Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yohana Septianty Isabel
"Hipertensi merupakan salah satu jenis Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi beban pemerintah dalam pengendalian penyakit setiap tahunnya. Hipertensi disebabkan oleh berbagai faktor resiko. Sebagian besar faktor resiko hipertensi merupakan pola hidup yang dapat diubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran kasus hipertensi berdasarkan faktor resiko faktor sosial, faktor fasilitas pelayanan kesehatan, serta faktor pola hidup. Pendekatan spasial dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya interaksi spasial antara faktor-faktor resiko hipertensi dengan kasus hipertensi di wilayah DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan variable program skrining memiliki pola sebaran yang menyebar dengan interaksi spasial yang bersifat negative dan terdapat interaksi spasial antara variable program skrining terhadap kasus hipertensi. Sedangkan variable jumlah puskesmas, jumlah dokter, jumlah ahli gizi, pendidikan rendah, konsumsi alcohol, merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan kurang serat memiliki pola sebaran yang mengelompok dan interaksi spasial yang bersifat positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi spasial antara variable-variabel tersebut terhadap kasus hipertensi. Peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM) oleh puskesmas setempat yang menjadi garda terdepan dalam kegiatan preventif dan promotif diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan pengendalian kasus hipertensi di wilayah DKI Jakarta.

Hypertension is one type of Noncommunicable Disease (NCD) that is a burden on the government in disease control every year. Hypertension is caused by various risk factors. Most of the risk factors for hypertension are lifestyles that can be changed. This study aims to determine the pattern of distribution of hypertension cases based on risk factors, social factors, health care facilities, and lifestyle factors. The spatial approach was used to determine the spatial relationship between hypertension risk factors and hypertension cases in the DKI Jakarta area. The results showed that the screening program variable had a spreading pattern with a negative spatial relationship and there was a spatial interaction between the screening program variables and hypertension cases. While the variables of the number of public health centre (PUSKESMAS), the number of doctors, the number of nutritionists, low education, alcohol consumption, smoking, obesity, lack of physical activity, lack of fiber, and vulnerable age have clustered distribution patterns and positive spatial relationships, so it can be concluded that there is no spatial interaction between these variables on cases of hypertension. Improving the quality and quantity of Noncommunicable Disease Integrated Assistance Post (POSBINDU PTM) activities of local health centers, which are the front line in preventive and promotive activities is expected to be the key to successful control of hypertension cases in the DKI Jakarta area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Prayitno
"Berkaitan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998, penelitian ini mencoba melihat apakah ada perubahan tingkat efisiensi wilayah. Seiring dengan era otonomi daerah dan berkaitan dengan proses aglomerasi perlu diketahui keterkaitan antar wilayah dalam hal tingkat efisiensi. Karakteristik wilayah yang lebih terbuka mengindikasikan adanya hubungan spasial. Pengaruh faktor space ini dicoba dianalisis dalam penelitian ini.
Dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang berbasis program linier dengan menggunakan lima variabel input yaitu jumlah tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, modal dan listrik dan satu variabel output dari data Industri Besar dan Sedang 107 kabupaten dan kota Pulau Jawa, dilakukan perhitungan tingkat efisiensi wilayah. Dengan metode DEA dapat diperoleh tingkat efisiensi wilayah secara relatif terhadap wilayah yang lain dan wilayah referensi. Evaluasi tingkat efisiensi dapat dilakukan dengan berpedornan pada wilayah referensi yang menjadi benchmark bagi wilayah lain.
Hasil perhitungan dengan metode DEA dapat diketahui tingkat efisiensi wilayah kabupaten dan kota Pulau Jawa pada tahun 1993, 1998 dan 2003. Secara umum pada masa krisis ekonomi terjadi perubahan tingkat efisiensi wilayah. Dengan membuat rangking antar wilayah dapat diketahui posisi tingkat efisiensi tiap wilayah dibandingkan wilayah lain.
Dengan Moran'I., value diketahui bahwa terdapat spatial autocorrelation. Tingkat efisiensi suatu wilayah ternyata terpengaruh oleh tingkat efisiensi wilayah tetangga. Wilayah-wilayah dengan tingkat efisiensi tinggi cenderung mengumpul. Hal ini menguatkan teori aglomerasi, yaitu penghematan yang terjadi akibat fenomena berkumpul.
