Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Gian Aptha Prakosa
"Kondisi kemiskinan yang masih tinggi di DKI Jakarta adalah hal yang perlu untuk ditekan angkanya sehingga masyarakat mengalami hidup yang lebih sejahtera. Kemiskinan tersebut menjadikan anak-anak yang berasal dari lingkungan dengan status ekonomi yang rendah menjadi terhambat dalam mendapatkan hak mereka. Dengan kondisi seperti ini, diperlukan aksi nyata dalam mewujudkan kesejahteraan pada anak-anak tersebut agar masa depan mereka dapat tercipta dengan lebih baik. Melalui penelitian ini, penelitian ini memberikan gambaran mengenai kehidupan anak jalanan terutama dalam hal pembinaan pada Yayasan Bina Anak Pertiwi. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana proses dan bentuk pembinaan yang dilakukan terhadap anak-anak tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif, di mana dalam melakukan pengumpulan data, metode wawancara mendalam dan observasi secara langsung merupakan metode yang digunakan. Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan pada Agustus hingga Desember 2023. Gambaran yang dijelaskan melalui penelitian ini berupa bentuk-bentuk proses belajar sosial yang terjadi pada anak-anak binaan yang sedang menjalani pembinaan bersama Yayasan Bina Anak Pertiwi melalui modal sosial yang dimiliki oleh anak binaan.Anak-anak binaan yang menjadi informan pada penelitian ini terdiri dari tiga jenis latar belakang,yaitu children on the street, children of the street, dan children from families of the street. Ketiga latar belakang ini memperlihatkan kondisi dan status mereka sebelum menjadi bagian dari anak binaan Yayasan Bina Anak Pertiwi. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bagaimana proses belajar sosial yang dialami oleh anak binaan melalui modal sosial yang dimiliki sebagai bagian dari proses pembinaan mereka. Anak-anak binaan tersebut diketahui memiliki berbagai jenis modal sosial, seperti bonding, bridging, dan linking. Peneliti melihat jenis belajar sosial seperti apa yang didapatkan oleh para anak binaan, melalui masing-masing modal sosial yang mereka miliki. Berdasarkan temuan penelitian ini, para anak binaan memiliki modal sosialnya masing-masing pada tiap jenisnya. Ikatan yang dimiliki oleh anak binaan dengan tiap jenis modal sosial menunjukan relasi yang dekat serta dalam berbagai bentuk relasi dan interaksi. Dari analisa tersebut, ditemukan bahwa adanya peran guru, pembina, dan teman sebagai modal sosial yang memicu adanya bentuk belajar sosial anak binaan Yayasan Bina Anak Pertiwi selama melakukan proses pembinaan. Secara lebih mendalam, bentuk belajar sosial yang dialami oleh para anak binaan berupa modelling dan cognitive learning. Penelitian ini tidak menemukan adanya indikasi anak binaan yang mengalami proses insight learning. Beberapa faktor penyebab seperti minimnya pendidikan dan finansial membuat tidak terjadinya insight learning.
......The condition of poverty which is still high in DKI Jakarta is something that needs to be reduced so that people experience a more prosperous life. This poverty makes it difficult for children who come from environments with low economic status to obtain their rights. Under conditions like this, real action is needed to create welfare for these children so that their future can be created better. Through this research, this research provides an overview of the lives of street children, especially in terms of guidance at the Bina Anak Pertiwi Foundation. In this way we can find out what the process and form of coaching is for these children. This research uses a qualitative method approach, where in collecting data, in-depth interviews and direct observation are the methods used. Data collection and collection was carried out from August to December 2023. The picture explained through this research is in the form of social learning processes that occur in assisted children who are undergoing guidance with the Bina Anak Pertiwi Foundation through the social capital possessed by the assisted children. The assisted children who became informants in this research consisted of three types of background, namely children on the street, children of the street, and children from families of the street. These three backgrounds show their condition and status before becoming part of the children assisted by the Bina Anak Pertiwi Foundation. The results of this research explain the social learning process experienced by fostered children through the social capital they have as part of their coaching process. These fostered children are known to have various types of social capital, such as bonding, bridging and linking. Researchers looked at what type of social learning the target children received, through the respective social capital they had. Based on the findings of this research, assisted children have their own social capital in each type. The ties that assisted children have with each type of social capital show close relationships and various forms of relationships and interactions. From this analysis, it was found that the role of teachers, coaches and friends as social capital triggers forms of social learning for children assisted by the Bina Anak Pertiwi Foundation during the coaching process. In more depth, the form of social learning experienced by assisted children is in the form of modelling and cognitive learning. This research did not find any indication of assisted children experiencing the insight learning process. Several causal factors such as lack of education and finances prevent insight learning from occurring."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kejujuran merupakan salah satu fondasi penting dalam membina hubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Meskipun kejujuran begitu penting dalam kehidupan , namun kejujuran merupakan hal yang sulit dilakukan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Widowati
"ABSTRAK
Latah sebagai salah satu culture bound syndrome yang dlkaitkan dengan
gangguan psikopatologi yang menunjukkan adanya gangguan kecemasan temyata
semakin meluas dan tidak hanya terbatas pada kalangan tertentu saja. Latah
adalah suatu bentuk reaksi keterkejutan yang tidak dapat dikendalikan. Fenomena
latah temyata juga muncul dan meluas dalam kelompok seni dan dapat menjadi ciri
kelompok tersebut. Berkembangnya latah dalam kelompok menunjukkan bahwa
latah dapat 'menular', berarti dalam kelompok tersebut diasumsikan perilaku latah
timbul akibat dari suatu proses belajar sosial.
