Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alwi Semar Loputra
Abstrak :
Gliklazid (GL) merupakan obat hipoglikemia oral golongan sulfonilurea generasi kedua yang digunakan untuk perawatan diabetes militus tidak bergantung insulin (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Permasalahan utama dalam formulasi gliklazid adalah sifat kelarutannya yang sangat rendah dalam air sehingga membatasi absorpsinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan peningkatan laju disolusi gliklazid dengan membentuk kompleks inklusi dengan betasiklodekstrin dan hidroksipropil betasiklodekstrin. Pembuatan kompleks inklusi dilakukan dengan metode spray drying. FTIR, XRD, dan DSC digunakan untuk mengkarakterisasi kompleks inklusi gliklazid betasiklodekstrin dan kompleks inklusi gliklazid hidroksipropil betasiklodekstrin. Laju disolusi gliklazid dan kompleks inklusi diuji dalam medium HCl dan dapar fosfat pH 6,8. Hasil analisis kompleks inklusi dengan FTIR, XRD, dan DSC menunjukkan terjadinya penurunan derajat kristalinitas dan terbentuknya kompleks inklusi. Pembentukan kompleks inklusi gliklazid betasiklodekstrin dapat meningkatkan laju disolusi dari serbuk sebesar 1,9 kali dan dari tablet sebesar 1,13 kali, sedangkan kompleks inklusi gliklazid hidroksipropil betasiklodekstrin dapat meningkatkan laju disolusi dari serbuk sebesar 2,1 kali dan dari tablet sebesar 1,44 kali. ......Gliclazide (GL) is a second-generation sulphonylurea of hypoglycemia drug which is used for nor insulin independent diabetes mellitus treatment (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Primary problem in gliclazide formulation is its low solubility in water that limits its absorption. This study is intended to compare the enhancement of dissolution rate of gliclazide by forming inclusion complexes with betacyclodextrin and hydroxypropyl betacyclodextrin. Inclusion complexes were made by spray drying method. FTIR, XRD, and DSC were used to characterize inclusion complexes of gliclazide-β-cyclodextrin and gliclazidehydroxypropyl- β-cyclodextrin. Dissolution rate of gliclazide and inclusion complexes were examined in HCl and buffer phosphate pH 6,8. Analysis result of complexes with FTIR, XRD, and DSC showed reduction degree of crystalinity and formation of inclusion complexes. Formation of gliclazide-β-cyclodextrin inclusion complexes could increase dissolution rate from powder’s form about 1.9 times and from tablet dosage form about 1.13 times, however formation of gliclazide-hydroxypropyl-β-cyclodextrin inclusion complexes could increase dissolution rate from powder’s form about 2.1 times and from tablet dosage form about 1.44 times.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Tiffany Yuliani
Abstrak :
ABSTRAK
Ketoprofen (KP) merupakan salah satu obat anti-inflamasi non steroid (AINS) yang banyak digunakan pada gangguan muskuloskleletal dan sendi seperti ostheoarthritis dan rheumatoid arthritis. Permasalahan utama dalam formulasi ketoprofen adalah kelarutan ketoprofen yang rendah dalam air sehingga membatasi absorbsinya. Laju disolusi zat aktif merupakan salah satu faktor penentu dalam proses absorbsi zat aktif dari sediaan yang diberikan secara oral. Penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan peningkatan laju disolusi ketoprofen dengan membentuk kompleks inklusi menggunakan betasiklodekstrin dan hidroksipropil betasiklodekstrin. Pembuatan kompleks inklusi dilakukan dengan metode spray drying. Laju disolusi ketoprofen dan kompleks inklusi diuji dengan menggunakan metode dayung pada suhu 37 ± 0,5oC, kecepatan putaran 50 rpm dalam medium disolusi dapar fosfat 0,05 M pH 7,5. Pembentukan kompleks inklusi ketoprofen betasiklodekstrin dapat meningkatkan laju disolusi dari serbuk sebesar 1,152 kali dan dari tablet sebesar 1,381 kali, sedangkan kompleks inklusi ketoprofen hidroksipropil betasiklodekstrin dapat meningkatkan laju disolusi dari serbuk sebesar 1,155 kali dan dari tablet sebesar 1,415 kali.
ABSTRACT
Ketoprofen (KP) is a drugs non-steroidal anti-inflammatory (NSAID) which is used for ostheoarthritis and rheumatoid arthritis. Primary problem of ketoprofen formulation is its low solubility in water that limits its absorption. Dissolution rate of active ingredient is one of determinant in course of absorption dosage form which given by oral. This study is intended to compare the enhancement of dissolution rate of ketoprofen by forming inclusion complexes with betacyclodextrin and hydroxypropyl betacyclodextrin. Inclusion complexes made by spray drying method. The dissolution rate of ketoprofen and inclusion complexes were examined using the paddle method at a temperature of 37 ± 0,5oC and 50 rotation per minute (rpm) in the medium of 0,05 M phosphate buffer pH 7,5. The formation of ketoprofen-β-cyclodextrin inclusion complexes could increase dissolution rate from powder?s form about 1,152 times and from tablet dosage form about 1,381 times, however formation of ketoprofen-hydroxypropyl- β-cyclodextrin inclusion complexes could increase dissolution rate from powder?s form about 1,155 times and from tablet dosage form about 1,415 times.
2016
S64355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati
Abstrak :
Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata) memiliki banyak aktivitas farmakologi diantaranya sebagai antiinfeksi pada pernafasan atas, antiinfeksi gastrointestinal, antimalaria, immunostimulan, dan meningkatkan nafsu makan. Andrografolid, neoandrografolid, dan deoksiandrografolid memiliki rasa yang sangat pahit sehingga menjadi kendala apabila diberikan per oral terutama untuk anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mikrosfer ekstrak sambiloto menggunakan betasiklodekstrin untuk menutupi rasa pahit. Mikrosfer dibuat dalam tiga formula dengan perbandingan ekstrak sambiloto dan betasiklodekstrin sebesar 1:1, 1:5, dan 1:10. Evaluasi mikrosfer yang dilakukan meliputi distribusi ukuran partikel, efisiensi proses, kadar air, efesiensi penjerapan, dan uji sensori. Kandungan andrografolid ditentukan dengan menggunakan metode KLT densitometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrosfer dari ketiga formula belum dapat menutupi rasa pahit dari ekstrak sambiloto tetapi hanya mengurangi rasa pahit.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S33131
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library