Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erik Noverdian Suryadi
Abstrak :
ABSTRAK
Jarak kelahiran yang optimal merupakan faktor penting dalam peningkatan kesehatan ibu dan bayi. Jarak kelahiran yang optimal dapat dicapai dengan menggunakan kontrasepsi. Persentase penggunaan kontrasepsi di Indonesia mencapai 59,7%, namun di Papua hanya mencapai persentase 19,8% dan merupakan provinsi dengan prevalensi penggunaan kontrasepsi yang terendah. Bahkan, persentase penggunaan kontrasepsi di Papua menurun pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi dengan jarak kelahiran di Pegunungan Jayawijaya, Papua. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional dan data penelitian diperoleh melalui wawancara terhadap 96 subjek penelitian secara langsung yang didapatkan melalui metode consecutive sampling. Analisis dilakukan dengan metode chi square dan didapatkan nilai p = 0,988, dengan interpretasi berdasarkan hasil tersebut ditemukan hubungan yang tidak berbeda bermakna antara penggunaan kontrasepsi dengan jarak kelahiran di Pegunungan Jayawijaya, Papua.
ABSTRACT
Optimal birth spacing is an important factor in improving maternal and infant health. Optimal birth spacing can be achieved by using contraception. Percentage of contraceptive use in Indonesia reached 59.7%, but in Papua only reached 19.8% and Papua is the province with the lowest prevalence of contraceptive use. In fact, the percentage of contraceptive use in Papua decreased in 2013 when compared to 2010. This study aims to determine the relationship of contraceptive use by spacing births at Jayawijaya Mountains, Papua. This research was conducted by cross sectional method and research data obtained through interviews with 96 subjects research directly obtained through consecutive sampling method. The analysis was conducted using chi-square and p value = 0.988, with interpretations based on these results was found relationships did not differ significantly between contraceptive use by spacing births at Jayawijaya Mountains, Papua
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coraima Okfriani
Abstrak :
Upaya untuk menurunkan angka kehamilan remaja dapat dimonitor dengan menunda kelahiran pertama remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan interval kelahiran pertama pada remaja kawin usia 15-19 tahun di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan sampel yang digunakan sebanyak 1,497 remaja kawin usia 15-19 tahun yang belum hamil/melahirkan anak pertama nya. Penelitian ini melakukan uji Kaplan Meier untuk mengukur median interval kelahiran pertama dan Cox Proportional Hazard model digunakan untuk membuat model prediksi variable independen. Didapatkan hasil median interval kelahiran pertama pada Remaja Kawin 15-19 tahun adalah 14 bulan. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor yang terkait dengan program KB dengan interval kelahiran pertama: tidak mengakses informasi KB melalui PLKB (AHR = 0.975 95% CI 0.960-0.990), tidak mengakses informasi KB melalui petugas kesehatan (AHR = 0.849 95% CI 0.733-0.983), tidak menggunakan kontrasepsi modern (AHR = 1.039 95% CI 1.028-1.051). Penggunaan kontrasepsi modern merupakan variable yang paling dominan berhubungan dengan interval kelahiran pertama pada remaja kawin. Peningkatan kualitas dari PLKB dan petugas kesehatan dalam memberikan informasi terkait KB perlu diperhatikan. Pemerintah perlu menegaskan usia minimal perkawinan dan mempertimbangkan perubahan kebijakan terkait penggunaan kontrasepsi bagi remaja kawin. ......Efforts to reduce adolescence pregnancy can be monitored with delaying the first bith. This study aims to identify associated factors with first birth interval (FBI) among married adolescents 15-19 years old in Indonesia using IDHS 2017. In this cross-sectional study, the first birth history of 1,497 married adolescencewho have not pregnant yet were collected. Kaplan Meier test was conducted to measure the median of FBI and Cox Proportional Hazard Model was used to produce a prediction model of predictors. The median interval of first birth among married adolescents 15-19 years old was 14 months. There were statistically significant differences between factors related to family planning program with FBI: not accessing family planning information through PLKB AHR = 0.975 95% CI 0.960-0.990), not accessing family planning information through health workers (AHR = 0.849 95% CI 0.733-0.983), and not using modern contraception (AHR = 1.039 95% CI 1.028-1.051). Modern contraceptive use was the most dominant variable associated with FBI among married adolescents. Improvement of quality of PLKB and health workers in giving information on family planning should be noted. Government of Indonesia should continue to enforce the minimum legal age and consider policy changing on contraceptive use for married adolescents.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelina Fitri
Abstrak :
ABSTRAK
Kematian bayi didefinisikan sebagai kematian yang terjadi pada tahun pertama kehidupan. Angka kematian bayi di Indonesia dan Kamboja sendiri masih berada diatas AKB Asia Tenggara, sedangkan Filipina sudah sama dengan AKB Asia Tenggara. Jarak kelahiran merupakan salah satu faktor yang memegang peran penting pada kematian bayi terutama jarak kelahiran < 24 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak kelahiran terhadap kematian bayi di Indonesia, Filipina dan Kamboja. Penelitian menggunakan data dari Demographic Health Survey (DHS) di Indonesia (2012), Filipina (2013) dan Kamboja (2014). Desain penelitian adalah cross sectional dan sampel pada masing-masing negara berjumlah 10.162, 4.741 dan 4.330 bayi. Setelah dikontrol oleh variabel perancu, jarak kelahiran < 18 bulan memiliki risiko paling besar terhadap kematian bayi di Indonesia (OR = 2,43: 95% CI 1,26 - 4,70) dan Kamboja (OR = 4,39: 95% CI 1,76 - 10,94) dibandingkan jarak kelahiran 18 - 23 bulan, 24 - 35 bulan dan ≥ 36 bulan. Sedangkan di Filipina jarak kelahiran 18 - 23 bulan merupakan risiko paling besar pada kematian bayi dibandingkan jarak kelahiran < 18 bulan dan ≥ 24 bulan (OR = 2,59: 95% CI 1,13 - 5,95). Jarak kelahiran yang ideal untuk mengurangi risiko kematian bayi adalah ≥ 24 bulan.
