Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Anni Sopanata
"Penelitian ini dilakukan untuk menentukan apakah batubara dari formasi Talang Akar yang banyak terdapat di sub-cekungan Arjuna, Laut Jawa, dapat berfungsi sebagai batuan induk bagi minyak bumi yang terdapat di sumur-sumur minyak pada lokasi tersebut. Untuk itu dilakukan korelasi terhadap 4 contoh batubara dari lokasi yang berbeda, yaitu dari sumur UA-1, diambil 2 contoh dengan kedalaman yang berlainan dan masing-masing satu contoh dari sumur BZZA-7 dan SF-1, dengan 8 contoh minyak dari sumur KL-7 dan 1 contoh minyak dari sumur BZZA. Contoh-contoh batubara tersebut dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini karena pada lokasi dan kedalaman tersebut terdapat lapisan batubara yang relatif tebal, sehingga diperkirakan dapat menjadi batuan induk penghasil minyak bumi.
Korelasi dilakukan dengan metode biomarker siklik m/z 191 dan m/z 217 serta biomarker aromatik m/z 231 dan m/z 253 dengan teknik GC-MS. Untuk memantapkan hasil korelasi dilakukan juga analisis lain sebagai parameter pendukung yaitu analisis Rock-Eval, latroscan TLC/RD, reflektansi vitrinit, jenis kerogen dan isotop karbon ("C). Pirolisis hidrous juga dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kontaminasi minyak migrasi dari batuan induk lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat contoh batubara ini mengandung material organik darat yang dominan dan dapat berfungsi sebagai batuan induk. Batubara dari sumur BZZA-7,7896' merupakan batuan induk utama untuk produksi minyak pada sumur KL-7 terutama pada kedalaman 7764?-7786', sedangkan batuan induk UA-1,733T dan UA-1,7454' merupakan batuan induk sekunder bagi produksi minyak tersebut.

This research is conducted to determine whether the coals from Talang Akar formation mostly found at the Arjuna sub-basin, Java Sea can act as source rock of the oils from the wells at that area. To enable this, correlation is done to four coal samples from different locations, i.e. from UA-l well, two samples from different depths, and one each from BZZA-7 and SF-1 wells, with eight oil samples from KL-7 well, and one sample from BZZA well. These coal samples are chosen for this research, as there is a relatively thick layer at that location and depth, hence it is predicted to be the oil source rock.
Correlation is done with m/z 191 and m/z 217 cyclic biomarkers, also m/z 231 and m/z 253 aromatic biomarker with GC-MS technique. To provide more confident result, other analysis as supporting parameters, i.e. Rock-Evil, latroscan TLCIFID, vitrinite reflectance, kerogen typing and carbon isotope ("C) were done. Hydrous pyrolysis was also done to detect any possibilities of oil migration contamination from other source rock.
