Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Dewantari
"ABSTRAK
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan merupakan hal yang sangat
penting dan semakin diperhatikan oleh seluruh lapisan masyarakat terutama
kalangan orang tua. Hal ini diperkuat dengan semakin berkembangnya teknologi
sehingga sumber daya manusia semakin dituntut kemampuannya agar dapat
berjalan seiring dengan kemajuan zaman. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
banyak kalangan orang tua terutama keluarga muda mulai mempersiapkan putraputri
mereka sejak dini bahkan sejak usia batita. Sekarang ini cukup banyak
keluarga muda yang menyekolahkan anak batita mereka ke kelompok bermain.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, banyak kelompok bermain mulai berdiri
dan menawarkan berbagai program kegiatan sesuai dengan konsep sekolah
masing-masing sehingga semakin banyak bermunculan kelompok bermain .
tersebar di seluruh Jabotabek mulai dari fisik yang megah, sedang sampai sangat
sederhana.
Sehubungan dengan fenomena tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih jauh
tentang kelompok bermain yang mulai menjamur tersebut Penelitian dilakukan
pada sebuah kelompok bermain yang relatif masih baru namun sudah memiliki
siswa/i yang cukup banyak jumlahnya. Yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah persepsi keluarga muda terhadap kelompok bermain yang merupakan
tempat batitanya bersekolah. Pembahasan tentang kelompok bermain ini meliputi
program pendidikan, tim pengajar seria fasilitas yang ada di sekolah tersebut
Dengan kata lain, penelitian ini akan membahas bagaimana persepsi keluarga
muda terhadap program pendidikan yang diberikan kepada batita mereka, para
guru yang mengajar, serta sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah tersebut.
Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dimana para ibu siswa/i diminta mengisi
kuesioner yang mencakup pertanyaan mengenai program pendidikan sekolah, para
pengajar serta fasilitas yang tersedia di sekolah. Selain itu, orang tua diminta
menjawab pertanyaan terbuka mengenai alasan memasukkan anak ke kelompok
bermain, alasan memilih sekolah tersebut dan kritik serta saran yang dapat
diberikan kepada pihak pengelola sekolah. Selain itu, peneliti melakukan
observasi dan wawancara sederhana sebagai tambahan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi keluarga muda terhadap aspek
program pendidikan, pengajar dan fasilitas sekolah adalah positif. Yang artinya,
keluarga muda mempunyai pandangan bahwa program pendidikan, pengajar
maupun fasilitas yang ada di sekolah sudah cukup baik. Namun masih terdapat
kekurangan terutama pada aspek fasilitas dimana perlu adanya perbaikan yang
sebaiknya dilakukan pihak sekolah. Berbagai-hal juga diungkapkan oleh keluarga
muda mengenai alasan menyekolahkan batita mereka ke kelompok bermain yaitu
antara lain agar anak dapat bersosialisasi. Salah satu alasan memilih sekolah
tersebut juga dikatakan karena ingin menanamkan ilmu agama sejak dini.
Pada penelitian ini masih banyak kekurangan dan untuk penelitian selanjutnya
sebaiknya dilakukan tidak hanya di satu sekolah, tetapi beberapa kelompok
bermain dengan jumlah subyek yang jauh lebih banyak agar hasil penelitiannya
lebih representatif. Selain itu, proses observasi dan wawancara sebaiknya
dilakukan lebih rinci dan mendalam sehingga hasil yang didapat juga lebih
memuaskan."
