Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahri Gunawan
"Pendahuluan : Salah satu masalah yang sering muncul pada penderita TBC adalah sesak nafas yang ditimbulkan karena menurunnya ekspansi paru pada penderita TBC. Pengobatan TBC saat ini masih terpusat pada terapi farmakologis karena penekanan pada kepatuhan terhadap pengobatan TBC. Terapi non-farmakologis masih kurang diterapkan oleh perawat. Penerapan latihan pernapasan Active Cycle of Breathing Techniques (ACBT) dan terapi Spiritual Emotional Freedom Techniques (SEFT) yang di singkat LAPER ASEFT dilakukan pada penderita TBC di Puskesmas Jatijajar sebagai intervensi yang diterapkan untuk membersihkan sekret dari paru-paru, mengembangkan elastisitas paru-paru, serta dapat menjadikan penderita lebih nyaman, tenang, menurunkan cemas dan nyeri. Penerapan LAPER ASET terdiri dari 6 sesi, diantaranya sesi selection of participans, sesi intervensi psikoedukasi, edukasi tentang proses penyakit TBC, edukasi manajemen pencegahan dan penularan TBC, latihan keterampilan perawatan TBC dengan Latihan pernapasan ACBT dan SEFT, penguatan penggunaan Aplikasi berbasis Web juga dikembangkan untuk LAPER ASEFT. Penerapan inovasi ini diterapkan menggunakan pendekatan dukungan kelompok. Tujuan penulisan ini untuk memberikan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga dan komunitas pada kelompok dewasa dengan masalah TBC. Metode : penulisan ini studi kasus dengan Quasy eksperimen pre post tes tanpa kontrol, yang membandingkan pre dan post test pada kelompok yang sama sebelum dan setelah intervensi diberikan, dengan jumlah sampel 40 responden. Hasil menunjukkan terdapatnya peningkatan rerata pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam merawat penderita TBC sebelum dan setelah intervensi dengan nilai p value <0.000 (<0.05), adanya penurunan sesak pada penderita TBC sebelum dan setelah intervensi dengan nilai p-Value <0.000, adanya peningkatan kualitas hidup penderita TBC sebelum dan setelah intervensi dengan nilai p-Value <0.000. Penerapan intervensi LAPER ASEFT efektif dalam meningkatkan perilaku kelompok dewasa dengan masalah TBC dalam perawatan, penurunan sesak, dan peningkatan kualitas hidup penderita TBC. Perawat diharapkan dapat menerapkan LAPER ASEFT untuk meningkatkan perilaku perawatan TBC dan meningkatkan kualitas hidup penderita TBC.

Introduction: One of the problems that often arises in TB sufferers is shortness of breath caused by decreased lung expansion in TB sufferers. Current TB treatment still focuses on pharmacological therapy because of the emphasis on compliance with TB treatment. Non-pharmacological therapy is still not implemented by nurses. The application of Active Cycle of Breathing Techniques (ACBT) breathing exercises and Spiritual Emotional Freedom Techniques (SEFT) therapy, abbreviated as LAPER ASEFT, is carried out on TB sufferers at the Jatijajar Community Health Center as an intervention applied to clean secretions from the lungs, develop lung elasticity, and can make sufferers more comfortable, calm, reduce anxiety and pain. The implementation of LAPER ASSET consists of 6 sessions, including a selection of participants session, a psychoeducational intervention session, education about the TB disease process, education on management of TB prevention and transmission, TB care skills training with ACBT and SEFT breathing exercises, strengthening the use of Web-based applications also developed for ASSET LAPER. The implementation of this innovation is implemented using a group support approach. The purpose of this writing is to provide an overview of the implementation of family and community nursing care for groups of adults with TB problems. Method: This writing is a case study using Quasy pre-post test experiments without control, which compares pre- and post-tests in the same group before and after the intervention is given, with a sample size of 40 respondents. The results showed that there was an increase in the average knowledge, attitudes and skills in caring for TB sufferers before and after the intervention with a p-value <0.000 (<0.05), a decrease in shortness