Tujuan penelitian ini adalah ingin menelaah proses timbulnya latah dalam
suatu kelompok seni tari yang dikaitkan dengan teori belajar sosial dari Bandura
serta faktor-faktor yang berpengamh dalam proses timbulnya latah.
Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai anggota kelompok seni tari
mahasiswa yang latah dengan ketentuan minimal telah enam bulan mengalami
latah.
Dari penelitian kualitatif ini diperoleh hasil bahwa timbul dan
berkembangnya latah pada kelompok seni tersebut dapat diterangkan melalui
proses modeling. Kekhususan perilaku latah menarik perhatian sekelilingnya
sehingga fenomena tersebut mudah diingat. Kemudian dengan banyaknya stimulasi
dalam kelompok yaitu upaya untuk saling mengejutkan sesama anggota kelompok
membuat adanya proses latihan sehingga latah menjadi mudah diingat dan menjadi
suatu kebiasaan. Diterimanya perilaku latah sebagai suatu ciri kelompok serta
dianggap bisa memperluas pergaulan dapat menjadi penguat {reinforcement) bagi
pelatah.
Untuk penelitian lanjutan dapat mengunakan pendekatan teori lain seperti
psikoanalisa sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang
perbedaan bentuk-bentuk reaksi latah."
1998
S2718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Safrina Dahri
"Seringnya terjadi kekambuhan pada pecandu narkoba setelah program penyembuhan, menjadikan perlunya penelitian tentang dinamika terjadinya kekambuhan pada pecandu narkoba. Seperti yang kita ketahui, banyak jenis narkoba yang beredar di indonesia antara lain ganja, ekstasi, shabu, heroin dan jenis lainnya. Penelitian ini hanya menfokuskan dinamika terjadinya kekambuhan pada pecandu heroin. Alasan dipilihnya penelitian pada pecandu heroin karena heroin merupakan jenis narkoba yang paling banyak di salahgunakan, paling kuat ketergantungannya terlihat dari gejala putus (withdrawal sympton) yang timbulkannya dan kecenderungan untuk menambah dosis, serta banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan akibat kecanduan putaw seperti tingkah laku kriminal, gangguan fisik, AIDS bahkan kematian.
Adapun alasan pentingnya dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat aplikasi pendekatan cognitive-behavioral dalam menjelaskan proses kekambuhan pada pecandu heroin. Kedua, akibat kekambuhan pada pecandu heroin menimbulkan banyak kerugian materi karena harus berkali-kali berobat bahkan kematian karena kecenderungan menambah dosis. Dan disamping kedua alasan di atas, sedikitnya penelitian tentang kekambuhan pada pecandu putaw menjadikan pentingnya mengadakan penelitian tentang kekambuhan jenis narkoba Iain agar masalah ini dapat diatasi dengan merancang program pencegahan kekambuhan (relapse prevention) untuk para pecandu narkoba di Indonesia.
Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil kasus kekambuhan pada pecandu putaw. Adapun sumber data utama yang dipakai adalah hasil laporan wawancara dengan responden (pecandu putaw) dan sumber data penunjang yaitu observasi. Dengan menggunakan kedua data ini, diharapkan hasil penelitian akan lebih baik dan lebih dapat dipercaya. Skripsi ini berusaha menggambarkan masalah kekambuhan yang teljadi pada pecandu putaw dengan menggunakan pendekatan cognitive-behavioral mengenai proses kekambuhan yang dikemukakan oleh Marlatt dan Gordon (1985).
Hasil skripsi menunjukkan bahwa terdapat beberapa situasi yang beresiko terjadinya kekambuhan, antara Iain emosi negatif (negative emotional state), tekanan Sosial (social pressure) dan konflik antar pribadi (interpersonal conflict). Kemungkinan terjadinya kekambuhan semakin besar karena pengaruh beberapa faktor kognitif seperti self efficacy yang rendah dan adanya positive outcome expectancies. Pengaruh faktor situasi dan faktor kognitif ini mendorong pecandu memakai untuk pertama kalinya (lapse/slip). Slip dianggap sebagai pelanggaran terhadap aturannya sendiri untuk berhenti memakai putaw. Setelah slip, pecandu akan mengalami konflik (a cognitive dissonance effect) dan cenderung menyalahkan dirinya sendiri (a personal attribution eject). Pada saat pecandu merasakan lapse/slip menjadi kekambuhan dan merasa tidak mungkin dia kembali berhenti, maka salah satu cara menghilangkan gangguan yang ia rasakan tersebut adalah dengan cara membiarkan kekambuhan tersebut menjadi tidak terkendali.
Berdasarkan hasil skripsi, beberapa saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan pendekatan kuantitatif untuk meneliti faktor situasi apa yang paling berperan terhadap terjadinya kekambuhan apakah determinan interpersonal atau intrapersonal. Selain itu, perlu dilakukan penelitian Iebih lanjut tentang factor mana yang Iebih berperan terhadap terjadinya kekambuhan apakah karena factor internal (kognitif) atau eksternal (situasi) serta program intervensi untuk rnencegah terjadinya kekambuhan (relapse prevention) pada pecandu putaw khususnya dan pecandu narkoba secara umum. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library