopatologi di Departemen Patologi Anatomi FKUI RSCM dari tahun 2011 sampai 2014 Uji diagnostik dilakukan untuk mengetahui sensitivitas spesifisitas PPV NPV dan akurasi dari FNAC Hasil Terdapat 78 pasien kasus curiga tumor tulang yang diperiksa dengan FNAC dan Histopatologi di Departemen Patologi Anatomi FKUI RSCM pada tahun 2011 ndash 2014 Empat puluh sembilan kasus dilaporkan tumor tulang ganas dengan 5 kasus diskrepansi subtipe ganas dan 20 kasus tumor tulang jinak dengan 1 kasus diskrepansi subtype jinak Selain itu terdapat 8 kasus negatif semu dan 1 kasus positif semu Secara keseluruhan hasil yang didapatkan adalah sensitivitas 86 spesifisitas 95 2 PPV 98 NPV 71 4 dan akurasi sebesar 88 5 Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa FNAC memiliki kualitas yang baik untuk mendiagnosis tumor tulang dibuktikan dengan tingginya angka sensitivitas dan spesifisitas 86 dan 95 2 FNAC dapat memberikan diagnosis yang akurat jika diikuti dengan pengambilan spesimen yang baik data klinis dan radiologi yang lengkap

ABSTRACT
Background Fine Needle Aspiration Cytology FNAC is a rapid inexpensive minimum invasive technique with less complication in diagnosing bone neoplasm FNAC is able to differentiate between neoplasm and non neoplasm cases However there are still many controversies regarding the usage of FNAC as a diagnostic approach of bone neoplasm such as the limitations of FNAC technique and interpretation This research aims to evaluate the accuracy of FNAC as one of diagnostic approach in preoperative or diagnosing bone neoplasm Method Samples were obtained from archives of medical records data of patients who clinically suspected of bone neoplasm and undergo FNAC Histopathology in Anatomical Pathology Department FKUI RSCM from 2011 to 2014 Following this the diagnostic test will be conducted in order to obtain the sensitivity specificity PPV NPV and accuracy of FNAC Results There are 78 patients of bone neoplasm were undergo Fine Needle Aspiration Cytology and Histopathology examination from the archives Anatomical Pathology Department in 2011 to 2014 Forty nine cases were reported as malignant bone neoplasm with 5 discrepancy type and 20 cases were benign with 1 discrepancy type Furthermore there were 8 false negative cases and 1 false positive case The sensitivity specificity positive predictive value PPV negative predictive value NPV accuracy were 86 95 2 98 71 4 and 88 5 respectively Conclusions FNAC shows a good quality as one of diagnostic approach in bone neoplasm as can be seen in a high sensitivity and specificity 86 and 95 2 in this study FNAC of bone neoplasm might give a highly accurate diagnosis if accompanied by a high quality of technique sampling adequate specimen clinical and radiologic assistance "
Lengkap +
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Irwansyah
"ABSTRACT
This study aims to analyse the relation of Internet usage on Faculty of Economics
and Business University of Indonesia students? future career and income
aspirations. This study also aims to find the tendency of students? future income
aspirations within different demographical characteristics and different university
programs.
Through OLS method and test on cross-section data, the results obtained have
proved that Internet usage has significant correlation with FEB UI students?
income aspirations and through tabulation method, the results had proven that
different demographical characteristics and university programs also influence
students? future income aspirations. There are also findings from the data obtained
about the relation of Internet usage on students? future career aspiration.

ABSTRAK
Fokus dari riset ini adalah untuk membuktikan korelasi antara menggunaan
Internet terhadap aspirasi pendapatan mahasiswa FEB UI. Riset ini juga akan
mencari kecendrungan aspirasi pendapatan mahasiswa FEB UI yang dibedakan
oleh perbedaan demografi dan program studi.
Dengan menggunakan metode OLS, rist ini membuktikan bahwa ada korelasi
positif antara penggunaan internet dan naiknya aspirasi pendapatan mahasiswa
FEB UI. Dengan metode tabulasi, riset ini juga membuktikan adanya perbedaan
kecendrungan aspirasi pendapatan diantara perbedaan demografi dan program
studi. Yang terakhir, riset ini memberi bukti bahwa penggunaan internet juga
berhubungan dengan aspirasi karir mahasiswa FEB UI.;"
Lengkap +
2016
S64607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astetin Eka Pranavita
"Latar Belakang: Transbronchial needle aspiration (TBNA) konvensional merupakan salah satu modalitas minimal invasif yang digunakan untuk diagnosis dan staging kanker paru serta tumor mediastinum terutama jika EBUS-TBNA tidak tersedia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepositifan biopsi TBNA konvensional KGB paratrakeal kanan bawah (KGB 4R) dan subkarina (KGB 7) pada pasien kanker paru dan tumor mediastinum.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung pada pasien kanker paru atau tumor mediastinum yang menjalani TBNA konvensional pada KGB 4R dan/atau KGB 7 di RSUP Persahabatan Jakarta, Indonesia.
