Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA1970
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Atmaja Soen Lijadi
"ABSTRAK
Di era globalisasi dan komputerisasi, kepuasan pelanggan tidak lagi menjadi
opsi bagi suatu perusahaan, melainkan merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki
setiap perusahaan yang ingin unggul dalam persaingan usaha. Perusahaan berusaha
dengan segala cara agar customer menjadi pembeli yang setia.
Call Center adalah layanan melalui telepon yang berfungsi sebagai Customer
Service dimana pelanggan menelpon untuk memperoleh layanan dan staf Call Center
untuk memenuhi kebutuhannya. Industri perbankan merupakan industri jasa yang
keberhasilannya sangat ditentukan kualitas jasa yang dibetikan kepada nasabahnya
baik melalul Walk-in Center maupun Call Center.
Penelitian kuantitatif diadakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan
serta dimensi-dimensi layanan call center yang menjadi prioritas utama pelanggan
dalam rangka meningkatkan kualitas layanan Call Center.
Penelitian bersifat deskriptif dan dilakukan dengan menggunakan metode studi
Iapangan dengan menggunakan sampel dan pelanggan yang dalam tiga bulan terakhir
pernah menelpon Call Center. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang per
bank.
Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa dimensi layanan yang menjadi
prioritas utama pelanggan adalah ketanggapan, akses dan keandalan sedangkan yang
kurang dianggap penting oleh pelanggan adalah fasilitas ATB, mengerti pelanggan,
toll free number. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan Call Center belum
baik sehingga harus diperbaiki terutama pada dimensi layanan kemudahan dihubungi,
informasi produk, penyelesaian keluhan. Sesuai dengan tingkat kepuasannya, semakin
puas nasabah semakin loyal dan tinggi preferensinya serta promosi lisan yang
dilakukan juga semakin meningkat.
Dengan demikian perusahaan harus terus meningkatkan kinerja Call Center
agar kepuasan pelanggan dapat diperbaiki. Langkah yang dapat dilakukan terutama
pada dimensi yang menjadi prioritas pelanggan, seperti dengan mengalokasikan staf
lebih banyak pada saat beban kerja sangat tinggi dan memperbaiki sistim agar lebih
user friendly. memperbaiki proses penyelesaian keluhan, menyeragamkan kualitas
servis yang diberikan dengan Iebih banyak training product knowledge dan customer
service skill guna meningkatkan kemampuan dan staf Call Center, proses peralihan
dan pelayanan oleh staf menjadi pelayanan oleh mesin untuk layanan yang sifatnya
reguler, harus disosialisasikan dengan baik.
Diharapkan di masa depan call center dapat digunakan sebagai perangkat
Customer Relationship Management yang dapat mengidentifikasi konsumen sehingga
diperoleh akumulasi pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendiferensiasi konsumen
berdasarkan profit dan kebutuhannya sehingga perusahaan dapat menawarkan solusi
servis yang lebih customized.
"
2002
T3938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
NT Witjaksono
"Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui ada tidaknya hubungan atas meningkatnya laporan masuk ke Call Center dengan partisipasi masyarakat. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu menemukan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk melaporkan kejadian ke kepolisian melalui fasilitas Call Center.
Penelitian ini menggunakan Multistage Random Sampling Method (Metode Sampling Multi Tahap) dengan ukuran sample ditetapkan berjumlah 500 responden. Instrumen angket yang digunakan pada survei diuji keabsahannya melalui uji reliabilitas dan uji korelasi. Data final yang sudah diuji kemudian dianalisa menggunakan metode Cross Tabulation (Tabulasi Silang) untuk menghasilkan temuan penelitian yang mampu menjawab tujuan penelitian.
Berdasarkan analisa terhadap data yang diperoleh, ditemukan beberapa informasi menarik diantaranya masih sangat diharapkannya lembaga kepolisian pada saat warga mengahadapi keadaan darurat, yang dalam konteks Entitas Sosial Horisontal, menunjukkan bahwa masyarakat memilki Modal Sosial yang baik. Dengan memperhatikan beberapa informasi tambahan, maka ditemukan pula bahwa unsur kemudahan mendominasi latar belakang penggunaan Call Center. Hal ini tentunya menjadi masukan yang menarik pula, karena ternyata cukup banyak responden yang menghubungi Call Center dengan alasan karena tidak ada resiko.
