Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Benny Hoedoro Hoed
"Banyak orang mengatakan bahwa penerjemahan adalah "seni". Jadi, penerjemahan didasari oleh kiat yang bertujuan memperoleh padanan bagi bahasa sumber (BSu), sehingga pesan yang terkandung dalam Bsu dapat diungkapkan kembali di dalam bahasa sasaran (BSa). Akan tetapi, hal di atas tidak cukup. Penerjemahan harus ditempatkan dalam konteks komunikasi, khususnya komunikasi kebahasaan. Nida dan Taber (1974:1) mengemukakan bahwa "Correctness must be determined by the extent to which the average reader for which a translation is intended will be likely to understand it correctly." Pernyataan di atas dapat kita pahami dan dapat kita jabarkan selanjutnya sebagai berikut: (1) sebelum mulai mengalihbahasakan sebuah teks, penerjemah harus memahami pesan yang terkandung dalam teks tersebut, (2) siapa pengirim pesan itu, ditujukan kepada siapa, dan siapa calon pembaca dalam Bsa? (3) makin jelas (terbatas) calon pembaca hasil penerjemahan kita, makin "mudah" kita membuat keputusan tentang pilihan bentuk bahasa dalam proses penerjemahan kita, (4) benar tidaknya suatu terjemahan berkaitan dengan apakah pesan dalam Bsu diterima secara sepadan dalam BSa."
Lengkap +
1994
LESA-21-Mei1994-1
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Kenny Eristia Larasati
"
ABSTRAKIdiom adalah suatu bentuk bahasa yang merefleksikan filosofi dan kebudayaan suatu bangsa. Penerjemahan idiom merupakan salah satu dari beberapa masalah dalam penerjemahan. Idiom dari suatu negara memiliki latar belakang budaya dan susunan bahasa yang tidak selalu mudah dipahami oleh pembelajar asing atau non-penutur. Oleh sebab itu, penerjemahan idiom dari Bahasa Sumber ke Bahasa Sasaran tidak selalu padan. Tulisan ini membahas tentang penerjemahan idiom yang telah melalui dua kali proses penerjemahan, dari Bahasa Sumber (BSu) ke Bahasa Sasaran 1, kemudian dari Bahasa Sasaran 1 (BSa1) ke Bahasa Sasaran 2 (BSa2). Data penelitian diambil dari cerpen berbahasa Mandarin berjudul ―风波Fengbo‖ karya Lu Xun. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total sembilan idiom yang muncul di cerpen yang telah disebutkan terdapat lima idiom yang diterjemahkan dengan padan dalam BSa1 dan tiga idiom yang diterjemahkan dengan padan dalam BSa2. Sedangkan dari perbandingan antara penerjemahan kedalam BSa1 dan BSa2 terlihat perbedaan dalam memaknai dua idiom yang ada dalam data. Dapat disimpulkan bahwa penerjemahan pada proses yang kedua (BSa2) mengalami pergeseran makna yang lebih jauh dibandingkan proses yang pertama (BSa1).
ABSTRACTIdioms are a form of language that reflects the philosophy and culture of a nation. Idiom translation is one of several problems of translation. Idioms from a certain country have a cultural background and a language structure that are not always easily understood by foreign learners or non-speakers. Therefore, translating idioms from Source Language to Target Language is not always equivalent. This paper discusses the translation of idioms that have gone through two translation processes, from Source Language (SLa) to Target Language 1, then from Target Language 1 (TLa1) to Target Language 2 (TLa2). The research data was taken from a Chinese language short story entitled 风波 Fengbo by Lu Xun. The results of the analysis show that out of the nine idioms that appear in the short stories mentioned there are five idioms which are translated with equivalents in TLa1 and three idioms which are translated as equivalents in TLa2. Whereas the comparison between translation into TLa1 and TLa2 shows differences in interpreting two idioms in the data. It can be concluded that the translation in the second process (TLa2) will experience a further shift in meaning."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Lulu Fakhriyah
"Sebagai produk budaya yang mengandung pesan tertentu, karya sastra sering kali diperkenalkan ke negara-negara lain dengan cara diterjemahkan ke dalam bahasa yang berbeda. Penerjemahan karya sastra seperti novel bertujuan agar pembaca yang tidak menguasai bahasa sumber karya tersebut tetap dapat menerima pesan yang akan disampaikan. Dalam menerjemahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran, penerjemah harus mampu menjaga keutuhan amanat teks yang diterjemahkan, dengan menyesuaikan padanan yang digunakan dengan konteks ataupun latar belakang budaya bahasa sasaran. Namun, terkadang penyesuaian tersebut membuat penerjemah harus mengubah padanan yang menyebabkan pergeseran. Pergeseran tersebut disebabkan oleh perbedaan komponen makna dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran. Artikel ini memaparkan jenis-jenis pergeseran yang terjadi ketika nomina istilah kesehatan dalam bahasa Prancis diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan penyebab terjadinya pergeseran tersebut.
As a cultural product which consist of certain message, literature is often introduced to another countries by translating it into different languages. The translation of literature, such as novel aims to have the readers who are not mastering the source language of the work, been able to understand the delivered messages. In the process of translating from the source language to translation language, the translator should be able to keep the unity of message in the text, by adjusting translation with the context and cultural background of translation language. Therefore, occasionally the adjustment make the translator to change the translation and cause translation shifts. Translation shifts is caused by the difference of significance component from the source language to translation language. This article explains the type of translation shifts which happen when the noun of health term in French, translated into Indonesian, and the cause of translation shifts."Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library