of breath in TB sufferers before and after the intervention with a p-value <0.000, an increase in quality life of TB sufferers before and after intervention with a p-Value <0.000. The implementation of the LAPER ASEFT intervention is effective in improving the behavior of groups of adults with TB problems in treatment, reducing shortness of breath, and improving the quality of life of TB sufferers. Nurses are expected to be able to implement LAPER ASEFT to improve TB care behavior and improve the quality of life of TB sufferers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 JKI 22:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Kartikasari
"Salah satu penatalaksanaan asma yaitu latihan pernapasan diafragma yang dapat meningkatkan fungsi paru pasien asma. Tujuan penelitian untuk menguji pengaruh latihan pernapasan diafragma terhadap peningkatan Arus Puncak Ekspirasi (APE) dan penurunan frekuensi kekambuhan pasien asma. Penelitian true experiment pretest-posttest with control group melibatkan 28 subjek penelitian secara random. Subjek dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol melalui randomisasi sejumlah 14 orang untuk masing-masing kelompok. Pengukuran APE menggunakan peak flow meter dan frekuensi kekambuhan dicatat dengan lembar catatan observasi. Hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan rerata selisih APE kelompok intervensi (mean 126,43±22,05 L/menit) dan kelompok kontrol (mean 52,14±56,45 L/menit) dengan p 0,001, serta terdapat perbedaan yang signifikan rerata selisih frekuensi kekambuhan kelompok intervensi (mean 1,29±0,61) dan kelompok kontrol (mean 0,79±0,57) dengan nilai p 0,038. Latihan pernapasan diafragma menjadi pertimbangan dalam penatalaksanaan pasien asma.

One of the management of asthma is diaphragmatic breathing exercises that could improve lung function of asthma patients. The objective of the study was to examine the effect of diaphragmatic breathing exercises on Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) and decreased frequency of mild-moderate asthma relapse on the patients. True experiment method pretest-posttest with control group was applied in this study with involved 28 random research subject. Subjects were divided into intervention groups and control groups through randomization of 14 people for each group. PEFR measurements using peak flow meter and relapse frequency were recorded with an observation note sheet. There was a significant difference of difference PEFR mean between intervention groups (mean 126.43±22.05) and control group (mean 52.14±56.45) with p 0.001. There was a significant difference of difference mean frequency between intervention group (mean 1.29±0.61) and control group (mean 0.79±0.57) with p 0.038. Diaphragmatic breathing exercise is a consideration in the management of asthma patients."
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 UI-JKI 22:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Mutiara Rizka
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang mayoritas terjadi di perkotaan. Salah satu intervensi keperawatan adalah terapi relaksasi yaitu latihan napas dalam. Latihan napas dalam pada beberapa penelitan berpengaruh baik dalam menurunkan tekanan darah klien dengan hipertensi ataupun prahipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terkait penerapan teknik latihan napas dalam sebagai usaha untuk membantu menurunkan tekanan darah pada keluarga ibu I, terutama Ibu I dengan masalah stres berlebihan. Latihan napas dalam dilakukan selama dua puluh menit dengan empat teknik pernapasan yaitu pernapasan perut, pernapasan dada, pernapasan klavikula, dan pernapasan nostril yang masing-masing pernapasan dilakukan selama lima menit. Hasil intervensi latihan napas dalam yang telah dilakukan menurunkan tekanan darah klien dengan rata-rata 5,9 mmHg. Hasil tersebut membuktikan bahwa latihan napas dalam dapat diterapkan dalam aktivitas sehari-hari klien dengan hipertensi. Saran yang dapat diberikan adalah latihan napas perlu dilakukan pada klien dengan hipertensi guna mengurangsi risiko hipertensi dan menurunkan tekanan darah klien.

