Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Filia Barkhalila
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai tingkat kepentingan resources dan capability yang berkaitan dengan kegiatan supply chain hilir Pertamina pada fungsi Integrated Supply Chain PT. Pertamina (Persero). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan dikembangkan dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa resource dan capability yang dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero) dinilai memiliki tingkat kompetitif yang hampir sama dibandingkan dengan rata-rata pesaing dalam industri. Dalam penelitian ini juga dijelaskan pentingnya melakukan analisis pagu patok (benchmarking} terhadap kompetitor yang bertujuan untuk dapat mengembangkan proses bisnis yang telah ada guna meningkatkan daya saing perusahaan: Hasil penelitian ini menyarankan untuk meneliti tingkat kepentingan resource dan capability dengan format identifikasi yang lebih spesifik lagi.
ABSTRACT
The focus of this study is about the strategic importance of resource and capability related to Pertamina's downstream supply chain activities on Integrated Supply Chain Function of PT. Pertamina (Persero). This study is developed with qualitative research and descriptive analysis. The study found that resources and capability owned by PT. Pertamina (Persero) were considered to have a similiar competitive level as compared to the average competitor in the industry. This study also described the importance of conducting benchmarking analysis against competitors in order to be able to develop the existing business processes to improve the competitiveness of company. These results suggest to investigate the importance of resource and capability to identify as the source of competitive advantages of the company with more specific fonnat identification.
2012
T44135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Retnowardhani
Abstrak :
Keberhasilan sebuah organisasi pengembang piranti lunak dalam mengelola proyek piranti lunak selain harus menguasai aspek teknis dan metodologi pengembangan piranti lunak, juga diperlukan suatu tingkat kematangan (Capability Maturity) dalam pengembangan produk piranti lunak tersebut. Software Engineering Institute telah mengembangkan Capability Maturity Model (CMM) sebagai kerangka kerja acuan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengembangkan piranti lunak secara berkelanjutan. Dalam lingkungan bisnis untuk mendapatkan pengakuan secara formal terhadap jaminan kualitas dari produk piranti lunak yang dihasilkan oleh suatu organisasi, bila organisasi tersebut menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000 dan telah berhasil memperoleh sertifikasinya, sebagai tanda bahwa organisasi tersebut memiliki perhatian pada peningkatan proses dan kualitas pada produk yang dihasilkan. Penelitian dilakukan antara lain dengan memetakan antara CMM dengan ISO 9001 yang bermaksud untuk mendapatkan keterkaitan antara kedua penilaian tersebut, yang kemudian akan membantu mempermudah dalam usaha memenuhi kedua penilaian tersebut. Untuk kemudian dibuat suatu strategi atau langkahlangkah yang harus dilakukan oleh organisasi untuk memenuhi tingkat kematangan khusus tingkat kedua dari CMM dengan dititikberatkan pada permasalahan penerapan Requirements Management sebagai jalan untuk mencapai bakuan ISO 9001 :2000. Studi kasus dilakukan di Software Development Center - PT Fujitsu System Indonesia ( SDC-PT FSI) sebagai sebuah perusahaan pengembang piranti lunak. Dengan melakukan evaluasi terhadap keadaan dan cara kerja SDC-PT FSI yang ada sekarang, berdasarkan CMM, terutama bagaimana pelaksanaan mengenai Requirement Management karena salah satu kunci keberhasilan dari proyek pengembangan piranti lunak adalah pemahaman dari Requirement Engineering dan bagai.mana mengelolanya. Kemudian ditentukan langkahlangkah yang harus dilakukan untuk memenuhi CMM tingkat 2 KP A Requirements Management dan bagaimana pemenuhan terhadap klausulaklausula ISO 9001 :2000 yang terkait dengan CMM tingkat 2 KP A Requirements Management. ...... The successful of company software development organization in handling software project also needs a degree of capability maturity in developing software product besides capability in handling technical aspects and software development method. Software Engineering Institute has developed Capability Maturity Model (CMM) as frame work to improve organization's capability in developing software continuously. In order to get formal confesion in business environment for quality guarantee of that software, the organization has to apply ISO 9000 quality management system and get the certification as the prove that the organisation has special attention to increase the process and the quality of their product . The examination is done by depicting CMM and ISO 2000 to get the relationship between two comparison those scoring system.Rely on that scoring, the organization will make some strategy or steps which have to be done by the organization to achieve a a second step of special maturity of CMM by concentrating to Requirements Managemnt adoption problem as the solution in achieving ISO 9001 :2000. Case study has been done at Software Development Center - PT Fujitsu System Indonesia (SDC-PT FSI) as a software developement company. The case study was done by evaluating SDC-PT FSI situation and work system recently with CMM, which mainly evaluate the application of Requirements Management. It is because the success key of software development project is the understanding of Requirements Engineering and its management. After this, we have to decide the steps which have to be done in full filling CMM level 2 KP A Requirements Management and ISO 9001 : 2000 clause which is related with CMM level 2 KP A Requirements Management.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Astuti Firman
Abstrak :
