Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Randy Fauzan
Abstrak :
ABSTRAK
Urodinamik merupakan standar baku yang digunakan untuk mengevaluasi BOO, namun fasilitas urodinamik tidak selalu tersedia di seluruh pusat pelayanan urologi. Oleh karena itu kontribusi dari komponen anatomis volume prostat dan PSA dan konfigurasinya IPP mulai dipertimbangkan. Batu buli sering ditemukan pada pasien dengan usia diatas 50 tahun yang merupakan rentang usia terjadinya BPH. Usia, Intravesica Prostatic Prostution IPP dan total prostate volume TVP adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya batu buli pada pasien BPH. Tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat medis, indeks masa tubuh IMT , skor IPSS dan PSA dengan resiko batu buli pada pasien BPH
ABSTRACT
Urodynamic is the gold standard examination to evaluate BOO. However, urologic health facility that offers urodynamic examination is not always available. Hence, the contribution of anatomic components, such as prostate volume and PSA, and its configuration IPP have been considered. Bladder stone is often found in patients age more than 50 years, who are included in the age range of BPH. Age, intravesica prostatic protrusion IPP , and total prostate volume TPV are factors which are affecting the incidence of bladder stones in patients with BPH. There was no significant relationship between medical history, body mass index BMI , IPSS score, and PSA with risk of bladder stones in patients with BPH.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isaac Ardianson Deswanto
Abstrak :
Latar belakang: Batu buli merepresentasikan sekitar 5% dari semua kasus batu saluran kemih. Banyak kondisi medis yang berperan dalam pembentukan batu tersebut. Penanganan batu buli terus berkembang dari sectio alta, intracorporeal lithotripsy dan extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). ESWL adalah sebuah modalitas yang menjanjikan dalam penanganan batu buli karena dapat ditoleransi dengan baik dan lebih sederhana. Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keamanan dan efektifitas dari ESWL dalam penanganan batu buli Metode: Studi ini merupakan sebuah studi retrospektif yang mengambil data dari rekam medis 92 pasien yang didiagnosa batu buli di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dari Januari 2011 sampai April 2015. Data yang dikumpulkan meliputi usia pasien, jenis kelamin, jenis batu, prosedur yang dilakukan dan status disintegrasi batu, lama rawat dan komplikasi yang mungkin terjadi. Semua data dianalisa secara statistik menggunakan IBM SPSS versi 20. Hasil: Mayoritas pasien menjalani prosedur ESWL (49 dari 92, 53,3%). Angka bebas batu untuk tindakan ESWL, intracorporeal lithotripsy, dan sectio alta adalah 93,9%, 97,0% dan 100% secara berurutan. Salah satu pasien harus mengulang prosedur ESWL. Rerata ukuran batu ditemukan paling kecil pada kelompok ESWL bila dibandingkan dengan kelompok intracorporeal lithotripsy dan sectio alta (2,5±2,0 vs 4,8±3,7 vs 7,4±5,4 secara berurutan). Perbedaan rerata batu ditemukan signifikan secara statistik antara kelompok ESWL dan intracorporeal lithotripsy (p=0,014). Prosedur ESWL dilakukan pada klinik rawat jalan. Kesimpulan: ESWL dapat direkomendaasikan sebagai modalitas terapi yang efektif dan non-invasif dalam penanganan batu buli dengan angka bebas batu yang cukup baik (93,9%) dan bisa dilakukan di poliklinik rawat jalan dengan komplikasi yang minimal. ...... Background: Bladder stone accounts for 5% of all cases of urolithiasis. Many conditions play a role in its formation. Bladder stones management has evolved over the last decades from open bladder surgery (sectio alta) to intracorporeal cystholithotripsy as well as extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). ESWL presents to be a promising modality in the management of bladder calculi due to its simplicity and well tolerability. This study is thus conducted to present data on the safety and effectiveness of ESWL in the management of bladder stone patients. Methods: This is a retrospective study evaluating the medical records of 92 bladder calculi patients admitted to Cipto Mangunkusumo General Hospital (RSCM) from January 2011 to April 2015. Patient’s age, gender, type of stone and procedure being done, status of stone disintegration, length of hospital stay, and any complications that may occur are noted down and statistically analyzed using IBM SPSS v. 20. Results: Majority of the patients underwent ESWL (49 out of 92, 53.3%). The stone free rates for ESWL, intracorporeal lithotripsy, and sectio alta are 93.9%, 97.0% and 100% respectively. One patient had to repeat ESWL. The ESWL group had the smallest stone size average compared to the intracorporeal lithotripsy and section alta group (2.5±2.0 vs 4.8±3.7 vs 7.4±5.4 respectively). This difference in average stone size was statistically significant compared to the ESWL and intracorporeal lithotripsy group (p=0.014). The ESWL sessions were conducted in the outpatient clinic, and thus no hospital stay was required. Conclusion: ESWL can be suggested as an effective non-invasive approach in the disintegration of bladder stone of £25 mm with a promisingly high stone-free rate (93.9%) that can be performed on an outpatient basis with minimal complications.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Muhamat Gozali Arif