Informasi pada penelitian ini diharapakan dapat menjadi masukan yang. berharga bagi kepolisian, karena dalam penelitian ini ditemukan bahwa partisipasi warga sebenarnya cukup rendah, tetapi ternyata dengan tersedianya layanan Call Center hambatan dari berbagai aspek (Sosial Ekonomi, Entitas Sosial Horizontal dan latar belakang Security Engagement) yang rendah yang dihadapi oleh warga dapat dikurangi."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Indra Putra
"Hal yang melatar belakangi penelitian ini adalah pentingnya peran staff call center
dalam memberikan informasi mengenai program atau produk yang dihasilkan. Penelitian
ini dilakukan temadap staff call center 1m3 lndosat PT Persada. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetabui hubungan yang terjadi antara pelatihan dan kompensasi
yang diterima terhadap kinerja agent call center. Kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara pelatihan dan
kinerja adalah dan dari Michael et al (1995} yang menyatakan bahwa tuj an dari
dilaksanakan pelatifian adalah antara lain untuk memperbaiki kinerja. Sedangkan teori
yang digunakan untu menjelaskan hubungan antara kompensasi dengan kinerja berasal
dari Werther dan DaYis dalam (1982:486) yang menyatakan bahwa kompensasi adalah
apa yang diterima seorang pegawai sellagai balasan dari pekerjaan yang diberkannya
dan Sulistiyani dan Rosidah (2003:20.8) yang meny:atakan bahwa, bila kompensasi
diberikan secara benar, maRa pegawai akan lebib termotivasi dan lebih terpusatkan untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Metode penelitian yang digtmakan untuk
menganalisa hasil penelitian clalam penelitian ini menggunakan Teknik SEM (Structural Equation Mode!). Metode SEM digunakan untuk mengetahui secara keseluruhan bentuk hubungan yang terjadi antara variabel bebas dan varialJel terikat. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa antara pelatihan dan kinerja tidak
terdapat hubungan yang signifikan. Hal ini terjadi karena faktor internal (yang berkaitan dengan pelatihan) antara lain: waktu pelatihan atau refreshment, sasaran peserta refreshment atau pelatihan, materi pelatihan atau refreshment. Selain itu terdapat juga faktor eksternal (di luar pelatihan) yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Sedangkan untuk kompensasi memiliki hubungan yang signifikan dengan kine~a . Model yang sesuai berdasarkan analisis Goodness of fit untuk hubungan antara pelatihan, kompensasi dan kine~a. pelatihan berhubungan dengan kompensasi dengan nilai koefisien 0.31 dengan nilai t 3.18 dan kompensasi berhubungan dengan kinerja dengan nilai koefisien 0.55 dengan nilai t 4.03. Simpulan dari penelitian adalah pihak manajemen dalam organisasi perlu memperhatikan aspek pelatihan dan kompensasi yang diberikan terhadap karyawan staff.

The background of this research is about signivicance role of call center agent in giving information about program or product launch b~ rganization. The research is conduct to the lndosat 1m3 call center staff PT Persada. The purpose of this researcH is to find out the corelation betwen tFaining, compensation and perfonnance call center agent. Teary se to explain the relation be en training a d performance is from Michael et al (1995) that said one of the purpose of training is to improve performance. While teary that use to explain the relation betvven co~pe nsation and performance is from Werther
and Davis (1 982:486) that said KCompensation is what employee receive in exchange of their work. Whether h0urly wages or periodic salaries, the personel departmen usually design and administers employee compensation" and opinion Sulistiyani dan Rosidah (2003:206) That said if compensation is given corectly, employe would be motivated and focus to achieve organization objectives. Metllode used in tfus research to analys the result use SEM (Structural Equation Model) technique. SEM methode used to find out the
relation model betwen training, compensation a~d performance over all. The result of this r-esearch indicates that t rainiQg doesn't have signivicance corelation with agent performance. This condition is cause from Internal factor such as: The training or refreshment time, the traini g or refreshment subtance and location or refreshment location. Beside that extenal fa or (infrastructure and agents stamina) also cause this condition. While compesation have signivicance corelation wit performance Model that suitable for the corelation· betwen training, compensation and performance
base on GOF (Goodness of fit) is, training corelate with compensation with coefisien value 0.31 and t value 3.18, and compensation corelate with performance coefisien value 0.55 and t value 4.03. The conclusion of this research is management need to pay attention on both aspect, training and compensation given to the employee. For that management need to evaluate the training or refreshmen program, substance of training or refreshment ajust according to the employee necessity and give insentive to training participant.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25659
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3161
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dolly Irham
"Call Center adalah salah satu aplikasi teknologi informasi suatu perusahaan untuk memelihara hubungan dengan pelanggannya. Bagi industri perbankan, Call Center adalah penghubung antara perbankan dengan nasabahnya. Oleh karena itu Call Center berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dalam membangun Call Center, perusahaan perbankan harus senantiasa memperhatikan kondisi dan kebutuhan perusahaan dan juga kebutuhan perusahaan lain yang sejenis. Salah satu cara mengidentifikasi hal tersebut adalah dengan melihat best practice yang ada di negara luar. Namun sebelum menerapkan best practice yang ada, perlu diidentifikasi kecocokannya dengan kondisi industri perbankan di Indonesia. Untuk menjaga kontinuitas layanan dari Call Center, perlu diantisipasi kemungkinan terganggunya layanan Call Center akibat dari berbagai hal. Untuk itu Disaster Recovery Center dari sebuah Call Center mempunyai peran yang sangat penting untuk menjaga kontinuitas layanan Call Center. Bagaimana sebuah Disaster Recovery Center dari sebuah Call Center memberi efek pada kontinuitas layanan Call Center digambarkan.