2004
S3412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fariz Dwi Fathan
"Latar Belakang Kesiapan bersekolah merupakan hal yang sangat penting karena berpengaruh positif terhadap kemampuan anak untuk lulus dari sekolah dasar. Salah satu faktor yang memengaruhi kesiapan bersekolah adalah Screen Time. Penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara Screen Time dan kesiapan bersekolah menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara peningkatan Screen Time dan kesiapan bersekolah anak. Akan tetapi, penelitian-penelitian sebelumnya belum pernah diadakan di Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian ini betujuan untuk menentukan hubungan antara Screen Time dan kesiapan bersekolah pada anak usia prasekolah. Metode Desain penelitian cross-sectional digunakan pada anak usia prasekolah di TK Negeri Menteng 01 dan TK Negeri Cilacap untuk mencari hubungan antara kedua variable. Penelitian dilakukan dengan membandingkan jumlah Screen Time subjek per hari menggunakan kuesioner SmallQ (Surveillance of digital media habits in early childhood questionnaire) dengan hasil pemeriksaan kesiapan bersekolah anak menggunakan kuesioner Brigance Early Childhood Screens III untuk anak 3-5 tahun. Hasil Dari 69 subjek pada penelitian ini, 16 subjek berusia empat tahun (23,18%) dan 53 subjek berusia lima tahun (76,81%) yang mana 33 orang subjek berkelamin laki-laki (47,82%) dan orang subjek 36 berkelamin perempuan (52,17%) yang mayoritas di antaranya memiliki orang tua dengan pendidikan terakhir SMA (50,84%) dan S1 (30,5%). Pengukuran menggunakan instrumen menunjukkan bahwa 37 dari 69 subjek memiliki Screen Time yang lebih (53,62%) dan 19 dari 69 subjek belum siap bersekolah (27,53%). Hasil analisis antara Screen Time terhadap kesiapan bersekolah tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistic (p=0,328). Kesimpulan Screen Time tidak berhubungan langsung dengan kesiapan bersekolah pada anak usia prasekolah karena masih terdapat banyak faktor lainnya yang turut berperan dalam kesiapan bersekolah.

Introduction School readiness is very important due to its positive influence on the ability of children to graduate from elementary school. One of the factors that affect school readiness is screen time. Previous studies that correlate screen time and school readiness show an association between the two of them. However, there have yet to be any studies on the same topic in Indonesia. Therefore, this study aims to determine the relation between screen time and school readiness in preschool-aged children. Method A cross-sectional research design was used for preschool children at TK Negeri Menteng 01 dan TK Negeri Cilacap to find the relationship between the two variables. The research was conducted by comparing the number of subjects' screen time per day using the SmallQ questionnaire (Surveillance of digital media habits in early childhood questionnaire) with the results of children's school readiness examination using the Brigance Early Childhood Screens III questionnaire for children with the age of 3-5 years old. Results The 69 subjects in this study consisted of 16 subjects aged four years (23.18%) and 53 subjects aged five years (76.81%) of which 33 subjects were male (47.82%) and 36 subjects were male. women (52.17%) the majority of whom have parents with a high school education (50.84%) and bachelor's degree (30.5%). By using the instruments, it was found that 37 of 69 subjects had more screen time (53.62%) and 19 of 69 subjects were not ready for school (27.53%). The results of the analysis between Screen Time and school readiness did not show a statistically significant relationship (p=0.328). Conclusion Screen time is not directly related to school readiness in preschool children because there are many other factors that play a role in school readiness."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Farhan
"

Penelitian mengenai pengaruh bantuan pendidikan terhadap luaran tertentu masih jarang dibahas di Indonesia. Penelitian terkait bantuan pendidikan di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Cameron(2009) untuk melihat pengaruh Jaringan Pengaman Sosial(JPS) dalam menahan laju drop out(DO). Studi yang pernah dilakukan terkait bantuan pendidikan menemukan hubungan positif jumlah bantuan terhadap partisipasi perguruan tinggi. Penelitian lain menemukan hubungan negatif bantuan terhadap pengurangan probabilitas drop out. Penelitian ini melihat pengaruh adanya bantuan pendidikan terhadap luaran pasar kerja dalam bentuk upah dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey(IFLS). Akibat efek dari bantuan ke upah terhubung secara tidak langsung dengan upah maka perlu adanya variabel antara yaitu lama tahun bersekolah(LTS). Penelitian ini menggunakan data cross-section dinamis dengan menggabungkan data pada dua gelombang IFLS 4 dan IFLS5. Metode regresi yang digunakan adalah Two Stage Least Square(TSLS) untuk menjabarkan efek Indirect dari bantuan terhadap upah terhadap LTS dan LTS terhadap upah. Hasil estimasi menunjukkan setiap anak yang menerima bantuan memiliki lama tahun bersekolah lebih tinggi sebesar 0.90-0.99 tahun dibanding non-penerima. Setiap kenaikan 1 tahun LTS berasosiasi dengan peningkatan upah sekitar 6.3-7.8%. Sehingga bantuan pendidikan mempengaruhi upah sebesar 5,67%-7,23%. Bagaimanapun masalah utama dari penelitian ini adalah ukuran sampel yang kecil, inclusion error pada penerima bantuan, dan bias pada penduduk yang berdomisili di Kota dan Pulau Jawa.