Penelitian pada disertasi ini bertujuan untuk mengivestigasi pengaruh dari kebijakan pemerintah terhadap inisiasi dan implementasi proyek dengan pendekatan empirik di industri pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan di Indonesia. Penelitian ini sangat penting dan dimotivasi oleh dua faktor utama sebagai berikut. Pertama adalah adanya "gap of knowledge" dalam penelitian di bidang manajemen. Pinto & Winch (2016) mengemukakan bahwa hubungan antara kebijakan pemerintah dengan keproyekan masih berupa 'black box' dan perlu dilakukan dengan pendekatan manajemen stratejik. Penelitian terdahulu sebenarnya telah banyak membicarakan tentang kebijakan pemerintah dan keproyekan. Namun demikian, penelitian-penelitian tersebut banyak dilakukan dengan pendekatan ekonomi, dengan asumsi bahwa keuntungan ekonomi dari suatu proyek akan menggerakkan pelaku bisnis untuk melaksanakan proyek tersebut. Pada kenyataannya, pelaku bisnis harus memahami bagaimana cara mereka menginisiasi dan mengimplementasikan suatu proyek agar dapat meraih keuntungan tersebut, dimana proses untuk memahami hal tersebut dapat diraih melalui pendekatan manajemen strategi. Selanjutnya, faktor lainnya yang memotivasi penelitian ini adalah proyek saat ini telah dipertimbangkan sebagai aktivitas stratejik untuk mencapai kepentingan pembangunan infrastruktur di dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target pembangunan sektor kelistrikan berbasis energi terbarukan guna mencapai target energi terbarukan sebesar minimal 23% pada bauran energi nasional pada tahun 2025. Proyek pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan diharapkan dapat berkontribusi pada pencapaian target tersebut. Berdasarkan motivasi tersebut, penelitian ini mengintegrasikan tiga area besar penelitian di bidang manajemen, yaitu: kewirausahaan (entrepreneurship), manajemen strategi (strategic management) dan proyek manajemen (project management). Dari hasi studi literatur dibangun sebuah model penelitian yang terdiri dari enam variabel penelitian dan sepuluh hipotesis. Keenam variabel penelitian itu adalah: (1) kebijakan pemerintah (government policies); (2) orientasi kewirausahaan (entrepreneurial orientation); (3) akumulasi dan akusisi sumber daya (resource accumulation and acquisition); (4) kapabilitas jejaring (network capability); (5) kapabilitas manajemen proyek (project management capability); dan (6) persepsi kinerja investasi (perceived investment performance). Model penelitian ini diujikan pada industri pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan dengan unit analisis perusahaan Independent Power Producer (IPP). Responden dari penelitian ini adalah direktur dan manajer IPP. Terdapat 122 IPP yang berkontribusi mengisi kuesioner pada penelitian ini. Namun demikian, hanya 117 kuesioner yang digunakan dalam pengolahan data. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa hanya tujuh hipotesis yang didukung dengan data. Selanjutnya, tiga hipotesis ditolak. Analisis menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah (government policies) tidak mempengaruhi orientasi kewirausahaan (entrepreneurial orientation), dan orientasi ini juga tidak mempengaruhi kapabilitas manajemen proyek (project management capability). Yang paling mengejutkan adalah analisis model menunjukkan bahwa kapabilitas manajemen proyek (project management capability) tidak berpengaruh terhadap persepsi kinerja investasi (perceived investment performance). Akhirnya, keterbatasan dari penelitian ini menekankan akan pentingnya penelitian di masa mendatang untuk melibatkan pemangku kepentingan lainnya selain IPP, menganalisis isu pada masing-masing jenis energi terbarukan, dan menganalisis lebih jauh tentang peran kapabilitas manajemen proyek (project management capability) terhadap persepsi kinerja investasi (perceived investment performance). Lebih jauh lagi, studi komprehensif tentang bagaimana IPP menghadapi keterbatasan pasar monopsoni sangat dianjurkan oleh penelitian ini. ......This study aims to empirically investigate the influence of government policies on the initiation and implementation of the project in renewable energy based power generation industry in Indonesia. The study is critical and motivated by two main factors. The first factor is a theoretical gap. There is a gap of knowledge in management literature. Pinto & Winch (2016) argue that there is still "a black box" on the relationship between government policies and project. They argue that research is needed to investigate the black box through the strategic management perspective. This study finds that previous research on government policies and project have been conducted mostly by using the economic perspective. The assumption on those research is that the business players will take economic opportunities when the projects produce benefits. However, to gain those benefits, the business players have to understand how the government policies influence the process of project initiation and implementation. It is argued that the process can be investigated through the strategic management approach. Another factor that motivates this study is the current phenomena where projects are needed as strategic activities in world's infrastructure development, including in Indonesia. The government of Indonesia has set the target renewable energy share of minimum 23% in the national energy mix by 2025. Power generation projects from renewable energy sources are expected to contribute more in achieving the target. Based on those motivations, this study integrates three main areas of research in the management field as follow: (1) entrepreneurship; (2) strategic management; and (3) project management. Based on the literature review, a model is developed which consists of six variables and ten hypotheses. The variables are: 1) government policies; (2) entrepreneurial orientation; (3) resource accumulation and acquisition; (4) network capability; (5) project management capability; and (6) perceived investment performance. The model is tested in the renewable energy based