The result shows that the four coal samples content dominate terrestrial organic materials and can act as the source rock. The coal from BZZA-7, 7896? well is the main source rock for KL-7 oil production, especially from the depths of 7764' - 7786'. Coals from UA-1, 7337? and UA-1, 7454? are the secondary source rock for this oil.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Lucia Wani
"ABSTRAK
Empat buah sampel batubara dianalisis secara geokimia untuk membandingkan distribusi biomarker dalain fasa molekuler maupun dalam fasa inakromolekulnya. Keempat batubara mi diekstraksi dengan kombinasi campuran pelarut C6H5 OH/CH 3OH (3/1). Estrak dipiaahkan menjadi fraksi polar dan fraksi netral dengan kolom kromatograf I adsorbsi. FraksI netral difraksionasi lebih lanjut menjadi fraksi alkana dan frakal aromatik dengan kromatograf I lapisan tipis. Fraksi polar dan residu tak-terekstraksi didegradasi secara kimiawi dengan okaidator Ru04 /Na104 . Hasil dagradasi fasa makromolekul ml selanjutnya dimurnikan dan diasterifikasi dengan CH2N2. Keseluruhan frakal yang diperoleh ditentukan distribusi biomarkernya dengan kombinasi kromatograf I gas/spektroskopi massa. Tipe senyawa biomarker yang ditelusuri adalah senyawa karbon rantai lurus, isoprenoida, dan triterpenoida balk sebagai hidrokarbon jenuh maupun sebagal asam mono karbokailat rantai panjang. Terungkap bahwa hasil degradasi fasa makromolekul yang utama adalah senyawaan asam karboksilat. Berarti fasa makromolekul batubara paling tidak tersusun oleh jaringan struktur alkil benzena, dengan bermacam variasi panjang rantai alkil. Biomarker dengan rangka siklispun terdeteksi pada hasil degradasi yakni serangkaian struktur hopanoida, yang dikenal berasal-usul bakteri. Meskipun tipe biomarker yang terdetekai pada fasa molekuler maupun pada fasa makromolekul umuxnnya sama, naxnun terdapat perbedaan distribusi. Demikian pula dengan terungkapnya atruktur biomarker bakteri menunjukkan besarnya aktivitas mikroorganisme pada saat zat organik terdepositkan pada awal sedimentasi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fergie Marie Joe Grizella Runtu
"Gen NANOG berperan dalam pembentukan faktor transkripsi yang memiliki DNA binding domain. Protein yang dibentuk oleh gen ini memiliki kemampuan untuk menimbulkan dan mempertahankan sifat pluripotent dari sebuah sel. Dikarenakan sifat sel tumor yang pluripotent, banyak studi telah dilakukan untuk menilai peran NANOG dalam keganansan tumor. Namun, data mengenai peran NANOG pada keganansan gliom belum cukup untuk mengklarifikasi efek NANOG pada perkembangan glioma. Glioma merupakan tumor otak yang paling dijumpai dalam praktik klinis. Tantangan dalam penanganan glioma terletak pada lokasi tumor yang susah dan beresiko untuk dijangkau. Penanganan glioma, beresiko tinggi untuk mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak yang dapat berakibat pada kehilangan fungsi tubuh dan bahkan berakibat pada kematian. Dalam kesempatan ini, studi ini dilakukan untuk meninjau peran NANOG dalam keganasan glioma untuk menunjang penanganan dini dan mengurangi mortalitas dan morbiditas penderita. Studi dilaksanankan melalui kuantifikasi gen dengan metode real-time RT-PCR atas specimen glioma yang diperoleh melalui operasi pengangkatan tumor di Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM. Hasil yang diperoleh menunjukan adanya kecenderungan ekspresi NANOG untuk lebih tinggi di glioma tingkat tinggi dibandingkan glioma tingkat rendah walau tidak signifikan menurut statisitik. Diperlukan studi yang lebih besar untuk menunjang peran NANOG sebagain penanda keganasan pada kasus glioma.
NANOG gene codes for a transcription factor with a DNA binding domain that has been found to contribute in maintenance and induction of cell pluripotency. Due to this characteristic, extensive studies have been done to evaluate its function as biomarker of tumor malignancy. However, the role of NANOG in glioma malignancy is not yet elucidated. Glioma, a leading tumor of the brain remains a challenging medical condition due to the location of the tumor. Treatment is complicated due to the high chance of compromising the brain structure which could lead to detrimental effects in body functions. The study conducted is to determine the role of NANOG in glioma malignancy by performing NANOG gene quantification using real-time RT-PCR in low-grade and high-grade glioma samples that was obtained from resection surgery in the Neurosurgery Department of FKUI-RSCM. Statistical analysis, showed that there was not significant difference in NANOG expression between the low-grade and high-grade glioma. Despite the absence of significance, there is a trend for higher expression of NANOG in high-grade glioma compared to low-grade glioma. The result, supports the proposition of NANOG as glioma malignancy biomarker. Further studies need to be conducted with greater sample to bolster the NANOG role in glioma malignancy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Yusriani
"Diketahuinya karakterisasi minyak bumi dengan baik dapat digunakan
untuk mengembangkan serta memaksimalkan pengeskplorasian minyak
bumi
Skripsi ini berjudul studi karakterisasi minyak bumi di Indonesia bagian
barat. Judul ini dipilih karena sampai saat ini Indonesia belum memiliki data
karakter biomarker dalam minyak bumi Perconto diambil secara acak
dengan metode grab sampling karena sifat minyak bumi yang relative
homogeny dalam setiap cekungan
Analisis yang digunakan meliputi, analisis GC dan GC-MS. Pada
analisis GC peroonto minyak, dianalisis tanpa terlebih dahulu difraksinasi
(metoda who/e oil) sedangkan analisis GC-MS perconto terlebih dahulu
difraksionasi dan hanya fraksi lingkar dan siklo dari saturat yang dianalisis.