Dengan efisiensi yang tinggi maka tingkat keuntungan yang diperoleh akan meningkat. Keuntungan merupakan elemen pembentuk nilai tambah bruto. Secara empiris dapat dibuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat efisiensi wilayah dan produk domestik regional bruto (PDRB). Tingkat efisiensi wilayah mempengaruhi produk domestik regional bruto yang dihasilkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Surjandari Prajitno
"Variable Rate Technology (VRT) offers an opportunity to improve production efficiency by allowing input applications to fluctuate in response to spatial variations in soil characteristics and nutrient levels. Society may also benefit from reduced negative externalities, such as surface and groundwater contamination, from input applications. Using a dynamic spatial model, this study examines how the interaction among variability, spatial autocorrelation, and mean level of soil fertility affects optimal sampling density and the economic gains from VRT. VRT was found to be profitable under selected conditions, and the optimal grid size will vary with these conditions. In the case where variability and mean fertility levels are significantly high associated with low spatial autocorrelation, VRT produces greater net returns than Uniform Rate Technology (URT), even with the smallest grid size to base the input application decisions. Results also demonstrate that optimal grid size increases with increased spatial autocorrelation."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Meitha Nareswari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial dari kepuasan hidup penduduk DKI Jakarta. Data penelitian diambil melalui survei online pada penduduk Jakarta yang berusia di atas 18 tahun ( N=748). Pengukuran variabel kepuasan hidup dilakukan dengan menggunakan Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan untuk variabel kondisi geografi didapatkan dari data sekunder Badan Pusat Stastistik dan Jakarta Open Data. Analisis spasial dilakukan dengan menggunakan metode autokorelasi spasial Moran’s I, Moran scatter plot, dan regresi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat pola spasial kepuasan hidup penduduk Jakarta yang mengelompok di tingkat kelurahan (Moran’s I= 0.224) dan densitas penduduk di tingkat kelurahan berkontribusi terhadap kepuasan hidup penduduk Jakarta (R² = 0.111).

The current study is aimed to analyse geospatial pattern of life satisfaction among Jakarta’s residents. Data were gathered through an online survey on the Jakarta’s population aged above 18 years (N = 748). Life satisfaction was measured using Satisfaction With Life Scale (SWLS) and geographic data were obtained from Badan Pusat Statistik and Open Data Jakarta. Spatial data were analyzed using Moran’s I spatial autocorrelation method, Moran Scatter plot, and regression. Results showed that there is a clustered pattern of life satisfaction among residents of Jakarta (Moran’s I=0.224) and population density at urban village level contributes to life satisfaction of Jakarta’s population (R² = 0.111)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswantri Heri Singgih
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pola otokorelasi return pada portofolio industri, profitabilitas strategi momentum dan hubungan antara pola otokorelasi return dan profitabilitas strategi momentum di Bursa Efek Jakarta periode Januari 2001 sampai dengan Desember 2004.
Metode analisis dipakai dekomposisi profit dari Lo and MacKinlay (1990) dengan menguji otokorelasi return portofolio industri berdasarkan data indeks harga saham sektoral mingguan dengan periode lag k = 1, 2, 4, 12 dan 26 minggu. Uji one sample t test untuk mengetahui profitabilitas strategi momentum pada tiap-tiap periode lag. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara otokorelasi return dan profitabilitas strategi momentum dipakai uji korelasi Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan adanya otokorelasi return pada tiap-tiap portofolio industri yang signifikan pada lag k=2, 4, 12, dan 26 minggu. Otokorelasi return juga memberikar kontribusi yang besar bagi terbentuknya momentum profit. Strategi momentum berdasarkan portofolio industri menghasilkan keuntungan yang signifikan pada periode lag k = 12 minggu, tetapi tidak menunjukkan adanya keuntungan pada periode lag yang lebih kecil. Strategi kontrarian berdasarkan portofolio industri memberikan keuntungan pada periode lag k = 26 minggu.

The aim of this research is to reveal the existence of return autocorrelation in industry portfolio, profitability of momentum strategies and the pattern of return autocorrelation in the Jakarta Stock Exchange in the period of January 2001 to December 2004.
Analysis method implemented in this research is the profit decomposition Lo and MacKinlay (1990) by examining the return autocorrelation in the portfolio industry based on weekly industrial index with lag k = 1,2,4,12 and 26 weeks. One sample of t test is conducted to explore the profitability of momentum strategy in each lag period. To explore how closed the correlation between return autocorrelation and profitability of momentum strategy is author utilize Pearson's correlation test.
