Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Basuki Lasmono
"ABSTRAK
Benteng tanah merupakan salah satu wujud dari kebutuhan manusia terhadap kebutuhan akan rasa aman. Bentuk, ukuran, keletakan, bahan pembuatannya, dan sebagainya dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti ekonomi, politik, kebudayaan, dan lain-lain. Sebab benteng tanah tidak dapat terlepas dari konteks manusia dan manusia membangun bangunan untuk mendukung dalam melaksanakan aktivitasnya.
Penelitian ini terbatas pada tiga benteng tanah yaitu benteng tanah di situs Pugungraharjo, Jabung dan Negara Saka. Meskipun benteng tanah di ketiga situs tersebut sama--sama memiliki peninggalan tradisi megalitik, ternyata memiliki beberapa perbedaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) membuat atau menyusun deskripsi tentang benteng tanah. (2) memberikan penilaian terhadap fungsi dari benteng tanah tersebut.
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah: (a) pengumpulan data, (b) pengolahan data dan (c) intepretasi data. Pendekatan yang digunakan dalam tahap pengolahan data adalah analogi komparatif (perbandingan). Tujuan dilakukan analogi komparatif untuk menjelaskan keberadaan, persamaan, perbedaan antara ketiga benteng tanah dan memberikan penilaian fungsi dari benteng tanah tersebut.
Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah: (1) Benteng tanah di situs Pugungrharjo, Jabung dan Negara Saka mempunyai bentuk, luas, jumlah dan lokasi yang berbeda antara satu dengan lainnya. (2) Benteng tanah di situs Pugungraharjo dan Negara Saka yang terletak di sisi sungai, bentuknya terbuka terhadap sungai. Sedangkan benteng tanah situs Jabung yang terletak jauh dari sungai, bentuknya tertutup, seperti melingkar. (3) Seperti halnya bangunan benteng, benteng tanah di ketiga situs tersebut memiliki areal yang luas, parit keliling dan sebagainya, benteng tanah ini berfungsi melindungi areal yang ada di salah satu sisinya. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah bersifat sementara. Oleh karena itu penelitian serta pengujian lebih dalam masih dibutuhkan.

"
1995
S11524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Gilang
"Artikel ini mengkaji tentang peran dr. Muwardi dari pemimpin Barisan Pelopor Jakarta hingga menjadi tokoh oposisi saat revolusi Indonesia. Dokter Muwardi merupakan pahlawan nasional yang aktif dalam bidang kedokteran, kepanduan hingga kelaskaran. Sifat patriotisme dan humanisme dr. Muwardi berkembang dari latar belakang organisasi serta pengalamannya. Artikel ini ditulis menggunakan metode sejarah, dengan pengumpulan data berupa arsip dokumen terjilid, surat kabar, buku, dan jurnal yang diperoleh melalui Arsip Nasional, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Universitas Indonesia, Museum Sumpah Pemuda, Museum dr. Muwardi dan secara daring. Data juga diperoleh dengan wawancara bersama keluarga dr. Muwardi. Kebaruan dalam artikel ini adalah penggunaan sumber arsip dan koran sezaman yang memberikan temuan baru mengenai peran dr.Muwardi. Fokus kajian ini terdapat dalam pembentukan dan perubahan sikap dr.Muwardi sejak aktif dalam organisasi kepanduan hingga komandan laskar yang revolusioner serta bersikap oposisi terhadap pemerintah pusat Republik Indonesia pada masa revolusi. Temuan dalam kajian ini bahwa latar belakang kehidupan dan organisasi mampu membuat perubahan sikap yang fundamental dalam diri dr. Muwardi. Hal ini ditemukan dalam tulisan-tulisan dr. Muwardi dalam arsip, koran sezaman hingga keputusan yang ia buat ketika dalam kepanduan hingga kelaskaran. Keputusan tersebut merupakan sikap dr.Muwardi yang terbentuk atas pola asuh serta pengalaman organisasinya.
