Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarigan, Henni Kristina
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang strategi produksi dan strategi pemasaran dalam pengembangan pertanian perkotaan komoditas belimbing di Kota Depok, dimana belimbing merupakan buah memiliki prospek pemasaran yang baik, ekonomis dan memiliki nilai tambah bagi peningkatan pendapatan petani belimbing. Namun kendala yang dihadapai yakni kualitas buah yang belum optimal, kuantitas buah yang belum kontinyu dan keterbatasan kepemilikan sarana produksi seperti modal. Oleh karena itu, perlu upaya untuk menyusun strategi untuk mengatasi kendala tersebut. Peningkatan pengetahuan/kompetensi dan keterampilan petani merupakan prioritas strategi yang paling utama dalam pengembangan pertanian perkotaan tanaman belimbing di Kota Depok, berdasarkan analisa dengan pendekatan AHP (the Analytical Hierarchi Process).
The focus of this study is the production and marketing strategies in development urban agricultural for Dewa strafruits comodity in Depok City, where the starfruit is fruit comodity has good marketing prospect, economies and high value added for increase income starfruits farmers. However, the problem which quality of fruit not optimal, quantity of fruits not continue and restriction of posession production tools. So, we have to design strategy for solving this problem. The knowledge/competence and skills of farmers are main priority strategies in development urban agricultural for starfruits comodity in Depok City, based on approach The Analytical Hierarchy Process.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T27677
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kirana Eka Yudita
Abstrak :
ABSTRAK
Buah belimbing manis (Averrhoa carambola L.) diketahui memiliki potensi aktivitas antioksidan yang baik karena mengandung berbagai senyawa fenol, flavonoid, serta vitamin C. Potensi ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai produk kosmetika salah satunya yaitu sabun cair pembersih wajah. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sari buah belimbing manis ke dalam tiga formula sabun pembersih wajah yaitu sebesar 1%, 3%, dan 5% yang kemudian dilakukan uji aktivitas antioksidan serta evaluasi dan uji stabilitas fisik dari sabun tersebut. Metode peredaman DPPH digunakan untuk mengetahui nilai IC50 baik dari sari buah belimbing manis maupun sabun cair. Hasil penelitian menunjukan kandungan fenol total sari buah belimbing manis adalah 8,681 mg GAE/g dan kandungan flavonoid total sebesar 9,206 mg QE/g. sementara nilai IC50 dari sari buah belimbing manis sebesar 97,0405 ppm. Sabun cair yang memiliki nilai IC50 terendah yaitu yang mengandung sari buah belimbing manis sebanyak 5% dengan nilai IC50 sebesar 18.071,91 ppm. Berdasarkan hasil uji stabilitas fisik sabun cair dengan kandungan sari 1% dan 3% stabil secara fisik dalam penyimpanan berbagai suhu dan cycling test. Sabun cair dengan kandungan sari 5% stabil secara fisik dalam penyimpanan suhu rendah dan suhu kamar serta cycling test, namun mengalami perubahan warna pada penyimpanan suhu tinggi setelah 6 minggu.
