Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Levin Yohardi
"Sejarah merupakan tolak ukur berkembangnya sebuah bangsa, termasuk Indonesia. Artefak yang dipajang dalam ruang museum harus mempertimbangkan standar yang berlaku untuk kebutuhan preservasi. Sayangnya, untuk kebutuhan preservasi kenyamanan visual pengunjung menjadi kurang diperhatikan. Di satu sisi, artefak membutuhkan pencahayaan yang spesifik sesuai kebutuhan preservasi, dan di sisi lain, manusia membutuhkan penerangan yang cukup untuk dapat melihat dengan jelas. Museum Seni Rupa dan Keramik, dan Museum Wayang menjadi studi kasus pada penelitian ini. dengan menyeimbangkan kenyamanan pengunjung dan kebutuhan preservasi diharapkan akan menambah antusiasme masyarakat sekitar untuk lebih belajar tentang budaya Indonesia.

Histories mark the making of nations and mankind of a country, nevertheless Indonesia. Artefacts displayed in museum has to follows certain guidelines for preservation purposes. Unfortunately, the visual comfort of visitors is often neglected. On one hand, displayed artefacts require minimal exposure from UV light for preservation and on the other hand human eye need a decent amount of brightness to keep their visual comfort. This paper focuses on maintaining overall brightness for artefacts preservation purposes while at the same time keep the acuity of visitors visual comfort. Museum Keramik; and Museum Wayang in Jakarta were taken as case studies. Lighting intensity towards artefacts will me measured and to be compared with questionnaire with visitors and respondents. Comparisons of both data will be used to determine the effect of perceived brightness towards the use of lighting throughout the artefacts in museums. By presenting visual comfort in museum environment and the same time preserving the artifacts, a substantial increase of visitors satisfaction is to be expected.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Fatima Azzahra
"Latar belakang: Kondisi penyakit periodontal dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan klinis dan radiografi.Pada teknik radiografi digitaldapat dilakukan image enhancement untuk memperbaiki kualitas gambar dengan mengoptimalkan brightness dan contrast. Tujuan :Mengetahui batasan valueyang dapat ditoleransi pada pengaturan brightnessdan contrast pada kasus periodontitis mild - moderate.Metode :Dilakukan image enhancementdengan mengubah brightnessdan contrastpada 100 radiograf dengan kasus periodontitis mild-moderatedengan interval poin -20,-10, +10 dan +20 pada setiap sampel pada masing-masing kelompok menggunakan program software Digora for Windows. Hasil :Valueyang dapat ditoleransi pada pengaturan brightness pada kasus periodontitis mild-moderateberkisarpada valuedibawah +10 dan yang dapat ditoleransi dalam pengaturan contrastberkisardari valuediatas -20.Kesimpulan :Pengaturan brightnessdan contrastdilakukan pada valuetersebut tidak akan mempengaruhi ataupun mengubah interpretasi radiografik periodontitis mild - moderatejika dilakukan pada value toleransinya.