Research show the existence of return autocorrelation in each industry portfolio is significant on lag k = 2, 4, 12 and 26 weeks. Return outocorrelation also shares significant contribution in constructing the profit momentum. Momentum strategy based on industry portfolio yield significant profit in lag period of k = 12 weeks, but show no gain profit in smaller lag period. Contrarian strategy based on industry portfolio is proved also to yield profit in lice lag period of k = 26 weeks.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Mauli Nadia
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara place attachment dan pro environmental behaviour serta persebaran spasialnya pada penduduk Jakarta. Partisipan yang didapatkan sebanyak 502 penduduk Jakarta berusia di atas 18 tahun dari 203 kelurahan. Pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur place attachment dan General Ecological Behaviour. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa place attachment dengan dimensi physical attachment (r=0.39, p < 0.01) dan social attachment (r=0.39, p < 0.01) mempunyai korelasi yang signifikan dengan pro environmental behaviour. Analisis spasial kemudian menunjukkan bahwa terdapat klasterisasi untuk physical attachment (Moran’s I= 0.099), social attachment (Moran’s I= 0.115), dan pro environmental behaviour (Moran’s I= 0.097) pada tingkat kelurahan di Jakarta.

This study was conducted to determine the relationship between place attachment and pro environmental behaviour as well as the spatial distribution on Jakarta residents. Participants consisted of 502 Jakarta residents aged above 18 years old from 203 Jakarta sub-districs. The measurement that is used in this study are place attachment scale and General Ecological Behaviour. The statistical analysis found that place attachment with physical attachment (r=0.39, p < 0.01) and social attachment (r=0.39, p < 0.01) dimensions are correlated significantly with pro environmental behaviour. Spatial analysis shown that physical attachment (Moran’s I= 0.099), social attachment (Moran’s I= 0.115), and pro environmental behaviour (Moran’s I= 0.097) are clustered in sub-district level."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Nugroho S.
"Ada tiga tahap utama dalam pengenalan ucapan yaitu tahap segmentasi untuk menemukan batas-batas fonem, tahap ekstraksi untuk mendapatkan nilai atas segmen-segmen sinyal dan tahap klasifikasi untuk pembandingan nilai segmen dengan nilai acuan. Di antara ketiganya, segmentasi merupakan tahap yang paling menentukan, karena jika keluarannya salah maka dua tahap beriktnya menjadi sia-sia.
Berbagai metode dipergunakan dalam teknik segmentasi. Salah satunya Adapted Local Trigonometric Transforms (ALIT) yang mendekomposisi sinyal suara menjadi partisi-partisi trigonometris dan orthonormal dengan pemanfaatan DCT (Discrete Cosine Transform) yang memang memiliki keunggulan dalam hal kompresi sinyal [7]. Meski demikian, teknik ini juga memiliki kekurangan yaitu sensitif terhadap pergeseran sinyal ucapan.
Teknik lain yang lebih tahan terhadap pergeseran sinyal ucapan dan bahkan derau adalah Parametric Filtering (PF) [8]. Teknik ini menggabungkan parametric filter bank dengan sebuah analisa otokorelasi selisih-satu (lag-one autocorrelation) untuk menghasilkan fungsi karakterisasi yang baru sama sekali dan tahan terhadap perubahan frekuensi dan derau. Otokorelasi selisih-satu merupakan korelasi sinyal terhadap sinyal itu sendiri setelah mengalami penundaan sebesar satu sekuensi. Fungsi ini mampu menampilkan dan menangkap perubahan spektral dan energi walau dalam domain waktu.
Sinyal di-filter dalam sebuah filter bank yang berupa Parametric HR filter all-pole orde satu, lalu dikolerasikan dan didemodulasi untuk diambil yang diperlukan. Sambil dilakukan pengukuran distorsi untuk mencari nilai batas segmen, sinyal dapat ditampilkan sehingga mempermudah analisa. Tesis ini dilakukan dengan mensegmentasikan suku-kata bahasa Indonesia secara hampir real time dengan penundaan maksimum 10 detik.
Analisa dilakukan terhadap performansi sistem dari sisi akurasi, waktu proses dan stabilitas. Diharapkan ini akan menjadi langkah awal yang tepat bagi tahap-tahap pengenalan ucapan selanjutnya dalam merintis sistem Voice To Text yang sesuai untuk suku-kata bahasa Indonesia.