ABSTRACT
Star fruit (Averrhoa carambola L.) are known to have potential antioxidant activity because it contains a variety of phenolic compounds, flavonoids and vitamin C. This potency can be utilized in a variety of cosmetic products, one of them is a face wash. This study aims to formulate a star fruit essence into three face wash formulas: 1%, 3%, and 5% then tested the antioxidant activity and evaluate them, then the physical stability test is carried out. DPPH method used to determine the IC50 value both from star fruit essence and face wash. The results showed the total phenol content of star fruit juice is 8,681 mg GAE/g and total flavonoid content is 9,206 mg QE/g, while the IC50 value of star fruit essence is 97,0405 ppm. Face wash that has the lowest IC50 value is the one that containing 5% star fruit essence, with IC50 values 18.071,91 ppm. The physical stability test result showed, face wash that contain 1% and 3% star fruit essence are physically stable in storage at various temperatures and cycling test. Face wash with 5% star fruit essence is physically stable in storage at low temperature and room temperature as well as the cycling test, but the color changes on storage at high temperatures after 6 weeks. ;
2016
S65305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliarini Andrikas
Abstrak :
Depok sebagai salah satu kota penghasil belimbing. Permintaan yang besar untuk daerah Jabodetabek dan Bandung, menunjukkan pangsa pasar untuk belimbing sangat besar. Pemilihan saluran distribusi pemasaran adalah faktor akhir yang menentukan keberhasilan budidaya dalam memberikan omzet yang besar bagi petani penghasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alur distribusi pemasaran belimbing Kota Depok. Unit analisis adalah kelompok tani belimbing Kota Depok. Variabel yang digunakan adalah produktivitas kebun, arah dan jarak antara lokasi kebun dan lokasi lembaga distribusi,dan omzet kelompok tani penghasil belimbing. Metode yang digunakan adalah pendekatan keruangan melalui korelasi peta dan data yang disajikan secara deskriptif. Dari hasil analisis diketahui bahwa dalam distribusi pemasaran belimbing Kota Depok menunjukkan bahwa faktor jarak tidak mempengaruhi pemilihan saluran distribusi dan volume buah yang didistribusikan. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan saluran distribusi adalah arah pemasaran yang akan mempengaruhi omzet petani penghasil terkait dengan kondisi pasar tujuan. Saluran distribusi pemasaran belimbing Kota Depok terdiri dari 3 saluran distribusi yang dapat ditempuh hingga buah sampai kepada pasar pengecer dan konsumen. Saluran distribusi 1 adalah saluran distribusi langsung dari petani ke pasar tujuan, saluran distribusi 2 adalah saluran distribusi melalui tengkulak dan saluran distribusi 3 melalui koperasi. Saluran distribusi 3 dengan lembaga distribusi koperasi yang memiliki arah pemasaran ke DKI Jakarta dengan pedagang besar yang telah memiliki konsumen masyarakat kelas menengah ke atas, akan memberikan harga beli belimbing yang lebih tinggi, sehingga akan memberi omzet yang lebih besar bagi petani penghasil.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S34103
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aqilah Widyayu
Abstrak :
Senyawa turunan dihidropirimidin (DHPM) merupakan senyawa organik yang memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai antikoagulan, antihipertensi, antiinflamasi, antimikroba, antibakteri, antifungi, dan antioksidan. Pengembangan sintesis turunan DHPM dapat disintesis melalui reaksi Biginelli. Modifikasi pereaksi dan metode reaksi ini terus dilakukan untuk memperoleh hasil yang paling baik dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, telah dilakukan sintesis senyawa turunan DHPM yaitu 5-acetyl-6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)-one, dan 1-(6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-2-thioxo-1,2,3,4-tetrahydropyrimidin-5-yl)ethanone melalui reaksi Biginelli dengan metode refluks dengan jus belimbing sayur sebagai katalis asam. Reaktan aldehid yang digunakan adalah 2-(2-propun-1-iloksi)benzaldehid sedangkan reaktan 1,3-dikarbonil yang digunakan adalah asetilaseton. Perbedaan sintesis senyawa turunan DHPM terletak pada komponen urea yang digunakan yaitu urea dan tiourea. Rendemen yang dihasilkan untuk senyawa 5-acetyl-6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)-on sebesar 93%. Kemurnian senyawa target diuji dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan dilakukan kromatografi kolom untuk medapatkan senyawa target yang murni. Senyawa hasil sintesis kemudian dikarakterisasi dengan uji