Minyak bumi dari Indonesia bagian Barat, diperkirakan berasal
dari tiga kelompok besar lingkungan pengendapan antara lain, Danau, Delta
dan lingkungan pengendapan lautan berdasarkan dari perbedaan komposisi
dan kehadiran biomarker yang beragam. Dari ketiga kelompok besar ini,
masin dapat dibagi menjadi beberapa sub-kelompok masing-masing: danau
air payau, delta danau untuk lingkungan danau, rawa dan darat untuk
lingkungan delta serta laut dangkal untuk lingkungan lautan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30540
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harrison Handoko
"

Glioma adalah tumor yang bermula dari tulang belakang atau otak yang berasal dari sel glial, dan merupakan salah satu keganasan yang sering ditemukan di Indonesia. TGF-I²1 mempunyai peran yang penting dalam mengontrol homeostasis jaringan dan peranjakan keganasan kanker, oleh sebab itu TGF-I²1 mempunyai potensi untuk menjadi biomarker untuk membedakan antar glioma keganasan tinggi dan rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ekspresi relatif TGF-I²1 glioma tingkat tinggi dan rendah, untuk melihat potensi menjadi biomarker. Dalam eksperimen terdapat 28 sampel yang digunakan dalam studi ini,16 jaringan dengan keganasan rendah, 10 dengan keganasan tinggi dan 2 jaringan otak normal yang didapat dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Indonesia. Jaringan telah digolongkan berdasarkan klasifikasi yang diberikan oleh World Health Organization, derajat 1 dan 2 sebagai keganasan rendah dan derajat 3 dan 4 sebagai derajat tinggi. Ekspresi relatif dari TGF-I²1 dianalisa menggunakan Real-Time RT PCR dengan 18sRNA sebagai houskeeping gene. Dari hasil terlihat bahwa adanya penurunan ekspresi relatif TGF-I²1 di glioma keganasan tinggi saat dibandingkan dengan ekspresi di glioma keganasan rendah. Tetapi setelah dianalisis secara statistik, hasil penemuan ini tidak signifikan. Kegunaan dari TGF-I²1 sebagai biomarker belum terbukti, maka dari itu studi lebih lanjut harus dilakukan untuk menjelaskan fungsi dari TGF-I²1 sebagai biomarker untuk glioma.