There are three major steps in speech recognition which are accordingly segmentation for end-point detection, extraction to get the values upon the segmented signals and classification that yielding the corresponding references. Among the three, segmentation is the most important step since once it's output is incorrect then the next two will be nothing.
There are methods used in this step. Among others are the so-called Adapted Local Trigonometric Transforms (ALIT} which decomposite signals into orthonormal-trigonometrical parts using Discrete Cosine Transform (DC?) that is good in signal compressing [7]. Anyway, this method lacks of sensitivity over unstable signals.
Another method that is robust to such sigwls as well as noise is Parametric Filtering (PF) [8]. This method combines a parametric filter bank and a lag-one autocorrelation analysis to produce a new characterisation function that overcome the frequency shift and noise. Lag-one autocorrelation means correlating the signal toward itself after one-sequence delayed. It also displays and cacthes spectral and energy changes even in time domain.
Signal is filtered in a filter banks which are all-pole first order parametric IIR filter, after which it is correlated by lag-one autocorrelation. Next, signal is demodulated to yield what is needed. While being processed by distortion measures to find end-points, the signal can be displayed to make the analysis visible. Research done by segmenting Indonesia syllabels in almost real time with ten-second maximum delay.
There are analysis upon system performances in accusation, time consuming and stability point of view. Hopefully, this will become fisrt step for the next speech recognition steps and lead to the suitable VoiceToText system for Indonesia syllabels."
2001
T5119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Jovanka Mayske Agatha
"Kota Surabaya memiliki potensi bahaya amplifikasi yang disebabkan dari aktifitas tektonik akibat adanya dua segmen Sesar Kendeng yaitu Segmen Surabaya dan Segmen Waru. Penelitian ini dilakukan di bagian barat Kota Surabaya dengan menerapkan metode mikrotremor array yaitu Autokorelasi Spasial (SPAC), dengan delapan titik tengah (base) yang telah ditentukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kondisi struktur batuan bawah permukaan di bagian barat Kota Surabaya yang berpotensi menyebabkan amplifikasi menggunakan metode mikrotremor array. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer hasil akuisisi lapangan dengan metode mikrotremor array konfigurasi equilateral triangle yang dikumpulkan oleh BMKG pada tahun 2020 dan 2023. Metode SPAC memanfaatkan korelasi spasial antara kecepatan gelombang mikrotremor pada berbagai titik pengamatan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan. Metode SPAC mampu menunjukkan variasi nilai kecepatan gelombang geser (Vs) dan kedalaman bedrock engineering di setiap titik pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode mikrotremor array dengan konfigurasi equilateral triangle efektif digunakan untuk mengestimasikan struktur bawah permukaan di bagian barat Surabaya, yaitu struktur perlipatan antiklin sinklin, serta identifikasi awal adanya sesar naik yang merupakan mekanisme dari Sesar Kendeng Segmen Surabaya.

Surabaya city faces potential amplification hazards due to tectonic activities resulting from the presence of two Kendeng Fault segments, namely the Surabaya Segment and the Waru Segment. This study was conducted in the western part of Surabaya city, employing the microtremor array method, specifically Spatial Autocorrelation (SPAC), with eight predetermined base points. The objective of this research is to depict the subsurface rock structure conditions in the western part of Surabaya that may lead to amplification using the microtremor array method. The data utilized in this study are primary field acquisition results with the equilateral triangle configuration of the microtremor array, collected by BMKG in 2020 and 2023. The SPAC method leverages spatial correlation between microtremor wave velocities at various observation points to identify subsurface structures. The SPAC method is capable of indicating variations in shear wave velocity (Vs) values and bedrock engineering depth at each observation point. Research findings reveal that the microtremor array method with an equilateral triangle configuration is effective in estimating subsurface structures in the western part of Surabaya, specifically, anticline syncline folding structures, and provides an initial identification of an reverse fault, which is a mechanism of the Surabaya Segment of the Kendeng Fault.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghny Fitriany
"Pertumbuhan Jakarta yang semakin pesat menyebabkan pembangunan di Jakarta terus meningkat dan menimbulkan permasalahan penurunan muka tanah. Penurunan muka tanah sendiri dapat berpengaruh terhadap wilayah banjir, yakni dapat mempengaruhi kedalaman dan durasi banjir. Jakarta Barat, khususnya wilayah Rawa Buaya, merupakan salah satu wilayah yang mengalami permasalahan penurunan muka tanah dan banjir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara penurunan muka tanah dengan wilayah banjir di Rawa Buaya.Metodologi yang digunakan adalah dengan mengkorelasikan antara data sekunder titik pengamatan penurunan tanah yang diinterpolasi dan data kedalam dan durasi banjir yang diperoleh dari hasil survei lapang.