 



Research concerning effect of student aid to certain outcomes rarely come to academic discourse in Indonesia. One of the first research on said topic was carried by Cameron(2009) who investigate the effect of Jaringan Pengaman Sosial(JPS) in decreasing drop out rate after Asian Crisis in 1998. Other study that investigated effect of student aid found positive correlation between aid grant and college participation; and negative association between aid and probability to drop out from college. This research investigated effect of student aid on labor market outcome in term of wage. Due to indirect effect of aid to wage, thus we need intermediary variable represented by year of schooling. I utilized IFLS 4 and IFLS 5 data with dynamic-cross section approach. I employed two stage least square to break down the effect of aid on year of schooling and effect of year of schooling on wage. I found for each person who received aid on 2007 have higher year of schooling compare to their non-recipient counterpart around 0.90-0.99 year. For each 1 year increase in year of schooling correlated with increase of wage around 6.3-7.3%. Thus student aid has affected wage around 5,67%-7,23%. However, the main issue of this research were limited and small sample, inclusion error in it aid receipient, and domicile bias of Java and Urban.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Awalani
"Penelitian ini membahas tentang peran Yayasan Terang Anak Indonesia dalam membantu kebutuhan pendidikan anak jalanan bersekolah di era Covid-19 dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan anak jalanan yang disebabkan karena kebutuhan dasar mereka sebagai seorang anak tidak terpenuhi. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yang sama meskipun berbeda tingkatan usia, dan yang menjadi pembeda adalah pemenuhan kebutuhan dasar anak memerlukan bantuan dari orang lain, yaitu orang dewasa di sekitar anak, salah satunya adalah orang tua. Ada lima kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki, kebutuhan akan rasa harga diri, serta kebutuhan akan aktualisasi diri atau pendidikan. Namun, karena ketidakmampuan orang tua dalam menjalankan perannya dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, pihak lain seperti lembaga sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat akhirnya mendirikan panti sosial asuhan anak, rumah singgah, atau rumah belajar yang berperan untuk menggantikan peran orang tua dalam memberikan pelayanan kebutuhan dasar anak dan menjadi wadah untuk anak mengembangkan potensinya sebagai salah satu upaya pengentasan masalah anak jalanan. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara terstruktur terhadap lima informan dan penelitian berlangsung pada Februari sampai Mei 2022. Hasil penelitian menunjukan bahwa permasalahan anak jalanan berbeda dari kondisi sebelum dan saat era Covid-19. Pada masa darurat Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan kepada setiap institusi pendidikan untuk melaksanakan Belajar Dari Rumah (BDR) yang dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh dalam jaringan/secara online menggunakan gadget maupun laptop melalui beberapa portal dan aplikasi pembelajaran daring. Pelaksanaan BDR tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi anak jalanan yang masih bersekolah di pendidikan formal, mereka yang sebelumnya sudah hidup dalam kondisi kekurangan diharuskan menjangkau kebutuhan pendidikan BDR. Adanya sistem pembelajaran BDR dimaknai oleh anak jalanan bersekolah dan orang tua sebagai beban tambahan di saat kondisi sudah sulit. Sehingga anak jalanan bersekolah tersebut lebih memilih untuk bekerja di jalanan, dan tidak mengikuti kegiatan BDR. Yayasan Terang Anak Indonesia adalah lembaga swadaya masyarakat yang memiliki fokus di bidang pendidikan, serta sasaran layanan lembaga ditujukan untuk anak dari keluarga kurang mampu dan terbebani dalam menjalankan pendidikan formalnya, termasuk anak jalanan bersekolah yaitu memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak yang ditujukan untuk membantu memperbaiki kondisi anak dengan melengkapi atau menggantikan fungsi dari orang tua yang tidak mampu dalam melaksanakan tugasnya. Yayasan Terang Anak Indonesia memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak jalanan bersekolah dalam membantu kebutuhan pendidikan di era Covid-19 melalui program “Sekolah Online Bersama YATERI”. Dari penelitian ini diketahui bahwa peran yang dilaksanakan oleh Yayasan Terang Anak Indonesia dalam membantu kebutuhan anak jalanan bersekolah adalah sebagai pendidik yaitu mendampingi anak selama mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru; sebagai fasilitator yaitu sebagai penyedia media pembelajaran dengan sistem BDR dengan menyiapkan perangkat teknologi smartphone dan laptop serta jaringan internet; sebagai motivator yaitu memotivasi anak untuk tetap semangat dalam melaksanakan sekolah dengan sistem BDR; dan sebagai director, membimbing anak untuk mencapai keberhasilan terutama di bidang pendidikan. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan terutama dalam kajian Ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya dalam mata kuliah Kesejahteraan Anak dan Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan mengenai gambaran permasalahan dan tantangan anak jalanan khususnya anak jalanan bersekolah yang dilihat berdasarkan pemenuhan kebutuhan anak, serta upaya yang dilakukan dalam pengentasan masalah anak jalanan.

