Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hary Budi Wicaksono
Abstrak :
Penelitian yang bertujuan mendapatkan strategi pemberdayaan aparatur pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dilakukan dengan metode kuantitatif terhadap data primeryang didapat dari sam pel penelitian sebanyak 103 responden yang terdiri atas pegawai fungsional dan struktural. Konsep yang digunakan dalam menganalisis strategi pemberdayaan aparatur menggunakan konsep organisasi pembelajar (learning organization) yang dikemukakan oleh Senge (1996) dalam buku "The Fifth Discipline" (Disiplin Kelima). Berdasarkan konsep Disiplin Kelima tersebut maka didapat karakteristik organisasi pembelajar pada KPBC SH yang ditinjau melalui konsep Disiplin Kelima dari Senge,(1996) yang meliputi lima disiplin, yaitu (1) Keahlian Pribadi (personal mastery), kondisi pegawai untuk aspek ini mengindikasikan bahwa pegawai KPBC SH memiliki kecenderungan untuk bersikap dan memperluas kemampuannya secara terus menerus guna menciptakan hasil yang terbaik bagi organisasi; (2) Model Mental (metal models), kondisi pegawai untuk aspek ini menunjukan bahwa pandangan pegawai KPBC SH dalam memahami dunia pekerjaan dan mengambil keputusan dalam tugas mengindikasikan hasil yang baik, artinya pegawai memiliki kemampuan dalam memahami pekerjaannya dan dalam pengambilan keputusan; (3) Visi Bersama (shared vision), untuk aspek ini ditunjukan bahwa sebagian besar pegawai memiliki visi yang sama dalam pencapaian tujuan organisasi secara bersama; (4) Pembelajaran Tim team learning), untuk aspek ini terlihat bahwa sebagian besar pegawai memiliki kemampuan dalam bekerja sama sebagai satu kesatuan, saling mempercayai, saling menghargai dan menjunjung tinggi kelebihan yang ada pada tim kerja; dan (5) Berfikir Sistem (system thinking), untuk aspek ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pegawai sudah memiliki pola berfikir yang sistematis dan dinamis dalam menyikapi permasalahan di tempat kerja. Aspek-aspek yang lebih dominan dari Disiplin Keliina pada KPBC SH yang dilihat dari kelima aspek konsep Disiplin Kelima dari Senge (1996) terlihat bahwa tidak terdapatnya aspek yang lebih dominan, hal ini terlihat dari besarnya selisih yang sebagian besar memiliki selisih sangat kecil di antara pegawai struktural dan pegawai fungsional. Analisis statistik dengan menggunakan pengujian uji beda (mean different) dihasilkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pegawai struktural dengan pegawai fungsional dalam mempersepsikan organisasi pembelajar yang ditinjau dari konsep Disiplin Kelima dari Peter M. Senge. Strategi pemberdayaan bagi sumber daya aparatur di KPBC SH melalui penerapan Disiplin Kelima dapat dilakukan meialui dukungan peran pimpinan atau atasan dalam mencapai keberhasilan pemberdayaan sumber daya aparatur. Adapun saran-saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk aspek pembelajaran tim dan visi bersama, kedua aspek ini memiliki nilai yang terendah, sehingga perlu mendapakan peningkatan karena sesuai dengan lingkup kerja pada KPBC SH sebagai organisasi pemerintah yang banyak menangani permasalahan perdagangan intemasional atau transaksi impor dan ekspor. 2. Pada aspek pembelajaran tim yang perlu mendapatkan perhatian adalah pada kemampuan para pegawai dalam bekerja sama pada satu kesatuan organisai, menumbuhkan sikap saling mempercayai, sikap saling menghargai dan menjunjung tinggi kelebihan yang ada pada tim kerja. 3. Sedang aspek visi bersama adalah bagaimana agar seluruh pegawai memiliki satu kesatuan visi yang kompak dalam membawa KPBC SH sebagai organisasi yang matang dan handal dalam menangani atau melayani pengguna jasa dalam melakukan transaksi atau perdagangan impor dan ekspor.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gamal Saktaji
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S10096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zein
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah pokok dalam skripsi ini adalah pembekuan pasal-pasal dari Ordonansi Bea dan Reglemen A oleh. KEPPRES No. 45/1985, dimana KEPPRES ini didasari oleh INPRES No.4 tahun 1985. Yang mana hal ini menurut tata urutan perundang-undangan TAP. MPRS No. XX/MPRS/1966 tidak boleh terjadi. Tujuan dari penulisan ini untuk mendapatkan data-data yang dengan pengaruh. INPRES No.4/1985 terhadap struktur organisasi, fungsi dan kewenangan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dalam penelitian kepustakaan dan lapangan didapatkan hasil, bahwa produk hukum bawahan sebenarnya tidak boleh membekukan produk hukum yang lebih tinggi walaupun tujuannya positip. Sehingga disana-sini terjadi ketidakpastian hukum dan penyimpangan-penyimpangan yang merugikan kebijaksanaan perekonomian pemerintah. Oleh karena itu jika dibutuhkan produk hukum yang menunjang kebijaksanaan pemerintah, haruslah dengan produk hukum yang sederajat atau yang lebih tinggi, agar hal-hal seperti di atas tidak perlu terjadi. Karena perubahan peraturan yang dilakukan ini tidak berdasarkan atas tata urutan perundang-undangan maka hal ini menimbulkan pengaruh yang negatip terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dimana dalam menghadapi kasus-kasus impor, ekspor dan antarpulau yang merugikan keuangan negara
