Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khoerunnisa Tuankotta
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang hubungan pengeluaran keluarga untuk makanan dengan kecukupan total asupan energi pada anak usia 24-59 bulan di provinsi jawa barat tahun 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara pengeluaran keluarga untuk makanan, karakteristik anak dan karakteristik keluarga dengan total asupan energi yang cukup pada anak usia 24-59 bulan di provinsi jawa barat tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2010 yang analisisnya dilakukan selama bulan November 2011 ? Januari 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang mewakili provinsi jawa barat, sedangkan sampelnya adalah anggota rumah tangga yang berumur 24-59 bulan yang berjumlah 1.811 anak. Hasil penelitian mendapatkan prevalensi total asupan energi yang cukup pada anak usia 24-59 bulan sebesar 49.6%. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengeluaran keluarga untuk makanan, umur anak, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan kepala keluarga, pemanfaatan fasilitas kesehatan, jumlah ruangan dalam rumah tangga dan wilayah tempat tinggal dengan total asupan energi yang pada anak usia 24 ? 59 bulan di Provinsi Jawa Barat tahun 2010. Namun, tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, jumlah balita dalam rumah tangga, serta adanya anggota rumah tangga yang merokok dengan total asupan energi yang cukup pada anak usia 24 ? 59 bulan di Provinsi Jawa Barat tahun 2010.
ABSTRACT
This study discusses the relationship with the family expenses for the adequacy of total food energy intake in children aged 24-59 months in the province of West Java in 2010. The purpose of this study is to know the relationship between family expenditures for food, the characteristics of the child and family characteristics with sufficient total energy intake in children aged 24-59 months in the province of West Java in 2010. The study design used is a Cross Sectional. Riskesdas using secondary data analysis conducted in 2010 that during the month of November 2011 - January 2012. This study population is all households that represent the west Java province, while the sample is a member of the household aged 24-59 months, amounting to 1811 children. The results have a total prevalence of adequate energy intake in children aged 24-59 months at 49.6%. The results of statistical tests showed no significant association between family expenditures for food, child age, maternal education level, employment status of head of household, health facility utilization, number of rooms in households and neighborhoods with a total energy intake in children aged 24-59 month in West Java province in 2010. However, no significant associations between gender, family size, number of children under five in the household, and the presence of household members who smoke with enough total energy intake in children aged 24-59 months in West Java province in 2010.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Amran
Abstrak :
Berdasarkan data Kementerian Sosial, jumlah usia lanjut (usila) di Indonesia tahun 2004 tercatat 16.522.311 jiwa dan 3.092.910 jiwa atau sekitar 20% adalah usila terlantar. Nutrisi yang kurang pada usila berdampak pada kesehatan sehingga relatif mudah terjangkit penyakit infeksi dan gangguan zat gizi. Selain itu, asupan makanan berhubungan dengan depresi, jumlah gigi, gangguan gigi, penggunaan obat, penyakit, dukungan sosial seperti kunjungan keluarga atau orang terdekat, dan rasa makanan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan asupan makanan pada usila. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dilakukan terhadap 58 orang usila di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 01 Cipayung pada periode bulan Mei-Juni tahun 2010. Metode analisis multivariat digunakan untuk melihat faktor dominan yang berpengaruh terhadap asupan makanan. Sekitar 62,1% usila di panti sosial yang diteliti mempunyai asupan makanan yang kurang. Berdasarkan hasil analisis multivariat, makanan, penyakit, dan jumlah gigi merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi asupan makanan pada usila. ......Base on Ministry of Sosial Welfare, the number of elder in Indonesia 2004 was recorded 16.522.311 and 3.092.910 or about 20% were negleted elders. Poor nutrition will impact on the health of the elders that directly related the infectious disease and