Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Faisal
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh kompetensi CEO terhadap manajemen laba serta peran pengawasan oleh bank dan reputasi CEO dalam memoderasi pengaruh kompetensi CEO terhadap manajemen laba. Penelitian ini menggunakan tiga tipe manajemen laba, yaitu manajemen laba agregat, akrual, dan riil. Sampel yang digunakan adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. Hasil pengujian pada kompetensi CEO menunjukkan bahwa pengaruh kompetensi CEO dalam menekan manajemen laba hanya terjadi pada manajemen laba agregat dan akrual, sedangkan kompetensi CEO dalam menekan manajemen laba riil tidak berpengaruh. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pengawasan oleh bank dan reputasi CEO secara konsisten memperkuat pengaruh kompetensi CEO dalam menekan manajemen laba agregat, tetapi peran pengawasan oleh bank dan reputasi CEO cenderung memiliki peran subtitusi yaitu memperlemah pengaruh kompetensi CEO terhadap manajemen laba akrual. Sementara itu, peran pengawasan oleh bank dan reputasi CEO tidak menunjukkan pengaruh terhadap aktivitas manajemen laba riil.
ABSTRACT This study aims to obtain empirical evidence related to the effect of CEO competencies on earnings management, and the bank monitoring and the CEO reputation in moderating the effect of CEO competencies on earnings management. This study uses three types of earnings management, namely aggregate, accruals, and real earnings management. The sample used is a non-financial company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015-2017. The test results on CEO competencies indicate that the effect of CEO competencies in suppressing earnings management only occurs in aggregate and accruals earnings management, while CEO competencies have no effect in suppressing real earnings management. In addition, the results of the study showed that the bank monitoring and CEO reputation consistently strengthened the effect of CEO competencies in suppressing aggregate earnings management, however the the bank monitoring and the CEO reputation tended to have a substitution role, which weakened the effect of CEO competence on accrual earnings management. Meanwhile, the bank monitoring and the CEO reputation do not show any effect on real earnings management activities.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bing Wantoro
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian :

Untuk mengetahui hubungan stresor kerja dengan gejala gangguan kesehatan jiwa, serta faktor risiko yang mempengaruhinya telah dilakukan penelitian Cross Sectional pada 410 orang karyawan di Urusan Pengawasan Perbankan sebuah bank di Jakarta. Instrumen yang digunakan ialah Kuesioner Diagnosis Sires untuk mengukur stresor kerja konflik peran, ketaksaan peran, beban kerja kualitatif, beban kerja kuantitatif, pengembangan karir, dan tanggung jawab terhadap orang lain dan Kuesioner Symptoms Check List 90 (SCL 90) untuk mengukur adanya gejala gangguan kesehatan jiwa atau psikopatologi. Kedua instrumen ini sudah divalidasi dan dinilai cukup akurat untuk digunakan pada orang Indonesia. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis bivariat, dilanjutkan dengan matrik korelasi dan linear multivariate regression.

Hasil dan Kesimpulan :

Didapatkan persentase tertinggi pada ke enam stresor kerja yaitu pada derajat stres sedang. Prevalensi gejala gangguan kesehatan jiwa pada populasi ini 27.5% ( lebih tinggi dibandingkan masyarakat umum perkotaan ). Keenam stresor kerja menunjukkan hubungan sangat bermakna dengan gejala gangguan kesehatan jiwa yang timbul, kecuali stresor kerja tanggung jawab terhadap orang lain untuk kelompok derajat stres tinggi. Kecendrungan untuk timbulnya gejala gangguan kesehatan jiwa berkisar 2.3 - 6.7 x lebih besar untuk kelompok derajat stres sedang dan 7.8 - 36.7 x lebih besar untuk kelompok derajat stres tinggi dibandingkan kelompok derajat stres rendah. Ke enam stresor kerja juga menunjukkan korelasi positif bermakna dengan gejala gangguan kesehatan jiwa dengan koefisien korelasi terendah pada stresor tanggung jawab terhadap orang lain (r = 0.30) dan tertinggi pada stresor kerja beban kerja berlebih kualitatif ( r = 053 ). Yang paling berperan terhadap timbulnya gejala gangguan jiwa yaitu stresor beban kerja kualitatif, dan yang terkecil perannya ialah stresor tanggung jawab terhadap orang lain. Juga didapat hasil bahwa masih ada faktor-faktor lain yang cukup berperan tetapi tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Adapun kumpulan gejala gangguan kesehatan jiwa yang menonjol pada populasi ini ialah somatisasi ( 46.3 % ), obsesi-kompulsi ( 45.6 %) dan psikotisisme ( 43.9%). Faktor sosio-demografi (umur, sex, pendidikan, status perkawinan, jabatan, dan lama bekerja ) tidak menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap gejala gangguan kesehatan jiwa.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menyertakan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap timbulnya gejala gangguan kesehatan jiwa.
ABSTRACT
The Analysis of Work Stressors Correlated with Mental Disorder Symptoms Among Bank Monitoring Department Employees of a Bank in JakartaThe Scope and Method of Study :

In order to study the relationship between work stressors and mental disorder symptoms together with the influencing risk factors, a cross sectional study has been done on 410 Bank Monitoring Department employees of a bank in Jakarta. The instruments used were Stress Diagnostic Questionnaire which measured the work stressors, i.e. role conflict, role ambiguity, work overload (both quantitative and qualitative), career development and personal responsibility and Symptom Check List 90 Questionnaire (SCL-90) to measure the existence of mental disorder symptoms or psychopathology. Both instruments have been validated and regarded to be accurate enough to be applied on Indonesian people. Collected data have been analyzed using bivariate analysis, continued with correlation matrix and linear multivariate regression.

