Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ario Soeryo Kuncoro
Abstrak :
Hipertensi merupakan penyakit yang paling sering dijumpai dan merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular di dunia. Hipertensi sebagian besar tanpa gejala tetapi akan merusak organ tubuh diantaranya jantung yang akan mengalami perubahan struktural dan fungsional yaitu LVH (left ventrikel hypertrophy) dan disfungsi diastolik. Disfungsi diastolik saja akan meningkatkan risiko kardiovaskular tidak tergantung pada massa LV dan tekanan darah. Disfungsi diastolik pada hipertensi mungkin terjadi disertai LVH maupun tidak. Beberapa tahun terakhir studi mengenai brain natriuretic peptide (BNP) banyak dilakukan, demikian pula pada disfungsi diastolik sebagai penanda kelainan fungsi ventrikel. Kenaikan kadar BNP mungkin dapat digunakan untuk memperlihatkan proses perubahan fungsi ventrikel sebagai peijalanan penyakit hipertensi. Tujuan penelitian Mengetahui hubungan antara peningkatan kadar BNP dengan derajat disfungsi diastolik pada penderita hipertensi. Hipotesis penelitian dan manfaat penelitian Kenaikan kadar BNP berhubungan dengan derajat disfungsi diastolik pada pasien hipertensi. Pemeriksaan BNP diduga dapat digunakan sebagai alat deteksi dini efek hipertensi pada jantung. Metodologi Penelitian dilakukan pads penderita hipertensi di PINHK selama kurun waktu April std Oktober 2006 (40 pasien, 24 pria, dan 16 wanita). Pasien yang memenuhi }criteria inklusi dan eksklusi dilakukan pemeriksaan ekokardiografi dan diukur EDD, ESD, IVSD,IVSS,massa LV, fraksi ejeksi, rasio EIA, DT, IVRT, rasio e'la',rasioEle', dan doppler vena pulmonal menggunakan alat ekokardiografi dari Vivid -Philips. Pasien dibagi menjadi kelompok dengan fungsi diastolik normal (DDO), disfungsi diastolik tahap I (DDI), psedonormal (DD2) dan restriktif (DD3). Seluruh pasien dilakukan pemeriksaan BNP dengan menggunakan Abbott AxSYM BNP assay pada hari yang sarna dengan ekokardiografi. Uji korelasi dilakukan dengan Pearson test. Hasil Didapatkan kadar BNP masing-masing kelompok tidak berbeda bermakna (DD0=39,77+45,95 pg/ml;DD1=39,35±36,51 pglml;DD2=45,15+_3,65 pg/rnl;p=0,79). Tidak terdapat korelasi kadar BNP dengan rasio E/A (r=0,13;p=0,44) dan indeks massa LV (r=0,005;p=O,97). Terdapat korelasi positif BNP dengan nilai Ele' (r=0,524;p=O,O1). Kesimpulan Tidak terdapat korelasi BNP dengan disfungsi diastolik pada pasien hipertensi asimtomatik. Nilai BNP berkorelasi dengan nilai Ele' yang menunjukkan nilai tekanan pengisian ventrikel kin.