the level of food intake. Besides, food intake is also associated with depression, the number of theet, the dental disorders, drug use, diseases, social support include the visit of the family or the people around them, and the taste of the food. The objective of study is to describe the factors that associated with food intake on the elders. This study that was conducted in Mei-June 2010 used cross sectional design. The sample that was suitable with criteria used in this study is about 58 people. The study used multivariate analysis to know the dominant factors that affected food intake. The result showed that 62,1% of elders in Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 01 Cipayung has less food intake. Based on the results, the diseases, depression, number of the teeth, and taste of the food are associated with food intake of the elders.
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riski Septianing Astuti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai gambaran tekanan darah, faktor risiko, dan faktor dominan hipertensi pada Pegawai Kantor Pusat PT.Pos Indonesia di Jakarta. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional terhadap 132 responden. Pengambilan data dilakukan selama 4 minggu sejak bulan April-Mei 2016. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis bivariat yang digunakan sebagian besar menggunakan chi square, hanya 1 analisis bivariate yang menggunakan independent t-test, dan hanya 1 analisis yang menggunakan Mann Whitney-U. Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi adalah 22,70%. Riwayat hipertensi keluarga, persen lemak tubuh, durasi tidur, kebugaran, dan asupan natrium merupakan variabel yang memiliki perbedaan proporsi yang signifikan terhadap hipertensi. Asupan sayur dan buah merupakan faktor dominan terhadap hipertensi dengan nilai p value 0,017 dan nilai OR 7,204. Saran yang diberikan untuk mencegah hipertensi dan mengontrol nilai tekanan darah bagi penderita hipertensi adalah perbaikan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik.
ABSTRACT
The focus on this study is to discuss about prevalence blood pressure, risk factors, and dominant factor of hypertension in Main Office PT.Pos Indonesia Employee, Jakarta. Study design that used is cross sectional with 132 respondents. Data collection was done in four weeks in April-Mei 2016. This study used univariate, bivariate, and multivariate analysis. Chi square is mostly used in bivariate analysis, one with independent t-test, and one with Mann Whitney-U. Logistic regression is used in multivariate analysis. The result is prevalence hypertension is 22,70%. Gen, body fat percentage, sleep duration, fitness, and sodium intake is related to blood pressure. Vegetables and Fruits intake is a dominant factor for hypertension with p value 0,017 and OR 7,204. It is suggested that employee have to decrease high natrium and fat food, increase vegetables and fruits intake, and enhance physical activity.
2016
S63506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viera Minayu Sasheeta
Abstrak :
ABSTRAK
Food coping strategy adalah upaya seseorang untuk memenuhi kebutuhan makanan disaat makanan tidak tersedia dan tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beberapa faktor terhadap food coping strategy pada mahasiswa program Bidikmisi di beberapa fakultas terpilih di Universitas Indonesia tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Subjek penelitian ini merupakan mahasiswa program Bidikmisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Teknik yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 125 orang yang dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Data penelitian didapatkan dengan cara wawancara kuesioner menggunakan modifikasi Coping Strategies Index dan pengukuran antropometri berupa tinggi badan dan berat badan. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 98.4 mahasiswa Bidikmisi pernah melakukan food coping strategy dalam 7 hari terakhir dan skor food coping strategy memiliki rata-rata 23.42 14.27. Perilaku yang paling sering dilakukan antara lain mengurangi kebiasaan jajan atau snack, membeli makanan siap saji dan memilih makanan yang lebih murah atau kurang disukai. Dalam penelitian ini ditemukan ada hubungan antara tahun angkatan masuk dengan food coping strategy p = 0.047 . Selain itu hubungan yang bermakna juga ditemukan pada variabel food coping strategy dengan asupan energi dan asupan karbohidrat mahasiswa Bidikmisi p = 0.028; p=0.020.