Glioma is a term used to describe tumors which originate from the spinal cord or brain, specifically the glial cells. This type of tumor is one of the most commonly found brain malignancies in Indonesia. TGFI²1 has a key role in the maintenance of tissue homeostasis and progression of cancer, due to this fact TGF-I²1 has the potential as a tissue biomarker to differentiate low grade and high grade gliomas. The goal of this study is to analyze the relative expression of TGF-²1 in both high grade and low grade glioma to explore its potential as a biomarker. In the experiment there was a total of 28 samples, 16 low grade glioma, 10 high grade glioma and 2 normal brain tissue obtained from Cipto Mangunkusumo Hospital, Indonesia. The sample was categorized to low grade and high grade glioma based on the guideline given by the World Health Organization. Grades 1 and 2 are considered to be low grade gliomas and grades 3 and 4 are considered to be high grade gliomas. The relative expression of TGF-I²1was measured through Real-Time RT-PCR with 18sRNA as a housekeeping gene. It was seen that there was a decrease in the expression of TGF-I²1 in high grade glioma as to low grade glioma. However, when the result was analyzed it is proven to be statistically insignificant.The role of TGF-I²1 as a definitive biomarker for glioma grading is yet to be proven, therefore further research must be conducted to elaborate the role of the gene as a glioma biomarker.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Utami Sunardi, authir
"Osteoporosis is a metabolic bone disease and is characterized by low bone mass and microstructur deterioration of the bone which leads to increased risk of fracture. Biomarker of bone metabolism can be seen as beginning of bone loss and first detection before imbalanced bone turnover comes. Biomarker of bone formation as serum bone alkaline fosfatase, osteocalcin (OC), procollagen type I, and biomarker of bone resorption as urine pyridinoline (Pyd) and deoxypyridinoline (Dpd) crosslinks, hydroxyprolin. The simultanious examination of serum OC and urine Pyd or Dpd as a very good screening test for determination of bone imbalanced at the moment of the menopausal of the beginning of the pasca menopausal. Saliva as a potential diagnostic fluid for the assessment of osteoporosis biomarker concentrations. The study found elevated three classic warning signs for osteoporosis as OC, Dpd and II 6 in the saliva of sheep without ovaries, which were similar to the levels of signs found in their blood and urine. Expectations, that the test may become available within five years and one day the test may be able to be performed at home like pregnancy test. Osteoporosis biomarker in saliva suggested detected of bone mass density easier. Beside that can used as a metode of early diagnostic and as a monitor therapy that as salinity of the examinations of bone mass on radiology."
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Karmajaya, Author
"ABSTRAK
Penelitian geokimia dan geologi sub-Cekungan Jambi hingga saat ini
belum begitu jelas memberikan informasi tentang petroleum system.
Penelitian ini bertujuan mengkarakterisasi dan menjelaskan suatu
rekonstruksi pengisian reservoir minyak bumi dengan pendekatan metoda
geokimia molekul. Metoda ini memanfaatkan penelusuran finger print
biomarker dengan menggunakan kromatografi gas (GC), dan kromatografi
gas yang dikombinasikan dengan spektrometer massa (GC-MS). Hasii yang
diperoleh menunjukkan, bahwa sebagian minyak bumi mengalami
biodegradasi Level 1 sampai Level 4 dan telah terjadi proses pengisian
ganda pada beberapa sumur minyak. Tingkat kematangan termal minyak
bumi terbagi dua kelompok. Kelompok pertama diklasifikasikan sebagai
minyak pra-matang {immature oil) dengan rentang kematangan termal 0 -1,0
untuk pp20R/aa20R dan 0 - 0,7 untuk aa20S/aa20R. Kelompok kedua
sebagai minyak setengah matang {mid mature oil) dengan rentang
kematangan termal 1,0 - 2,0 untuk (3p20R/aa20R, dan 0,7 - 1,0 untuk
aa20S/aa20R. Korelasi batuan induk dengan minyak bumi menyimpulkan
batuan induk Formasi Gumai sebagai sumber minyak bumi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gayatri Mega Wardhani