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pocut Maharani Bani Putri
Abstrak :
Penyelundupan narkotika merupakan sebuah permasalahan yang krusial dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan. Skripsi ini membahas mengenai mekanisme yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam pencegahan penyelundupan narkotika di Bandara Soekarno Hatta sebagai bentuk implementasi dari Strategi Pencegahan Kejahatan Situasional. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analisis. Peneliti melakukan analisis dengan menggunakan 10 teknik dalam strategi pencegahan kejahatan situasional, yang terdiri dari target hardening, access control, deflecting offenders, controlling facilitators, extend guardianship, natural surveillance, intentional surveillance, entry screening, set rules dan alert conscience. Berdasarkan analisis yang dilakukan, terdapat kekurangan dan hambatan dalam penerapan pencegahan penyelundupan narkotika yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. ......Narcotics smuggling is a crucial problem with various negative impacts. This thesis discusses the mechanism carried out by the Directorate General of Customs and Excise in preventing narcotics smuggling at Soekarno Hatta Airport as a form of implementation of the Situational Crime Prevention Strategy. This research is a qualitative research with a descriptive analysis design. Researchers conducted an analysis using 10 techniques in situational crime prevention strategies, which consisted of target hardening, access control, deflecting offenders, controlling facilitators, extend guardianship, natural surveillance, intentional surveillance, entry screening, set rules and alert conscience. Based on the analysis conducted, there are deficiencies and obstacles in implementing the prevention of narcotics smuggling carried out by the Directorate General of Customs and Excise.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ircham Habib
Abstrak :
Kantor Wilayah VII Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jakarta I adalah salah satu kantor pabean yang telah menerapkan e-government pada proses pelayanan impor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh e-government terhadap upaya pelaksanaan good governance pada Kantor Wilayah VII Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jakarta I. Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori disampaikan oleh Magno dan Serafica (2001) bahwa teknologi komunikasi dan informasi dapat meningkatkan good governance dalam tiga hal, yaitu pertama, peningkatan transparansi, informasi, dan akuntabilitas. Kedua, memfasilitasi partisipasi publik dalam pembuatan keputusan. Ketiga, meningkatkan efisiensi pelayanan publik. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel bebas penerapan e-government dengan indikator : teknologi komunikasi dan informasi, perubahan organisasi, dan aplikasi dalam pelayanan publik. Variabel terikat dalam peneilitian ini adalah good governance dengan indikator : partisipasi publik, akuntabilitas publik dan transparansi. Hipotesis yang dijukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif e-government terhadap upaya pelaksanaan good governance pada Kantor Wilayah VII Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jakarta I. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey deskriptif analitik. Sementara itu instrumen pengumpulan data disusun dalam angket yang menggunakan skala model Likert. Analisis hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan analisa korelasi Spearman rho. Populasi penelitian ini adalah importir/perusahaan yang melakukan importasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Priok I,II dan III, sejumlah 1.850 perusahaan. Sedangkan sampel sejumlah 185 responden diambil dengan metode simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara penerapan e-government dengan upaya pelaksanaan good governance. Hubungan positif tersebut ditunjukkan dengan hasil analisis statistik dengan koefisien korelasi (r) = 0,562. Walaupun terdapat hubungan antara penerapan e-government dengan good governance, namun penerapan e-government bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh. Faktor-faktor yang dimungkinkan berpengaruh antara lain sumber daya manusia namun tidak dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor tersebut.
