Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zephania Novia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan collaborative governance di Pemerintah Kota Depok melalui kelompok kerja (pokja) sanitasi dalam pengelolaan sanitasi dasar permukiman di Kecamatan Cipayung, Depok, Jawa Barat. Penelitian secara khusus mengamati pokja sanitasi dalam mengatasi masalah buang air besar sembarangan (BABS) di Kecamatan Cipayung. Teori yang digunakan adalah collaborative governance dan pengelolaan sistem sanitasi. Pendekatan penelitian ini adalah post-positivist dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pokja sanitasi di Kota Depok memenuhi empat dari enam kriteria collaborative governance, yaitu: the forum is initiated by public agencies/institutions (badan atau lembaga pemerintah mengambil inisiatif untuk mengadakan forum), participants engage directly in decision-making and are not merely ?consulted? by public agencies (partisipan terlibat secara langsung dalam pengambilan keputusan, tidak sekadar hadirin forum), the forum is formally organized and meet collectively (forum diadakan secara formal, terencana, dan kolektif), serta the focus of collaboration is on public policy or public management (fokus daripada kolaborasi ialah seputar kebijakan publik atau manajemen publik).

ABSTRAK
This research aims to describe collaborative governance in Depok City, West Java. The object of this research is working group on sanitation and how it manages and improves basic sanitation in the Cipayung District, Depok City, West Java. This research particularly focuses on how the working group eliminates open defecation in the Cipayung District. The theories used in this research are collaborative governance and sanitation system management. The post-positivist approach is used in this research, and data collection methods include in-depth interview and document/ literature study. The results show that the sanitation working group in Depok meets four out of six criterias required for collaborative governance: the forum is initiated by public agencies/institutions, participants engage directly in decision-making and are not merely ?consulted? by public agencies, the forum is formally organized and meet collectively, serta the focus of collaboration is on public policy or public management."
2016
S63139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Meliana
"ABSTRAK
Berdasarkan laporan Join Monitoring Program JMP WHO/Unicef 2015, sekitar 51 juta penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan. Mereka masih buang air besar di samping sungai dan di pantai. Buang Air Besar Sembarangan BABS sudah merupakan kebiasaan yang tertanamsejak kecil, sehingga sulit dihilangkan saat dewasa. Desa Sukajaya adalahsalah satu desa yang berada di Kecamatan Jonggol, Kabupaten BogorJawa Barat, dengan luas wilayah 1.182 hektar. Secara administratif desaSukajaya terbagi dalam 2 dusun, 5 Rukun Warga dan 15 Rukun Tetangga.Wilayah Desa Sukajaya dikelilingi perbukitan kecil dan berada di dekatsungai Cipamingkis yang menampung aliran air dari sungai-sungai kecildisekitarnya. Kondisi sanitasi di Desa Sukajaya saat ini cukup memperihatinkan karena masih banyak yang belum memiliki jamban dansumber air bersih sumur . Hampir sebagian besar masyarakat desaSukajaya tinggal di rumah semi permanen dan banyak diantaranya tidak memenuhi syarat rumah sehat seperti terdapat kandang ternakmasih terletak bersebelahan dengan dapur. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melihat bagaimana Gambaran masyarakat tentang konsep preventif terkait perilaku penggunaan jamban sehatmasyarakat desa Sukajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor tahun 2017.

ABSTRAK
Based on the report of WHO Unicef 2016 Join Monitoring Program JMP , about 51 million Indonesians still defecate indiscriminately. Theystill defecate beside the river and on the beach. Open Defecation has beena habit that is embedded since childhood, making it difficult to be removedas an adult. Sukajaya Village is one of the villages located in DistrictJonggol, Bogor regency of West Java, with an area of 1,182 hectares.Administratively Sukajaya village is divided into 2 hamlets, 5 RW and 15RT. Sukajaya Village area surrounded by small hills and located near theriver Cipamingkis that accommodate the flow of water from thesurrounding small rivers. The condition of sanitation in Sukajaya Villageis quite worrying because there are still many who do not have latrinesand clean water sources wells . Almost the majority of Sukajaya villagerslive in semi permanent homes and many of them do not meet therequirements of healthy homes as there are livestock pens still locatedadjacent to the kitchen. Based on the above background the authors areinterested to see how the public description of the concept of preventivebehavior related to the use of healthy latrine community Sukajaya, DistrictJonggol, Bogor regency in 2017."
2017
S68790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Dwi Afiifah
"