LC-MS/MS, FTIR, dan NMR yang menandakan bahwa produk 5-acetyl-6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)-on berhasil disintesis, namun tidak berhasil didapatkan produk 1-(6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-2-thioxo-1,2,3,4-tetrahydropyrimidin-5-yl)ethenone dari sintesis Biginelli menggunakan jus belimbing sayur. ......Dihydropyrimidine (DHPM) and its derivatives are organic compounds that have many benefits including anticoagulant, antihypertensive, anti-inflammatory, antimicrobial, antibacterial, antifungal, and antioxidant properties. The synthesis of DHPM derivatives can be achieved through the Biginelli reaction. Modifications in the reactants and reaction methods are continuously explored to achieve optimal and environmentally friendly results. In this study, the synthesis of dihydropyrimidine derivatives, specifically dihydropyrimidinones, 5-acetyl6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)-one and dihydropyrimidinethiones, 1-(6- methyl-4-(2- (prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-2-thioxo-1,2,3,4-tetrahydropyrimidin-5-yl)ethanone was conducted using the Biginelli reaction with starfruit juice as an acid catalyst. The difference in the synthesis of DHPM derivatives lies in the urea component used, namely urea and thiourea. Substrates such as 2-(2-prop-1- enyloxy)benzaldehyde, acetylacetone, and urea/thiourea were used to form the dihydropyrimidine derivative compounds. The synthesized product of dihydropyrimidinone compound was obtained in 93% yield, whereas the dihydropyrimidinethione product was not successfully obtained.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Karima,author
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemaparan gel ekstrak belimbing wuluh terhadap kekasaran permukaan enamel gigi. Metode: Spesimen berupa 36 gigi premolar yang dibagi ke dalam 4 kelompok (n = 9), kemudian dipaparkan dengan gel asam fosfat 37% (pH = 1) selama 15 detik sebagai kelompok kontrol, dan gel ekstrak belimbing wuluh dengan konsentrasi 80% (pH = 1,8) selama 15 detik, 20 detik, dan 25 detik sebagai kelompok perlakuan. Hasil: Analisa statistik uji T berpasangan dan tidak berpasangan menunjukkan bahwa semua kelompok perlakuan mengalami perubahan bermakna (p<0,05). Permukaan enamel mengalami perubahan kekasaran terbesar setelah dipaparkan gel ekstrak belimbing wuluh dengan konsentrasi 80% selama 25 detik, namun perubahan kekasaran yang dihasilkan gel asam fosfat 37% lebih besar. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara nilai kekasaran pada permukaan enamel gigi dengan lama pemaparan gel belimbing wuluh dengan konsentrasi 80%. Kata kunci: enamel, belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), asam fosfat, kekasaran permukaan
ABSTRACT
Objective: To analyze the effect of Belimbing Wuluh Gel Extract to surface roughness of enamel. Methods: Thirty-six premolars teeth divided into 4 groups (n = 9), were exposed to 37% phosphoric acid gel (pH = 1) for 15 seconds as a control group, and belimbing wuluh extract gel with a concentration of 80% (pH = 1.8) for 15 seconds, 20 seconds, and 25 seconds as the treatment groups. Results: The statistical analysis of paired and unpaired T-test shows that all treatment groups experiment were significant change (p <0.05). The greatest changes in surface roughness of enamel occurred after exposed by belimbing extract gel with an exposure duration of 25 seconds, but the roughness of 37% phosphoric acid gel was still greater. Conclusions: There was a corelation between roughness on the surface of tooth enamel with prolonged exposure belimbing wuluh extract gel with a concentration of 80%.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atan Tuahta
Abstrak :
Hiperglikemia, atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi di mana jumlah yang berlebihan glukosa beredar dalam plasma darah. Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari pada rentang kadar puasa normal 80 ? 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 ? 160 mg /dl darah. Salah satu tumbuhan herbal yang berpotensi sebagai anti hiperglikemik adalah tumbuhan belimbing manis (Averrhoa carambola L.). Daun belimbing manis memiliki khasiat sebagai anti hiperglikemik. Ekstrak daunnya mengandung flavonoid dari jenis c-glikosida seperti apigenin-6-C-β-L-fucopyranosida dan katekin yang diyakini dapat mengurangi kadar gula darah. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperoleh waktu ekstraksi optimal untuk mendapatkan kadar katekin maksimum di dalam ekstrak daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.), yang kemudian akan diujikan aktivitasnya secara in vivo sebagai herbal anti hiperglikemik. Pada penelitian ini, ekstrak daun belimbing manis diperoleh menggunakan metode ekstraksi refluks. Selanjutnya, ekstrak daun belimbing manis diuji kandungannya secara kualitatif untuk menentukan keberadaan senyawa kimia yang terkandung di dalam daun belimbing manis. Analisis kandungan dari ekstrak tersebut menggunakan metode HPLC dan spektrofotometer UV-VIS, sedangkan untuk menguji aktivitas sebagai zat anti hiperglikemik dilakukan secara in-vivo. Hasil pembacaan menggunakan HPLC menunjukkan bahwa terdapat katekin dari setiap sampel dari 5 variasi waktu yang dilakukan (30. 45, 60, 75, 90 menit), sedangkan sampel dengan variasi waktu 90 menit menunjukkan keberadaan katekin yang paling banyak dibandingkan dengan sampel yang lain, yaitu sebesar 24.455 ppm. Pengujian efek anti hiperglikemik dilakukan dengan menggunakan glucometer. Ekstrak Belimbing Manis diberikan setiap hari pada mencit, dan pengukuran kadar gula darah dilakukan setiap hari ketiga. Pada penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok mencit, yakni mencit hiperglikemik tanpa perlakuan, mencit hiperglikemik yang diberikan metmorfin sebagai control positif, dan mencit yang diberikan ekstrak Daun Belimbing Manis dengan 3 variasi Dosis. Metmorfin memberikan dampak penurunan glukosa yang terbesar, yaitu mencapai 82.2 mg/dl, dan 3 variasi dosis 0.0095,mg/30 g bb, 0.0127 mg/30 g bb, 0.0158 mg/g bb memberikan hasil berturut-turut sebesar 52 mg/dl, 41,6 mg/dl, 42 mg/dl. ...... Hyperglycemia or high sugar?s content in a blood is a condition where there is exceed number of glucose on blood plasma. Hyperglycemia is a condition where the increase of glucose from 80-90 mg/dl in normal condition ,or up to 140-160mg/100 dl in fast condition. One of herbs that have potential to act as anti hyperglycemic is starfruits (Averrhoa carambola L.). The extract of it?s leaves contain flavonoid from c-glucoside likes apigenin-6-C-β-L-fucopyranosida and catechin that can reduce sugar contain on blood. The main purpose of the these research is to gain the optimal extraction time that contain catechin in starfruit?s extract ,which will be tested in vivo as anti hyperglycemic herbs. In this study, the sweet star fruit leaf extract obtained using reflux extraction methods. Furthermore, starfruit sweet leaf extract its contents tested qualitatively to determine the presence of chemical compounds contained in the leaves of sweet star fruit. Content analysis of the extract using HPLC and UV-VIS spectrophotometer, while for testing as an anti-hyperglycemic activity performed in-vivo. Extraction of catechin compounds from Averrhoa Carambola?s leaves using reflux system and water as its solvent with five variations of timing (30 minutes, 45 minutes, 60 minutes, 75 minutes, 90 minutes) showed that the extraction time of 75 minutes produces the highest catechin content, which amounted to 24.455 ppm. HPLC (High Performance Liquid Chromatgography) analysis results obtained extracts using groups of compounds that are generally contained in catechin compounds of phenols, aromatic, and ether. Anti-hyperglycemic effect of Averrhoa Carambola leaves extract then measured using glucometer. The extract is given every day, then the glucose level inside the blood of mice calculated on every third days. The antihiperglycemic activity groups test was negative control group, positive control group using metmorfin, and three dose groups; TE1 (0.009538 mg/30 g mouse weight), TE2 (0.012717 mg/30 gram weight of mice), and TE3 (0.015896 mg/30 g mouse weight). Metmorfin is the most efficient drugs in case of decreasing the blood glucose level (up to 82.2 mg/dl) while the usage of three dose groups; TE1 (0.009538 mg/30 g mouse weight), TE2 (0.012717 mg/30 gram weight of mice), and TE3 (0.015896 mg/30 g mouse weight) decrease blood glucose level up to 52 mg/dl; 41.6 mg/dl; 42 mg/dl.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Ramadhan Aria Wibisana
Abstrak :