......This article examines the role of dr. Muwardi from the leader of the Barisan Pelopor Jakarta to becoming an opposition leader during the Indonesian revolution. Doctor Muwardi is a national hero who was active in medicine, scouting and militia. The patriotism and humanism of dr. Muwardi were developed from his organizational background and experience. This article was written using the historical method, with data collection in the form of archives of bound documents, newspapers, books, and journals obtained through the National Archives, National Library, University of Indonesia Library, Sumpah Pemuda Museum, Museum of dr. Muwardi and online resources. Data were also obtained by interviewing the family of dr. Muwardi. The novelty in this article is the use of archival sources and contemporary newspapers which provide new findings regarding the role of dr.Muwardi. The focus of this study is in the formation and change in the character of dr. Muwardi since he was active in scouting organizations to the revolutionary militia commander and was in opposition to the central government of the Republic of Indonesia during the revolution. The findings in this study proves that the background of life and organization of dr.Muwardi are able to change his character. It can be found in the writings of dr. Muwardi at the archives and contemporary newspapers, also the decisions he made when he was scouting to militia. This decision symbolizes the attitude of dr. Muwardi which was formed on his upbringing and organizational experience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hidayat
"Pada tanggal 18 Maret 1982 ketika kampanye Pemilu Golkar akan dimulai, terjadi kerusuhan yang menyebabkan aparat keamanan menahan beberapa aktivis dari PPP. Dengan adanya peristiwa pengacauan ini, terjadilah tuduh menuduh Golkar dan PPP mengenai siapa yang bertanggungjawab atas ke jadian tersebut. Skripsi ini mencoba meneliti fungsi surat kabar sebagai sumber informasi dan wadah pendapat umum. Dengan menganlisa isi berita pada surat kabar Kompas, Pelita, Suara Karya dan Merdeka, dapat diketahui pemberitaan mengenai peristiwa Lapangan Banteng dari ke empat surat kabar tersebut. Bagaimana ke empat surat kabar tersebut memberitakan peristiwa Lapangan Banteng. Bagaimana fungsi surat kabar sebagai wadah pendapat umum, baik yang berasal dari masyarakat maupun dari surat kabar itu sendiri. Hasil yang diperoleh dari analisa data ialah bahwa berita pada minggu pertama adalah yang tertinggi, dan menunjukkan penurunan pada minggu berikutnya. Surat kabar sebagai wadah pendapat umum ada, meskipun hanya kecil. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini ialah bahwa sistim pers tunduk pada sistim politik yang berlaku. Pers lebih banyak menyandarkan beritanya pada sumber resmi,khususnya mengenai masalah yang sensitif yang menyangkut SAPA."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S4231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daru Waskito
"Daru Waskito, 0786040025, Jurusan-Sejarah Eakultas Sastra Universitas Indonesia, Pembentukan: Pasukan Banteng Raiders, Awal Tumbuhnya Pasukan Khusus Anti Gerilya Di Indonesia, Studi Kasus Di Jawa Tengah Tahun 1952-1956 (Dibimbing oleh: Saleh As'ad Djamhari, SS). Jawa 'Tengah seperti daerah-daerah lain di Indonesia disepanjang periode tahurn 1950-an dilanda pemberontakan yang ditimbulkan oleh gerombolan Darul Islam. Upaya untuk menumpas pemberontakan ini mengalami kesulitan karena Darul Islam dalam melakukam aksinya menerapkan taktik-gerilya. Taktik gelrilya memang tidak asing lagi bagi TNI karena mereka pernah menerapkan juga sewaktu melawan Belanda semasa perang kemerdekaan dan bergerilya dengan baik. Tetapi keberhasilan TNI dalam menerapkan taktik gerilya bukan jaminan babwa TNI juga mampu melakukana taktik anti gerilya. Justru masalah anti gerilya merupakan masalah baru bagi TNI pada masa itu. Untuk mengatasi aksi-aksi gerilya Darul Islam maka Letkol Ahmad Yani, Komandan aperasi Gerakan Banteng Nasional (operasi untuk menumpas Darul Islam) berinisiatif untuk membentuk pasukan khusus. Pasukan yang kemudian diberi nama Banteng Raiiders berfungsi sebagai pasukan penggempur yang tugasnya melakukan: pengejaran dan- penyergapan. Di dalam penerapan di lapangan ternyata pasukan khusus ini mampu mengimbangi dan sekaligus mematahkan aksi-aksi gerilya Darul Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"Banteng (Bos javanicus d?Alton) is naturally