ABSTRACT
Infant mortality is defined as death that occurring in the first year of life. Infant mortality rate in Indonesia and Cambodia itself is still above the Southeast Asian IMR, while in Philippines is similar to the Southeast Asian IMR. Birth interval is one factor that plays an important role in infant mortality especially <24 months. The purpose of this study was to determine the influence of birth interval on infant mortality in Indonesia, Philippines and Cambodia. This study used data from Demographic Health Survey (DHS) in Indonesia (2012), Philippine (2013) and Cambodia (2014). The study design is cross sectional and sample in each country is 10.162, 4.741 and 4.330 infants. After controlled by confounding variables, birth interval <18 months had the greatest risk of infant mortality in Indonesia (OR = 2.43: 95% CI 1.26 - 4.70) and Cambodia (OR = 4.39: 95% CI 1,76 - 10,94) compared to 18 - 23 months, 24 - 35 months and ≥ 36 months. While in Philippines 18 - 23 month birth interval is the greatest risk of infant mortality compared to birth interval <18 months and ≥ 24 months (OR = 2.59: 95% CI 1.13 - 5.95). The ideal birth interval to reduce the risk of infant mortality is ≥ 24 months.
2017
T48404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Chandra
Abstrak :
ABSTRAK
Jarak kelahiran merupakan komponen penting dalam perencanaan keluarga, dan jarak kelahiran yang tidak optimal diketahui berkaitan dengan berbagai risiko yang tidak diinginkan. Berbagai faktor dapat mempengaruhi jarak kelahiran, antara lain faktor sosiodemografi berupa usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan penolong persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dengan jarak kelahiran pada wanita multipara di Pegunungan Jayawijaya, Provinsi Papua. Penelitian ini menggunakan metode studi potong lintang dengan pengambilan sampel secara consecutive sampling, didapatkan 90 wanita multipara yang memenuhi kriteria inklusi. Seluruh subyek diwawancara berdasarkan kuesioner yang telah disiapkan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Hasil dari data yang dikumpulkan adalah 47,8% subyek memiliki jarak kelahiran optimal yaitu 36-59 bulan, dengan rerata jarak kelahiran 3,6 tahun, SD = 3,2 tahun. Hasil analisis studi menyatakan sosiodemografi usia (p = 0,058), pendidikan (p = 0,588), pekerjaan (p = 0,202), dan penolong persalinan (p = 0,948) tidak memiliki hubungan berbeda bermakna dengan jarak kelahiran. Hasil tersebut diduga disebabkan oleh pengaruh sosial budaya setempat, dan beberapa keterbatasan penelitian.
ABSTRACT
Birth interval is one of the components of family planning. Birth interval that is not optimal is known to be associated with many adverse risks. There are multiple factors that may affect birth interval, such as sociodemographic factors (maternal age, maternal education status, maternal occupation, and birth assistant). The objective of this study is to determine whether sociodemographic factors are related to birth spacing in multiparous women in the Highlands of Jayawijaya, Papua. A cross-sectional study design with consecutive sampling was conducted. Ninety samples that meet the inclusion criteria were interviewed based on a questionnaire. The result is 47,8% of the subjects have optimal birth interval of 36-59 month, with the mean birth interval length of 3,6 years (SD = 3,2 years). Analysed data showed that there is no significant correlation between birth interval and sociodemographic factors of maternal age (p = 0.058), maternal education (p = 0.588), maternal occupation (p = 0.202), and birth assistant (p = 0.948). The result may be unrelated owing to the fact that the subjects? health behavior is still strongly influenced by the local socio-cultural beliefs and some study limitation
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Fernando
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh otonomi perempuan, faktor sosial dan ekonomi serta faktor biologis terhadap interval kelahiran pertama dan interval kelahiran kedua di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2012. Analisis multivariat pada penelitian ini menerapkan model regresi Cox. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa otonomi perempuan dalam rumah tangga signifikan mempengaruhi interval kelahiran pertama dan interval kelahiran kedua. Pada model interval kelahiran pertama, faktor terkuat dalam menentukan kecepatan perempuan mempunyai anak pertama adalah penggunaan alat kontrasepsi dan tingkat pendidikan. Sementara pada model interval kelahiran kedua, faktor terkuat dalam menentukan kecepatan perempuan mempunyai anak kedua adalah kelangsungan hidup anak pertama dan lama abstinensi. ...... The aim of this research is to study the impact of women's autonomy in household and socio-economic and biological factors on first birth interval and second birth interval in Indonesia. The data used come from the results of the 2012 Indonesia Demographic and Health Survey using Cox regression (proportional hazard model). The result shows that women's autonomy in household have significant impacts on first birth interval and second birth interval. In the first birth interval model, the most influential variabels that affected the length of marriage to first birth interval are contraception using and education attainment. Otherwise in the second birth interval model, the survival of index child and abstinence duration is more influential.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Suharsa