Perilaku penggunaan jamban sehat merupakan salah satu wujud pelaksanaan untuk menghentikan praktik buang air besar sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan jamban sehat. Desain penelitian yang digunakan adalah meta-analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh studi penelitian pada berbagai database penelitian yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan jamban sehat. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 studi penelitian, dimana 4 studi penelitian berbentuk skripsi, 3 studi penelitian berbentuk tesis, dan 13 studi penelitian berbentuk jurnal. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen abstraksi. Analisis yang dilakukan antara lain ukuran efek, uji heterogenitas, bias publikasi, dan odds ratio gabungan. Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku penggunaan jamban sehat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan (OR = 3,24; 95% CI 2,07 – 5,05), penghasilan (OR = 5,51; 95% CI 2,74 – 11,08), pengetahuan penggunaan jamban (OR = 5,14; 95% CI 2,36 – 11,16), kepemilikan jamban (OR = 18,37; 95% CI 8,30 – 40,65), ketersediaan air bersih (OR = 4,29; 95% CI 1,48 – 12,47), dan pembinaan oleh petugas kesehatan (OR = 3,74; 95% CI 1,94 – 7,22). Diharapkan, petugas kesehatan dan pemerintah setempat dapat bekerja sama dalam memberikan pembinaan dan melaksanakan pemicuan untuk meningkatkan penggunaan jamban sehat oleh masyarakat.


This study is to determine the factors affecting healthy latrine use behavior. This study uses meta-analysis. The population in this study is all research in various research databases that examine the factors affecting healthy latrine use behavior. The number of samples used was 20 research studies, where 7 research studies were in the form of a thesis and 13 research studies in the form of a journal. Data collection used abstraction instruments. Analyzes included effect sizes, heterogeneity tests, publication bias, and combined odds ratio (OR). The analysis shows the relationship between healthy latrine use behavior with education level (OR = 3,24; 95% CI 2,07 – 5,05), income (OR = 5,51; 95% CI 2,74 – 11,08), latrine use knowledge(OR = 5,14; 95% CI 2,36 – 11,16), latrine ownership (OR = 18,37; 95% CI 8,30 – 40,65), supply of clean water (OR = 4,29; 95% CI 1,48 – 12,47), and guidance by health workers (OR = 3,74; 95% CI 1,94 – 7,22). Expected, health workers and the local government can work together in providing guidance and implementing triggering to increase the use of healthy latrines by the community.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadifa Zikrina
"Penyakit diare di Kota Tegal, berdasarkan profil kesehatan Kota Tegal tahun 2016 setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi sanitasi lingkungan dan perilaku higiene masyarakat yang buruk salah satunya yaitu perilaku buang air besar sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku buang air besar sembarangan dengan kejadian diare di Kota Tegal. Faktor lainnya yang diduga terkait dengan kejadian diare pada rumah tangga antara lain karakteristik yang meliputi usia, tingkat Pendidikan, tingkat ekonomi, dan sanitasi lingkungan yang meliputi kepemilikan jamban, ketersediaan sumber air, jarak Penampung akhir tinja ke sumber air, serta keberadaan vektor lalat. Uji statistik yang digunakan adalah Uji chi-square dan regresi logistik. Sebanyak 5,85% rumah tangga ditemukan masih berperilaku buang air besar sembarangan, dan 36,6% rumah tangga mengalami diare. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku buang air besar sembarangan dengan kejadian diare (p value=0,044). Selain itu, pada penelitian ini ditemukan faktor yang paling dominan yang dapat menyebabkan diare adalah usia, kepemilikan jamban, dan jarak penampung akhir tinja ke sumber air.

