Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Munirah Bulqini
"Meskipun penelitian mengenai perilaku seksual remaja telah banyak dilakukan, namun gambaran perilaku seksual remaja di Kota Tasikmalaya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada siswa SMA di Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional (n = 373). Sebagian besar siswa berperilaku seksual risiko rendah (83,6%) sementara 16,4% siswa berperilaku seksual risiko tinggi. Variabel yang memiliki hubungan bermakna adalah sikap, relijiusitas, komunikasi teman sebaya, jenis kelamin. Sedangkan variabel paling dominan adalah Sikap. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan program kesehatan reproduksi remaja sedini mungkin secara sinergi dan berkelanjutan.

Despite extensive research, little is known about the sexual behavior of adolescent high school students in 2013 Kota Tasikmalaya. The aim of this research is to establish a coherent understanding of sexual behavior among the adolescent. This research used a quantitative method with cross sectional design (n = 373). There were 83,6% students have low sexual behavior risk, while 16,4% students have high sexual behavior risk, in relation with variables such as: attitude,peer communication, gender and religious obedience.The most significant variable is attitude. It is imperative to encourage good partnership among stakeholders to initiate an adolescent reproductive health program synergically, sustainably and as imminent as possible."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elia Daini Zardi
"Lelaki Beresiko Tinggi membeli seks nomor dua setelah waria. Mereka merupakan jembatan penular infeksi HIV dari kelompok resiko tinggi kepada wanita resiko rendah. Penggunaan kondom yang tidak konsisten mempunyai peranan menjadi faktor resiko transmisi penularan infeksi HIV. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan HIV/AIDS dengan konsistensi penggunaan kondom pada Lelaki Beresiko Tinggi (LBT) di Indonesia yang merupakan analisis lanjut dari data STBP tahun 2015. Disain studi adalah cross-sectional. Subyek dalam penelitian ini adalah 1867 Lelaki Beresiko Tinggi (LBT) yang pernah menggunakan kondom. Hasil penelitian didapatkan proporsi konsistensi penggunaan kondom sebesar 27% dan proporsi pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS sebesar 57,3%. Analisis multivariat menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan HIV dengan konsistensi penggunaan kondom dengan PR adjusted 1,190 [95% CI: (1.027-1,864)]. Kesimpulan studi ini adalah pengetahuan yang baik berpeluang 1,194 kali lebih konsisten menggunakan kondom dibandingkan yang pengetahuan kurang setelah dikontrol oleh kofounding persepsi resiko tertular HIV, pekerjaan, lama meninggalkan keluarga dan variabel interaksi pengetahuan dengan keterpaparan media informasi HIV.

Men are at high risk of buying number two sex after transvestites. They are bridges that transmit HIV infection from high risk groups to low risk women. The use of inconsistent condoms is one of the factors of transmission. The thesis is a crosssectional study as part of National IBBS 2015 which discuss associated HIV/AIDS knowledge with the consistency of condom use in High Risk Men (LBT) in Indonesia. The subjects in this study were 1867 High Risk Men who had used condoms. The results showed that the proportion of condom use was 27% and the proportion of good knowledge about HIV/AIDS was 57,3%. Multivariate analysis states an association between knowledge of HIV and the consistency of condom use with adjusted Ratio Prevalent 1,190 [95% CI: (1,027-1864)]. The conclusions of this study are that knowledge has a good chance of 1,190 times more using condoms compared to poor knowledge controlled by confounding perception of HIV infection risk, job, duration of leaving family and interaction variables like HIV konowledge with exposure to HIV information media."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Eko Rini
"