distributed throughout Asia. In Indonesia this species can be found in Jawa, Bali, and Kalimantan. The current population is small, making it categorized as an endangered species. Protection measures have been implemented in such national parks as in West Bali, Ujung Kulon, Baluran, and Alas Purwo. Scientifically, this species is a genetic resource potential for further domestication purposes. In fact this species has been traditionally utilized as a cross-breeder for Bali Cattle which originated from Bos sondaicus. Banteng is typically a crespuscular species, but due to disturbances it sometimes becomes nocturnal. The species generally live in groups of 5 to 15 individuals, with only 2 to 3 steers in a group, although groups with only one steer is not unusual. The groups spend most ,of their time grazing in a pasture. Alas Purwo is a national park located in Sothern Banyuwangi, East Jawa, and initially gazetted as an area for animal protection. The total area of this national park is about 43420 hectares, but the Banteng is usually found grazing in Sadengan a pasture area with a size of about 20 hectares. This thesis consists of two papers, i.e.,Daily behaviour of banteng, and Habitat selection for feeding. Samples of banteng have been taken directly, using the concentrated method, whereas the grass samples have been taken by using quadrates of 100 x 100 cm2, totalling 100 plots. Observations have been carried out in two locations, i.e., location I: around the tower, and location II: nearby and adjacent to the mountaineous area. The studies have been conducted from January 1996 to June 1996. The paper entitled Daily behaviour of bantengs concluded that (1). The environment significantly affected the daily behaviour of the cows.(2). Frequency of cows in pasture areas of Sadengan in Alas Purwo broken as if indicator of disturbance. It is recommended that to increase grazing intensity of cows, habitat management should be maintained properly, particularly monitoring of wild dogs. The paper entitled Habitat selection for feeding, concluded : (1). Potential of grasses in pastures of Sadengan in Alas Purwo National Park was very low, (2)Location of grazing areas was concentrated in one location, and was related to the biomass of grasses as their food resource. It is recommended that (1). Pasture areas of Sadengan in Alas Purwo National Park should be properly maintained, and (2). Grasses of Hyptis brevipes Porr. and Cassia Lora L. should be cut prior to flowering."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifrida Desliyanti
"
ABSTRAK
Suatu kekecewaan akan berarti dan diperhatikan bila kekecewaan itu dirasakan oleh sebagian besar masyarakat sebab kekecewaan itu dapat mengarah kepada tindakan yang menganggu stabilitas bila kekecewaan itu menjadi gelombang protes masyarakat yang kecewa. Hal itulah yang terjadi di Sumatera Barat pada tahun 1950-an akibat kekecewaan itu tidak terakomodasi dengan baik.
Kekecewaan terjadi akibat kebijakan pembangunan yang tidak merata. Daerah, dalam hal ini masyarakat propinsi Sumatera Tengah yang terdiri dari Sumatera Barat, Riau dan Jambi merasa dianaktirikan, diabaikan oleh Pusat padahal daerah mereka memiliki sumber daya alam yang menghasilkan. Kekecewaan itu dikeruhkan dengan kekecewaan dalam bidang politik yaitu pembekuan DPRST yang tidak selesai bahkan mengarah kepada perpecahan antar partai. Pilar demokrasi yang tidak berfungsi meughambat perjuangan yang menentang rencana pemulangan Batalyon Pagaruyung dengan tidak hormat. Perpecahan di antara partai meruncing dengan munculnya penggugatan yang menghendaki mundurnya Gubenur Ruslan Muljohardjo yang berasal dari Masyumi.
Pernyataan dan tindakan yang mendiskreditkan Pemerintah itu dituliskan oleh Haluan yang terbit di Padang, Sumatera Barat sejak tahun 1953 -1957 yang dimungkinkan dengan iklim kebebasan pers pada saat itu. Protes rakyat tersebut mulai dikhawatirkan ketika pejuang dari eks Divisi Banteng membentuk Dewan Banteng dengan tujuan mencari akar permasalahan yang membuat sebagian `bekas pejuang' dan rakyat menderita dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dewan Banteng mengambilalih jabatan gubernur dari Ruslan Muljohardjo kepada Letkol Ahmad Husain yang diangkat menjadi Ketua Daerah Sumatera Tengah. Tindakan tersebut dianggap sebagai kudeta yang didalangi oleh Masyumi dan PSI oleh PKI, yang dalam segala tindakannya bertolak belakang dengan kedua partai tersebut.
