Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhayati
Abstrak :
World Health Organization merekomendasikan konsumsi sayur dan buah sedikitnya 400 gr atau 5 (lima) porsi sayur dan buah sehari. Menurut hasil analisis data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, rata-rata porsi konsumsi sayur dan buah per hari pada penduduk Indonesia umur 10 tahun ke atas, kurang dari 5 (lima) porsi per hari. Penelitian ini untuk menentukan jumlah dan jenis anjuran konsumsi sayur dan buah penduduk Indonesia menurut kelompok umur dan jenis kelamin serta kecukupan kebutuhan vitamin A, vitamin C, potasium, asam folat and serat untuk tubuh. Penelitian ini menggunakan data konsumsi sayur dan buah dari data Riskesdas tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 (lima) jenis buah yang paling banyak dikonsumsi penduduk Indonesia adalah pisang, jeruk, pepaya, apel dan semangka. Lima (5) jenis sayur yang paling banyak dikonsumsi penduduk Indonesia adalah sayur bayam, sayur kangkung, sayur daun singkong, sayur asam, dan sayur sop. Hasil analisis linier programming diperoleh 5 (lima) alternatif sayur dan buah menurut kelompok umur dan jenis kelamin.
WHO has for years advocating eating 5 portion of fruit and vegetables in daily diet to keep individual healthy. However based on national health survey, only less than 10% of population followed the guidelines. Therefore, this study was conducted to assess what kind of and how much fruit and vegetables the Indonesian population eat, and on the some token, what kind of and how much fruit and vegetables minimal one should eat to satisfy the daily requirement of vitamin A, Vitamin C, Potasium, Folic Acid and Fibre. The study used consumption data from 2010 National Health Survey. Using linier programming, we then could present 5 alternatives of combination of fruits and vegetables for each age groups and sex category. We found that 5 most fruit eaten nationally were banana, orange, papaya, apel, and watermelon. While 5 most vegetables eaten were spinach, kangkung, cassava leaves, tamarind dish, and soup.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1409
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Melinda
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa di SMP Negeri 28 Jakarta dan SMP Negeri 1 Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2013. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan instrument penelitian berupa kuesioner dan FFQ. Hasil penelitian menunjukkan 50,3% responden sering mengonsumsi buah dan sayur. Hasil bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara frekuensi makan pagi (p-value 0,028; OR 3,054) dan contoh dari orangtua (p-value 0,002; OR 2,785). Analisis multivariat menunjukkan bahwa contoh dari orangtua menjadi faktor yang paling berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur. Walaupun responden sering mengonsumsi buah dan sayur tetapi rata-rata buah dan sayur yang dikonsumsi setiap harinya masih sangat sedikit. Oleh karena itu, dibutuhkan contoh yang baik dari orangtua dalam hal mengonsumsi buah dan sayur serta lebih mengajak anaknya untuk teratur dalam makan pagi. ...... The purpose of this study was to determine factors associated with fruit and vegetable consumption among student in SMPN 28 Jakarta and SMPN 1 Jakarta. This study was held in April until May 2013. The method used in this study was cross sectional design with questionnaire and FFQ as an instrument. The result of this study showed that 50,3% respondent often consumed fruit and vegetable. From analyses data used chi-square, there were significant association between breakfast frequency and parents modeling. Multivariate analysis showed that the strongest correlations fruit and vegetable consumption was parents modeling. Eventhough, they often consumed fruit and vegetable, the mean of fruit and vegetable which consumed everyday is so little. So that, parents must be a good models for their teenagers and ask their teenager to breakfast regularly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Wiramah
Abstrak :
Buah dan sayur kaya akan serat, vitamin, dan mineral sehingga bermanfaat untuk melancarkan pencernaan, mencegah kegemukan dan penyakit kronis, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun, persentase perilaku kurang konsumsi buah dan sayur pada masyarakat Indonesia tergolong tinggi, terutama di Jakarta Selatan. Remaja diketahui merupakan kelompok usia yang paling jarang mengonsumsi buah dan sayur. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA Negeri 97 Jakarta ini menggunakan metode cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2016, dengan besar sampel 148 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Berdasarkan nilai mean skor konsumsi buah (1,51 porsi/hari) dan sayur (1,29 porsi/hari), diketahui bahwa 56,8% responden kurang mengonsumsi buah dan/atau sayur. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayur berhubungan positif dengan kesukaan (p-value= 0,0020; OR (95% CI= 4,070 (1,712−9,677))), pengetahuan gizi (p-value= 0,0001; OR (95% CI= 3,903 (1,908−7,983))), efikasi diri (p-value= 0,0010; OR (95% CI= 4,151 (1,802−9,565))), pengaruh orangtua (p-value= 0,0001; OR (95% CI= 4,250 (2,043−8,842))), dan ketersediaan (p-value= 0,0001; OR (95% CI= 3,593 (1,750−7,379))), namun tidak berhubungan dengan pengaruh teman (p-value= 1,0000; OR (95% CI= 1,323 (0,181−9,651)).
