Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Marpaung, Benny
Abstrak :

ABSTRAK
PT KWT adalah pabrik pembuatan baja tulangan/barmili, baja profil dan kawat baja/wire rod dengan berbagai ukuran dan spesifikasi/kekuatan yang produknya dikenal dipasaran sebagai besi beton, besi siku, dan kawat paku.

Bahan baku (Billet Baja) adalah merupakan variabel yang panting dalam produksi produk diatas mengingat harga bahan baku merupakan sebagian besar harga produk jadinya yaitu sebesar ± 80 % dari produk jadi.

Oleh sebab itu penanganan persediaan bahan balcu menjadi hal yang penting dalam menjamin Iancarnya proses produksi di pabrik tersebut. Bahan baku billet yang menumpuk akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi dalam produksi sedangkan bahan baku yang sedikit akan menyebabkan srockouf bahan baku billet yang akan mengakibatkan produksi terhenti dan pada akhimya hanya akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.

Penulis berusaha untuk mendalami sistem persediaan bahan baku di pabrik tersebut dan menganalisanya yang pada akhirnya membenkan masukan kepada perusahaan untuk perbaikan-perbaikan sistem persediaan sebagaimana diperlukan.

Berdasarkan data data yang didapat penulis berusaha menghitung biaya-biaya sistem persediaan tersebut sesuai dengan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah dan menganalisa balk dengan sistem yang ada di perusahaan maupun dengan sistem yang diusulkan berdasarkan teori sistem persediaan yang ada.

Hasilnya adalah berupa penghematan biaya yang cukup tinggi yang dapat mengurangi biaya yang cukup tinggi bagi perusahaan jika perusahaan mau menerapkan sistem persediaan yang diusulkan oleh penulis. Juga suatu usulan penerapan sistem Mareria! Requirement Planning/MRP untuk diterapkan di perusahaan.
1997
S36826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Stadardisasi Nasional,
070 JS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Runtulalu, Sony C.
Abstrak :
Air sungai yang tercemar adalah air sungai yang kondisinya terkontaminasi oleh bahan pencemar melebihi batas-batas yang telah ditetapkan. Banyak bangunan beton bertulang yang kontak dengan air sungai tersebut. Air sungai yang tercemar ini diperkirakan mengandung unsur-unsur yang berpotensi menyebabkan korosi pada tulangan beton tersebut sehingga dimensi tulangan mengecil dan akibatnya kekuatan beton bertulang itu berkurang. Penelitian ini bermaksud untuk mencari karakteristik-karakteristik apa saja yang terdapat dan dominan dalam air sungai dengan laju korosi pada tulangan dan fenomena korosi pada beton bertulang dan mencari hubungan kekuatan tarik (mutu) tulangan dengan ketahanannya terhadap korosi. Korosi didefinisikan sebagai kerusakan atau kemerosotan material logam karena bereaksi dengan lingkungannya melalui reaksi kimia. Air sungai tercemar merupakan salah satu lingkungan penyebab korosi. Adapun sifat-sifat air sungai yang bisa menyebabkan korosi adalah pH, temperatur, suspended solids, daya hantar listrik, dissolved oxygen, sulfat klorida, angka permanganat dan sebagainya. Lingkungan ini baru bisa menyebabkan korosi pada tulangan beton apabila lapisan pasif pelindung tulangan itu dirusak. Pada beton, lapisan selimut beton membentuk lapisan pasif yang melindungi tulangan dari proses korosi. Pada waktu lapisan beton ini rusak akibat karbonasi maka proses korosi dimulai. Lama waktu proses terjadinya kerusakan pada lapisan pasif biasa disebut dengan istilah periode inisiasi. Korosi pada tulangan ini terutama disebabkan oleh ion klorida. Korosi merupakan suatu reaksi elektrokimia, ada dua reaksi yaitu reaksi anodik yang melepaskan elektron dan reaksi katodik yang menangkap elektron. Penelitian meliputi pemeriksaan kualitas air sungai tercemar dengan standar AWWA, terutama parameter yang mempengaruhi terjadinya korosi pada logam (baja); mengukur laju korosi pada tulangan baja denan cara elektrokimia dan tes celup (ASTM). Sedangkan pada tulangan berlapis beton dilakukan kajian secara teoritis. Dari hasil penelitian terkait diuraikan bahwa dalam medium air sungai tercemar beton akan lebih cepat rusak (tingkat kerusakan 12,04%) daripada dalam medium air bersih (tingkat kerusakan 0%) dan dapat diperkirakan pula bahwa angka permeabilitas beton dalam air sungai tercemar lebih besar dari angka permeabilitas beton dalam air bersih (3,331 _m/detik). Makin cepat beton rusak dan makin tinggi angka permeabilitas dalam air sungai tercemar, makin cepat pula periode inisiasi. Pendeknya waktu periode inisiasi beton dalam air sungai tercemar ini disebabkan karena agresifitas lingkungan yaitu kadar sulfat tinggi dan suspended solids rendah. Pemeriksaan kualitas air sungai tercemar menunjukkan bahwa dalam air sungai tercemar terdapat unsur-unsur yang bisa menyebabkan korosi pada baja tulangan. Unsur yang dominan adalah klorida (1028,99% lebih besar dari air bersih), sulfat (337,32% lebih besar dari air bersih), dan angka permanganat (338,64% lebih besar dari air bersih). Di samping itu diperoleh bahwa: laju korosi baja tulangan dalam medium air sungai tercemar (4,63 mpy untuk mutu ST41 dan 4,36 mpy untuk mutu ST60) lebih tinggi dibandingkan dengan laju korosi baja tulangan pada medium air bersih (3,605 mpy untuk mutu ST41 dan 0,63 mpy untuk mutu ST60) baik pada mutu baja ST41 (1,28 kali) maupun pada mutu ST60 (6,92 kali) dan laju korosi baja tulangan mutu ST41 (4,63 mpy dalam air sungai tercemar dan 3,605 mpy dalam air bersih) lebih tinggi dibanding dengan laju korosi baja tulangan mutu ST60 (4,36 mpy dalam air sungai tercemar dan 0,63 mpy dalam air bersih) baik dalam medium air sungai tercemat (1,06 kali) maupun dalam medium air bersih (5,72 kali).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prameswari SM
Abstrak :
ABSTRAK
Korosi baja tulangan dalam beton dewasa ini Ielah menjadi masalah utama dalam merawat struktur-struktur bangunan terutama pada jembatan dan bangunan disekitar laut. Pada kondisi ini, serangan ion khlorida dari air laut sangat herperan dalam menurunkan umur pakai dan kualitas beton. Usaha dan penelitian telah banyak dilakukan untumengendalikan korosi pada haja tulangan dalam beton, salah satunya adalah dengan penambahan inhibitor nitril (dalam hal ini NaNO2) ke dalam campuran heton. Inhibitor ini sangat disarankan karena lebih efektif dan ekonomis haik untuk struktur-struktur baru maupun yang diperbaiki. Untuk mempelajari mekanisme NaNO2 dalam mengikisi korosi baja tulangan dalam helon digunakan Electrochemical Impedance Spectroscop karena dapat memberikan data yang lebih akurat untuk mempelajari prilaku koro si dan pasifitas antarmuka baja tulangan dalam beton.

