Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muharam Bayu Tri Nugroho
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S33910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamal A. Arif
Bandar Baru: Pustaka Bustanussalatin, 2008
729 KAM r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Daud Bahransyaf
Abstrak :
ABSTRAK
Kota Banda Aceh memiliki warga yang hidup dalam kemiskinan. Pendataan yang dilakukan pada lima kecamatan Syiah Kuala, Bandar Raya, Lueng Bata, Ulle Kareng dan Baiturrahman terhadap 600 kepala keluarga yang dikategorikan miskin secara acak diketahui terdapat beberapa perubahan sosial ekonomi yang mendasar dalam penghasilan, pengeluaran, dan kepemilikan barang. Penghasilan dan pengeluaran rumah tangga dalam sebulan di atas Rp.600.000,- Kepemilikan barang yang dahulu merupakan kebutuhan sekunder dan dimiliki oleh kalangan masyarakat menengah ke atas, sudah merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan mereka, HP dan sepeda motor kebanyakan dimiliki mereka. TV di atas 14 dan kulkas juga dimiliki sebagian besar responden. Listrik sebagai alat penerangan dan kemanfaatan lain dimanfaatkan oleh sebagian besar responden keluarga miskin di lima kecamatan terpilih. Program listrik telah menjangkau dan dinikmati oleh warga masyarakat di Kota Banda Aceh. Fakta empirik tersebut perlu dicermati dan ditelaah sebagai bahan masukan untuk melakukan penyesuaian kriteria kemiskinan oleh lembaga terkait, termasuk peraturan pemerintah, peraturan menteri pemerintah daerah, terkait khusus Kota Banda Aceh
Yogyakarta: B2P3KS, 2017
300 JPKS 16:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amri Kiflan
Abstrak :
ABSTRAK
Dewasa ini pembangunan kesehatan di Indonesia masih ditandai tingginya Angka Kematian ibu ( AKI ) sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKI) sebesar 41 per 1000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI, 1999).

Berbagai upaya telah diusahakan pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB yang merupakan salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan kesehatan. Bidan yang ditempatkan di Puskesmas merupakan bagian dari jaringan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan melaksanakan pelayanan kesehatan dibawah pembinaan Puskesmas (Kompetensi Bidan Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, 2000). Bila diperhatikan tugas dan fungsi bidan puskesmas yang strategis tersebut perlu kiranya diketahui sejauh mana kesiapan bidan dalam turut serta berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan diwilayah kerjanya.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran waktu kerja produktif bidan puskesmas dan faktor-faktor yang berhubungan. Selain itu penelitian ini juga bertujuan melihat faktor yang paling dominan. Penelitian menggunakan metoda work sampling. Sampel penelitian adalah bidan puskesmas yang berstatus pegawai negri diseluruh Puskesmas yang ada di Kotamadya Banda Aceh sebanyak 6 Puskesmas dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling derigan jumlah responden 30 orang. Penelitian dilaksanakan di Kotamadya Banda Aceh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu kerja produktif bidan puskesmas di Kotamadya Banda Aceh adalah 58.73% . Sebesar 34.15% dan waktu kerja produktif tersebut digunakan untuk pelayanan kesehatan, 22.20% digunakan untuk kegiatan administrasi/penunjang dan 2.38% digunakan untuk perkenan pribadi. Sedangkan waktu kerja tidak produktif bidan puskesmas adalah 41.32%.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor masa kerja dan faktor pendidikan dan latihan mempunyai hubungan yang bermakna terhadap waktu kerja produktif bidan puskesmas. Disamping itu faktor pendidikan dan latihan mempunyai hubungan yang dominan dengan waktu kerja produktif bidan puskesmas setelah faktor lain dikontrol. Penelitian ini menyarankan bagi Dinas Kesehatan Kotamadya Banda Aceh perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas bidan puskesmas yang pada akhirnya meningkatkan waktu kerja produktif dengan memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan secara lebih merata . Penelitian ini juga menyarankan kepada Kepala Puskesmas perlu adanya pemerataan beban kerja kepada bidan tidak hanya dengan melihat senioritas atau masa kerja yang Ìebih lama yang mendapat tugas Iebih banyak sehingga akan berpengaruh pada waktu kerja produktif bidan yang masa kerjanya lebih kecil.
ABSTRACT
The current achievement of health development was still marked by high Maternal Mortality Rate (MMR), which is 373 per 100.000 live birth and Infant Mortality Rate which is 41 per 1000 live birth (Indonesia?s Health Departement, 1999). The Indonesia?s government have made many efforts to decrease MMR and IMR. Midwives who work in Primary Health Center (Puskesmas) have a strategic position on supporting the efforts, especially their involvement in the health care programs in Puskesmas working area.