Fruits and vegetables are so rich in fibers, vitamins, and minerals that they can be very useful to smooth the digestive system, prevent any obesity, chronic disease and enhance the immune system as well. On the other hand, the percentage of inadequate of consuming fruits and vegetables are still increasing by most Indonesian people, especially many of whom are living in South of Jakarta. Adolescents are considerably known the average age of groups who rarely in consuming both fruits and vegetables. The objective of this research is intended to find out what factors are related to the students habitual activity regarding the mentioned issue above on lack of consuming them by using a cross-sectional approach. Data collected from February through June of 2016, along with the sample size of 148 students. Data collected carried out by means of questionnaires filled out by each respondent. Based on the mean score of the consumption of fruits (1.51 servings/day) dan vegetables (1.29 servings/day) revealed that 56.8% of respondents have lack of fruits and vegetables consumption. The results of the bivariate analysis showed that fruits, vegetables consumption are positively related to preferences (p-value= 0.0020; OR (95% CI= 4.070 (1.712−9.677))), nutritional knowledge (p-value= 0.0001; OR (95 % CI= 3.903 (1.908−7.983))), self-efficacy (p-value= 0.0010; OR (95% CI= 4.151 (1.802−9.565))), parents influence (p-value= 0.0001; OR (95% CI= 4.250 (2.043−8.842))), and availability (p-value= 0.0001; OR (95% CI= 3.593 (1.750−7.379)), but not related to friends influence (p-value= 1,0000; OR (95% CI= 1,323 (0,181−9,651)).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Asih Anggraeni
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa di SMP Negeri 98 Jakarta. Penelitian dilakukan dengan desain studi cross sectional menggunakan data primer yang melibatkan 208 responden kelas VII dan VIII SMP Negeri 98 Jakarta. Waktu penelitian dimulai pada bulan April sampai dengan Mei 2017. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, pengetahuan, preferensi, self-efficacy, aktivitas fisik, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, ketersediaan buah dan sayur di rumah, serta keterpaparan media massa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan, preferensi, self-efficacy, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, ketersediaan buah dan sayur, keterpaparan media massa dan kuesioner PAQ-C Physical Activity Questionnaire for Older Children yang diisi sendiri oleh responden, serta 2 kali wawancara food recall 24-hour. Analisis statistik dilakukan dengan uji korelasi dan regresi, t-independen, serta regresi linier ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi buah dan sayur siswa SMP Negeri 98 Jakarta tahun 2017 adalah 85.13 26.58 gram/hari. Sementara itu, menurut WHO, rekomendasi konsumsi buah dan sayur adalah 400 gram/hari. Analisis multivariat menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur, setelah dikontrol oleh variabel self-efficacy, aktivitas fisik, pengaruh orang tua, keterpaparan media massa, dan ketersediaan buah dan sayur. Oleh karena itu, dilakukan pendidikan gizi melalui sekolah agar terjadi peningkatan konsumsi buah dan sayur pada siswa. ......The aim of this study was to determine dominant factor associated with fruit and vegetable consumption among students in Junior High School 98 Jakarta. This study used a cross sectional study design with primary data among 208 respondents grade VII and VIII in Junior High School 98 Jakarta. This study began in April until Mei 2017. Variable of this study included gender, knowledge, preference, self efficacy, physical activity, mother rsquo s education level, employed mother, parents influence, peers influence, fruit and vegetable availability at home, and mass media exposure. Data were collected through the individual questionnaire from knowledge, preference, self efficacy, physical activity, mother rsquo s education level, employed mother, parents influence, peers influence, fruit and vegetable availability at home, mass