Background Hypertension is the most common disease entity encountered in clinical practice. It is still the main cause of cardiovascular event in the world. Hypertension is mostly seen in the clinic as asympomatic. But during time it may impact heart, as one of target organ, which may shown left ventricle hypertrophy as well as diastolic dusf unction. Even diastolic dysfunction could impact in increasing cardiovascular event in the future. Diastolic dysfunction maybe associated with hypertrophy or it may be precedes hypertrophy. Recently studies regarding brain natriuretic peptide in diastolic dysfunction has been conducted as a marker for ventricle dysfunction. BNP may be use to express the process of ventricle dysfunction in hypertension. Aim of the study To see the correlation of increasing level of BNP with degree of diastolic dysfunction in hypertensive patient. Hypotesis and benefit of the study !increasing level of BNP correlate with degree of diastolic dysfunction in hypertensive patient. Thus BNP may be beneficial as tool for early detection of hypertension impact to heart. Methodology Study was conducted to outpatient with hypertension in PJNHK during April-October 2006 (40 pts, 24 male, 16 female). All patients was done echocardiography exam to see the diastolic dysfunction and ventricular dimension. All patients was classified as normal diastolic function (DDO), diastolic dysfunction grade I (DM), pseudonormal (DD2) and restrictive filling pattern (DD3) accordingly. BNP measurement was done at the same time echo was done using Abbot AxSYM assay.Pearson test was done for correlation test. Result There was no difference among the group for diastolic dysfunction (DDO= 39,77±45,95 pg/ml,DD1=39,35±36,51 pg/ml; DD2=45,15±3, 65 pg/ml;p0, 79). No correlation of BNP with E/A ratio ((r=0,13;p=0,44) and LV mass index (r=0,005;p=0,97). BNP value correlate well with E/e ' ratio representing LV filling pressure ((r=0, 524;p =0, 01). Conclusion BNP level not correlate well with diastolic dysfunction in this group of aymptornatic hypertensive patients. BNP value correlate with E/e' which shown a LV filling pressure.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Uddin
Abstrak :
Pendahuluan BNP adalah asam amino peptida yang disintesa dan dilepas terutama dan miokard ventrikel sebagai respon terhadap regangan miosit Kadar BNP dilepas juga saat iskemi maupun nekrosis miokard Pada NonSTEMI terjadi keadaan hipoksia iskemia sampat nekrosis di subendokard dalam berbagai derajat gangguan sehingga perlu adanya petanda yang bisa menggambarkan gangguan fungsi ventrikel mi Pada NonSTEMI terjadi lepasnya BNP dan terganggunya kontraktilmtas miokard dalam berbagai tingkatan. Tujuan Penelitian Mencari hubungan antara besarnya kadar BNP yang keluar akibat kerusakan subendokard dihubungkan dengan gangguan fungsi ventrikel kiri yang dmnilam dengan ekokardiografi. Metode Penelitian merupakan studi deskrmptif analitik yang bersifat cross sectional dilakukan di PJNHK antara bulan Nopember 2005-Juni 2006 Penelitian dilakukan pada 36 pasien NonSTEMI yang pertamakali mnfark tanpa ada riwayat gagal Jantung dan kelainan katup sebelumnya Sampel darah EDTA diambil saat pasien datang di UGD kemudian diekstraksi plasmanya untuk dmperiksa kadar BNP Fungsi sistolik ventrikel kin dinilai ekokardiografi dengan mengukur Wall Motion Score Index (WMSI) 16 segmen sistem dan ejection fraction (EF) metode Simpson Pemeriksaan ekokardiografi dilakukan setelah melewati fase perawatan intensif. Hasil Terdapat kenaikan kadar BNP pada subyek penelitian (278 71 ± 394 60) dan berbeda bermakna dengan kadar BNP populasi normal (20 00 ±23 73) dengan (p<0 00 1) pada uji TTest Dengan uji korelasi Pearson terdapat hubungan bermakna antara BNP (278 71 ± 394 60) dan EF Simpson (51 46 ± 10 62) dengan p trend = 0 024 r = 0376 maupun antara BNP (278 71 ± 394 60) dan WMSI (1 31 ± 0 37) dengan p trend = 0 013 r= 0 411 Dengan uji perbedaan Chi square Tidak ada perbedaan yang bermakna kadar BNP pada kelompok sampel dengan EF<40 dan kelompok sampel dengan EF>40 (c>O 05). Kesimpulan Kadar BNP meningkat pada pasien pasien Non STEMI Kenaikan BNP berhubungan dengan kecenderungan penurunan fungsi ventrikel kiri semakmn tinggi kadar BNP semakmn cenderung menurun fungsi ventrikel kiri. ......Background BNP is an aminoacid synthesized by myocyte in respons to myocardial stretching Myocardial ischemia and necrosis could also induced BNP production In NonSTEMI various degree of hypoxia ischemia and subendocardial necrosis occur to the myocardium and could compromise LV function Thus a marker that could predict LV dysfuction in this setting is very much needed Various degree of LV