Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Paras Ayu Cinta Nandhita
"Plastik adalah material serbaguna yang dapat ditemukan dalam kuantitas yang tinggi dalam perekonomian global. Skala produksi plastik yang sangat besar menyebabkan tingginya kuantitas limbah plastik yang bermuara di badan air. Sebagai penyumbang limbah plastik kedua terbesar di dunia, Indonesia terhitung menghasilkan 187,2 juta ton limbah plastik ke badan air pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan degradasi limbah plastik dengan menggunakan reaktor skala laboratorium dan air sungai artifisial dengan konsentrasi BOD dan COD berturut-turut sebesar 23,89 mg/L dan 67 mg/L. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel PE, PP dan PET sebagai sampel uji dengan periode perendaman selama 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi degradasi kimiawi, sampel plastik PE merupakan satu-satunya sampel plastik yang mengalami degradasi dalam kurun waktu perendaman 3 bulan. Hal tersebut ditunjukkan dengan terbentuknya titik puncak pada panjang gelombang 1741,45 cm-1 dengan transmittance 93,2%. Selain itu, dari segi dekomposisi termal, sampel plastik PE mengalami dekomposisi termal paling tinggi dengan selisih Tmax sebesar 11,95°C dalam kurun waktu perendaman 3 bulan. Terakhir, dari segi degradasi mekanis sampel PE merupakan sampel yang mengalami degradasi mekanis paling optimal pada bulan ke-1 perendaman dengan selisih kuat tarik dan regangan saat patah sebesar 4,766 MPa dan 335,8%. Rekomendasi yang diberikan adalah berupa himbauan pemanfaatan sampah plastik badan air sebagai bahan baku sistem pemulihan energi dengan metode termokimia.
Plastic is a versatile material that can be found in high quantities in the global economy. The enormous scale of plastic production causes the high quantity of plastic waste that released into water bodies. As the second largest contributor of plastic waste in the world, Indonesia responsible for 187.2 million tons of plastic waste released to ocean in 2015. This study aims to analyze the ability of plastic waste degradation using laboratory scale reactors and artificial river water with BOD and COD concentrations of 23,89 mg/L and 67 mg/L, respectively. The study was conducted using plastic samples of PE, PP and PET with an immersion period of 3 months. The results showed that in terms of chemical degradation, Polyethylene were the only plastic that experienced degradation within a period of 3 months immersion. This is indicated by the formation of the peak point at a wavelength of 1741,45 cm-1 with transmittance of 93,2%. On the other hand, in terms of thermal decomposition, Polyethylene experienced the highest thermal decomposition with a decreasing Tmax amount by 11.95°C within a period of 3 months. At last, in terms of mechanical degradation Polyethylene were the only plastic which experienced the most optimal mechanical degradation in the first month of immersion with a difference in tensile strength and strain at break at 4,766 MPa and 335,8%, respectively. The recommendation given is for the use of degraded plastic in water bodies as raw materials for waste to energy recovery systems with thermochemical methods."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Natasya Syafira Putrie
"Permukiman kumuh di Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Beji menjadi permasalahan penataan ruang tidak terkecuali di Kota Depok. Wilayah kumuh di Kota Depok timbul pada lahan-lahan Negara yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal secara illegal oleh para pendatang. Saat ini, teknologi UAV dan penginderaan jauh telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah deteksi permukiman kumuh. Di Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Beji, karakteristik daerah kumuhnya di tandai oleh kondisi fisik rumah yang beratapkan seng dan kondisi tata letaknya yang tidak teratur.
Penelitian ini membahas tentang perubahan wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Beji dalam rentang waktu 10 tahun dengan batasan penelitian permukiman kumuh di bantaran badan air dan rel kereta api serta terbagi menjadi dua yaitu squatter dan non squatter. Seluruh data yang berada di penelitian ini didapatkan dari pemotretan foto udara format kecil tahun 2019 dan citra google earth tahun 2009. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan pendekatan keruangan (analisis spasial) untuk menjelaskan perbedaan yang terlihat pada daerah penelitian.