media exposure, and Physical Activity Questionnaire for Older Children PAQ C , and 2 times 24 hour food recall interview. Statistical analysis used correlations and regression test, independent t test and multiple regression linier. The result of this study showed the average of fruit and vegetable consumption among student in Junior High School 98 Jakarta was 85.13 26.58 gram day. Meanwhile, according to WHO, recommendation of fruit and vegetable consumption was 400 gram day. The multivariate analysis showed mother education level was the dominant factor associated with fruit and vegetable consumption, once controlled by self efficacy, physical activity, parents influence, mass media exposure, and fruit and vegetable availibility. Therefore, it needs to be done nutrition education from school to increased fruit and vegetable consumption in student.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Fahmi Khayati
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA Negeri 11 Jakarta tahun 2018. Penelitian dilakukan pada remaja sebab remaja cenderung kurang mengonsumsi buah dan sayur, padahal buah dan sayur sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan serta berperan dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional melalui pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27,5% responden memiliki konsumsi buah dan sayur yang baik yaitu ≥ 400 gram per hari. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara faktor individu (pengetahuan dan preferensi) dan perilaku (frekuensi sarapan dan makan siang) dengan konsumsi buah dan sayur. ......This study discuss about factors related to fruit and vegetable consupmtion among students at SMA N 11 Jakarta. The study was conducted on adolescents because  adequate intake of fruit and vegetable is important for their growth and  development, it also has a role in reducing  the risk of cardiovascular diseases. This study used cross sectional design with self administered questionnaire as a mean to collect the data. Among the students at SMA N 11 Jakarta, 27,5% met the minimin recommendation of fruit and vegetable consumption; 400 gram per day. The data collected was analysed using statisccal method and revealed a significant relationship between individual factors (knowledge and preferences) and behavioural factors (breakfast and lunch frequency) with fruit and vegetable consumption.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhany Yuliatmoko
Abstrak :
ABSTRAK
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥90 mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan konsumsi buah sayur dengan hipertensi dan estimasi besar risiko obesitas dan kurang konsumsi buah sayur terhadap kejadian hipertensi di Posbindu PTM Puskesmas Tanah Sereal dan Puskesmas Pasir Mulya Kota Bogor Tahun 2016 setelah dikontrol dengan variabel umur, jenis kelamin, merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik dan tempat tinggal. Penelitian ini merupakan pengolahan dan analisis lanjut data sekunder kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di Puskesmas Tanah Sereal dan Puskesmas Pasir Mulya tahun 2016 (Bulan Januari s/d Desember Tahun 2016) dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah penduduk yang menjadi sasaran deteksi dini PTM kegiatan Posbindu PTM di Puskesmas Tanah Sereal dan Puskesmas Pasir Mulya tahun 2016, dengan sampel yang diperoleh sebanyak 927 responden. Analisis data bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan cox regresi. Hasil studi menunjukkan hubungan antara status gizi dengan hipertensi berinteraksi dengan tempat tinggal dan dikontrol variabel tempat tinggal dan konsumsi buah sayur, dengan nilai PR interaksi 2,7, artinya responden yang obesitas dan tinggal di perumahan berisiko 2,7 kali mengalami hipertensi. Hasil lainnya menunjukan hubungan antara konsumsi buah sayur dengan hipertensi setelah dikontrol variabel umur dan status gizi dengan nilai PR 1,4, artinya responden yang kurang konsumsi buah sayur berisiko 1,4 kali untuk mengalami hipertensi setelah dikontrol umur dan status gizi.
