Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lury, Celia
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998
339.47 LUR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Bimantara Marsigit
Abstrak :

ABSTRAK

Vapers (pengguna vape) tidak hanya melihat vape dari nilai guna utamanya saja, yaitu sebagai alternatif pengganti rokok konvensional. Mereka juga melihat vape dari sisi nilai estetisnya. Salah satu alasannya adalah, karena vape yang sebenarnya diperuntukkan kepada para perokok, ternyata bisa membuat tertarik orang-orang yang bukan perokok. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bagaimana proses ekspansi produk vape yang merupakan hal baru, sehingga bisa diterima oleh masyarakat. Selain itu penelitian ini juga menjelaskan tentang bagaimana para penggunanya tidak hanya melihat vape dari nilai gunanya saja melainkan dari nilai estetisnya berdasarkan merk, model, dan keaslian barang melalui perspektif budaya konsumen Featherstone. Vape juga dijadikan sebagai gaya hidup konsumen. Hal tersebut dapat dilihat dari kesadaran untuk memperbaiki diri, mobilitas sosial dan perubahan diri para penggunanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan datanya adalah wawancara serta observasi mendalam.

 

Kata Kunci: budaya konsumen, gaya hidup konsumen, perokok, vape


ABSTRACT

 

Vapers (vape users) do not only value vaping as a alternative to the traditional cigarettes. However, people also view vaping from its aesthetic point of view. One of the main reasons of vaping. This research has indicated how this new product has been successfully expanded to be accepted by community. Moreover, this study also explains of how vapers view vaping not only from it main values but also from it aesthetic values base on brands, models, and the authenticity products based on the consumer culture Featherstone point of view. Vape is also used as a consumer culture lifestyle as users becoming more aware of improving themselves, social mobility, and self-changes of users. This research uses qualitative methods and in-depth interview as the data collection technique as well as observation.

 

Keywords: consumer culture, consumer lifestyle, smokers, vape

 