Regional Office VII of Directorate General of Customs and Excise Jakarta I is the customs office that implemented e-government on import service procedure. The objective of this research is to examine the impact of the e- government toward Good Governance Implementation on Regional Office VII Directorate General of Customs and Excise Jakarta I . This research based on Magno and Serafica theory (2001) : IT promotes good governance in three basic ways: First, by increasing transparency, information, and accountability. Second, by facilitating accurate decision-making and public participation; and third by enhancing the efficient delivery of public goods and service. Variables of research are : dependent variable is implementation of e-government with indicators : information and communication technology, reorganization process, and application on public services. Independent variable is good governance, with indicators : public participation, accountability, and transparency. The hypothesa of this research is : There is a positive impact of the e-government toward good governance Implementation on Regional Office VII Directorate General of Customs and Excise Jakarta I. The population of this research is importir/company of Regional Office VII Directorate General of Customs and Excise Jakarta I meanwhile is sample 185 respondents that is taken by simple random sampling. The methods used in this research are survey method and correlational by Spearman Rho. The study result that : there is a positive impact of the e-government toward good governance Implementation on Regional Office VII Directorate General of Customs and Excise Jakarta I r.y = 0,562. The result of this study is hopelly useful inprove the good governance implemantation by increasing e government quality.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19244
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Wijayatmo
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk mendapatkan suatu model keberhasilan operasi intelijen DJBC dalam menghindari terjadinya kegagalan dalam operasi intelijen DJBC dalam tugas dan fungsi DJBC sebagai Community Protector melalui instrumen cukai. Peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang memberi kontribusi dalam keberhasilan sebuah operasi Intelijen DJBC. Penelitian menggunakan beberapa teori yang mengenai kegagalan intelijen sebagai pedoman, dan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mempelajari dan menghasilkan kesimpulan yang faktual mengenai model keberhasilan Intelijen DJBC. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan ilmu intelijen khususnya tentang model keberhasilan dalam pencegahan dan pengungkapan atas pelanggaran ketentuan perundang-undangan. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor pendorong keberhasilan kerja intelijen DJBC. Hasil penelitian akan menjelaskan bagaimana efektifitas sebuah organisasi intelijen dalam merespon dan melakukan upaya pencegahan melalui peningkatan kinerja intelijen.