"Tumpanan minyak yang seringkali terjadi di jalur perairan Laut Jawa
terkadang sulit diketahui sumbernya Untuk mengetahui sumber pencemaran
tersebut, pada penelitian ini dilakukan studi korelasi antara sampel minyak
tumpahan (oil spill) dengan minyak bumi yang diproduksi di sekitar perairan
Selat Malaka, Laut Jawa dan sungai-sungai yang bermuara di Iaut tersebut
(oil reference). Dalam studi ini digunakan 2 (dua) parameter, yaitu sidikjari
GC dan sidikjari biomarker. Keunggulan biomarker adalan menyediakan
informasi Iebih banyak mengenai sumber dan sulit terbiodegradasi kecuali
dalam kondisi yang ekstrim. Preparasi analisis sidikjari biomarker diawali
dengan melakukan fraksionasi sampel minyak bumi, yang selanjutnya
dianalisis menggunakan GCMS untuk melihat kelimpahan biomarker. Rasio-
rasio dari beberapa biomarker ini Ialu diplot dalam beberapa diagram untuk
melinat kecenderungan korelasi antara oil spill dengan oil reference. Untuk
membuat kesimpulan aknir korelasi digunakan data gabungan dari nasil
analisis sidikjari GC dan GCIMS. Dari kedua hasil analisis tersebut dapat
disimpulkan banwa sampel OS-A memiliki korelasi positif dengan OR-6, OS-
B dengan OR-9, sampel OS-C dan OS-D dengan OR-7."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30495
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Yusrika
"Latar belakang: Pneumokoniosis merupakan kelainan akibat penumpukan debu di dalam paru sehingga menyebabkan timbulnya reaksi akibat pajanan debu tersebut didalam jaringan yang dinamakan sebagai fibrosis. Pekerja tambang kapur termasuk ke dalam daerah pertambangan yang diketahui memiliki risiko tinggi terkena pajanan debu silika. Serum surfactant protein D (SP-D) akan meningkat pada pekerja yang terpajan silika sehingga hal ini menjadikan penanda hayati ini mungkin dapat digunakan sebagai alat pendeteksi dini penyakit paru akibat kerja.
Metode: Penelitian potong lintang ini menggunakan penghitungan sampel secara consecutive sampling pada bulan November 2018-Maret 2019 pada 71 subjek penelitian yang bekerja di area pertambangan dan penggilingan batu kapur. Pemeriksaan kadar serum SP-D menggunakan metode ELISA.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan karakteristik penelitian pekerja tambang kapur didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dengan median umur 42 tahun, status pendidikan terbanyak sekolah dasar, mayoritas telah bekerja <6 tahun dan bekerja >8 jam dalam sehari, mayoritas pekerja tidak menggunakan masker, status gizi pekerja mayoritas normal, pekerja terbanyak pernah merokok, kadar debu perusahaan tertinggi 223,30 mg/m3 dan lokasi pekerja bekerja mayoritas di area tambang kapur.
Kesimpulan: Kadar serum surfactant protein D (SP-D) pada pekerja tambang kapur memiliki median yaitu 45,40 (2,81-449,15) ng/mL.

Background: Pneumoconiosis is a disorder that occurs due to the accumulation of dust in the lungs which causes a tissue reaction to the dust, the main reaction due to dust exposure is fibrosis. Limestone mining workers are who is high risk to get occupational disease of the lung caused by silica dust. Surfactant protein D serum level increased in silica dust exposed workers. Surfactant protein D serum may be useful as biomarker for early detection in occupational lung disease.
Method: Design of this study was observational with cross sectional. Sampling of limestone mining workers was done by consecutive sampling. Total subject was 71, approach population of limestone exposed workers from November 2018-March 2019. SP-D serum levels was measured by ELISA method. Limestone exposed mining workers are worker in quarry and miller area. Results:. This study found that characteristic subjects dominated by male with the median of age was 42 years old and last education mostly elementary school. Majority duration of working <6 years and time working in a day >8 hours perday. The limestone mining workers mostly did not wore mask and had normal weight group. Majority limestone mining workers ever smoking. The highest dust level was 223.30 ng/m3 and the location of limestone mining workers mostly in quarry area. Conclusion: The SP-D serum levels in limestone mining workers had median 45,40 (2,81-449,15) ng"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>