Radikalisasi paham terorisme tidak hanya terjadi di luar lapas (lembaga pemasyarakatan) namun juga di dalam lapas. Terorisme sebagai kejahatan ‘ideologi’ telah menjadi ancaman bagi lapas, termasuk dengan beberapa kejadian radikalisme dan terjadinya kerusuhan di dalam lapas yang dilakukan oleh narapidana teroris. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa implementasi kebijakan lapas high risk terorisme di Lapas Kelas IIA pasir Putih dalam rangka mewujudkan keefektifan sistem pemasyarakatan dalam menangani narapidana teroris. Peneliti menggunakan pendekatan post positivism dengan pengumpulan data kualitatif. Peneliti menggunakan teori yang disampaikan oleh Grindle sebagai panduan terkait implementasi kebijakan dan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan lapas high risk terorisme dengan manajemen keamanan super maksimum sudah berjalan namun belum effective dan dalam pengimplementasian kebijakan ini, terdapat kerentanan terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang dapat mengakibatkan penyakit psikis dan fisik narapidana sehingga diperlukan segera pemenuhan kebutuhan organisasi baik dari pembenahan struktur organisasi, kuantitas dan kualitas petugas serta pemenuhan financial baik untuk pembenahan standar makan, sarana prasarana dan juga insentive pegawai. Konsistensi Lapas Kelas IIA Pasir Putih sebagai lapas khusus untuk narapidana beresiko tinggi kategori teroris juga perlu ditunjukan,Mengingat penerapananya yang masih 2 tahun berjalan, baik dalam substansi kebijakan dan konteks implementasi masih diperlukan usaha lebih maksimal. 


Radicalization of the terrorism occurs not only outside prison but also inside prison. Terrorism as an 'ideological' crime has become a threat to prisons, including those involving some incidents of radicalism and fighting riots in prisons by terrorist inmates. This study aims to analyze the implementation of terrorism high-risk prison in prison of Class IIA Pasir Putih in order to realize a penal system for terrorist prisoners. Researcher uses post positivism by collecting qualitative data. The researcher uses the theory presented by Grindle as a guide related to policy implementation and the factors that influence implementation. The results show that the implementation of the terrorism high risk prison policy with super maximum security management was already running but not yet effective and in this implementation, it could occur offence of human right resulting psychological and physical illnesses of prisoners so that immediate fulfillment of organizational needs was needed both from reforming organizational structures, the quantity and quality of officers as well as financial fulfillment both for improvement of food standards, infrastructure and also employee incentives. The consistency of Class IIA Pasir Putih prison as a special prison for high-risk prisoners in the terrorist category also needs to be showed. Considering that the application is still running for 2 years, both in the substance of the policy and the context of implementation, more optimal efforts are needed.

"
2020
T54776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A`an Haryono
"Perilaku seksual beresiko merupakan perilaku yang dapat menyebabkan penularan penyakit melalui hubungan seksual seperti HIV. Lelaki Seks Lelaki LSL merupakan satu kelompok yang beresiko penularan HIV. Faktor dukungan sebaya atau kelompok yang didapatkan oleh LSL mempengaruhi hidup dari LSL tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa antara dukungan sebaya dan perilaku seksual beresiko pada LSL di Kota Medan. Pada penelitian ini menggunakan metode crossectional dengan metode pengumpulan data purposive sampling dengan jumlah responden penelitian 180. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner perilaku seksual dan peer group caring interaction scele PGCIS. Uji Analisa untuk mencari hubungan antara dukungan sebaya dan perilaku seksual beresiko digunakan metode Chi Square. Hasil dari penelitian ini yang dilakukan Analisa dengan perhitungan chi square didapatka nilai P value adalah 0,000007. Nilai P value 0,000007 yang lebih kecil dari nilai alpha 0.05 dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sebaya terhadap perilaku beresiko.