This study discusses the role of the Terang Anak Indonesia Foundation in helping the educational needs of street children in school in the Covid-19 era from the discipline of Social Welfare Science. This research is motivated by the problem of street children because their basic needs as a child are not fulfilled. Every human being has the same basic needs despite different age levels, and what makes the difference is that meeting the basic needs of children requires help from other people, namely adults around children, one of which is parents. There are five basic needs that every child has, namely physiological needs, the need for security and protection, the need for love and belonging, the need for self-esteem, and the need for self-actualization or education. However, due to the inability of parents to carry out their role in meeting the basic needs of children, other parties such as social institutions organized by the government and the community eventually set up child care social institutions, shelter houses, or learning houses that have a role to replace the role of parents in providing services for their needs. children's foundation and become a place for children to develop their potential as an effort to alleviate the problem of street children. The study was conducted using a qualitative approach with data collection through structured interviews with five informants and the research took place from February to May 2022. The results show that the problems of street children are different from conditions before and during the Covid-19 era. During the Covid-19 emergency, the government issued a policy for every educational institution to carry out Learning From Home (BDR) which was carried out with a distance learning system in the network/online using gadgets or laptops through several portals and online learning applications. The implementation of BDR is a challenge for street children who are still attending formal education; those who previously lived in conditions of deprivation are required to reach the educational needs of BDR. The existence of a BDR learning system is interpreted by street children and parents as an additional burden when conditions are difficult. So that the street children in school prefer to work on the streets, and do not participate in BDR activities. The Terang Anak Indonesia Foundation is a non-governmental organization that has a focus on education, and the agency's service targets are aimed at children from underprivileged families who are burdened with carrying out their formal education, including street children going to school providing social welfare services for children aimed at helping improve children's conditions by complement or replace the function of parents who are unable to carry out their duties. The Terang Anak Indonesia Foundation provides social welfare services for street children in school to help with educational needs in the Covid-19 era through the "Online School with YATERI" program. From this research, it is known that the roles carried out by the Terang Anak Indonesia Foundation in helping the needs of street children in school are as educators, namely assisting children during the lessons delivered by the teacher; as a facilitator, namely as a provider of learning media with the BDR system by preparing smartphone and laptop technology devices and internet networks; as a motivator, namely motivating children to stay enthusiastic in carrying out schools with the BDR system; and as director, guiding children to achieve success, especially in the field of education. This research is expected to be useful for the development of science and knowledge, especially in the study of Social Welfare Sciences, especially in the subject of Child Welfare and Management of Human Services Organizations regarding the description of the problems and challenges of street children, especially street children in school which are seen based on the fulfillment of children's needs, as well as the efforts made in alleviating street children problem."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library