ABSTRACT
Food coping strategy is what you do when you don rsquo t have adequate food and don rsquo t have the money to buy food. The purpose of this study was to find out the association between some factors with food coping strategy in Bidikmisi students of selected faculties in University of Indonesia 2017. This is a quantitative research with cross sectional study design. Subject of this study is 125 Bidikmisi students who meet the criterias from 3 selected faculties which are Faculty of Economy and Business, Faculty of Public Health and Faculty of Engineering. Data of this research obtained by questionnaires using modified coping strategies index and anthropometry measurements for height and weight. Results of this study showed as much as 98.4 of Bidikmisi students have done food coping strategy in last 7 days and the average of food coping strategy was 23.42 14.27. Bivariate results using independent T test showed a significant association between college entrance year and food coping strategy p 0.047 . In bivariate results of dietary intake using correlation and linier regression test showed a significant association between food coping strategy and energy intake p 0.028 and also carbohydrate intake p 0.020.
2017
S67729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avita Aliza Usfar
Kebumen: CV. Intishar Publishing, 2022
613.2 AVI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sanny Ngatidjan
Abstrak :
ABSTRAK
Pola asupan makanan berlemak pada suku Minangkabau dan Sunda berbeda. Makanan berlemak berisiko meningkatkan penyakit tidak menular. Penelitian studi potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan medium chainsaturated fatty acid MC-SAFA dan long chain saturated fatty acid LC-SAFA terhadap kadar malondialdehida MDA plasma pada wanita19 ndash;50 tahun suku Minangkabau dan Sunda.Pengumpulan data asupan makanan dengan 2x24 hours food recall dan metode spekrofotometri untuk kadar MDA plasma. MC-SAFA pada suku Minangkabau 17,6 8,8 ndash;35,6 g/hari lebih tinggi bermakna dibandingkan Sunda 12,6 9,7 ndash;17,8 g/hari p=0,010 . LC-SAFA suku Minangkabau 13,2 10,0 ndash;17,3 g/hari lebih tinggi bermakna dibandingkan Sunda 10,1 7,1 ndash;14,0 g/hari p
ABSTRACT
The pattern of fatty food intake in Minangkabau and Sundanese is different. Fatty foods increase the risk of non communicable diseases. This cross sectional study was aimed to deterrmine the relationship between medium chain saturated fatty acid MC SAFA and long chain saturated fatty acid LC SAFA to mmalondialdehyde MDA levels in 19 50 years old women of Minangkabau and Sundanese. Data collection of food intake using 2x24 hours food recall and spectrophotometric method for MDA levels. MC SAFA in Minangkabau was 17.6 8.8 35.6 g day, significantly higher than Sundanese, which was 12.6 9.7 17.8 g day p 0.010 . LC SAFA of the Minangkabau was 13.2 10.0 17.3 g day, significantly higher than Sundanese, which was 10.1 7.1 14.0 g day p
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilya Roza Werdani
Abstrak :
Kekurangan gizi merupakan salah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh asupan makanan yang tidak adekuat dan penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kekurangan gizi (wasting) pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Kekurangan gizi (wasting) diukur menggunakan indikator berat badan menurut panjang badan (BB/PB). Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri (berat badan dan panjang badan) dan wawancara kuesioner dengan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17,0% anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang mengalami kekurangan gizi (wasting). Dari 153 anak usia 6-23 bulan, 44,4% mengalami infeksi saluran pernapasan akut dan/atau diare dalam 2 minggu terakhir, 47,7% tidak ASI eksklusif, 43,1% tidak mencapai minimum dietary diversity, 52,9% tidak mencapai minimum acceptable diet, 32,0% mengalami defisit asupan energi, dan 52,9% defisit asupan protein. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa penyakit infeksi (p-value =0,032) dan asupan energi (p-value =0,017) berhubungan signifikan dengan kekurangan gizi (wasting). Uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa asupan energi merupakan faktor dominan kekurangan gizi (wasting) pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang tahun 2019 (OR=5,616; 95% CI : 1,193-26,438).