Hasil dari penelitian ini adalah perubahan wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Beji tahun 2009 dan tahun 2019 mengalami peningkatan luas wilayah permukiman kumuh dan penggunaan tanah. Perubahan penggunaan tanah pada permukiman kumuh squatter didominasi oleh tanaman campuran sedangkan non squatter didominasi oleh permukiman kumuh.
Slums in Pancoran Mas and Beji Districts are a problem in spatial planning including Depok City. Slums in Depok City occur on State land that is used illegally by immigrants. Currently, UAV technology and remote sensing have been widely used in various fields, one of which is the detection of slums. In Pancoran Mas and Beji Subdistricts, the characteristics of the slums are marked by the physical condition of the house that is roofed with zinc and the conditions of the layout that are irregular. This study discusses the change of slum areas in Pancoran Mas and Beji Districts within a span of 10 years with the limitation of slum settlements on the banks of water bodies and railroad tracks and is divided into two namely squatter and non squatter. All data in this study were obtained from 2019 small format aerial photography imagery in 2009. The analytical method used in this study is descriptive analysis and spatial approach (spatial analysis) to explain the differences seen in the study area. The results of this study are changes in slum areas in Pancoran Mas and Beji Districts in 2009 and 2019 experienced an increase in slum areas and land use. Changes in land use in squatter slums are dominated by mixed plants while non squatter slums are dominated by slums. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Deborah Sotya Larasati
"Instalasi solar panel terapung memberikan dampak berupa terhalangnya cahaya matahari, yang merupakan sumber energi fitoplankton untuk melakukan fotosintesis, masuk ke badan air. Perubahan dalam aktivitas fitoplankton akan memengaruhi produktivitas primer serta konsentrasi sejumlah nutrien yang terlibat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penutupan permukaan badan air berupa solar panel terapung terhadap perubahan produktivitas primer dan konsentrasi nutrien yaitu nitrat, amonia, dan fosfat perairan, serta hubungan antara produktivitas primer dan konsentrasi tiap nutrien. Penelitian dilakukan dengan objek studi Danau Mahoni UI dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 8 kali dalam kurun waktu delapan minggu. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji parametrik
independent t test dan uji korelasi
Pearson's. Penutupan permukaan danau oleh solar panel terapung memberi pengaruh yang signifikan secara statistic terhadap penurunan produktivitas primer danau dengan rata-rata penurunan produktivitas primer danau -79,79%, dan pengaruh yang tidak signifikan secara statistik terhadap peningkatan konsentrasi nutrien dengan rata-rata peningkatan konsentrasi nitrat 3,45%, amonia 18,96%, dan fosfat 4,87%. Korelasi produktivitas primer dengan konsentrasi nitrat dan amonia danau lebih kuat pada keadaan tanpa penutupan permukaan danau, sementara korelasi produktivitas primer dengan konsentrasi fosfat danau lebih kuat pada keadaan dengan penutupan permukaan danau.