Background :Periodontal disease condition can be checked by clinical and radiograph examination. In digital radiography techniques, image enhancement can be done to improve image quality by optimizing brightness and contrast. Objective :To determine the limit of values that can be tolerated in brightness and contrast setting in mild-moderate periodontitis cases. Methods :Adjust the image enhancement setting by changing the brightness and contrast of 100 radiographs with mild-moderate periodontitis with points intervals of -20, -10, +10 and +20 each sample in each group using the Digora for Windows. Result :Values that can be tolerated in brightness setting in interpretation of mild-moderate periodontitis rangeat values below +10 and values that can be tolerated in contrast setting rangefrom values above -20. Conclusion :Brightness and contrast adjustment made at these values will not affect the radiographic interpretation of mild-moderate periodontitis if carried out at their tolerance values."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulya Rahayu
"Cloud propagation over Sumatra and the surrounding area (10S-10N, 70-120E) during the Coupling Processes in
the Equatorial Atmosphere-I (CPEA-I) campaign (10 April to 9 May 2004) was tracked using brightness temperature
(Tb) data from the GOES-9 satellite. The cloud tracking was based on three-dimensional data with a threshold of Tb <
210 K. During the campaign, westward-moving clouds were more dominant than eastward-moving systems, with a ratio
of approximately 4:1. This characteristic coincided with the dominant easterly wind aloft. Most clouds propagated with
a speed varying between 4 and 35 m/s, with a mean value of 13.7 m/s. If the westward and eastward propagations were
separated, the average duration, speed, and span of the westward (eastward) moving clouds are 7.7 (5.8 h), -14.5 (9.8
m/s), and 435.5 (187.1 km), respectively. The characteristics of cloud propagation during the CPEA-I were influenced
by environmental factors such as relative humidity, temperature, the vertical movement of air, and wind shear. Such
factors interacted with the inactive and active phases of the Madden-Julian Oscillation.
Statistik Pergerakan Awan di Sumatera Selama CPEA-I. Karakteristik awan konvektif di Sumatera dan daerah
sekitarnya (10LS-10LU, 70-120BT) selama proyek Coupling Processes in the Equatorial Atmosphere-I (CPEA-I)
dari 10 April hingga 9 Mei 2004 telah diteliti menggunakan data brightness temperature (Tb) dari satelit GOES-9.
Metode pelacakan pergerakan awan memanfaatkan data Tb tiga dimensi dengan nilai ambang <210 K. Secara umum
pergerakan awan ke arah barat lebih banyak dari pada pergerakan ke timur, dengan perbandingan 4:1. Hal ini konsisten
dengan dominannya angin yang berhembus ke barat pada atmosfir atas. Sebagian besar awan bergerak dalam rentang
kecepatan 4?35 m/s dengan kecepatan rata-rata 13,7 m/s. Pergerakan ke barat secara berturut-turut memiliki rata-rata
umur, kecepatan, dan jarak penjalaran sekitar 7,7 jam, -14,5 m/s, dan 435,5 km sedangkan untuk awan yang ke timur
secara berturut-turut adalah 5,8 jam, 9,8 m/s, dan 187,1 km. Hasil analisis menunjukkan pergerakan awan selama
CPEA-I dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: kelembaban, temperatur, pergerakan udara ke atas, dan pergerakan
angin yang berinteraksi dengan fase tidak aktif dan aktif osilasi Madden-Julian yang terjadi selama CPEA-I.
"
Universitas Andalas, Padang. Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Science., 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This study was focused on production and utilisation of loccase in pulp bleaching process. Loccase was produced by white-rot fungi of Marasmius sp which was immobilised in luffa sponge in a modified immersion bioreactor...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anisa Auriani Pribadi
"Skripsi ini bertujuan untuk mencari penjelasan teoretis dari keadaan pencahayaan pada museum di Jakarta yang beroperasi pada siang hari. Penelitian ini berpusat pada kontras tingkat terang antara system pencahayaan Task dan Ambient yang mengurangi kualitas penglihatan di dalam museum tersebut. Pembahasan isu skripsi ini juga didukung dengan pedoman konservasi, tingkat terang umum, rasio illuminance, adaptasi, dan silau. Hubungannya dengan ketajaman visual juga dipertimbangkan untuk memahami kontribusi kontras tingkat terang dalam menciptakan lingkungan museum bercahaya yang relevan.
Analisis didasarkan pada perbandingan antara prinsip pencahayaan museum, data observasi dan wawancara di tiga museum studi kasus, dan data pengunjung yang diperoleh melalui kuesioner online. Penelitian ini menunjukkan bahwa kontras tingkat terang yang tinggi pada sistem pencahayaan task/ambient mengurangi kenyamanan dan ketajaman visual. Adaptasi dan silau juga mempengaruhi ketajaman visual. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semua museum studi kasus belum berhasil menciptakan lingkungan museum bercahaya yang relevan.

This research is based on a pursuit of theoretical explanation regarding inappropriate lighting condition in daytime museums located in Jakarta. The thesis focuses on brightness contrast between task and ambient lighting systems as the issue that has lessened the quality of vision inside such museums. The issue is further discussed by considering conservation guidelines, general perceived brightness, illuminance ratio, adaptation and glare. A relationship to visual acuity is also included to understand the contribution of brightness contrast in creating a relevant luminous museum environment.
Analysis is based on comparison between museum lighting principles and data collected through observation and interviews in three case study museums, and visitor data collected through online questionnaire. The research shows that high task/ambient brightness contrast results in less visual comfort and less visual acuity. Adaptation and glare also contribute in determining visual acuity. The research also shows that none of all case study museums have successfully achieved relevant luminous museum environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Fathu Rohman
"ABSTRAK
Aktivitas manusia yang semakin lama semakin banyak di Bandung Raya mengubah lingkungan fisik perkotaan, salah satunya kecerahan langit malam karena emisi cahaya lampu. Penelitian ini mencoba mengetahui pola spasial dari kecerahan langit malam dan menganalisis hubungannya dengan dengan, radiasi cahaya malam, distribusi penduduk, persentase wilayah terbangun, dan jarak dari pusat kota di Bandung Raya. Nilai kecerahan langit malam semakin tinggi ke arah pusat kota yang berbanding lurus dengan radiasi cahaya malam, kepadatan penduduk, wilayah terbangun. Sebanyak 79 nilai kecerahan langit malam berhubungan dengan kepadatan penduduk. Variabel yang paling berhubungan yaitu kepadatan penduduk.