Parameter kondisi beton dibuat dengan perhandingan air-semen 0.6 dengan. Variabel konsentrasi inhibitor NaN02 sebesar 5 L/m3, 15 L/m3, dan 30 L/m3, yang dicelup lie dalam air laut buatan (35 gpl Na) teknis. Pengukuran EIS dilalrukan selama 5 minggu (minggu ke-5, 6, 7, 8. dan ke-9 setelah curing) dengan membenikan polensial bolak-balik 10 mV dan selang frek uensi dari 5000 Hz sampai 0,002 Hz. Spektra impelansi hasil pengukurcan HIS dipresentasikan da/am bentuk kurva Nyquist dan Bode.
2001
S41398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Rifai
Abstrak :
ABSTRAK
Beton dengan baja tulangan sebagai penguat telah digunakan sejak abad 20. Pada umumnya baja tulangan bersifat tahan korosi karena berada dalam larutan pori beton yang bersifat basa dengan kisaran pH sekitar 12,_5 - 13,8 (bergantung pada ripe semen yang digunakan. Karena berada dalam linglamgan basa, maka baja tulangan ini akan membentuk lapisan pasir protektif. Kemampuan protekin lapisan pasif ini dapat berkurang karena adanya ion-ion agresif seperti klorida sehingga mempercepat pecahnya lapisan pasif yang terbentuk.

Salah satu cara untuk menanggulangi masalah korosi yang disebabkan ion klorida pada hiya tulangan dalam lamtan pori beton adalah dengan penambahan inhibitor. Inhibitor yang banyak digunakan adalah inhibitor nitrit karena sifat dan fungsinya yang dapat mestabilkan lapisan pasif dari serangan ion /florida dengan membentuk lapisan pasif 3(y-=Fe;»03). Selama ini berbagai penelitian lelah dilalaikan untuk mengetahui kelahanan baja tulangan dalam larutan pori belon yang terbatas pada laju korosi dan sifat pasivasinya. Sedangkan mekanisme inhibisi dari inhibitor NaN02 belum diketahui.

Mekanisme inhibisi dari inhibitor dalam meningkatkan ketahanan korosi baja Iulangan dapat dipelajari dengan menggunakan Eletrochemichal Impedance Spectroscopy (ELS). EIS akan memberikan nilai tahanan polarisasi yang Iebih aknrar sehingga peneriman laju korosi baja angan dapat dilenturkan lebih teliti. Dengan metoda ini sistem bcya inlangan dalam larutan pori digambarkan sebagai rangkaian listrik ekuivalen yang harga iahanan dan kapasitasinya dapat di ukur pada berbagai frekuensi (5000 sampai 0,002 Hz).

Pengukuran EIS dilakukan setiap minggu selama 5 minggn berturut-turut pada baja tulangan dalam Iarutan SPS, lamtan SPS yang mengandung 35 gp/ NaCl, larutan SPS yang mengandnng 35 gpl NaCl ditambah 20,7 gl NQN02 , larutan SPS yang mengandung 35 gp] NaCl ditambah 24,84 gp! NGNO2 dan larutan SPS yang mengandung 35 gpl NaCl ditambah 28, 95° gpl NaNO.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model rangkaian ekivalen yang terbentuk pada baja tulangan dalam larutan SPS yang mengandung NaCl dengan penambahan variasi konsentrasi NQNOQ adalah model 2 yang tidak mengalami perubahan selama 5 minggu pengukuran. Model 2 ini menunjukkan lapisan pas protek yang dibentuk oleh ion NO; belum rata Hal ini dapat dilihat dari nilai iahanan polarisasinya yang tidak stabil dengan harga malrsimum 1.10 2? ohm.cm2. Dari nilai alfa-i yang berkisar 0,91 - 1 terlihat bahwa pada awal perendaman lapisan pasif terbentuk rata yang kemudian mengalami ketidakmerataan akibat serangan ion florida pada daerah yang lunak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi yang digunakan belum efisien yang terlihat dari mudah terserangnya lapisan pasif protektif oleh ion klorida.
2001
S41397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library