Undernutrition is a form of malnutrition caused by inadequate food intake and infectious diseases. The present study was conducted to determine the dominant factor related to undernutrition (wasting) among children aged 6-23 months in Pagedangan, Tangerang District. Cross-sectional designs were used to conduct this study. Undernutrition (wasting) was measured using child weight-for-height (WHZ) indicator. The data were collected by anthropometric measurements (body weight and body length) and questionnaire interviews with respondents. This study showed that 17.0% of children aged 6-23 months in Pagedangan, Tangerang District were wasted. Of the 153 children aged 6-23 months, 44.4% had acute respiratory infections and/or diarrhea in the past 2 weeks, 47.7% did not exclusively breastfeed, 43.1% had un-met the minimum dietary diversity, 52.9% had un-met a minimum acceptable diet, 32.0% had a deficit of energy intake and 52.9% had a deficit of protein intake. Chi-square analysis revealed that infectious diseases (p-value=0.032) and energy intake (p-value=0.017) were significantly associated with undernutrition (wasting). Multiple logistic regression analysis revealed that energy intake was the dominant factor of undernutrition (wasting) among children aged 6-23 months in Pagedangan, Tangerang District in 2019 (OR=5,616; 95% CI:1,193-26,438).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurita Chairina
Abstrak :
Latar belakang: Lingkungan kerja pilot dengan paparan radiasi kosmik dan hipoksia dapat menyebabkan gangguan metabolisme lemak yang terlihat pada pemeriksaan profil lipid darah. Dislipidemia merupakan faktor risiko utama aterosklerosis yang menyebabkan serangan jantung sehingga dapat mengancam keselamatan penerbangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor - faktor risiko dislipidemia pada pilot sipil di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan consecutive sampling pada pilot sipil yang memeriksakan kesehatan berkala di Balai Kesehatan Penerbangan. Data profil lipid didapatkan dari pengisian kuesioner. Variabel yang dianalisis adalah jam terbang total, asupan makanan, Indeks Massa Tubuh IMT, kebiasaan merokok, dan latihan fisik. Hasil: Terdapat 128 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian. Didapatkan prevalensi dislipidemia 61,7 dengan mayoritas kadar HDL rendah sebesar 57. Faktor - faktor dominan yang berhubungan dengan dislipidemia adalah obesitas dan asupan makanan tidak sesuai. Pilot sipil dengan asupan makanan tidak sesuai meningkatkan risiko dislipidemia sebesar 2x lipat dibandingkan pilot sipil dengan asupan makanan sesuai OR= 2,44; IK 95 = 1,15 - 5,18; p= 0,02. Jika dibandingkan dengan pilot sipil dengan IMT normal, pilot obese berisiko 4x lipat terjadi dislipidemia OR= 4,21; IK 95 = 1,48 - 11,99; p= 0,007. Simpulan: Asupan makanan tidak sesuai dan obesitas berhubungan dengan terjadinya dislipidemia pada pilot sipil di Indonesia. ...... Background: Pilot's occupational environment with cosmic radiation and hypoxia exposure can influence lipid metabolism which reflected in blood lipid profile. Dyslipidemia is the main risk for atherosclerosis that lead to heart attack which can threats flight safety. The purpose of this study was to identify associated risk factors for dyslipidemia among civilian pilot in Indonesia. Methods: This was cross - sectional study using consecutive sampling among civilian pilots who went to periodic medical check - up in Balai Kesehatan Penerbangan. Blood lipid profiles data was obtained from questionnaire. Variables that went into analyze are total flight hours, food intake, Body Mass Index BMI, smoking habit, and physical activity. Results: There were 128 respondents who met the inclusion criteria and willing to participate. The dyslipidemia prevalence was 61,7 with low - HDL index was the highest up to 57. Obesity and inapproriate food intake were dominant risk factors that associated with dyslipidemia. Civilian pilots with inapproriate food intake compared with those who had appropriate food intake had 2 - fold risk to have dyslipidemia OR 2,44 95 CI 1,15 - 5,18 p 0,02. Obese pilots had 4 - fold risk to have dyslipidemia compared with those pilots with normal BMI OR 4,21 IK 95 1,48 - 11,99 p 0,007. Conclusion: Inapropriate food intake and obesity associated with dyslipidemia among civilian pilots in Indonesia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Maya Sari
Abstrak :
ABSTRAK