ABSTRAK
Increasing human activity in Bandung Raya Area change the environment of the urban area, especially increased night sky brightness due to increasing of night light emission. This research aims to describe spatial pattern of night sky brightness and analyze its relationship with night light radiation, population distribution, built up percentage, and distance from city center in Bandung Raya. The value of night sky brightness is directly proporsional with with night light radiation, population distribution, built up percentage. It is found that 79 of the night sky brightness value is dependent with population distribution, built up percentage, and distance. "
2017
S69167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mikail
"Latar Belakang: Penerapan teknik image enhancement pada radiografi digital saat ini dilakukan berdasarkan preferensi subjektif pengamat. Pengaturan peningkatan citra dilakukan untuk memperjelas citra radiografi, antara lain dengan mengubah kecerahan dan kontras, sehingga memudahkan interpretasi dalam penanganan kasus. Tujuan: Untuk mengetahui toleransi nilai kecerahan dan kontras pada radiografi digital kasus periodontitis apikal dan abses apikal dini yang gambaran radiografinya sulit dibedakan. Metode: Menyesuaikan pengaturan peningkatan gambar dengan menyesuaikan nilai kecerahan dan kontras pada nilai +10, +15, -10, -15 yang akan diamati, diproses, dan dianalisis menggunakan perangkat lunak analisis data. Hasil: Kisaran nilai yang dapat ditoleransi dalam pengaturan peningkatan dan penurunan kecerahan dan kontras pada kasus periodontitis apikal dan abses apikal dini adalah di bawah +10 dan di bawah -10. Kesimpulan: Mengatur kecerahan dan kontras ke nilai di atas 10 untuk peningkatan dan penurunan dapat mengubah informasi diagnostik secara signifikan.

Background: The application of image enhancement techniques in digital radiography is currently carried out based on the subjective preference of the observer. Image enhancement settings are made to clarify the radiographic image, among others by changing the brightness and contrast, so as to facilitate interpretation in case management. Objective: To determine the tolerance for brightness and contrast values ​​on digital radiography of cases of apical periodontitis and early apical abscess whose radiographic features are difficult to distinguish. Method: Adjust the image enhancement settings by adjusting the brightness and contrast values ​​at +10, +15, -10, -15 values ​​to be observed, processed, and analyzed using data analysis software. Results: The range of tolerable values ​​in the setting of increasing and decreasing brightness and contrast in cases of apical periodontitis and early apical abscess was below +10 and below -10. Conclusion: Setting the brightness and contrast to values ​​above 10 for increase and decrease can significantly change the diagnostic information."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sania Prima Amanda
"Telah dilakukan penelitian pengaruh pemberian mikroalga hijau-biru (Spirulina maxima) terhadap pertumbuhan dan kecerahan warna pada ikan cupang (Betta splendens). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Spirulina maxima dalam meningkatkan kecerahan warna biru dan pertumbuhan pada ikan cupang (Betta splendens). Metode yang digunakan memrupakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari satu uji coba, empat kelompok perlakuan penambahan bubuk Spirulina maxima (0%, 5%, 10%, 15%) yang didapati dari perhitungan Pearson square, dan lima kali ulangan. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan nyata secara uji Anava dengan hasil penambahan bubuk spirulina dosis 15% dengan hasil terdapat perubahan warna yang lebih cerah 11,28% dan mampu meningkatkan massa ikan sebesar 0,746 gram.

Research on the effect of giving blue-green microalgae (Spirulina maxima) on growth and color brightness in Betta fish (Betta splendens) aims to determine the effect of Spirulina maxima in increasing blue color brightness and growth in Betta fish (Betta splendens) and to determine the appropriate concentration of Spirulina maxima addition. to increase color brightness and growth in betta fish (Betta splendens). The method used was a completely randomized design consisting of one trial, four treatment groups with the addition of Spirulina maxima powder (0%, 5%, 10%, 15%) obtained from Pearson square calculations, and five replications. The results showed that there was a significant difference in the Anova test with the addition of spirulina powder at a dose of 15% with the result that there was a brighter color change of 11.28% and was able to increase the mass of fish by 0.746 grams."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library