Risk sexual behavior is a behavior that can lead to the transmission of sexually transmitted diseases such as HIV. Men Sex Male MSM is a group that is at risk of HIV transmission. Peer support factors or groups obtained by MSM affect the life of the MSM. The purpose of this study was to analyze between peer support and risky sexual behavior in MSM in Medan City. In this study using crossectional method with data collection method purposive sampling with the number of respondents research 180. Questionnaire used is the questionnaire sexual behavior and peer group caring interaction scele PGCIS. Test Analysis to find the relationship between peer support and sexual behavior at risk used Chi Square method. The result of this research is Analyze with chi square calculation got P value value is 0,000007. P value value 0,000007 which is smaller than alpha value 0.05 can be interpreted that there is relationship between peer support to behavior at risk.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Raymond A.I.
"ABSTRAK
Penyebaran penyakit menular Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di
Indonesia telah bersifat eksponensial. Percepatan penularan penyakit ini sudah
cukup mengkhawatirkan banyak pihak, terutama disebabkan masih kurangnya
kesadaran masyarakat terhadap bahaya penularannya. Salah satu kelompok
masyarakat yang sebagian besar di antara mereka bertingkah laku beresiko tinggi
tertular HIV adalah pengemudi truk. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terlihat
bahwa sebagian besar dari pengemudi truk sering berganti-ganti pasangan seksual,
terutama dengan wanita pekerja seks.
Tujuan skripsi ini adalah menggambarkan nilai-niiai yang dimiliki pengemudi
truk antar kota yang bertingkah Iaku beresiko tertular HIV rnaupun yang tidak
beresiko. Tingkah Iaku beresiko tertular HIV yang dimaksud adalah berganti-ganti
pasangan seksual tanpa menggunakan kondom. Sedangkan nilai dipandang sebagai
variabel psikologis yang berpengaruh terhadap tingkah laku manusia, dalam hal ini
tingkah Iaku yang berkaitan dengan kesehatan.
Penelitian yang dilaporkan daiam skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Metode utama pengumpulan datanya adalah dengan wawancara tidak berstruktur,
selain dilengkapi pula dengan observasi. Partisipan penelitian adalah pengemudi truk
antar kota yang melalui jalur utara Pulau jawa. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis mengunakan teknik analisis secara kualitatif
Data bersumber dari 9 pengemudi truk, 4 di antaranya tergolong bertingkah
laku tidak beresiko, dan 5 tergolong bertingkah laku beresiko. Dari hasil analisis,
dapat diketahui nilai yang dominan muncul pada setiap kelornpok. Nilai dominan
pada kelompok tidak beresiko adaiah keamanan keluarga, sedangkan pada
kelompok beresiko adaiah menikmati hidup dan kehidupan yang bervariasi. Di
samping itu didapatkan pula nilai-nilai yang secara khas ada pada masing-masing
kelompok berdasarkan penyebaran nilai-nilai khusus dan tipe nilainya. Pada
kelompok tidak beresiko, nilai-nilai yang hanya ada pada kelompok ini adaiah nilai
menghormati orang tua, disiplin diri. patuh, ambisius dan nilai mampu. Sedangkan pada kelompok beresiko adalah nilai kenikmatan, menikmati hidup, berani,
kehidupan yang bervariasi, kebebasan, pengakuan sosial, dan nilai kekuasaan sosial.
Nilai bersifat relatif menetap pada setiap individu, namun ia dapat berubah
oleh perubahan budaya dan pengalaman yang berkesan. Selain itu, perubahan
prioritas nilai juga dapat dilakukan secara sengaja dan sistematis. Perubahan tersebut
dapat dilakukan dengan teknik value self-confrontation, yang telah teruji dapat
mengubah nilai dalam berbagai bidang. Bila telah diketahui nilai-nilai apa saja yang
berpengaruh, maka teknik ini dapat diterapkan terhadap pengemudi truk untuk
mendukung usaha pencegahan penularan HIV."
1997
S2633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melita Tarisa
"Pengemudi sepeda motor usia muda seringkali dikenali lewat kecenderungan mereka melakukan perilaku mengemudi yang berisiko. Salah satu perilaku mengemudi berisiko yang banyak dilakukan adalah mengebut. Kecenderungan pengemudi melakukan perilaku mengebut dapat dicermati dengan menggunakan pemahaman teori pengambilan keputusan. Keputusan pengemudi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dua faktor internal, yaitu persepsi risiko dan sensation-seeking terhadap pengambilan keputusan untuk mengebut dengan menggunakan pendekatan field research. Sampel penelitian ini adalah 107 orang pengemudi sepeda motor berusia muda (18-25 tahun).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 16,5% kebervariasian perilaku mengebut dapat dijelaskan oleh persepsi risiko dan sensation-seeking. Sensation-seeking memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan persepsi risiko dalam menjelaskan perilaku mengebut. Eksplorasi terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengambilan untuk mengebut perlu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dinamika perilaku mengebut pada pengemudi motor usia muda.