Dengan menggunakan analisis autokorelasi spasial, korelasi antara penurunan muka tanah dengan kedalaman dan durasi banjir hanya terjadi di sebagian kecil saja dari wilayah Rawa Buaya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks Moran’s I sebesar 0,361 dan 0,378 yang berarti memiliki korelasi spasial yang lemah. Pengaruh penurunan muka tanah terhadap kedalaman dan durasi banjir yang ditunjukkan dengan nilai R2 masing-masing hanya sebesar 13,1 persen dan 14,4 persen. Wilayah yang memiliki korelasi antara penurunan tanah dan wilayah banjir ada dibagian tengah hingga utara Rawa Buaya.

The rapid growth of Jakarta led to construction's rise and caused land subsidence problems. Land subsidence it self can work on the flood areas, which can affect the depth and duration of flooding. West Jakarta, particularly Rawa Buaya is a region with land subsidence and flooding's problems.
This study aimed to assess the correlation between land subsidence and flood areas in Rawa Buaya. The methodology used is correlation between secondary data of land subsidence's observations points that are interpolated and data of flooding’s depth and duration that are obtained from surveys.
By using spatial autocorrelation analysis, the correlation between land subsidence and flood’s depth and duration only occurs in a small fraction of Rawa Buaya. This is indicated by the values of Moran's I index that are 0.361 and 0.378, which means having a weak spatial correlation. The influence of land subsidence on flood’s depth and duration was indicated by R2's values that are 13.1 percent and 14.4 percent. The regions that has correlation between land subsidence and flooding there in the middle region to the north of Rawa Buaya.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Trisnawati
"ABSTRAK
Kriminalitas merupakan salah satu permasalahan sosial yang harus diatasi karena mengakibatkan berbagai macam kerugian ekonomi dan psikologis. Kriminalitas termasuk fenomena spasial karena terdapat kecenderungan bahwa tingkat kriminalitas suatu daerah mempengaruhi tingkat kriminalitas di daerah sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan spasial tingkat kriminalitas antar provinsi-provinsi di Indonesia dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang signifikan mempengaruhi tingkat kriminalitas diantara household expenditure, tingkat pengangguran terbuka, persentase siswa SMA dropout, persentase polisi, persentase penduduk miskin, dan indeks gini.
Penelitian ini menggunakan data panel 33 provinsi selama periode 2007-2013, yang dianalisis secara deskriptif dan ekonometrika menggunakan regresi data panel dan regresi spasial data panel. Hasil estimasi menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan spasial tingkat kriminalitas di Indonesia. Model terbaik yang dapat menggambarkan tingkat kriminalitas adalah spatial autocorrelation (SAC) yang menunjukkan adanya keterkaitan spasial baik pada variabel dependen maupun errornya. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi tingkat kriminalitas di Indonesia selama periode 2007-2013 adalah indeks gini, persentase siswa SMA dropout, dan tingkat pengangguran terbuka. Dengan α=1% indeks gini menunjukkan variabel yang paling berpengaruh terhadap peningkatan tingkat kriminalitas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan ekonomi antar masyarakat dapat memicu terjadinya aktifitas kriminal.

ABSTRACT
Crime is a social problem that must be solved because it resulted in a wide range of economic and psychological losses. Crime is one of spatial phenomena because there is a tendency that a local crime rate affects the crime rate in surrounding area. This study aims to investigate the spatial linkages of crime rate among the provinces in Indonesia and to identify what factors are significantly affecting the crime rate among household expenditure, unemployment rate, the percentage of high school students drop out, the percentage of the police, the percentage of poor people, and the index gini.
This study uses panel data of 33 provinces during the period 2007-2013, were analyzed using descriptive and econometric panel data regression and spatial regression panel data. The result indicates that there is a spatial linkages of crime rate in Indonesia. The best model that can capture the crime rate is spatial autocorrelation (SAC) which shows the spatial relationship both on the dependent variable and error. Significant factors that affecting the crime rate in Indonesia for period 2007-2013 are the gini index, the percentage of high school dropouts, and the unemployment rate. With α = 1% gini index is the most influence variable that increase the crime rate. This indicates that the economic disparities between communities may lead to criminal activity.
"
2016
T44800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>