ABSTRACT
Hypertension or high blood pressure is a condition in which systolic blood pressure ≥140 mmHg and / or diastolic pressure ≥90 mmHg. This study aims to determine the relationship of nutritional status and consumption of fruit vegetables with hypertension and estimate the risk of obesity and less consumption of fruit vegetables to the incidence of hypertension in Posbindu PTM Puskesmas Tanah Sereal and Puskesmas Pasir Mulya Bogor City 2016 after controlled by variables age, sex, smoking, alcohol consumption, physical activity and residence. This research is the processing and further analysis of secondary data of Posbindu PTM at Puskesmas Tanah Sereal and Pasir Mulya in 2016 (January-December 2016) with Cross Sectional approach. The population of this research is the population that became the target of early detection of PTM Posbindu PTM activities in Puskesmas Tanah Sereal and Puskesmas Pasir Mulya in 2016, with samples obtained as many as 927 respondents. Analysis of bivariate data with chi square and multivariate test with cox regression. The result of the study shows the correlation between nutritional status with hypertension interaction with residence and controlled variable of residence and consumption of vegetable fruit, with interaction value of 2,7, mean that the respondent who is obese and stay in housing at risk 2,7 times have hypertension. Other results showed the relationship between consumption of fruits with hypertension after controlled variable age and nutritional status with PR value 1.4, meaning that respondents who consumed less vegetable fruit risk 1.4 times to experience hypertension after controlled age and nutritional status
2017
T48429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhito Budhijuwono
Abstrak :
Latar Belakang : Hiperurisemia pada pilot dapat meningkatkan risiko terjadinya inkapasitasi baik akibat penyakit sendi, batu, maupun jantung. Hiperurisemia dapat disebabkan berbagai faktor seperti jenis makanan, jumlah volume cairan yang dikonsumsi, kebiasaan aktivitas fisik, dan paparan dari lingkungan penerbangan. Data menunjukkan bahwa pada populasi pekerja rata-rata memiliki kebiasaan konsumsi cairan sebanyak 1882 ml/hari. Angka ini masih di bawah nilai kebutuhan cairan harian yang direkomendasikan yaitu sekitar 2000 ml/hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan minum, tipe penerbangan, kebiasaan makan buah dan sayur, serta aktivitas fisik dengan hiperurisemia pada pilot sipil di Indonesia. Metode : Penelitian menggunakan metode potong lintang dari pengisian kuesioner dan rekam medis pilot sipil di Balai Kesehatan Penerbangan, Jakarta yang melakukan pemeriksaan 6-10 Juni 2022. Data yang dikumpulkan dari kuesioner meliputi: usia, ras, jenis kelamin, lisensi, berat badan, tinggi badan, tipe penerbangan, kebiasaan makan buah dan sayur, dan aktivitas fisik. Data kebiasaan minum secara khusus dikumpulkan menggunakan kuesioner 7 days fluid record. Dari rekam medis data yang didapat berupa kadar asam urat. Hiperurisemia adalah konsentrasi urat plasma lebih dari 6,8 mg/dl. Pengolahan data menggunakan aplikasi IBM® SPSS® Statistics Version 22. Hasil : Dari 141 pilot yang melakukan pemeriksaan kesehatan dan setuju untuk ikut dalam penelitian, sebanyak 23 tidak merespon ketika dihubungi dan sebanyak 33 orang masuk dalam kriteria drop out sehingga jumlah sampel penelitian menjadi 85 pilot. Karakteristik pilot yang didapat dalam penelitian ini sebanyak 56,5% berusia diatas 30 tahun, 63,5% memiliki kategori indeks massa tubuh obesitas, dan 49,4% memiliki tipe penerbangan short haul. Sebanyak 54,1% memiliki kadar asam urat tinggi (hiperurisemia) dan 45,9% memiliki kadar asam urat normal. Data menunjukkan bahwa kebiasaan minum pilot sipil di Indonesia rata-rata berada di angka 2246,10 ml per hari dengan rata-rata jumlah konsumsi air putihnya berada di angka 1910,49 ml per hari. Sebanyak 98,8% responden memiliki kebiasaan makan buah dan sayur yang kurang dari yang direkomendasikan. Sebanyak 71,8% responden memiliki aktivitas fisik inaktif. Dari hasil analisa statistik tidak ditemukan adanya faktor risiko yang diteliti yang berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya hiperurisemia. Kesimpulan : Karakteristik pilot yang ditemukan sebagian besar berusia di atas 30 tahun, memiliki indeks massa tubuh obesitas, dan memiliki tipe penerbangan short haul. Prevalensi hiperurisemia pada pilot sipil ditemukan sebesar 54,1%. Sebanyak 54,1% pilot sipil di Indonesia sudah memiliki kebiasaan minum yang baik sesuai rekomendasi (≥ 2000 ml per hari). Pilot sipil di Indonesia belum memiliki kebiasaan makan buah dan sayur yang baik sesuai rekomendasi. Pilot sipil di Indonesia masih banyak yang memiliki aktivitas fisik kategori inaktif daripada yang aktif. Kecenderungan hiperurisemia ditemukan pada sampel yang kebiasaan minumnya kurang dari yang direkomendasikan (59%), memiliki tipe penerbangan long haul (81,8%), memiliki kebiasaan makan buah dan sayurnya kurang dari yang direkomendasikan (54,8%), dan yang memiliki aktivitas fisik aktif (71,4%). ......Background : Hyperuricemia in pilots can increase the risk of incapacity due to joint, stone, and