Young motorcyclists are often engage in risky riding behavior. One of the most prevalent risky riding behaviors among the young motorcyclists are the speeding behavior. Their susceptability to speeding can be understood in terms of the decision-making theory. To make a decision, the individual are affected by two factors, the internal factors and the external factors. This research is aimed to prove the effect of two internal factors, i.e risk perception and sensation-seeking traits towards the decision to speeding by using fied research methods. The participants of this research consist of 107 young motorcyclists aged from 18 to 25.
Results of findings claimed 16.5% variability of speeding decisions can be explained by risk perception and sensation seeking trait. Sensation-seeking traits had a bigger impact on decision to speeding than risk perception. Future studies should explore other factors that accounts to decision to speeding in order to have a more comprehensive understanding of speeding behavior in young motorcyclists.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Kusumawati
"Remaja di dunia maupun di Indonesia yang jumlahnya sekitar seperlima dari jumlah penduduk sering mendapat hambatan didalam tumbuh kembangnya. Sifat rasa ingin tahu remaja yang besar serta keberanian untuk mencoba hal baru tanpa mempertimbangkan dampaknya sering membuat remaja terjerumus kedalam berbagai bentuk perilaku bersiko, salah satunya perilaku seksual beresiko. Penelitian dengan disain potong lintang untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja. Penelitian dilakukan pada 187 orang responden siswa kelas XI SMA sederajat di Kota Jambi dilaksanakan pada bulan April 2014.
Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 89,8% siswa memiliki perilaku seksual resiko rendah dan 10,2% siswa memiliki perilaku seksual resiko tinggi. Usia termuda responden yang telah melakukan hubungan seks adalah 14 tahun dan tertua 17 tahun; bentuk hubungan seksual yang dilakukan adalah seks oral (4,81%), seks anal (1,60%) dan seks vaginal (3,74%). Hasil analisis mutivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang paling berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah jenis kelamin (laki-laki) dan umur pubertas (dini) dengan Odss Ratio 4,01 (95% CI :1.059 ? 15.212) untuk jenis kelamin dan 3,98 (95% CI :1.130 ? 14.056) untuk umur pubertas. Oleh karena itu, disarankan agar para pemangku kepentingan utama serta para orang tua untuk dapat segera mengambil tindakan sesuai dengan porsi masing-masing. Hal ini demi menyelamatkan generasi muda dari kehancuran moral dan masa depan bangsa ini.