The aim of this research was to describe of Puskesmas midwifes productive time during their working days in Puskesmas and related factors in Banda Aceh District. The research design was work sampling study. Samples were all of Puskesmas midwife (6 Puskesmas) in Banda Aceh District and there were 30 midwifes as respondents.

The result of research showcd that the average of midwifes productive time was 5 8.73%. From that productive time, were used 34.1 5°/o for health services 22.20% tbr administration activites and 2.38% fòr personal needs. This study also concluded that education and trainíng variables were significantly related to midwifes productive time. Further, it is shown that education and training the most important among the factors. This study recommen that (1) Health District should strengthen their education and training program to Improve the midwifes skills and knowledges and finally enhance their productive time (2) Puskesmas doctors should consider the properly work load when planning job description for the midwifes.
Universitas Indonesia, 2000
T3823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thaharatul Huda
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pemaknaan perubahan perayaan Thaipusam bagi masyarakat Tamil di Banda Aceh. Tujuannya adalah untuk melihat perayaan keagamaan sebagai sebuah upaya atau strategi masyarakat Tamil Banda Aceh untuk mempertahankan budaya leluhur serta mempertahankan keberadaan mereka sebagai kelompok minoritas di Banda Aceh. penelitian kualitatif ini menggunakan metode etnografi dengan pendekatan Cultural Studies. Dengan menggunakan konsep artikulasi dari upacara keagamaan sebagai perayaan atau festival kebudayaan, dapat dilihat pemaknaan masyarakat Tamil Banda Aceh terhadap Thaipusam melalui ingatan sejarah dan kondisi sosial yang harus mereka hadapi sebagai kelompok minoritas yang membuat perayaan Thaipusam berubah dari ruang privat menjadi perayaan budaya di ruang publik. Hasil yang diperoleh ialah terdapat pemaknaan yang lebih luas dari tranformasi perayaan Thaipusam sebelum dan sesudah Tsunami Aceh. Sebelum Tsunami Aceh, perayaan Thaipusam hanya dirayakan sebagai sebuah upacara keagamaan yang dilakukan di dalam kuil namun setelah Tsunamni Aceh terjadi, perayaan Thaipusam menjadi sebuah perayaan kebudayaan yang dilakukan di ruang terbuka dan dapat disaksikan oleh masyarakat sekitar. Minimnya jumlah anggota Tamil akibat dari bencana Tsunami membuat pemuka agama Hindu Aceh menyadari dampak akan hilangnya budaya Tamil dan keberadaan mereka yang semakin termarjinalkan, sehingga timbul keinginan dari pemuka agama Hindu Aceh untuk terus menjaga budaya dan agama Tamil agar tidak hilang melalui perayaan Thaipusam. Di samping itu, perayaan Thaipusam juga dapat diterima oleh masyrakat sekitar sehingga keberadaan mereka mulai terlihat kembali di kalangan masyarakat luas. Bagaimanapun, perayaan Thaipusam di Banda Aceh tidak hanya dimaknai sebagai sebuah upacara agama saja namun juga sebagai sebuah upaya atau strategi kelompok minoritas untuk bertahan hidup. ......This thesis discusses the meaning-making of the Tamil community Banda Aceh toward the transformation of Thaipusam celebration. By conducting an ethnographic method with a Cultural Studies approach, this qualitative research aims to see religious ritual as an effort or strategy of the Tamil community in Banda Aceh to maintain their ancestral culture and maintain their existence as a minority group. The concept of articulation from religious ceremonies as a cultural celebration or festival was used in this study to see the meaning of the Tamil people of Banda Aceh towards Thaipusam through historical memories and the social conditions they had to face as a minority group that made Thaipusam celebrations change from a private space to a cultural celebration in public spaces. The findings show that there is a deeper meaning of the transformation of the Thaipusam celebration before and after the Aceh Tsunami. Before the Aceh Tsunami in 2004, the Thaipusam celebration was held as a religious ceremony carried out inside the temple yet after the Aceh Tsunami happened, the Thaipusam celebration became a cultural celebration that was carried out in an open place and could be witnessed by the surrounding community. After the tsunami in Aceh, there were only a few Hindu communities left. This could make their culture disappear and their existence even more marginalized. Therefore, the Tamil religious leaders in Aceh wanted to protect their religion and traditions through Thaipusam celebrations. Besides, the surrounding community can also accept Thaipusam celebrations so that their existence has begun to be seen again in the wider community. However, the Thaipusam celebration in Banda Aceh is not only interpreted as a religious ceremony but also as an effort or strategy for minority groups to survive.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emirsyah MHD Thariq
