Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Ariane
"Segmen anak menempati posisi nomor dua setelah ibu-ibu. Tetapi sayangnya kualitas tayangan anak sangatlah tidak memadai. Sebagian besar tayangan anak bahkan sebenarnya tidak cocok ditonton oleh anak-anak. Ini merupakan masalah besar dalam industri televisi. Sebenarnya pihak pengelola televisi memiliki peranan besar dalam hal ini, khususnya kebijakan penayangan. Hal ini terkait bagaimana pengelola televisi melihat segmen anak. Kini, sebagian besar pengelola televisi melihat anak sebagai peluang mendapatkan keuntungan. Padahal, anak merupakan segmen yang khusus karena mereka memiliki kebutuhan yang khusus.
Penelitian ini menggambarkan bahwa pengelola televisi masih kurang kepeduliannya terhadap hak anak untuk mendapatkan tayangan yang berkualitas. Anak harus mendapatkan tayangan yang berkualitas yang ditayangkan pada waktu yang tepat tanpa diselingi iklan-iklan yang membuat mereka konsumtif. Unsur-unsur tersebut seharusnya tercantum pada kebijakan tayang di setiap stasiun televisi.
Dalam kebijakannya, pengelola televisi tidak memikirkan bahwa kualitas tayangan adalah diatas segalanya dalam hal pemilihan suatu program. Mereka lebih menggunakan rating sebagai penentu kualitas suatu tayangan. Padahal seharusnya untuk tayangan anak, rating tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya alat ukur kualitas suatu program. Hal ini karena anak merupakan pemirsa yang khusus.
Kondisi tayangan anak seperti sejalan dengan apa yang diungkapkan Oliver Boyd-Barret yang menyatakan bahwa media komersial harus memenuhi kebutuhan pengiklannya serta sebagai audience-maximizing product (seperti seks dan kekerasan). Fairclough juga mengatakan bahwa media komersial merupakan profit making organization, dimana mereka menjual pemirsanya kepada pengiklan. Pengelola televisi cenderung menayangkan tayangan yang menguntungkan. Mereka memilih tayangan dengan rating tinggi walaupun secara kualitas isi buruk. Rating bagaikan dewa dalam dunia pertelevisian.
Kebijakan televisi swasta tidak mencerminkan kepedulian mereka terhadap anak. Dalam prakteknya pun banyak tayangan yang secara isi tidak sesuai untuk anak serta ditayangkan pada waktu yang tidak tepat untuk anak menonton. Banyaknya iklan yang menyisipi setiap tayangan juga merupakan hal yang memprihatinkan.

The segment of children is placed in the second after the women. But, unfortunately, the quality of the television programs for children is bad. Most of the television programs for children actually are not suitable for them. This is a big problem in television industry. Broadcasters' policy have big role. It is depend on, how they take the segment of children. Now, all broadcasters think that children are money. Actually, broadcaster should think that children are different from other segments. They have special need.
This research tells us that broadcasters do not care about children right. Children have right to get good quality of program in the right time and without any commercials that make them consumptive. That is a must. Broadcasters should provide children good quality of program.
In their policy, broadcasters do not think that the quality of the program is the most important than anything. They always use ratings as a tool to decide the quality of the program. It should not like that, because children are different.
The children's television program condition likes what Oliver Boyd-Barret in Media, Power and Knowledge said that commercial media organizations must cater to the needs of advertisers and produce audience-maximizing product (hence the heavy doses of sex and violence content). Fairclough said that the commercial broadcasting are pre-eminently profit making' organization, they make their profits by selling audiences to advertisers. Broadcasters make only profitable program. They choose only high ratings program, although the quality is bad. Rating is a god in television industry.
Broadcasters' policies tell us that they do not care that the quality is bad or the program is in a wrong time. Broadcaster should think that the programs have to be displayed in the right time and the commercials too.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Divanadia Aprilia Putri
"Pemanfaatan live streaming commerce dilakukan untuk membangun customer engagement. Adanya permasalahan ketika mencari produk secara daring membuat terhambatnya pembentukan kepercayaan pelanggan. Kepercayaan pelanggan yang tidak terbentuk dapat mengurangi keterikatan pelanggan dengan produk sehingga keseluruhan upaya pembangunan customer engagement dapat lebih tercapai dengan kehadiran customer trust. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh trust in broadcaster, trust in community members, dan trust in products terhadap customer engagement melalui swift guanxi sebagai variabel mediasi kepada penonton Shopee Live Somethinc di Jabodetabek. Penelitian ini memiliki pendekatan kuantitatif serta pengumpulan data menggunakan metode survei dengan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 156 responden. Hasil penelitian dianalisis menggunakan SmartPLS 3.0 yang menunjukkan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh trust in broadcaster terhadap customer engagement, terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung trust in community members terhadap customer engagement, trust in broadcaster memberikan pengaruh terhadap trust in community members dan trust in products, trust in community members dan trust in products memberikan pengaruh terhadap swift guanxi, swift guanxi memberikan pengaruh terhadap customer engagement, dan trust in products memberikan pengaruh terhadap customer engagement melalui swift guanxi. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara trust in products dan customer engagement, tidak terdapat pengaruh antara trust in community members dan trust in products, tidak terdapat pengaruh antara trust in broadcaster dan swift guanxi, dan tidak terdapat pengaruh antara trust in broadcaster dan customer engagement melalui swift guanxi.

Live streaming commerce is utilized to build customer engagement. The problems when searching for products online hinders the formation of customer trust. Customer trust that is not formed can reduce customer engagement with the product so the efforts to build customer engagement can be more achieved with the presence of customer trust. This research aims to analyze the influence of trust in broadcaster, trust in community members, and trust in products on customer engagement through swift guanxi on Shopee Live Somethinc’s viewers in Jabodetabek. This research has a quantitative approach and uses a survey method with purposive sampling. This research was conducted by distributing questionnaires to 156 respondents. The research results were analyzed using SmartPLS 3.0 which showed that there is an influence of trust in broadcaster on customer engagement, there is a direct and indirect influence of trust in community members on customer engagement, trust in broadcaster has an influence on trust in community members and trust in products, trust in community members and trust in products has an influence on swift guanxi, swift guanxi has an influence on customer engagement, and trust in products has an influence on customer engagement through swift guanxi. This research also reveals that there is no influence between trust in products and customer engagement, there is no influence between trust in community members and trust in products, there is no influence between trust in broadcaster and swift guanxi, and there is no influence between trust in broadcaster and customer engagement via swift guanxi."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library