Abstrak :
Pendahuluan dan tujuan: Peradangan yang berasal dari batu buli dapat dikaitkan dengan tumor buli. Meskipun infeksi saluran kemih dan batu buli sebelumnya dianggap sebagai faktor risiko terjadinya tumor buli, hingga saat ini hubungan antara batu buli dan tumor masih belum jelas. Sehingga studi ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor resiko apa saja yang mempengaruhi terjadinya tumor buli pada penderita batu buli. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan Study Crossectional Analitik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian kanker buli pada pasien Batu Buli di RSUP H. Adam Malik Medan. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014 s/d 2018 dan pasien diambil secara total sampling berdasarkan data registrasi pasien batu buli yang dilakukan biopsi dasar batu pada periode trsebut. Jumlah pasien yang diperoleh sebanyak 32 pasien. Tes korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan perbaikan fungsi ginjal dengan faktor-faktor terukur. Dilakukan analisa multivariat dengan regersi linier untuk memperoleh faktor mana yang memiliki pengaruh paling besar terhadap pencetus terjadinya kanker. Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS 23.0 dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil: pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang, atau 96,9% berbanding 1 pasien perempuan hanya 1 pasien (3,1%). Keseluruhan rata-rata usia pasien adalah 43,72 (±16,79) tahun. Karsinoma sel skuamosa 15 sampel (46,9%), sel radang 10 sampel (31,3%), dysplasia 3 sampel (9,4%), karsinoma sel transisional 2 sampel (6,3%), dan metaplasia skuamosa 2 sampel (6,3%). Rata-rata ukuran batu buli adalah 5,88 (±2,00) cm. Batu tunggal yang dijumpai pada 27 sampel (84,4%), sedangkan untuk batu multipel pada 5 sampel (15,6%). Infeksi saluran kemih dijumpai pada 12 sampel (37,5%). Lebih dari setengah sampel memiliki riwayat merokok, yaitu pada 20 pasien (62,5%). Tidak terdapat hubungan antara infeksi saluran kemih dengan tumor buli (p = 0,314), terdapat perbedaan yang signifikan (p = 0,001) antara pasien dengan riwayat merokok dengan kejadian kanker buli, tidak terdapat hubungan bermakna antara jumlah batu dengan kanker buli (p = 0,737). Pada kelompok dengan kanker buli, rerata dari ukuran batunya adalah 6,65 (±2,09) cm berbanding pada kelompok tanpa kanker buli dengan nilai rerata 5,00 (±1,51) cm. Kesimpulan: Pasien dengan batu buli memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena tumor buli dan terdapat hubungan yang bermakna antara tumor buli dan riwayat merokok. ......Introduction and purpose: Inflammation of bladder origin can be associated with bladder tumors. Although urinary tract infections and bladder stones were previously considered a risk factor for bladder tumors, the relationship between bladder stones and tumors is still unclear. So this study aims to analyze what risk factors influence the occurrence of bladder tumors in patients with bladder stones. Methods: This research is an analytical study with an analytical cross-sectional study design to determine what factors influence the incidence of bladder cancer in patients with bladder stones at H. Adam Malik Hospital, Medan. The affordable population in this study were patients who were hospitalized at H. Adam Malik Hospital Medan from 2014 to 2018 and patients were taken by total sampling based on the registration data of bladder stone patients who underwent a stone base biopsy during that period. The number of patients obtained were 32 patients. Correlation test was used to determine the relationship between improvement in kidney function and measurable factors. Multivariate analysis was performed with linear regression to obtain which factors had the greatest influence on the originator of cancer. The data obtained were processed using SPSS 23.0 and presented in the form of tables and narratives. Results: 31 male patients, or 96.9% compared to 1 female patient, only 1 patient (3.1%). The overall mean age of the patients was 43.72 (±16.79) years. Squamous cell carcinoma 15 samples (46.9%), inflammatory cell 10 samples (31.3%), dysplasia 3 samples (9.4%), transitional cell carcinoma 2 samples (6.3%), and squamous metaplasia 2 samples (6.3%). The average bladder size is 5.88 (±2.00) cm. Single stones were found in 27 samples (84.4%), while for multiple stones in 5 samples (15.6%). Urinary tract infection was found in 12 samples (37.5%). More than half of the sample had a history of smoking, namely in 20 patients (62.5%). There was no relationship between urinary tract infections and bladder tumors (p = 0.314), there was a significant difference (p = 0.001) between patients with a history of smoking and the incidence of bladder cancer, there was no significant relationship between the number of stones and bladder cancer (p = 0.737) . In the group with bladder cancer, the mean stone size was 6.65 (±2.09) cm compared to the group without bladder cancer with a mean value of 5.00 (±1.51) cm. Conclusion: Patients with bladder stones have a greater risk of developing bladder tumors and there is a significant relationship between bladder tumors and smoking history
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library