Floating solar panel installation has an impact of blocking the sunlight, which serves as the source of energy for phytoplankton photosynthesis, to reach the water bodies. Changes in phytoplankton activities will affect water primary productivity and the concentration of involved nutrients. This study aims to analyze the effect of covering water bodies by floating solar panel on water primary productivity and nutrients (nitrate, ammonia, phosphate) concentration changes, and the relationship between water primary productivity and each nutrient concentration. The study is carried out with Lake Mahoni UI as the study object, with 8 times sampling in the span of eight weeks. Data analysis uses independent t test and Pearson's correlation. The covering of lake by floating solar panel has statistically significant effect on the decrease of lake primary productivity with average decrease of -79,79%, and statistically insignificant effect on the increase of lake nutrient concentration with average increase of 3,45% on nitrate concentration, 18,96% on ammonia concentration, and 4,87% on phosphate concentration. The correlation between lake primary productivity and nitrate and ammonia concentration is stronger without the covering of water bodies, while the correlation between lake primary productivity and phosphate concentration is stronger with the covering of water bodies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Stanislaus Demokrasi Sandyawan
"Pencemaran air pada badan air permukaan merupakan salah satu permasalahan lingkungan hidup yang signifikan di Indonesia. Dalam perspektif ekonomi, pencemaran merupakan contoh klasik dari eksternalitas di mana pelaku ekonomi tidak memperhitungkan seluruh biaya dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh kegiatannya sehingga biaya tersebut harus ditanggung secara eksternal oleh masyarakat. Instrumen ekonomi dapat diterapkan untuk menginternalisasi eksternalitas tersebut. Instrumen ekonomi yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sistem perdagangan alokasi beban pencemar air. Penelitian ini akan menggambarkan kerangka sistem perizinan dalam kebijakan pengendalian pencemaran air di Indonesia, menjelaskan aspek-aspek penting dalam sistem perdagangan alokasi beban pencemar air menurut teori dan praktik di Amerika Serikat, serta menganalisis bagaimana sistem perdagangan alokasi beban pencemar air dapat diadopsi dalam kerangka kebijakan pengendalian pencemaran air di Indonesia. Penelitian ini akan menggunakan metode yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem perizinan pengendalian pencemaran air di Indonesia berpusat pada Persetujuan Teknis. Penetapan Persetujuan Teknis dapat didasarkan pada standar berbasis kualitas air, teknologi pengolahan air limbah, atau kombinasi antara keduanya. Selain itu, terdapat setidaknya tujuh aspek penting sistem perdagangan alokasi beban pencemar air yang perlu diperhatikan, yaitu model sistem perdagangan alokasi beban pencemar air, karakteristik beban pencemar, sumber pencemar, struktur pasar, mekanisme pembagian alokasi, rasio jual beli, serta pengawasan dan penegakan hukum. Penelitian ini juga menemukan dua potensi penerapan sistem perdagangan alokasi beban pencemar air di Indonesia, yaitu telah diaturnya sistem tersebut secara umum dalam peraturan perundang-undangan serta tersedianya instrumen pengendalian pencemaran yang dapat mendukung penerapan sistem perdagangan tersebut. Meskipun demikian, penerapan sistem masih akan menghadapi berbagai tantangan besar, yaitu sistem perizinan eksisting yang terlalu mengandalkan standar berbasis teknologi, tidak dilibatkannya sumber pencemar nirtitik dalam sistem perdagangan, serta lemahnya pengawasan dan penegakan hukum terhadap pencemaran air di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa pada saat ini, sistem perdagangan alokasi beban pencemar air belum dapat diterapkan secara efektif di Indonesia.
Water pollution on surface water bodies has become one of the most significant environmental problems in Indonesia. In economic perspective, water pollution is a classic example of externalities. Economic instruments can be used to internalize the externalities. The economic instrument which will be the focus of this research is water quality trading. This research is going to describe the framework of the water discharge permitting policy in Indonesia, explain the important aspects of water quality trading based on theory and practice in the United States, and analyze how water quality trading can be adopted into the water pollution control policy in Indonesia. This research shows that the water discharge permitting regulation in Indonesia is centered on Techical Approval. The issuance of the Technical Approval can be based on water quality standards, water treatment technology standards, or the combination of both. Moreover, there are at least seven important aspects of water quality trading identified in this research: model of the trading system, characteristics of the water pollutants, sources of discharge, market structure, allocation method, trading ratio, as well as monitoring and law enforcement. This research also found that there are two potentials of implementing water qualiy trading in Indonesia: the system itself in general has been regulated in the Indonesian laws and regulations; and the availability of water pollution control instruments that can support the implementation of the trading system. However, the implementation of such system still face several major barriers: the water discharge permitting regulation in Indonesia still heavily relies on technology-based standards, the exclusion of non-point sources as participants in the water quality trading system, and weak monitoring and law enforcement on water pollution violations in Indonesia. It can be concluded that presently, the water quality trading system can not be implemented effectively in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library