Abstrak :
Walau pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) telah banyak menunjukkan pencapaian positif namun dari sisi kesehatan masih menyisakan masalah tinggginya angka kematian bayi (Infant Mortality Rate atau IMR) jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. Laporan BPS juga menyebutkan bahwa angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate atau MMR) hasil SDKI 2007 untuk periode 1994 - 2007 masih sulit untuk disimpulkan apakah telah terjadi penurunan kematian maternal di Indonesia selama 10 - 15 tahun terakhir. Sementara itu, WHO telah merekomendasikan bahwa jarak kehamilan setelah kelahiran hidup sebaiknya berjarak sekurang-kurangnya 24 bulan agar dapat mengurangi risiko maternal, perinatal dan infant yang bersifat merugikan. Sehingga perlu dilihat faktor apa saja dan kelompok wanita seperti apa yang berisiko memiliki interval birth-to-pregnancy yang jauh lebih pendek sehingga dapat diambil tindakan dan kebijakan untuk mengurangi dampak yang merugikan tersebut yang selanjutnya dapat menekan angka IMR dan MMR di Indonesia. Untuk menjawab permasalahan dan mencapai tujuan dalam tesis ini digunakan metode survival analysis menggunakan proportional hazard model atau yang dikenal juga sebagai Regresi Cox. Dalam penelitian ini digunakan variabel urutan kelahiran sebagai strata untuk menangani adanya repeated events pada individu yang sama. Sedangkan data yang digunakan adalah data SDKI 2007 yaitu data kalender untuk memperoleh informasi birth-to-interval dan data individu pada kuesioner wanita kawin umur 15 - 49 tahun. Pada hasil analisa deskripsi terlihat bahwa 49,55 persen interval birth-to- interval pada responden yang diamati benda pada interval kurang dari 24 bulan dan hampir 80 persen diantaranya didorong oleh kematian anak sebelumnya. Panjang interval birth-to-pregnancy ternyata sangat dipengaruhi juga oleh lamanya menyusui paska kelahiran hidup terutama pada mereka yang menyusui hingga 24 bulan atau lebih. Berdasarkan berbagai model yang diajukan temyata masih terdapat pengaruh langsung dari variabel sosial-ekonomi walaupun telah memperhitungkan variabel proximate determinants. Adapun urutan tiga variabel yang paling berpengaruh pada hampir seluruhh model adalah interaksi antara penggunaan alokon dan pendidikan yang ditamatkan, lamanya menyusui dan kelangsungan hidup anak sebelumnya. Sedangkan pada paska kelahiran anak pertama, variabel kelangsungan hidup anak lebih dominan dibanding lamanya menyusui. ......Although the implementation of Familv Planning program in Indonesia has shown to many positive results but in health perspective still remaining some problems where the Infant Mortality Rate( IMR) still higher than another ASEAN countries as Thailand Wetnam, Malaysia Brunei Darussalam and Singapore. CBS of Indonesia reported that the Maternal Mortality Rate (MMR) as result of IDHS 2007 for 1994 - 2007 period still hard to say that there is a declining of maternal mortality in Indonesia in last 10 - 15 years. Meanwhile, WHO has recommended that interval to attempting next pregnancy aper a live birth at least 24 months in order to reduce the risk of adverse maternal, perinatal and infant outcomes. We should know what factors and which women have risks' to have shorter birth-to-pregnancy intervals so we could take a right decision to reduce that adverse efject and at the end we could reduce the [MR and MMR The survival anabisis method that used in this thesis is proportional hazard model or Cox Regression. The birth order variable was use as strata variable to handle the problem because the present of repeated events in birth-to-pregnancy intervals for some individual object. This thesis is use IDHS 2007 calendar data to obtain birth-to-pregnancy intervals and other information from married women questionnair. By descriptive, there are 49,55 percent of birth-to-pregnancy intervals less than 24 months and almost 80 percent of them influence by the death of index child The length of birth-to-pregnancy intervals is ajected by breasweding duration especially jbr them who breastfed until 24 months or longer after a IW birth. One ofthe conclusion has found that there are direct effects ji-om socio- economic variables although the proximate determinant variables are included to the models. The most influential variables that ajected the length of birth-to- pregnancy interval are interaction of contraception using and education attainment breastfeeding duration, and survival of index child. Otherwise in the after first live birth model, the survival of index child is more influential than breasyeeding duration.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34007
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library