Results and Conclusion :

The highest percentage found in the six work stressors is on moderate stress level. The prevalence of mental disorder symptoms in this population is 27.5% ( higher compared to most people in urban cities ). There are significantly relationship between the six work stressors and mental disorder symptoms, except for the personal responsibility stressor for the high level stress group. The tendency of mental disorder symptoms occurrence was 2.3 - 6.7 X higher for the moderate stress level group and 7.8 - 36.7 X higher for high Ievel stress group compared with low level stress group. The six work stressors also show a significantly positive correlation with mental disorder symptoms and the lowest correlation coefficient on personal responsibility stressor ( r = 0.30 ), the highest on qualitative work overload stressor ( r = 0.53 ). Among the six stressors, the most dominant in causing mental disorder symptoms is qualitative work overload stressor and the least dominant is personal responsibility. There are other important influencing variables but not included in this research.

The dominant mental disorder symptoms in this population are somatisation ( 46.3% ), obsessi-kompulsive ( 45.6% ) and psychotisism ( 43.9% ). There are no significantly relationship between socio-demography factors ( age, sex, education, marital status, title and number of years in the job) and mental disorder symptoms.

A further research will have to be conducted by including the other mental disorder influencing factors.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Hanief Zenith Abdullah
Abstrak :
Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan bukti empiris atas pengaruh kinerja Dewan Komisaris (BOC) dan Komite Audit (AC) pada nilai perusahaan. Selain itu, penelitian ini berupaya untuk memberikan bukti empiris atas peranan bank yang diukur berdasarkam besaran hutang bank perusahaan dalam memperkuat pengaruh efektivitas kinerja BOC dan AC terhadap nilai perusahaan. Pengujian dilakukan dengan metode regresi linier berganda pada 333 perusahaan yang terdaftar dalam Indonesia Stock Exchange pada tahun 2018. Efektivitas kinerja Dewan Komisaris dan Komite Audit yang diukur menggunakan metode skoring dari penelitian Hermawan (2011). Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa kinerja Dewan Komisaris yang efektif memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Peranan struktur pendukung yaitu Komite Audit memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, selain itu bank sebagai pihak yang dapat mendukung fungsi pengawasan dapat memperkuat hubungan antara kinerja Komite Audit terhadap nilai perusahaan. Bukti yang diungkapkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa peran pihak pendukung seperti bank dapat memperkuat proses pengawasan dan pengendalian yang dilakukan Komite Audit. ......This study aims to provide empirical evidence on the effectiveness of the board of commissioners (BOC) and the audit committee (AC) to the company value measured by PBV. In addition, this study seeks to provide empirical evidence on the role of banks as measured by the magnitude of loans in strengthening the influence of BOC and AC effectiveness on company value. The research hypotheses were tested using multiple regression model with a sample of 333 companies listed in Indonesia's Stock Exchange during 2018. The effectiveness of BOC and AC was measured by scoring method based on Hermawan (2011) study. This study provides empirical evidence that the effectiveness of the Board of Commissioners have a positive influence on firm value. The role of the supporting structure, namely the Audit Committee has positive influence on the company value. Moreover, the bank as a party that can support the supervisory function strengthen the influence of the effectiveness of Audit Committee on company value. The evidence provided by this study show that bank as a supporting party can strengthen the monitoring and controlling function of Audit Committee.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Synthia Madya Kusumawati
Abstrak :
Financial statement fraud has cost market participants, including investors, employees, creditors, and pensioners. Capital market participants expect active and vigilant corporate governance to ensure the quality, integrity, and transparency of financial information. Financial statement fraud is a serious threat to market participants? confidence in published audited financial statements. Financial statement fraud has recently received considerable attention from the business community, accounting profession, academicians, and regulators. This paper sheds light on the factors that may increase the likelihood of financial statement fraud. This study empirically tests the impact of board of commissioners and audit committee effectiveness, ownership structure, bank monitoring, and the firm life cycle on the probability of accounting fraud. Hypothesis testing was carried out by using logistic regression model using fraud data from BAPEPAM-LK (Indonesia Stock Exchange Supervisory Agency) during the years of 2005-2011. The result of this study indicates that the audit committee effectiveness and controlled family ownership reduce the fraud probability. However, the effectiveness of board commissioners, foreign ownership, bank monitoring, and the firm life cycle do not have any effect on fraud probability.

Abstrak Kecurangan pelaporan keuangan menimbulkan kerugian bagi pelaku pasar, antara lain investor, pegawai, kreditur. Kecurangan ini juga merupakan ancaman yang serius bagi para pelaku pasar modal. Pelaku pasar modal mengharapkan laporan keuangan yang transparan, berkualitas, dan dapat dipercaya integritasnya. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh efektifitas peran dewan komisaris dan komite audit, struktur kepemilikan, peran monitoring bank, dan siklus hidup perusahaan terhadap probabilita terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik dengan menggunakan data sanksi yang dikenakan pada perusahaan yang melakukan kecurangan pelaporan keuangan, yang diperoleh dari Bapepam-LK dari tahun 2005 sampai dengan 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektifitas peran komite audit dan struktur kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap probabilita terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Hal ini mengindikasikan efektifitas komite audit dan kepemilikan yang dikendalikan oleh keluarga dapat mengurangi probabilita terjadinya kecurangan pelaporan keuangan.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library