Call Center is an information technology application in order to maintain relationship between corporate and customers. In banking industry, Call Center is also a connection between banking corporate and customer. That is why Call Center is very important to make corporate exist for a long time. In developing Call Center, banking corporate must specify its need and the other banking corporate needs. One way to identify this need is to apply best practice. Before applying best practice, corporate has to identify the suitable best practice to Indonesia corporate culture. To assure service continuity of Call Center, it is need to anticipate all aspect that could interfere Call Center services. This is why Disaster Recovery Center of a Call Center is very important to assure Call Center service continuity. How can a Disaster Recovery Center of a Call Center effect the service continuity of a Call Center is described."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-734
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulanda Savitri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5381
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rehatta Linda
"ABSTRAK
Latar belakang Sindrom Terowongan Karpal merupakan salah satu penyehab timbulnya kelainan tangan yang paling cepat pada pekerja yang menyebabkan penurunan produktivitas den peningkatan biaya pengobatan pekerja. Pekelja call center menggunakan komputer sebagai sarana bekerja diperkirakan menderita Sindrom Terowongan Karpal cukap besar, angka pasti belum didapatkan karena hal ini kurang mendapat perhatian. Metode Penelitian ini menggunekan metode Potong lintang , deta diambil dari pekerja call Canter PTX, pengambilan deta selamat bulan febmari-maret 2009. menggunakan total sampel, didepatkan 153 pekerja, 9 tidek bersedia menjadi responden dan 27 dieksekusi sehingga didapatkan jumlah responden 117 pekerja. Hasn dan kesimpulan penelltian Diperoleh bahwa prevalensi STK call center sebesar 5,9%, umur 21-30 tahun sebesar 96.6%, jenis kelamin perempuan sebesar 62,4%, pendidikan Sl sebesar 65o/o, IMT normal sebesar 52,9''/o, masa kerja >2 tahun sehasar 60,7%, tidak pernah mengikuti pelatihan K3 sebesar 96,6 o/o, tidak menggunakan APD sebesar 98,3, tidak melakukan stretching sebesar 88,9%, ditemukan hubungan yang bermakna antara STK dengan pelatihan K3 {jF0,033) dengan OR 0,002 (CI 95%= 0,0- 0,6 ).

Abstract
Background Carpal Tunnel Syndrome is one of the fastest causes of hand dysfunction among workers which is causing decrease in productivities and increase in worker's costs therapy. call centers workers are using computers as an occupational instruments are estimated to suffer carpal Tunnel Syndrome in big number, the exact number is not yet known because the lack of attention. Methods The study used the cross-sectional method, from cal! center PT.X , data was taken from PT X call center workers during February -march 2009. used total sample methode, found 153 workers, 9 workers refused from being respondence, and 27 workers were exculuded, 117 workers were found as the total respondence. Results and conclusion
The study show that CTS call center prevalence was 5,9"A. , The Age group of 21-30 years was 96,6%, female were 62,4%, 65% bed bachelor degree, 52,9% had none BMI, 60,7% had worked over 2 years, 96,6% had never followed occupational health and safety training, 98,3% found never used PPE, 88,9"-4 bad never done streching activities, significant association was found between CTS with occupational health and safety training (p=Q,033) dengan OR 0,00 2 (CI 95o/o= 0,0- 0,6 )."
2009
T32832
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Savitri Amalia
"Call Center ditugaskan untuk membantu pelanggan untuk menyelesaikan permasalahan, selain itu juga Call Center salah satu cara terbaik dalam berinteraksi dengan pelanggan. Call Center bukan hanya digunakan oleh perusahaan namun juga instansi pemerintah, badan hukum dan berbagai sektor lainnya. Dari tren alokasi kode akses yang didapatkan pada tahun 2018 hingga tahun 2021 bahwa Call Center mengalami peningkatan penggunaan kode akses pusat panggilan informasi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara untuk melakukan proyeksi terhadap okupansi kode akses layanan Call Center untuk menghindari habisnya okupansi dikarenakan terbatasnya digit kombinasi yang dialokasikan pemerintah. Dalam penelitian ini proyeksi dilakukan untuk menentukan periode habisnya okupansi kode akses layanan Call Center, sehingga dapat melakukan mitigasi dengan melakukan pembuatan regulasi pengaturan digit kombinasi baru bagi Call Center. Hasil yang didapatkan dari perhitungan proyeksi diketahui bahwa tahun 2026 akan mengalami krisis kode akses layanan Call Center dan sepenuhnya habis pada tahun 2027. Kondisi tersebut berimplikasi terhadap kebutuhan pengaturan terkait dengan digit kombinasi.

Call Center is responsible for helping customers to solve problems and is the best way to interact with clients. It is widely used by companies, government agencies, legal entities, and other sectors. From the access code allocation trends in 2018 to 2021, the use of access codes for Call Centers has increased. Therefore, we need a way to project the maximum Call Center service access codes to mitigate the running out of occupancy due to the limited combination of digits allocated by the government. This study aims to project when the access code occupancy of the Call Center service runs out for early mitigation in the form of regulations for setting new combination digits for Call Centers. The projection calculation indicated there will be an access code crisis for the Call Center service in 2026 and will be entirely run out in 2027. From the projection of the access code expiration period and analysis carried out, new regulation related to combination digits is needed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>