Haluan memberitakan hal ikhwal Dewan Banteng sehingga rakyat daerah mengetahuinya dan juga memuat berita bantahan serta pembelaan. Penyelesaian diupayakan dengan Musyawarah Nasional pada bulan September 1957 tetapi penyelesaian itu merupakan akhir dari peredaran Haluan di Jakarta. Sementara itu, Dewan Banteng bertindak semakin jauh dengan memproklamasikan PRRI. Perbedaan dari Dewan Banteng dan PRRI itu mengubah sikap Haluan dari pro menjadi kontra tetapi Haluan tidak dapat mengelak menjadi corong PRRI berdasarkan pemberitaannya walaupun mereka bekerja di bawah tekanan. Akhir dari keberpihakan itu adalah dibredelnya Haluan saat APRI mendarat di Padang pada tanggal 17 April 1958 dimana beberapa wartawannya tewas dan dipenjarakan. Dengan demikian, perjalanan Haluan searah dengan perjalanan Dewan Banteng
"
1998
S12322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tessa Susanti
"ABSTRAK
Keberadaan square sebagai salah satu elemen kota tentunya akan bermanfaat bagi masyarakat kota itu. Kota dibentuk oleh pandangan serta tujuan dalam kehidupan masyarakatnya. Namun tujuan hidup dan budaya yang berbeda antara penjajah dan daerah jajahannya bisa menjadi suatu bibit konflik atau malah memperkaya dalam peberapan bentuk square.
Tulisan ini akan membahas alun-alun yang merupakan salah satu bentuk square di Indonesia. Untuk mengetahui apakah terdapat konflik atau justru penyesuaian terhadap budaya yang berbeda, saya mengambil contoh kasus Lapangan Banteng Jakarta yang dahulu bemama Waterlooplein.
Tulisan ini meninjau bagaimana penerapan konsep tokai pada masa pemerintahan Daendels dan pandangan masyarakat setempat yang turut mempengaruhi perancangan alun-alun itu. Untuk itu saya melakukan perbandingan antara rancangan Lapangan Banteng dengan konsep (alun-alun) lokal.
Melalui studi kasus ini saya menemukan bahwa tradisi budaya masyarakat setempat tidak berpengaruh dalam perencanaan Lapangan Banteng. Meiainkan konsep fisik kota kerajaan di Jawa saja. Tradisi budaya tiap suku bangsa penduduk kota diterapkan di lingkungan permukiman masing-masing saja.

"
2001
S48246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Sulaiman
"Banteng Muda Indonesia sebagai organisasi sayap partai merupakan wadah bagi pemuda untuk menyalurkan aspirasinya. Penelitian mengambil Banteng Muda Indonesia cabang kota Bekasi sebagai objek khususnya anggota BMI Bekasi. Dalam hal ini, peneliti ingin melihat pengaruh dari attitudinal mechanism dan network mechanism terhadap karir politik anggota BMI Bekasi menjadi anggota PDIP. Pertimbangan penelitian juga berdasarkan terdapat anggota yang tidak ingin melanjutkan karir politik nya untuk menjadi anggota partai yaitu PDIP.
Peneliti menggunakan konsep attitudinal mechanism dan network mechanism untuk mengukur kemungkinan seseorang untuk melanjutkan karir politiknya menjadi anggota partai. Dampak dari attitudinal mechanism dan network mechanism adalah pilihan seseorang dalam melanjutkan karir politiknya karena partisipasi politik membuat seseorang memilih partai yang selaras dengan nilai attitudinal mechanism dan network mechanism yang telah dimiliki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer berupa wawancara dan sekunder yang diambil dari literaturliteratur terkait. Peneliti menemukan bahwa untuk menjadi anggota PDIP harus memiliki kedekatan dengan partai atau power. Jika tidak memiliki hal tersebut
maka diharuskan untuk memiliki jenjang politik jika ingin tergabung menjadi anggota partai. Penelitian ini juga menemukan bahwa nilai partisipasi politik yang dimiliki anggota BMI Bekasi berdampak besar terhadap pilihan anggota BMI menjadi anggota PDIP.
......Banteng Muda Indonesia as a party wing organization is a place for youth to channel their aspirations. The study took the Banteng Muda Indonesia Bekasi branch of the city as an object, especially members of the Bekasi IMW. In this case, the researcher wants to see the influence of the attitudinal mechanism and network mechanism on the political career of BMI Bekasi members becoming PDIP members. Research considerations are also based on the fact that there are members who do not want to continue their political career to become party members, namely PDIP. Researchers use the concept of attitudinal mechanism and network mechanism to measure the likelihood of a person to continue his political career as a party member. The impact of attitudinal mechanism and network mechanism is one`s choice in continuing his political career because political participation makes someone choose a party that is in line with the value of the attitudinal mechanism and network mechanism that they have. The method used in this research is qualitative method. The data used are primary data in the form of interviews and secondary data taken from related literatures. Researchers found that to become a member of PDIP must have a closeness with the party or power. If you do not have this, you are required to have a political ladder if you want to be a party member. This study also found that the value of political participation possessed by Bekasi BMI members had a major impact on the choice of BMI member to become PDIP member."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library