Latar Belakang: Kehamilan merupakan suatu proses yang membutuhkan asupan seng yang adekuat guna menunjang kesehatan ibu dan janin. Defisiensi seng akibat kurangnya asupan dan bioavailabilitas seng dalam diet masih merupakan masalah di negara berkembang termasuk Indonesia.

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kadar seng serum dan hubungannya dengan asupan makanan dalam upaya perbaikan asupan seng pada kehamilan trimester tiga.

Desain: Penelitian dilakukan terhadap 51 subjek ibu hamil trimester tiga dengan menggunakan desain studi potong lintang dan consecutive sampling.

Hasil: Dari penelitian diperoleh hasil rerata kadar seng serum pada subjek penelitian adalah 39,32±6,28 µg/dl dengan frekuensi seng serum rendah dari normal sebesar 92,16%. Semua subjek penelitian tidak memenuhi asupan seng, serat, energi dan protein sesuai AKG. Asupan besi subjek penelitian melebihi AKG pada 96,1% subjek dan semua subjek memiliki rasio molar fitat lebih dari 15. Terdapat korelasi lemah yang tidak bermakna secara statistik antara asupan seng (r=0.068), besi (r=0,09), fitat (r=0,081), serat (r=0,026), energi (r=0,073) dan protein (r=0,033) dengan seng serum subjek penelitian.

Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara asupan seng, besi, fitat, serat, energi dan protein dengan seng serum subjek penelitian. Dibutuhkan edukasi tentang bahan makanan sumber yang baik untuk memperbaiki asupan seng, besi, fitat, serat, energi dan protein pada ibu hamil.


ABSTRAK

Background: Pregnancy is a process that requires an adequate zinc intake to support maternal and perinatal health. However, zinc deficiency due to inadequate intake and zinc bioavailability in diet still remain a problem in developing countries, including Indonesia.

Objective: The aim of this study is to investigate serum zinc levels and its relation to food intake in order to improve zinc intake in late pregnancy.

Design: The method used in this study was cross sectional, consecutive sampling on 51 late pregnancy subjects.

Results: The study results mean serum zinc level was 39.32±6.28 µg/dl with prevalence of serum zinc below normal 92.16%. All of the subjects did not meet the RDI of zinc, fiber, energy and protein. As 96.1% subjects meet the RDI of iron and all subjects had phytate-zinc molar ratio more than 15. There was a weak correlation that not statistically significant between the intake of zinc (r=0.068), iron (r=0.09), phytate (r=0.081), dietary fiber (r=0.026), energy (r=0.073) and protein (r=0.033) with serum zinc.

Conclusion:This study conclude that there was no association between intake of zinc, iron, phytate, dietary fiber, energy and protein with serum zinc level in late pregnancy. Pregnant women need a nutritional education about good food source to improve zinc, iron, dietary fiber, energy, and protein intakes.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erena Fabyola Laurensia
Abstrak :
Fenomena transisi penyakit menular menjadi tidak menular serta tingginya kematian akibat penyakit tidak menular menjadi hal yang serius. Salah satu faktornya adalah dikarenakan meningkatnya angka kegemukan. Di Indonesia, kejadian kegemukan pada anak usia 6-12 tahun merupakan prevalensi tertinggi (9,2%). Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan asupan makanan dan karakteristik responden pada anak usia 6-12 tahun dengan kejadian kegemukan berdasarkan tempat tinggal di Indonesia.. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2010, dengan desain studi cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah anak usia 6-12 tahun yang menjadi sampel dalam Riskesdas 2010 dengan kriteria inklusi memiliki kelengkapan data hasil ukur untuk berat badan dan tinggi badan bagi anak usia 6-12 tahun serta ayah dan ibu dari anak yang menjadi sampel. Terdapat perbedaan antara asupan total energi di perkotaan, asupan protein di perkotaan dan di pedesaan, asupan lemak di perkotaan dan di pedesaan, jenis kelamin di perkotaan dan di pedesaan, status gizi ayah dan ibu di perkotaan dan di pedesaan. Hasil penelitian ini menyarankan untuk edukasi kepada anak dan orang tua mengenai pola makan sehat dan seimbang, prioritas program pencegahan dan penanggulangan kegemukan di perkotaan, serta kerjasama dengan Kemendikbud dan sekolah.
Phenomenon of transition from communicable to non-communicable disases and the high mortality rate because of non-communicable diseases become a serious problem. One of the factor is because of the increasing number of overweight. In Indonesia, overweight in children age 6-12 years has the highest prevalence (9,2%). The purpose of this study is to know the difference between food consumption and respondent characteristics in children age 6-12 years with obesity based on the living area. This study is using Riskesdas 2010 data, with cross-sectional as the study design. The sample in the study is children age 6-12 years who are the samples in Riskesdas 2010 with the no-missing data of body-weight and height of the children, the fathers, and the mathers of children in the study. There are differences between total energy consumption in the urban area, protein consumption in urban and rural area, also mothers and fathers nutrition status in urban and rural area. This study suggests to educate the children and parents about the balancing and healthy food consumption, prioritizing program in urban area, also cooperate with Education Ministry and schools.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>