dysfunction and BNP production could be observed in NonSTEM. The Aim of Study To investigate the relationship between BNP level induced by subendocardial damage with LV systolic function assessed by echocardiography in NonSTEMI. Methods This is an analytical descriptive study cross sectional in design conducted in National Cardiovascular Center 1-larapan Kita between November 2005-June 2006 Subjects are 36 patients with NonSTEMI without previous history of infarction heart failure or valvular abnormality EDTA blood samples were obtained during examination in the Emergency Department then the plasma were extracted to measure BNP level LV systolic function assessed by echocardiography with 16 segments Wall Motion Score Index (WMSI) and Ejection Fraction (EF) Simpson Methode The echocardiographic evaluation was performed after the intensive care phase. Results There was a significant increase in BNP level among study subjects (278 71 ± 394 60) compared to normal population (20 00 ± 23 73) (Ttest with p40% with Chi-Square Test and found no significant difference (iO 05) Conclusion The BNP level was increased in patients with NonSTEMI The BNP level was correlated with tend the severity of LV systolic dysfunction The higher BNP level tend to the lower LV fuction.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Krishna Murthi
Abstrak :
Defisiensi kobalamin dapat menyebabkan berkurangnya donor metil yang berpotensi menggangu metabolisme jantung. Defisiensi kobalamin dapat terjadi pada pasien dengan malnutrisi, ulkus peptikum, diabetes melitus, dan alkoholisme. Berbagai studi pada defisiensi vitamin B12 masih berfokus pada aterogenesis dan stress oksidatif. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi defisiensi vitamin B12 dengan penurunan fungsi jantung melalui gambaran EKG, ekspresi protein PGC-1α dan protein BNP. Empat belas tikus Sprague-Dawley jantan usia 24-28 minggu dibagi dalam 2 kelompok (kontrol dan perlakuan). Kelompok kontrol diberikan pakan standar dengan nutrisi lengkap, sementara kelompok perlakuan diberikan pakan AIN-93M termodifikasi defisien vitamin B12. Kedua kelompok diberikan pakan dalam periode yang sama yakni selama 16 minggu. Pada akhir minggu ke-16 dilakukan pemeriksaan EKG, pemeriksaan ELISA vitamin B12 plasma, Hcy plasma, ekspresi PGC-1α dan kadar BNP-45 plasma. Hasil penelitian pada kelompok perlakuan menunjukkan terdapat penurunan kadar vitamin B12 plasma, peningkatan kadar Hcy plasma disertai dengan penurunan ekspresi protein PGC-1α dan peningkatan kadar BNP-45 plasma. Pada kelompok perlakuan didapatkan hasil tebal miokardium lebih besar dari kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan juga didapatkan aritmia pada rekam EKG 2 dari 7 tikus. Terdapat korelasi negatif dengan kekuatan sedang antara penurunan ekspresi PGC-1α dengan peningkatan BNP-45 plasma. Defisiensi kobalamin terbukti menyebabkan gangguan metabolisme energi kardiomiosit yang ditandai dengan penurunan ekspresi protein PGC-1α dan berujung pada aritmia serta hipertrofi/pembesaran ventrikel kiri yang ditandai dengan peningkatan tebal miokardium dan peningkatan kadar BNP-45 plasma. ......Cobalamin deficiency may cause lack of dietary methyl donors which alter heart metabolism. Cobalamin deficiency are common in patients with malnutrition, gastrics ulcers, diabetes mellitus, and alcoholism. Most studies on cobalamin deficiencies are focused on its relationship with oxidative stress and atherogenesis. Therefore, this study aims to find the corelation between cobalamin deficiency and heart function deterioration through analysis of ECG pattern, expression of PGC-1α protein, and plasma BNP-45 level. Fourteen male Sprague-Dawley rats (age 24-28 weeks) were divided into 2 groups: control group and treatment group. The control group was given standard diet while the treatment group received a modified diet type AIN-93M. Both groups are fed with the same 16-weeks period. ECG and ELISA was performed to evaluate plasma vitamin B12, Hcy levels, expression of PGC-1α protein and plasma BNP-45 levels in each group at the end of the treatment period. At the end of study period, higher Hcy level was observed in the treatment group with lower plasma cobalamin followed by two rats has developed arrythmias and decreased expression of PGC-1α protein and also increased in plasma BNP-45 levels. There is a relatively strong correlation between deterioration of PGC-1α protein with the increased in plasma BNP-45 levels. Cobalamin deficiency has proven to alter cardiomyocites energy metabolism which resulted in arrythmia and tendency to developed left ventricular hypertrophy.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library