Teknik pengawetan buah merupakan suatu kebutuhan agar dapat menyimpan rasa, kandungan atau gizi buah dalam waktu yang lama dan dalam bentuk yang lebih ringan dan praktis namun tidak merubah kandungan nutrisi didalamnya. Teknik pengeringan dengan spray-drying merupakan salah satu dari cara pengawetan tersebut. Namun penggunaan temperatur yang sangat tinggi dapat merusak kandungan di dalam buah tersebut terutama vitamin C. Oleh karena itu perlu adanya dehumidifier untuk mengeringkan udara yang dipergunakan dalan proses pengeringan, sehingga dapat menurunkan temperature yang dibutuhkan. Larutan belimbing merupakan larutan yang lengket sehingga membutuhkan variasi yang berbeda dengan larutan buah lain yang sifatnya tidak lengket. Perbedaan variasi tersebut dapat mempengaruhi konsumsi energi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa konsumsi energi yang dibutuhkan, berbanding terbalik dengan besarnya kelembaban spesifik bahan. ......Fruit preservation techniques is a necessity in order to keep the taste, or nutritional content of fruit in a long time and in a more lightweight and practical, but does not change the nutritional content therein. Spray-drying technique with drying is one of the preservation method. However, the use of very high temperatures can damage the content in fruit, especially vitamin C. Therefore, the need for a dehumidifier to dry air used role in the process of drying, so as to lower the temperature required. Starfruit solution is a solution sticky and thus require different variations with a solution other fruit that are not sticky. The difference of these variations can affect energy consumption. In this study it was found that the energy consumption required, is inversely proportional to the amount of material specific humidity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly Amelinda
Abstrak :
ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada umumnya masyarakat menggunakan obat farmasi untuk menurunkan tekanan darah. Namun, penggunaan obat farmasi untuk menurunkan tekanan darah seringkali memberikan efek samping yang merugikan bagi tubuh. Bangsa Indonesia telah mengenal beberapa tanaman yang telah terbukti secara empiris mampu menurunkan tekanan darah seperti daun tanjung Mimusops elengi L , daun belimbing manis Averrhoa carambola L , dan temulawak Curcuma xanthorrhizol Roxb yang dikenal sebagai jamu antiaterosklerosis. Hal tersebut disebabkan ketiga bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa aktif flavonoid seperti apigenin dan katekin yang memiliki efek antihipertensi. Ekstraksi jamu dengan metode refluks selama 45 menit dengan variasi ukuran partikel jamu menunjukkan bahwa ukuran partikel jamu D 60 mesh menghasilkan kandungan katekin tertinggi, yaitu sebesar 48,241 mg/g jamu. Pengujian aktivitas antihipertensi dilakukan terhadap 6 kelompok tikus putih yang terdiri atas kontrol normal tanpa perlakuan , kontrol negatif diinduksi dan diberi pakan standar , kontrol positif diinduksi dan diberi captopril 1,35 mg/200 g berat badan tikus , kontrol dosis diinduksi dan diberi ekstrak jamu antiateroklerosis masing-masing kelompok dengan dosis I 13,2 mg/200g BB , dosis II 26,4 mg/200g BB dan dosis III 52,8 mg/200g BB . Hasil dari pengukuran tekanan darah menunjukkan bahwa ekstrak jamu antiaterosklerosis memiliki efek antihipertensi yang meningkat seiring dengan peningkatan dosis ekstrak. Kelompok dosis III memberikan efek penurunan tekanan darah yang signifikan yaitu penurunan tekanan darah diastolik sebesar 29,42 mmHg atau 25,14 dan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 34,58 mmHg atau 22,03
ABSTRACT
Hypertension is a leading cause of death in the world. Usually people used pharmaceutical drugs synthetic to lower blood pressure. However, blood pressure lowering synthetic drugs have several negative side effects to the humans body. Tanjung leaves Mimusops elengi L , belimbing manis leaves Averrhoa carambola L , and temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb known as jamu antiatherosclerosis has been empirically believed by the people of Indonesia has antihypertension effect. This is because they contain flavonoids such as apigenin and catechin which have an antihypertension effect. Extraction of jamu antiatherosclerosis using reflux system for 45 minutes with jamu rsquo s particles size variation showed that the D 60 mesh particles size of jamu produces the highest catechin content, which amounted to 48.241 mg g jamu. Antihypertension activity test will be conducted with 6 groups of rats consisting of normal control without treatment , negative control induced and standard feed , positive control induced and given captopril 1.35 mg 200 g body weight of rats , dosage control induced and given the extract of jamu each group with 3 different doses that is dose I 13.2 mg 200 g body weight of rats , dose II 26.4 mg 200 g body weight of rats and dose III 52.8 mg 200 g body weight of rats . The result showed that jamu antiatherosclerosis extract has antihypertension effect, where the blood reducing effect increased as the dose increased. Dose III has the highest blood pressure reducing effect that is 29.42 mmHg or 25.14 for diastolic blood pressure and 34.58 mmHg or 22.03 for systolic blood pressure.