Hasil Penelitian: Total 33 pasien menjalani tindakan TBNA konvensional. Hasil TBNA positif sebanyak 20 (60,6%) yang terdiri dari 18 kasus keganasan dan dua kasus infeksi M. Tuberculosis. Pada kasus adenokarsinoma 58,3% pemeriksaan mutasi EGFR menggunakan sediaan sitologi TBNA. Jarum 21 G memberikan hasil TBNA positif lebih banyak dibandingkan jarum 19 G (masing-masing 68,2% dan 45,5%). Kelompok 1-2 set TBNA menunjukkan hasil TBNA positif 55,6% sedangkan kelompok 3-4 set TBNA menunjukkan hasil TBNA positif 66,7%. Kelompok jiggling 10-14 tusukan menunjukkan hasil TBNA positif 70% sedangkan kelompok jiggling 15-20 tusukan menunjukkan hasil TBNA positif 56,5%. Kelenjar getah bening subkarina memberikan hasil TBNA positif lebih banyak dibandingkan KGB paratrakeal kanan bawah (masing-masing 75% dan 47,1%). Ukuran KGB < 30 mm memberikan hasil TBNA positif lebih sedikit dibandingkan ukuran KGB ≥ 30 mm (36,4% berbanding 53,8%).
Kesimpulan: Jarum TBNA 21 G, pengambilan spesimen sitologi sebanyak 3-4 set TBNA, jumlah jiggling sebanyak 10-14 tusukan, KGB 7 dan KGB berukuran ≥ 30 mm memberikan hasil TBNA positif lebih banyak.

Background: Minimally invasive conventional transbronchial needle aspiration (C-TBNA) is an alternative method for diagnosing and staging a lung cancer and mediastinal tumor when EBUS-TBNA is unavailable. This study was to determine the positivity level of C-TBNA biopsies in different techniques (repeated sets and jiggled) at the right lower paratracheal (station 4R) and subcarinal (station 7) lymph nodes in lung cancer and mediastinal tumor cases.
Methods: This cross-sectional study was carried out by direct observation of lung cancer and mediastinal tumor cases examined by using C-TBNA of the station 4R and/or 7 lymph nodes at Persahabatan Hospital Jakarta, Indonesia.
Results: A total of 33 patients underwent C-TBNA. Positive results were 20 (60.6%), of which 18 cases were malignancy and two cases were M. tuberculosis infection. In the case of adenocarcinoma, 58.3% showed EGFR mutations from cytological exam. The 21 G needle yielded more positive TBNA results than the 19 G needle (68.2% and 45.5%, respectively). Repeated 1-2 sets of TBNA showed 55.6% positive results while repeated 3-4 sets of TBNA showed 66.7% positive results. The 10-14 jiggled TBNA showed 70% positive results while the 15-20 jiggled TBNA showed 56,5% positive results. Station 7 lymph node TBNA received more positive TBNA results than station 4R lymph node (75% and 47.1%, respectively). Lymph nodes of size < 30 mm yielded less positive TBNA result than of size ≥ 30 mm (36.4% vs 53.8%).
Conclusion: Specimen collection using 21 G TBNA needle, by means of repeated 3-4 sets or 10-14 jiggled, done at station 7 lymph nodes, and at lymph nodes of size ≥ 30 mm were observed to yield more positive TBNA results.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tuti Budirahayu
"Studi ini menyoroti fenomena mengenai besarnya jumlah siswa Sekolah Menengah Umum yang berminat untuk terus bersekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi. Diduga, minat mereka itu dilatarbelakangi oleh harapannya dan juga harapan orang tuanya untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang lebih tinggi agar kelak dapat digunakan sebagai bekal untuk memperoleh pekerjaan formal yang layak. Atas dasar itu maka studi ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Rencana siswa SMU yang sedang duduk di kelas tiga, setelah mereka lulus;(2) Aspirasi atau harapan siswa SMU dan orang tuanya pada pekerjaan dan pendidikan lanjutan setelah SMU; (3) Latar belakang status sosial-ekonomi keluarga mereka; (4) Menjelaskan tiga model analisis berdasarkan alur hubungan di antara variabel-variabel bebas dan terikat. Model analisis pertama adalah: variabel status sosial-ekonomi orang tua [SSE] dihubungkan dengan aspirasi orang tua pada pekerjaan untuk anaknya [AKO], dihubungkan dengan aspirasi siswa pada pekerjaan [AKS] dan dihubungkan dengan rencana siswa setelah lulus SMU [RS]; Ke dua: status sosial-ekonomi orang tua [SSE] dihubungkan dengan aspirasi orang tua pada pendidikan untuk anaknya [APO], dihubungkan dengan aspirasi siswa-siswa pada pendidikan [APS] dan dihubungkan dengan rencana siswa setelah lulus SMU [RS]; Ke tiga: status sosial-ekonomi orang tua [SSE] dihubungkan dengan variabel aspirasi orang tua pada pendidikan dan pekerjaan untuk anaknya [AKPO], dihubungkan dengan variabel aspirasi siswa pada pendidikan dan pekerjaan [AKPS] dan dihubungkan dengan rencana siswa selepas SMU [RS]; (5) Melihat pengaruh langsung dan tak langsung serta mengetahui variabel mana yang paling dominan pengaruhnya di antara variabel-variabel bebas di atas terhadap variabel rencana siswa.
Pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian survei digunakan sebagai pijakan penelitian ini. Populasinya adalah siswa SMU yang sedang duduk di kelas tiga, beserta orang tuanya masing-masing, pada akhir tahun 1997, di DKI Jakarta dan Kodya Surabaya. Populasi dibagi menjadi empat kelompok yang didasarkan atas data sekunder tentang "Peringkat SMTA Berdasarkan Nilai Rata Rata Hasil UMPTN 1995". Sampel diperoleh secara bertahap dengan cara: (1) Mengambil sebesar 10 persen SMU dari masing-masing kelompok populasi dan (2) Mengambil sebesar 14 persen siswa dari seluruh siswa kelas tiga di SMU-SMU yang terambil sebaga sampel pada masing-masing sub populasi: Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana setelah diperoleh kerangka samplingnya Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur dan dibagikan langsung kepada siswa. Kuesioner yang disebar ternyata tidak kembali seluruhnya, sehingga jumlah sampel yang didapat sebesar 446 siswa beserta orang tuanya (85 persen dari total sampel). Teknik analisis yang digunakan adalah: (1) tabel-tabel frekuensi, untuk mendeskripsikan variabel penelitian; (2) korelasi Product Moment untuk melihat ada atau tidaknya hubungan di antara beberapa variabel penelitian; (3) analisis jalur atau path analysis, untuk melihat alur dan kekuatan hubungan di antara beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Keunggulan dari teknik analisis jalur adalah, sebagai alat uji untuk model-model analisis yang telah ditetapkan juga untuk mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung di antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Selain itu, analisis jalur yang menggunakan perhitungan regresi, memungkinkan pelaksanaan kontrol (pengendalian) pengaruh variabel bebas yang lain di luar persamaan regresi. Dengan demikian, pengaruh murni variabel dalam model analisis dapat diungkapkan dan pengaruh interaksi dapat dikendalikan. Seluruh proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 7,0. Kelemahan yang terdapat pada penelitian ini, adalah: (1) kemungkinan terjadi penyimpangan karena penggantian sampel, sebab beberapa siswa yang rencananya akan diambil sampel, ternyata tidak ada di tempat; (2) cukup banyak responder, baik disengaja ataupun tidak, yang memberikan jawaban tidak lengkap pada beberapa butir pertanyaan, terutama pertanyaan terbuka; (3) tidak dilakukan teknik wawancara mendalam (depth interview), sehingga kurang diperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai permasalahan penelitian.
Penelitian ini menemukan: (I) Rencana siswa setelah lulus SMU, sebagian besar adalah melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas atau institut di Perguruan Tinggi Negeri; (2) Aspirasi siswa pada pendidikan, sebagian besar adalah, agar dapat mempelajari ilmu pengetahuan atau keterampilan tertentu yang mereka minati. Sedangkan aspirasi orang tua pada pendidikan untuk anaknya, adalah agar anaknya mendapatkan bekal pengetahuan atau keahlian di Perguruan Tinggi yang berkualitas; (3) Aspirasi siswa pada pekerjaan, pada umumnya ingin bekerja di sektor jasa keuangan atau perbankan, kedokteran serta di bidang industri; di antara mereka, lebih banyak yang ingin bekerja di perusahaan swasta asing atau perusahaan swasta dalam negeri; posisi pekerjaan yang diharapkan, sebagian besar ingin menempati posisi di strata menengah atas; (4) Latar belakang status sosial-ekonomi orang tua, lebih banyak yang berada di strata menengah dan rendah; (5) Pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat, umumnya signifikan dan bersifat linear positif, kecuali pada variabel aspirasi siswa pada pekerjaan (AKS) dan aspirasi orang tua pada pekerjaan untuk anaknya (AKO), masing-masing tidak memiliki signifikansi terhadap variabel bebas lainnya dan juga terhadap variabel terikat; (6) Dari ketiga macam model analisis, ternyata model analisis ke dua dan ke tiga yang lebih sesuai untuk menjelaskan fenomena di atas. Variabel-variabel yang dominan dalam mempengaruhi rencana siswa adalah: (1) aspirasi orang tua pada pendidikan untuk anaknya [APO]; (2) aspirasi siswa pada pendidikan [APS] dan (3) status sosial-ekonomi orang tua [SES]."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T1034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>