Adolescents of Indonesia and even the whole world constitute one fifth of total number of human. They often face various problems during their growth. Their curiousity and courage to try new things whilst ignoring the effects lead them entangled into many risky behaviour, sexual risky behavior. This cross-sectional is intended to find out factors related to adolescent sexual behavior. This research has 187 respondents who are students of 11thGrade of Senior High School in Kota Jambi for April 2014.
The results are 89,8% for low risk sexual behaviour while 10,2% for high risk sexual behaviour. It is also surprisingly found that youngest respondent had sexual intercourse is 14 years of age while the oldest is 17 years; sexual activities among respondents are 4,81% for oral sex, 1,60% for anal sex and 3,74% for vaginal. Multivariate analysis results in gender (male) and age of puberty (earlier) as dominant factors with each Odss Ratio 4,01 (95% CI :1.059 - 15.212) and 3,98 (95% CI :1.130 ? 14.056), repectively. Therefore, it is highly envisaged that primary stake holders, including Dinas Kesehatan Kota Jambi, Dinas Pendidikan Kota Jambi, Kemenag Kota Jambi, Kementerian Kesehatan RI, schools and parents shall take proper actions and policies. This objective is to save our adolescents from moral failure and our nation?s future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dine Dyan Indriani
"ABSTRAK
Anak jalanan merupakan salah satu populasi rentan terinfeksi HIV/AIDS. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku beresiko terinfeksi HIV/AIDS pada anak jalanan. Sekolah Mater adalah sekolah bagi anak-anak jalanan baik yang menetap di Yayasan maupun tidak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku beresiko terinfeksi HIV/AIDS pada Remaja Sekolah Master usia 15-19 tahun Yayasan Bina Insan Mandiri Depok Tahun 2015. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember tahun 2015 dengan responden sebanyak 80 orang yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan diisi oleh respnden.
Hasil analisis diketahui 11% responden memilki perilaku beresiko HIV/AIDS dengan 6.8% berperilaku seksual dan menggunakan narkoba 11%. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel yang memilki hhubungan adalah jenis kelamin dengan P value 0.008 dan pengaruh teman sebaya dengan P value 0.001.
Diharapkan setelah dilakukannya penelitian ini, pihak sekolah master dapat membina siswa ke arah yang lebih positif lagi dengan menanamkan pengaruh positif pada lingkungan sekolah juga menjadikan siswanya memilki sikap dan perilaku positif yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan dan teman disekitarnya.

ABSTRACT
Street children are a vulnerable population to HIV / AIDS. Many factors influence the risk behaviors of HIV / AIDS among street children. School Master is a school for street children in the Foundation either settled or not. This study was conducted to determine the factors related with behavior risk HIV / AIDS in Adolescents aged 15-19 years Master School Yayasan Bina Insan Mandiri Depok year 2015. The research was conducted with cross sectional design. Data collection was conducted in December 2015 with 80 respondents were taken by simple random sampling technique. Data were collected using questionnaires and filled by respnden.
Results of analysis showed 11% of respondents have the risk behavior of HIV / AIDS with 6.8% of sexual behavior and drug use 11%. Based on the results of analysis of variables that have hhubungan is sex with a P value of 0.008 and the influence of peers with a P value of 0.001.
Expected after doing this research, the school master students can foster a more positive direction again by instilling a positive influence on the school environment also makes students have the positive attitude and behavior that can have a positive influence on the environment and surrounding friends,
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S62748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagyo Cahyono
"Behavior Based Safety (BBS) adalah salah satu proaktif proses/program yang digunakan secara luas di industri untuk upaya peningkatkan keselamatan kerja dan lingkungan melalui peningkatan perilaku aman dan mengurangi perilaku berisiko pada tempat kerja. Program ini dimulai dengan pembentukan tim pelaksana, pembuatan lembar observasi, dan pelatihan observasi bagi pekerja sebagai aspek input. Kemudian untuk aspek proses meliputi jalannya kegiatan observasi, keaktifan tim pelaksana, hasil observasi dan bimbingan (coaching). Aspek output yakni kepatuhan dalam observasi, tingkat partisipasi, persentase (%) perilaku aman, Total Recordable Incident (TRI) rate, dan review berkelanjutan (sustainability review)
Tesis ini bertujuan untuk mendapatkan hasil evaluasi atas implementasi Behavior Based Safety (BBS) program dilihat dari aspek input – proses – output pada pekerja PT.Chevron Indonesia Company Kalimantan Timur tahun 2014
Dari hasil penelitian didapatkan, Aspek input berjalan baik sesuai dengan panduan, bahkan pemahaman akan pelatihan mendapatkan hasil sangat baik. Aspek proses, terdapat 30% anggota tim pengarah yang pasif, 10% hasil observasi tidak memenuhi kriteria observasi yang berkualitas, ada peningkatan jumlah bimbingan 66%. Aspek output; partisipasi yang hampir 100% karena observasi diwajibkan oleh manajemen, peningkatan perilaku aman 0.3% - 0.4% dari tahun sebelumnya, TRI rate menunjukan trending penurunan overall 40% sejak penerapan program di Kalimantan dan hasil review berkelanjutan yang mendapat hasil kenaikan kelulusan untuk kriteria tim pelaksana, lembar observasi, training, komunikasi, serta analisa data sedangkan yang tidak lulus adalah kriteria dukungan manajemen, tindak lanjut komentar yang membutuhkan tindak lanjut dan penghargaan kepada observer dan tim pelaksana.
Program BBS yang sudah dijalankan lebih 6 tahun ini menunjukan tanda-tanda penuaan atau membosankan diperlukan dukungan manajemen untuk memperkuat peran BBS dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