heart disease. Hyperuricemia can be caused by various factors such as the type of food, the amount of fluid volume consumed, physical activity habits, and exposure from the flight environment. Data shows that the working population has an average of 1882 ml/ day of fluid consumption. This figure is still below the recommended daily fluid requirement value of about 2000 ml / day. The purpose of this study was to determine the relationship between drinking habits, flight types, fruit and vegetable eating habits, as well as physical activity with hyperuricemia in civilian pilots in Indonesia. Methods : The study used the cross-section method from filling out questionnaires and medical records of civilian pilots at the Aviation Health Center, Jakarta, which conducted an examination from June 6-10, 2022. The data collected from the questionnaire included: age, race, gender, license, weight, height, flight type, fruit and vegetable eating habits, and physical activity. Drinking habits data were specifically collected using a 7 days fluid record questionnaire. From the medical record, the data obtained is in the form of uric acid levels. Hyperuricemia is a plasma urate concentration of more than 6,8 mg/dl. Data processing using IBM® SPSS® Statistics Version 22 applications. Results : From the 141 pilots who conducted medical examinations and agreed to participate in the study, 23 did not respond when contacted and 33 people were included in the drop out criteria, bringing the number of study samples to 85 pilots. The characteristics of the pilots obtained in this study were 56.5% over the age of 30 years, 63.5% had an obese body mass index category, and 49.4% had a short haul flight type. About 54.1% had high uric acid levels (hyperuricemia) and 45.9% had normal uric acid levels. Data shows that the drinking habits of civilian pilots in Indonesia are on average at 2,246.10 ml per day with the average amount of water consumption at 1,910.49 ml per day. About 98.8% of respondents have the habit of eating fruits and vegetables that are less than recommended. It was also found that 71.8% of respondents had inactive physical activity. From the results of statistical analysis, it was not found that there were risk factors studied were associated with an increased risk of hyperuricemia. Conclusion : The characteristics of the pilots found were mostly over 30 years old, had an obese body mass index, and had a short haul flight type. The prevalence of hyperuricemia in civilian pilots was found to be 54.1%. As many as 54.1% of civilian pilots in Indonesia already have good drinking habits according to recommendations (≥ 2000 ml per day). Civilian pilots in Indonesia do not yet have the habit of eating good fruits and vegetables as recommended. Civil Pilots in Indonesia still have more inactive category physical activity than active ones. A tendency to hyperuricemia was found in samples whose drinking habits were less than recommended (59%), having a long haul flight type (81.8%). have the habit of eating fruits and vegetables less than recommended (54.8%), and those with active physical activity (71.4%).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilda Afidah Bitari
Abstrak :
Latar Belakang : Kejadian kanker kolorektal dan hubungannya terhadap faktor sosiodemografi, hereditas dan gaya hidup mendorong banyak asumsi namun belum banyak penelitian yang sejenis dilakukan di Indonesia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara faktor sosiodemografi, hereditas dan gaya hidup pada pasien kanker kolorektal di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Desain studi : 40 kasus pasien kanker kolorektal dibandingkan dengan 40 kontrol pasien non kolorektal yang berobat rawat jalan pada periode November 2013-Juni 2014. Hasil : Kanker kolorektal berhubungan dengan tingkat sosial ekonomi. Riwayat keluarga pada tingkat pertama juga berhubungan dengan kejadian kanker kolorektal. Ditemukan hubungan antara pola konsumsi daging merah dan makanan olahan serta konsumsi sayur dalam jumlah cukup dapat mengurangi risiko kanker kolorektal. Kesimpulan : pola konsumsi daging merah dan makanan olahan dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. ...... Background : Associations between colon and rectal cancer and Sociodemographic, heredity and lifestyle factor have stimulated much debate and limited to find in Indonesia. Objective: examined the association between sociodemographic, heredity, and lifestyle and colorectal cancer among patient in in doctor Cipto Mangunkusumo hospital. Design : Data from 40 incident cases of colorectal cancer were compared with data from 40 hospital control around November 2013 until June 2014. Result : Colorectal cancer associated with social economy status, heredity in first degree, consumption of red meat and processed foods whereas a high intake of vegetable was directly associated with a decreased risk of colorectal cancer. Conclusions: The results suggest that red meat and processed foods strongly correlated with colorectal cancer.
Depok: [Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2014
S57434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library