ABSTRACT
Hypertension is one of the majority health problems in urban areas. One of nursing intervention is relaxation therapy that is deep breathing exercise. Deep breathing exercises in several studies have a good effect to decrease the blood pressure clients with hypertension or prehypertension. This study aims to provide an overview related to the application of deep breathing exercise techniques as an intervention to reduce blood pressure in the family with excessive stress overload. Deep breathing exercises are carried out for twenty minutes with four breathing techniques those are abdominal breathing, chest breathing, clavicle breathing, and nostril breathing, each of which is carried out for five minutes. The results of the deep breathing exercise intervention that was carried out can reduce the blood pressure by an average of 5.9 mmHg. These results prove that deep breathing exercises can be applied in the daily activities of clients with hypertension. It is suggested that deep breathing therapy need to be done on clients with hypertension and reduce the clients blood pressure.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asniah Syamsuddin
"Perawatan luka operasi merupakan salah satu tindakan yang harus dilakukan pada setiap anak post operasi. Perawat sering mengalami kesulitan melakukan prosedur tindakan perawatan luka pada anak karena anak sering kali menolak untuk dilakukan tindakan atau prosedur keparawatan yang akan menimbulkan rasa nyeri. Salah satu manajemen nyeri non farmakologi untuk menurunkan nyeri pada anak adalah dengan memberikan terapi relaksasi nafas dalam sambil bermain dengan bermain meniup baling-baling. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas terapi relaksasi nafas dalam dengan bermain meniup baling-baling untuk menurunkan nyeri post perawatan luka operasi pada anak. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan control group post test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang dilakukan perawatan luka operasi yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Acah dan Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh. Sampel yang digunakan berjumlah 34 orang, 17 orang kelompok intervensi dan 17 orang kelompok kontrol.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya penurunan tingkat nyeri pada anak yang dilakukan terapi relaksasi nafas dalam dengan meniup baling-baling pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Penurunan yang cepat terjadi pada kelompok intervensi 1 jam setelah dilakukan perawatan luka operasi (p value = 0,001) dengan rata-rata perbedaan skala nyeri 2,29, standar deviasi 1,105. Usia anak, jenis kelamin, dan jenis pembedahan tidak berpengaruh terhadap nyeri setelah perawatan luka operasi (p value > 0,05). Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam manajemen nyeri non farmakologi pada anak post operasi terutama saat dilakukan perawatan luka operasi. Perlu adanya penelitian lanjut dengan sampel yang lebih besar, kriteria yang lebih spesifik, waktu yang lebih lama, dan jenis permainan lainnya, agar mendapat hasil penelitian yang lebih baik.

Caring of surgical injury is one of actions which must be done in children after surgical. Nurses often have difficult to make action procedure of injured treatment on children because children often refuse to perform acts or procedures which will occur pain feeling. One of non pharmacology pain managements to reduce pain on children is by giving breath relaxation therapy while playing. One of the games which may cause effect of children breath is playing with a blow vane. The purpose of this study to identify the effectiveness of relaxation therapy on the child's breath in one of them is playing with a blow vane to reduce pain on children with injured treatment post surgery. This study used a quasi experimental design by control group post test. Populations in this study were all children who had been performed injured treatment post surgery in General Hospital of dr. Zainoel Abidin and Meuraxa in Banda Aceh. This study used 34 samples consist of 17 samples were in intervention group and 17 samples were in control group.
Results of this study indicated that there was decrease on pain intensity to the children who had been done breath relaxation therapy with a blow vane in intervention and control group. The rapid decrease which occurred in intervention group for 1 hour after injured treatment post surgery (p value = 0.001) with average difference of pain scale was 2.29, deviation standard was 1.105. There is no effect of children characteristic on pain with injured treatment post surgery (p value> 0.05). Result of this study can be used as nursing intervention of non pharmacology pain management of children with post-surgery especially for injured treatment post-surgery. It was suggested a continue study with the biggest samples so it can get study results better.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library