2017
S67668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Syariyana
Abstrak :
ABSTRAK
Belimbing Wuluh Averrhoa blimbi L. diketahui memiliki fungsi antioksidan dengan kandungan terbesarnya yaitu vitamin C. Fungsi dari vitamin C yang terdapat pada buah belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai sediaan, diantaranya adalah sediaan serum. Serum merupakan sediaan cair dengan partikel kecil sehingga dapat meresap ke dalam kulit. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah membuat formula dan melakukan pengujian terhadap stabilitas fisik sediaan serum wajah yang mengandung ekstrak etanol buah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. serta menguji aktivitasnya sebagai antioksidan. Pada penelitian ini dibuat formula sediaan serum wajah yang mengandung ekstrak buah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. dengan konsentrasi 1, 2, dan 3 serta blanko negatif sebagai pembanding yang tidak mengandung ekstrak buah belimbing wuluh. Dilakukan uji antioksidan dengan menggunakan metode DPPH untuk mengetahui nilai IC50 pada setiap formula sediaan serum wajah. Setelah itu, dilakukan uji stabilitas fisik pada keempat sediaan serum wajah dan cycling test. Hasil menujukkan nilai IC50 dari ekstrak etanol buah belimbing wuluh adalah sebesar 42,78 ppm. Sediaan serum wajah 1, 2, dan 3 masing-masing memiliki nilai IC50 rata-rata sebesar 362,12; 251,09; dan 102,27 ppm. Pada minggu kedelapan aktivitas antioksidan menunjukkan tidak terjadi perubahan yang signifikan. Sediaan serum terbukti stabil secara fisik dan dapat disimpulkan bahwa sediaan serum wajah yang mengandung ekstrak buah belimbing wuluh dapat dijadikan sebagai sediaan antioksidan.
ABSTRACT
Belimbing Wuluh Averrhoa blimbi L. is known as an antioxidant for its dominant contents which is Vitamin C. The vitamin C in it as antioxidant can be formed into serum. Serum is a liquid with small particles, that enable it to be absorbed into the skin. The aims of this study were to create a formula, conduct the physical stability study and antioxidant activity study as a facial serum containing ethanol extract of belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. . In this study, facial serum formulation was made containing 1, 2, and 3 of belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. extract, and also negative blank formula that was not containing belimbing wuluh extract that used as a reference. The antioxidant activity study was performed with DPPH method to obtain IC50 value from each formula. After that, physical stability study and cycling test were performed to all four facial serum formulae. IC50 value obtained from ethanol extract of belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. was 42.78 ppm. On the other hand, others facial serum formulae that containing 1, 2, and 3 ethanol extract of belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. gave 362.12 251.09 and 102.27 ppm, respectively it. After eight weeks, antioxidant activity from each formula was measured again and gave no significant different results. The result obtained showed that facial serum formula were physically stable and it can be concluded that facial serum containing belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. extract can be used as antioxidant dosage form.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>