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27228
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Assyifa Faradita
Abstrak :
Kota Banda Aceh merupakan kota yang sempat dijadikan kota garnisun pada masa Belanda dan menyimpan bukti sejarah terkait Perang Aceh. Perang Belanda di nusantara terlama yang menghabiskan banyak biaya dalam proses penaklukkan dan pembangunannya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan tata Kota Banda Aceh 1873-1942 beserta faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini merupakan kajian arkeologi sejarah dengan teori urban morphology, yang berfokus pada persebaran unsur-unsur fisik pembentuk tata kota Banda Aceh. Tahapan dalam penelitian ini terdiri atas pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan interpretasi data. Pengumpulan data meliputi data primer bangunan-bangunan kolonial dan peta-peta lama, data sekunder berupa sejarah dan gambar-gambar lama. Pengolahan data dilakukan dengan mengklasifikasikan bangunan ke dalam beberapa kategori fungsi. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif komponen kota dengan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa sejak Belanda mendarat di kota Banda Aceh terdapat dua corak kebudayaan pada tata Kota Banda Aceh. Corak tradisional Islam sederhana yang terlihat sejak abad 16 M-tahun 1874 dan corak kota kolonial yang semakin kompleks pada tahun 1874 -1942. Perkembangan ini muncul dari arah selatan kediaman gubernur ke berbagai arah. Perkembangan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor politik, ekonomi, lingkungan, dan sosial kebudayaan. ......The city of Banda Aceh is a city that was used as a garrison city during the Dutch era and has historical evidence related to the Aceh War. The longest Dutch war in the archipelago which cost a lot of money in the process of conquest and development. This study aims to explain the development of urban planning in Banda Aceh from 1873 to 1942 and the factors that influenced it. This research is a study of historical archeology with the theory of urban morphology, which focuses on the distribution of physical elements forming the urban planning of Banda Aceh. The stages in this study consisted of data collection, data processing, data analysis, and data interpretation. Data collection includes primary data on colonial buildings and old maps, secondary data in the form of history and old pictures. Data processing is done by classifying buildings into several function categories. This study uses a comparative analysis of city components with a spatial approach. The results of the study explain that since the Dutch landed in the city of Banda Aceh, there have been two cultural patterns in the layout of the city of Banda Aceh. The simple traditional Islamic style that was seen since the 16th century AD-1874 and the increasingly complex colonial city style in 1874-1942. These developments emerged from the south of the governor's residence in various directions. This development was influenced by several factors, namely, political, economic, environmental, and socio-cultural factors.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The T-S diagram of waters i s important to understand because useful to know the water mass origin of the local waters. Therefore it is need a better undestanding of T-S diagram dynamic of the waters....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zuraida Usman Bany
Abstrak :
ABSTRAK
PeneIitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam tentang pengelolaan praktek kerja lapangan siswa SPRG Depkes Banda Aceh tahun 1999. Metode penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif Informan terdiri dari kelompok siswa yang telah melaksanakan PKL pada bulan Maret tahun 1999, kelompok guru SPRG, Kepala poli gigi dan mulut lahan praktek, instruktur lahan praktek, Kepala unit pendidikan SPRG dan kepala tata usaha SPRG Banda Aceh yang berkaitan dengan administrasi surat menyurat PKL. Keseluruhannya berjumlah 26 orang.

Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (WM) terhadap Ka. poli gigi dan instruktur lahan praktek, KTU serta Ka. unit. Pendidikan SPRG dan diskusi kelompok terarah (DKT) terhadap kelompok guru dan kelompok siswa.

Dari hasil penelitian terlihat bahwa proses pengelolaan PKL mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian belum dilaksanakan sesuai dengan pedoman PKL SPRG yang dikeluarkan oleh Pusdiknakes. Hal lain yang penting adalah pada pelaksanaan kegiatan PKL tersebut yang mengkoordinir kegiatan adalah Ka.ur.klinik dimana seharusnya adalah Ka. ur.pendidikan.

Guru penanggung jawab mata pelajaran yang berkaitan dengan PKL serta pengajar yang menjadi guru pembimbing tidak pernah terlihat dalam perencanaan PKL. Pertemuan dengan instruktur klinik pun tidak pernah dilakukan. Akibatnya koordinasi antara institusi dengan lahan praktek tidak ada, sehingga menyebabkan adanya perbedaan persepsi antara guru sekolah dengan pembimbing lahan praktek tentang tujuan yang ingin dicapai yang mengacu kepada kompetensi yang dipersyaratkan. Ternyata selama ini belum pernah dilakukan suatu evaluasi yang menyeluruh bagaimana pengelolaan pelaksanaan kegiatan PKL SPRG Banda Aceh.

Untuk mengefektifkan kegiatan, maka disarankan sebagai penanggung jawab teknis kegiatan PKL adalah kepala unit pendidikan yang sesuai dengan pedoman Pusdiknakes. Begitu juga dengan pengelolaan PKL agar berhasil dengan baik, maka pelaksanaan kegiatannya harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam pedoman PKL bagi SPRG yang dikeluarkan oleh Pusdiknakes, dilakukan pengelolaan hubungan kemitraan antara institusi pendidikan dengan lahan praktek serta program pembelajaran tuntas.

Oleh karena masih banyak guru yang belum mengikuti pelatihan Akta mengajar III dan Akta mengajar IV disarankan kepada Kanwil Depkes D.I Aceh untuk memfasilitasi pelatihan tersebut kepala guru-guru SPRG. Guru-guru yang berkualifikasi SPRG dipersiapkan untuk mengikuti pendidikan Diploma III Kesehatan Gigi.

Agar tugas-tugas rutin sekolah dapat berjalan dengan lancar, Pemda TK I Aceh memprioritaskan pengadaan transpor untuk SPRG.

Daftar bacaan : 31 (1975 -1999)

Analysis of Field Work Management to Improve the Quality of Education of Dentists Nursery School, Banda Aceh in 1999-Academic YearThis research has been done to obtain the depth information about the field to work maintenance of the students at Dentists Nursery School (SPRG) Depkes Banda Aceh in year 1999. The design of this research is a qualitative method. Analysis unit is the group of student whom already done the field work on March I999, the teachers at Dentist Nursery School, the head of tooth and mouth clinical in practice area, the clinical instructor at the practice site, the clinical instructor at the practice site, the head of unit education at dentist nursery school, the head of administration department at SPRG and all of them are 26 persons.

The process of gathering the data has been done with the depth interview for the head of tooth and mouth clinical and clinical instructor in practice area, the head of administration department at SPRG and the head of unit education at dentist nursery school and focus group discussion technique for the teachers and student group.

From this result shows that the maintain process of the field to work since the planning, organize, realization, observing and evaluation hasn't been done according to the manual of field to work SPRG which product by Pusdiknakes (The Center of Health Man Power Education Ministry of Health). Besides that, another important thing is coordinator of fieldwork was clinical department was organized of this field to work by educational department.