2019
T51718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Putri Nurindra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tren wellness lifestyles sebagai hasil dari komodifikasi budaya. Tren wellness lifestyle ini sedang banyak ditemui di kota-kota besar, khususnya DKI Jakarta dengan banyak munculnya studio wellness dan produk-produk wellness lainnya. Studi-studi terdahulu, melihat bahwa konsepsi wellness berasal dari budaya-budaya yang diadaptasi dan di reproduksi kembali menjadi sebuah gaya hidup baru. Selain itu, studi lainnya melihat bahwa wellness lifestyle merupakan cerminan dari budaya konsumsi di kalangan kelas menengah atas. Berangkat dari temuan dari penelitian terdahulu, penulis lebih lanjut melihat bahwa tren wellness lifestyle muncul karena ada konstruksi makna baru mengenai wellness yang tidak hanya sebagai praktik pencegahan penyakit, namun bisa digunakan untuk menunjukkan status seseorang melalui lifestyle yang dikonstruksikan oleh pelaku usaha wellness industry. Penulis berargumen bahwa terdapat praktik komodifikasi budaya dari aktivitas wellness yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk mendapatkan keuntungan. Proses komodifikasi dilakukan dengan menanamkan konstruksi-konstruksi nilai tukar baru dalam wellness dengan melakukan penyebaran informasi melalui media sosial terhadap produk budaya wellness. Hal ini dilakukan dengan mereproduksi nilai dan simbol dari kegiatan wellness seperti yoga yang menjadi suatu komoditas baru dan dilanggengkan dalam bentuk gaya hidup seseorang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menjelaskan bentuk-bentuk yang terdapat dalam komodifikasi wellness lifestyle serta proses komodifikasi budaya dalam tren wellness lifestyle. Hasil dari penelitian ini mengkonfirmasi argumentasi penelitian bahwa pelaku usaha melakukan berbagai usaha untuk mengkomodififikasi kegiatan wellness melalui bantuan peran media sosial dengan melakukan difusi dan defusi yang kemudian di bentuk menjadi suatu gaya hidup baru di masyarakat. Selain itu, para konsumen juga menjalankan gaya hidup wellness sebagai cerminan status dan posisi sosial mereka yang ditunjukkan melalui media sosial pribadi mereka. ......This study aims to describe the trend of wellness lifestyles as a result from cultural commodification. This wellness lifestyle trend is being found in big cities, especially DKI Jakarta with the emergence of many wellness studios and other wellness products. Previous studies, saw that the conception of wellness came from indigenous cultures which were adapted and reproduced back into a new lifestyle. In addition, other studies see that the wellness lifestyle is a reflection of the consumption culture among the upper middle class. Departing from the findings of previous research, the author further sees that the wellness lifestyle trend arises because there is a new meaning construction regarding wellness which is not only a disease prevention practice but can be used to show one's status through a lifestyle constructed by wellness industry business actors. The author argues that there are cultural commodification practices of wellness activities carried out by business actors for profit. The process of commodification is carried out by embedding new exchange value constructs in wellness by disseminating information through social media on wellness cultural products. It’s done by reproducing the values and symbols of wellness activity like which become a new commodity and are perpetuated in the form of a person's lifestyle. This study uses a qualitative method to explain the aspects contained in the commodification of a wellness lifestyle and the process of cultural commodification in a wellness lifestyle trend. The results of this study confirm the research arguments that business actors make various efforts to commodify wellness activities through the help of the role of social media by doing diffusion and deffusion which are then shaped into a new lifestyle in society. In addition, consumers also live a wellness lifestyle as a reflection of their status and social position which is shown through their personal social media.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Anindyo Asmoro
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana fenomena gaya hidup penggunaan rokok elektrik di kalangan generasi z. Berbagai studi terdahulu dengan pembahasan yang sama melihat bahwa rokok elektrik merupakan suatu gaya hidup baru bagi generasi z, yang penggunannya didasari oleh berbagai faktor seperti anggapan lebih sehat dibanding rokok konvensional, faktor harga, faktor variasi rasa, maupun faktor lingkungan sosial. Kemudian, rokok elektrik dianggap sebagai suatu tren gaya hidup kekinian yang dimaknai sebagai alat simbolis sebagai identitas diri dari sebuah status sosial. Akan tetapi, studi terdahulu tidak membahas bagaimana inovasi dari rokok elektrik menjadi daya tarik yang memicu budaya konsumen, selain itu belum banyak studi yang membahas eksistensi perempuan dalam fenomena ini. Peneliti melihat bahwa fenomena penggunaan rokok elektrik saat ini juga turut terjadi di kalangan perempuan. Oleh karena itu, peneliti berargumen bahwa rokok elektrik merupakan suatu inovasi yang memiliki daya tarik tersendiri bagi perempuan generasi z, dimana inovasi tersebut menjadi pemicu adanya budaya konsumen sehingga terdapat pemaknaan simbolis dari penggunaan rokok elektrik tersebut. Dengan menggunakan teori budaya konsumen milik Featherstone sebagai pisau analisis, penelitian ini menemukan bahwa inovasi pada produk rokok elektrik saat ini justru semakin mengarah pada kalangan perempuan sehingga terdapat kesan feminisasi produk. Selain itu, penggunaan rokok elektrik di kalangan generasi z perempuan juga merupakan perilaku dalam mengonsumsi tanda atau simbol yang kemudian dapat berperan pada status sosial. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam dengan subjek penelitian individu (perempuan generasi z) yang tergolong sebagai pengguna rokok elektrik yang sebelumnya merokok konvensional maupun hanya pengguna rokok elektrik. Pengambilan subjek penelitian akan dilakukan di lokasi fasilitas umum seperti Café, Restoran, dan tempat umum lainnya. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dan Snowball Sampling. ......This study aims to find out how the lifestyle phenomenon of e-cigarette use among generation z. Various previous studies with the same discussion saw that e-cigarettes are a new lifestyle for generation z, whose use is based on various factors such as assumptions of being healthier than conventional cigarettes, price factors, taste variation factors, and social environmental factors. Electronic cigarettes are also considered as a contemporary lifestyle trend which is interpreted as a symbolic tool as self-identity of a social status. However, previous studies have not discussed on how the innovation of e-cigarettes has become an attraction that triggers consumer culture, other than that there have not been many studies that discuss the existence of women in this phenomenon. Researchers see that the phenomenon of e-cigarette use currently also occurs among women. Therefore, researchers argue that electronic cigarettes are an innovation that has its own appeal to generation z women, where the innovation triggers the existence of consumer culture so that there is a symbolic meaning of the use of electronic cigarettes. Using Featherstone's consumer culture theory as an analytical tool, this study found that innovation in e-cigarette products today is increasingly directed at women so that there is an impression of product feminization. In addition, the use of e-cigarettes among generation z women is also a behavior in consuming signs or symbols that can then play a role in social status. This study was conducted with a descriptive qualitative approach through in-depth interviews with individual research subjects (generation z women) who were classified as e-cigarette users who had previously smoked conventional or only e-cigarette users. The collection of research subjects will be carried out at the location of public facilities such as cafes, restaurants, and other public places. The sampling methods in this study are Purposive Sampling and Snowball Sampling. 
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library