Behavior Based Safety (BBS) is one of proactive process/program that is used widely in industry as efforts to increase workplace safety and the environment through the increasing of safe behavior and reducing at-risk behaviors in the workplace. The program started with the establishment of implementation team, develop observation sheets, and observation training for workers as input aspect. Then aspects of the process included activities of observation, effectiveness of the implementation team, result of observation and coaching. The output aspects are compliance to submit observation, the participation rate, the percentage (%) safe behavior, Total Recordable Incident (TRI) rate and sustainability review
Aims of this thesis is to obtain an evaluation of the implementation of Behavior Based Safety (BBS) program reviewed from the aspect input - process - output on workers PT. Chevron East Kalimantan Indonesia Company in 2014.
Results of this research, in all aspect input items were well done accordance with the reference, understanding the training get very good. Aspects of the process, there was 30% passive steering team members, 10% of the observations not meet the criteria of quality observation, increasing of 66% coaching activities. Aspects output; the participation of nearly 100% since observations is mandatory, increasing in safe behavior 0.3% - 0.4% from the previous year, the TRI rate shows decline trending of 40% overall since the implementation of the program in Kalimantan and the results of sustainability review that gets the results of the increase in pass to the criteria of the implementation team, observation sheets, training, communication, and data analysis while not pass criteria are management support, follow-up comments that require follow-up steering team and recognize appreciation to the observer and the implementation team.
BBS programs that have been run over 6 years is showing signs of aging or boring which is management support needed to strengthen the role of BBS in achieving the desired objectives.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasti Nurmaguphita
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari hubungan pola asuh dengan perilaku seksual beresiko pada remaja di Kecamatan Pundong Kabupaten Bantu!, DIY. Desain penelitian ini adalah descriptive correlational secara cross sectional. Responden dalam penelitian ini berjumlah 102 remaja. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh dengan perilaku seksual beresiko pada remaja. Sedangkan variabel yang paling mempengaruhi perilaku seksual beresiko pada remaja di Kecamatan Pundong Kabupaten Bantu! adalah pola asuh otoriter. Penelitian ini merekomendasikan perlu adanya pola komunikasi dalam keluarga yang terbuka untuk mencegah perilaku seksual beresiko pada remaja.

This study was aiming to gain an overview of the parenting relationship with a risk sexual behavior in adolescents in Pundong Bantul, Y ogyakm1a. The design of study was cross-sectional descriptive correlational. Respondents in this study amounted to 102 teenagers. The sampling technique was done by cluster sampling. The results of this study suggested a link between parenting style with risk sexual behavior in adolescents. The most influenced variable sexual risk behavior in adolescents in Pundong, Bantul was authoritarian parenting. The study recommended the need for open communication patterns in family to prevent risk sexual behavior in adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>