The teacher who has a responsibility of that subject which related with field work and also the teacher who has been as an instructor never been involved in planning process of field work, and it made the meeting with the clinical instructor never been done. It has a consequence, that the coordination between institutions with practice area wasn't good enough. It was made a different perception between the teachers and the instructor of the practice site about the purpose, suitable to competencies which being a pre-requirement/condition. There is an evaluation hasn't been done yet to maintain the realization of the fieldwork at Dentist Nursery School Banda Aceh.

Be made more effective this activity, the man who has a responsibility of this technique should be the Head of Education department according to the rules. To obtain the success of maintenance the field site, so that realization must be follow the rules in field work manual to Dentist Nursery School which guidance from Pusdiknakes, partner relationship management education department with practice area and final education program.

Many teachers have not follow the education/training of teaching's Akta III and Teaching's Akta IV yet, so I suggest to The Head of health Department. D.T. Aceh to allocate the fund in order to realize that training to dentist nursery school teacher. Qualified teachers dentists nursery school following to prepared D HI dentist nursery education.

In order to make the routine task well done, the Provincial DI Aceh government should make it as a priority for transportation.

References: 31 (1975 - 1999)

1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yani
Abstrak :
Kepuasan pasien adalah salah satu indikator untuk mengukur kualitas layanan. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan kualitas layanan yang berada di bawah standar. Kepuasan pasien yang rendah akan berdampak terhadap citra rumah sakit. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya karakteristik pasien. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan pasien dan faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik pasien. Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dari tanggal 14 September -- 30 November 1999. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional pada 117 pasien rawat inap. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat, bivariat dan multivariat: distribusi frekuensi, chi square, dan regresi logistik. Hasil yang didapat menunjukkan tingkat kepuasan pasien sebesar 50,4%. Kepuasan pasien ini dari diagram kartesius berhubungan dengan layanan dokter dan layanan perawat. Dari uji bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah variabel pendidikan dan jenis pekerjaan. Regresi logistik mendapatkan faktor dominan yang berhubungan dengan kepuasan adalah variabel pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan dan usia. Dari hasil ini disarankan bagi manajer rumah sakit untuk lebih meningkatkan layanan kepada masyarakat terutama layanan dokter dan perawat terutama bagi petugas kesehatan untuk dapat memperhatikan mereka dengan pendidikan dan pendapatan yang tinggi, mempunyai harapan yang tinggi terhadap layanan dan cenderung tidak puas terhadap pelayanan. Perlu penelitian lebih lanjut tentang kepuasan ini terutama menyangkut tentang kepuasan pasien antar kelas ataupun antar peserta asuransi. ......Factors Related to In-patient Satisfaction of Dr.Zainoel Abidin Hospital Banda Aceh in 1999Patient satisfaction is one of indicators to measure quality of services. A low patient satisfaction is reflection of under-standard of level quality services, which is effect for image of the hospital. Patient satisfaction is influenced by many factors, one of them is patient characteristic. This is a cross sectional study which aim to obtain information about patient satisfaction and factors that associate with patient satisfaction. The study was conducted at 117 in-patients of Dr. Zainoel Abidin hospital from September 14th to November 30th 1999. Data were analyzed by univariate, bivariate and multi-variate : frequency =iibution, chi square and logistics regression. The result showed only 50.4 % of in-patient were satisfied to health services of Dr. Zainoel Abidin hospital, which was related to doctors and nurses services. It's also proved that education and job were a significant correlation to patient satisfaction. Logistic regression analyzed found that education, job, income and age were main factors, which are related to patient satisfaction. It was suggested that doctors should be more courtesy to patient, on time visiting, and especially for GP it's necessary to improve skill and knowledge. Nurse should be more kindness, responsiveness to patient's complaining, and should be in schedule in giving medicine. In order to get a comprehensive result of patient satisfaction, a -combination a qualitative and quantitative method is suggest for measure patient satisfaction.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>