ABSTRACT
This thesis aim to obtain a model of successful intelligence operations in the DGCE avoid failure in intelligence operations DGCE in DGCE duties and functions as the instrument through excise Community Protector. Researchers want to know what are the factors that contribute to the success of an operation DGCE Intelligence. Research using several theories about intelligence failures as a guide, and researchers using qualitative research methods to study and produce factual conclusions regarding efficacy models DGCE Intelligence. This research is expected to be useful to develop a science of intelligence, especially on a model of success in the prevention and disclosure of violations of statutory provisions. This research was carried out by identifying the factors driving success DGCE intelligence work. The results of the study will explain how the effectiveness of an intelligence organization in response and prevention efforts through increased intelligence performance.;This thesis aim to obtain a model of successful intelligence operations in the DGCE avoid failure in intelligence operations DGCE in DGCE duties and functions as the instrument through excise Community Protector. Researchers want to know what are the factors that contribute to the success of an operation DGCE Intelligence. Research using several theories about intelligence failures as a guide, and researchers using qualitative research methods to study and produce factual conclusions regarding efficacy models DGCE Intelligence. This research is expected to be useful to develop a science of intelligence, especially on a model of success in the prevention and disclosure of violations of statutory provisions. This research was carried out by identifying the factors driving success DGCE intelligence work. The results of the study will explain how the effectiveness of an intelligence organization in response and prevention efforts through increased intelligence performance., This thesis aim to obtain a model of successful intelligence operations in the DGCE avoid failure in intelligence operations DGCE in DGCE duties and functions as the instrument through excise Community Protector. Researchers want to know what are the factors that contribute to the success of an operation DGCE Intelligence. Research using several theories about intelligence failures as a guide, and researchers using qualitative research methods to study and produce factual conclusions regarding efficacy models DGCE Intelligence. This research is expected to be useful to develop a science of intelligence, especially on a model of success in the prevention and disclosure of violations of statutory provisions. This research was carried out by identifying the factors driving success DGCE intelligence work. The results of the study will explain how the effectiveness of an intelligence organization in response and prevention efforts through increased intelligence performance.]
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Subur Purwana
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh liberalisasi perdagangan terhadap penerimaan kepabeanan impor, kontribusi penerimaan kepabeanan terhadap penerimaan perpajakan, serta pengakuan, pencatatan dan pelaporan penerimaan Pajak dalam Rangka Impor (PDRI). Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda, analisis kontribusi (proporsi), dan data hasil wawancara. Hasil analisis menunjukkan liberalisasi perdagangan akan meningkatkan kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) karena dapat meningkatkan penerimaan kepabeanan impor (bea masuk dan PDRI), akan tetapi dengan adanya dualisme pengakuan, pencatatan dan pelaporan PDRI menyebabkan kinerja DJBC menurun. Kontribusi penerimaan kepabeanan dan cukai berpengaruh signifikan terhadap penerimaan perpajakan, kontribusi penerimaan kepabeanan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan perpajakan, dan kontribusi penerimaan PDRI berpengaruh signifikan terhadap penerimaan perpajakan dalam negeri
ABSTRACT
The aim of this study is to analyze the effect of trade liberalization on import customs revenue, study the contribution of customs import on tax revenue, and examine recognition, recording, and reporting of taxes on import (PDRI). This study uses analysis method of multiple linear regression, contribution (proportion) analysis, and interview results. The analysis results show the trade liberalization improves performance of Directorate General of Customs and Excise (DJBC) because it could increase import customs revenue (import duties and taxes on import), on the other hand, dualism recognition, recording and reporting of taxes on import caused performance degradation of DJBC. The contribution of customs and excise duties has significant effect on tax revenue, the contribution of customs duties significantly affect on tax revenue, and the contribution of taxes on import has remarkable impact on tax revenue in the country.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmy Suryo Dewanto
Abstrak :
Intelijen seharusnya tidak mengenal pembedaan berdasarkan gender. Namun kenyataannya pada berbagai organisasi intelijen, seakan – akan hal ini adalah pekerjaan laki – laki dan tidak memberi ruang yang cukup bagi perempuan untuk dapat berperan lebih banyak, apalagi untuk mencapai tingkat manajerial pengambil keputusan tingkat tinggi. Kondisi ini tergambar pada apa yang terjadi di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dimana budaya, perspektif, dan stigma yang ada masih beranggapan bahwa kegiatan intelijen sebagai dunia laki - laki.