Based on the Health Profile of Tegal City in 2016, diarrhea disease in Tegal, tends to increase every year. This is caused by the condition of environmental sanitation and poor hygiene behavior, one of which is the behaviour of open defecation. This study aims to determine the relationship between open defecation behaviour and the incidence of diarrhea in Tegal. Other factors that are thought to be related to the incidence of diarrhea in households include characteristics such as age, education level, economic level, and environmental sanitation which include latrine ownership, availability of water sources, distance of septic tank to the water sources, and the presence of fly as vector. The statistical test used was the chi-square test and logistic regression. As many as 5.85% of households were found to have open defecation, and 36.6% of households had diarrhea. The results showed that there was a significant relationship between open defecation behavior and the incidence of diarrhea (p value = 0.044). In this study, it was found that the most dominant factors that can cause diarrhea are age, ownership of a latrine, and the distance of septic tank to the water source."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Maulida
"Dana Alokasi Khusus (DAK), baik DAK fisik dan non fisik merupakan satu dari beberapa sumber pendanaan di daerah yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan kesehatan. Pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang masuk kedalam ruang lingkup DAK non fisik, terdapat menu kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) bagi Desa/Kelurahan prioritas. Menu ini ditujukan bagi desa/kelurahan prioritas yang bertujuan mendukung implementasi indikator Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, yakni Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dan terwujudnya pilar pertama STBM (stop buang air besar sembarangan). Pelaksanaan kegiatan ini di daerah perlu dilakukan pengawasan sebagai upaya untuk memastikan kegiatan terlaksana sesuai dengan tujuannya. Sehubungan dengan belum terdapatnya sistem informasi yang dapat digunakan sebagai alat bantu pemantauan kegiatan ini, maka perlu dibuat rancangan sistem informasi pelaporan kegiatan STBM pilar 1 SBS pada desa/kelurahan prioritas bersumber dana BOK Puskesmas. Sistem informasi yang dirancang menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) dengan pendekatan prototipe. Dalam sistem informasi ini akan diperoleh data terkait lokasi sasaran, akses sanitasi sebelum dan sesudah, rencana kegiatan, besaran rencana anggaran, realisasi kegiatan, besaran realisasi anggaran, kondisi STBM paska kegiatan, hingga kendala yang dialami saat melaksanakan kegiatan. Penggunaan sistem informasi ini dapat mendukung fungsi pengawasan dalam manajemen untuk memastikan kegiatan BOK STBM telah terlaksana sesuai dengan tujuannya. Selain itu, sistem informasi ini juga dapat mengefisiensikan pekerjaan serta sumber daya dalam hal pengawasan, penyusunan laporan, dan mendapatkan informasi untuk digunakan dalam perencanaan kegiatan BOK STBM pada tahun anggaran berikutnya.

Special Allocation Funds (DAK), both physical and non-physical allocations and serve as one of the funding sources for organizing health activities in the regions. Within the Health Operational Assistance (BOK), which is include in the scope of non-physical DAK, there is a menu of Community-Led Total Sanitation (CLTS) activities designed for priority Villages/Sub-District. This menu aims to support the implementation of the Ministry of Health's Strategic Plan indicators, specifically focusing on Villages/Sub-District Open Defecation Free (ODF) and the first pillar of CLTS, which is to stop open defecation at the designated locations. Given the absence of an information system that can serve as a monitoring tool for these activities, it becomes necessary to design an information system for reporting CLTS activities in priority villages/sub-district funded through BOK Puskesmas. The information system is designed using the System Development Life Cycle (SDLC) method with a prototype approach. Within this information system, data related to the target location, sanitation accessibility before and after activity, activity plans, budget plans, activity realization, budget utilization, post-activity CLTS conditions, and any constraints encountered during the implementation will be collected. The implementation of this information system can effectively support the oversight function in management to ensure that BOK CLTS activities are carried out in accordance with their objectives. Moreover, the utilization of this information system will streamline work and resources in terms of supervision, report preparation, and information acquisition for planning CLTS BOK activities in the upcoming year."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library