Tujuan dari penelitian ini nantinya adalah untuk menganalisis bagaimana perempuan berperan dalam kegiatan – kegiatan intelijen serta penegakan hukum, bagaimana mereka seharusnya diperankan, apa manfaat keterlibatan perempuan, hambatan, kendala keterlibatan petugas perempuan dalam kegiatan pengawasan (intelijen dan penegakan hukum).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (mixed methods) dengan melakukan survey, studi pustaka, wawancara, pengamatan di lapangan, dan mengumpulkan data – data terkait penelitian ini.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa peran perempuan dalam kegiatan intelijen dan penegakan hukum di DJBC masih sangat terbatas dan belum maksimal, serta hambatan dan kendala petugas perempuan untuk dapat lebih terlibat dalam kegiatan pengawasan pada dasarnya bersumber dari faktor internal dan eksternal dari petugas tersebut. ......Intelligence should not recognize distinctions based on gender. However, in reality in various intelligence organizations, it is as if this is a man's job and does not provide sufficient space for women to be able to play more roles, let alone to reach high-level managerial decision-making levels. This condition is illustrated by what is happening at the Directorate General of Customs and Excise (DJBC) where the existing culture, perspective, and stigma still think that intelligence activities are a man's world.

The purpose of this research later is to analyze how women play a role in intelligence and law enforcement activities, how they should be played, what are the benefits of women's involvement, obstacles, constraints on the involvement of female officers in surveillance activities (intelligence and law enforcement).

This study uses mixed research methods (mixed methods) by conducting surveys, literature studies, interviews, field observations, and collecting data related to this research.

The results of the study show that the role of women in intelligence and law enforcement activities at DGCE is still very limited and not optimal, and the obstacles and constraints for female officers to be more involved in oversight activities are basically sourced from internal and external factors of these officers.

Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Horas Mardapot Baja
Abstrak :
KPU merupakan salah satu bentuk pembaharuan administrasi Bea dan Cukai yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta kemampuan Bea dan Cukai dalam rangka meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip good governance, didukung teknologi informasi, organisasi berdasarkan fungsi dan sumber daya manusia yang profesional dan berdedikasi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dimensi kualitas pelayanan KPU terhadap Pengguna Jasa Kepabeanan, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi dengan harapan Pengguna Jasa Kepabeanan atas kualitas pelayanan KPU, untuk mengetahui dimensi apa dari dimensi kualitas pelayanan KPU yang telah memenuhi harapan Pengguna Jasa Kepabeanan, dan untuk mengetahui posisi dimensi transparancy dan responsiveness dalam Diagram Kartesius, dengan mengacu pada 5 (lima) dimensi kualitas pelayanan (Servqual) yang dikemukan oleh A.Parasuraman,Valerie A Zeithaml dan Lonard Berry (PZB)yang telah imodifikasi menjadi 8 (delapan) dimensi kualitas pelayanan disesuaikan dengan kondisi KPU Hipotesis yang diajukan adalah (1). Terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independent (reliability, assurance, tangibility, emphaty, responsiveness, transparency, fairness dan access) dalam menentukan kualitas layanan KPU, (2)Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara persepsi dan harapan pengguna jasa terhadap pelayanan KPU, (3). Dimensi Transparancy dan Responsiveness berada pada Kuadran A (Pertahankan Prestasi) pada Diagram Kartesius. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan penyebaran angket kuisioner yang berisi 31 (tiga puluh satu) butir pernyataan yang meliputi aspek-aspek dimensi kualitas pelayanan KPU. Metode pengambilan sample yang digunakan adalah nonprobality sampling, dengan teknik incidental sampling. Kuisioner yang disebar sebanyak 150 exampler, namun yang kembali hanya 86 exampler (57%) Metode analisis data dilakukan dengan uji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen (analisis regresi), uji beda rata-rata antara persepsi dan harapan (uji t), dan analisis kesenjangan antara persepsi dan harapan. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1). Terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independen (dimensi kualitas pelayanan) terhadap variabel dependen (Kepuasan Pengguna Jasa). Berdasarkan pengujian kontribusi masing-masing dimensi dengan uji t, diperoleh hasil tidak ada dimensi yang signifikan, karena terjadi gejala multikolinearitas. Setelah dilakukan uji analisa regresi berganda dengan metode Backward diperoleh model regresi baru. yang menyimpulkan hanya dimensi fairness yang memberikan kontribusi signifikan terhadap kepuasan pengguna jasa KPU, (2) Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara persepsi dan harapan atas kualitas pelayanan KPU. Sesuai uji t (uji beda), ditemukan perbedaan yang signifikan pada semua dimensi, yang berarti tidak ada satupun dimensi kualitas pelayanan yang telah memenuhi harapan pengguna jasa kepabeanan (3) Sesuai dengan Diagram Kartesius dimensi transperancy masih berada pada Kuadran C (Prioritas Rendah) yang berarti baik harapan maupun persepsi pengguna jasa kepabeanan terhadap dimensi ini masih rendah. Sementara dimensi responsiveness berada dalam kuadran B (Pertahankan Prestasi) yang berarti KPU telah berhasil memenuhi harapan pengguna jasa kepabeanan Analisa dengan metode yang lain diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1). Pengujian dengan metode Analisa Tingkat Kesesuain, ditemukan bahwa antara persepsi dan harapan termasuk dalam kriteria ?sangat sesuai?. (2). Pengujian dengan Analisa Nilai Penting Relatif, diperoleh hasil 3 (tiga) dimensi yang paling penting dalam pembentukan kualitas pelayanan KPU adalah dimensi reliability, empathy, dan assurance. (3). Pengujian dengan Diagram Kartesius, tidak ada dimensi kualitas pelayanan yang mendapatkan prioritas utama (Kuadran A).
KPU (Major Customs Service Office, at Tanjung Priok) is one of the new customs administration developments. It aims to improve the service quality and the service efficiency and monitoring affectivity refer to the government rule which based on good governance supported by IT and best human resources performance. This Research? aim is to acknowledge whether there is significant impact of the KPU quality service to the user of Customs Service User requirement service ; to acknowledge whether there is significant differentiation between perception with the expectation of the user of Customs Service User requirement service from KPU ; to acknowledge what dimension is from KPU service quality which fulfill the expectation of the user of Customs Service User requirement service ; and to acknowledge the position of transparency and responsiveness in Kartesius Diagram which referring to 5 KPU?s service quality dimension (Servqual) quoted from. Parasuraman,Valerie A. Zeithaml and Lonard Berry (PZB) which has been modified to be 8 dimension of service quality adjusted with current KPU condition. Hypothesis submission are : (1).There are significant influents between independent variable (reliability, assurance, tangibility, empathy, responsiveness, transparency, fairness and access) in determined the service quality of KPU, (2).There is average differences between perception and expectation of KPU service usage, (3).Dimension transparency and responsiveness on quadrant a (first priority) in Kartesius Diagram This research is quantitative research with spreading questioner checklist contain of 31 question which covering quality dimension service in KPU. The method of sample usage is non probability sampling with incidental sampling. Total 150 questioner spreading only 86 returned Analysis data method are done by examining the impact of independent variable to variable dependency (analysis regression), examining of average difference between perception and expectation (test t) and analysis between perception and expectation The result of research showing that: (1).There is influence of independent variable (service quality dimension ) to independent variable( satisfaction of the custom user from KPU Service ) based on contribution test for each dimension with test t, it gain result that there no significant dimension because of multycolinearity syndrome. After doing the analysis double regression test with backward method, it resulted new regression model which summarizing only fairness dimension giving significant contribution to the satisfactory KPU?s service user (2).There is average significant difference between perception and expectation of KPU service. Based on test t ( differ test ), it is found out the significant difference to all dimension, which means there is no quality dimension which fulfilling the expectation of the service?s user. (3). Based on Kartesius Diagram, transparency dimension still on quadrant C ( low priority ) which means either hope or perception of custom clearance service user to this dimension is still low, whilst responsiveness dimension on quadrant B ( maintain performance ) which means KPU still fulfill the expectation or hope of the KPU?S service user Other analysis method got a summary as per below detail: (1).Examining by analysis method of the similar stage, found out that between perception and hope include of ? very similar ? criteria (2).Examining by relative important point analysis, got 3 result dimension which is the most important in performing the KPU quality service which relativity dimention, empathy, assurance. (3).Examining with kartersius diagram, there is no quality service dimension which having first priority or on quadrant A.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 26315
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>