power industry where Independent Power Producers (IPPs) act as the units of analysis. The respondents are directors and managers of IPPs. There are 122 IPPs contributing in this study by filling the questionnaires. However, there are only 117 questionnaires used in the data analysis. Results show that only seven hypotheses are supported by the data. The analysis shows that government policies do not influence the entrepreneurial orientation, and the orientation do not influence the project management capability. Surprisingly, project management capability do not influence the perceived investment performance. Finally, future studies are needed related to performance measurement which should involve other stakeholders in projects, and specific project issues for each renewable energy source. Future studies are also expected to further analyse the role of project management capability in performance. Finally, this study calls for comprehensive study on how IPPs face the limitation on monopsony market.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D2534
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Harisetyowati, autrhor
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapabilitas Inspektorat Badan Standardisasi Nasional (BSN) dengan Internal Audit-Capability Model (IA-CM) dan area of improvement kapabilitas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan Inspektorat BSN ada di Level 1 (Initial), artinya audit hanya verifikasi dokumen, auditor belum seluruhnya bersertifikat, dan kurangnya koordinasi dengan pihak lain. Terdapat kesenjangan yang tinggi antara kebutuhan pemangku kepentingan dengan kapabilitas pada seluruh elemen dalam IA-CM. Inspektorat BSN perlu melakukan perbaikan untuk mencapai Level 3 (Integrated) pada tahun 2019 adalah melalui audit kinerja, pengembangan kompetensi auditor dan peningkatan koordinasi dengan pihak lain. ......This study aims to analyze Inspectorate of National Standardization Agency (BSN)?s capability using Internal Audit-Capability Model (IA-CM) and areas of improvement of capability. This study uses qualitative research with case study approach. The result shows Inspectorate BSN at Level 1 (Initial), which means audit only on document verification, some auditors have not been certified, and lack of coordination with other parties. There is a high gap between stakeholder's needs and the capability on all IA-CM elements. Inspectorate BSN needs to make improvements to achieve Level 3 (Integrated) in 2019 through performance audit, auditors competence development and coordination with other parties.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Gordon Parulian
Abstrak :
Tesis ini membahas evaluasi IACM level 3 pada sistem pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian untuk memastikan kesenjangan (gap) antara kondisi kapabilitas Inspektorat Kementerian Pertanian dengan kebutuhan pemangku kepentingan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Sekretaris lnspektorat Jenderal, Inspektorat I, Inspektorat III, Inspektorat IV, Inspektorat Investigasi dan lnspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui analisis dokumen dan wawancara. Analisis data kualitatif dilakukan dengan melibatkan reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian RI berada di Level 3 atau hanya melakukan aktivitas pengawasan pada audit ketaatan. Secara umum, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian sudah mencapai level 3 (terintegrasi). Dalam setiap elemen, seluruh kebijakan, proses, dan prosedur audit internal yang relevan ditetapkan, didokumentasikan, dan diintegrasikan. ......This thesis discusses the IACM level 3 evaluation of the supervision system of the Inspectorate General of the Ministry of Agriculture to determine the gap between the capability conditions of the Inspectorate of the Ministry of Agriculture and the needs of stakeholders. The research method used is a qualitative method with a case study approach. The informants in this research consisted of Secretary of the Inspectorate General, Inspectorate I, Inspectorate III, Inspectorate IV, Investigation Inspectorate and Inspector II Inspectorate General of the Ministry of Agriculture. The data used in this research consists of primary data and secondary data. Data collection was carried out through document analysis and interviews. Qualitative data analysis is carried out involving data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this research show that the supervision activities carried out by the Inspectorate General of the Indonesian Ministry of Agriculture are at Level 3 or only carry out supervision activities on compliance audits.In general, Inspectorate General of the Indonesian Ministry of Agriculture has reached level 3 (integrated). Within each element, all relevant internal audit policies, processes and procedures are defined, documented and integrated.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Zahara
Abstrak :
Tesis ini membahas perumusan strategi bersaing PT. Barokah Gemilang Perkasa, perusahaan kapal transportir BBM yang berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur, berdasarkan konsep dynamic capability untuk mengintegrasikan sumbersumber daya sehingga dapat membantu perusahaan mencapai keunggulan bersaing dalam bekerjasama dengan PT. Pertamina dan PT. Pertamina Tongkang Cabang Balikpapan. Metode penulisan tesis ini adalah deskriptif. Hasil penelitian menyebutkan bahwa PT. Barokah Gemilang Perkasa belum memiliki sumber daya yang cukup untuk mencapai keunggulan bersaing. Oleh karen itu, tesis ini menjabarkan strategi alternatif untuk memaksimalkan sumber daya yang ada sehingga PT. Barokah Gemilang Perkasa mampu mencapai keunggulan bersaing.
This writing studies the crafting of competitive strategy for PT. Barokah Gemilang Perkasa, a company of fuel transportation in Balikpapan, East Borneo, based on dynamic capability to gain competitive advantage in coorperarting with PT. Pertamina and PT. Pertamina Tongkang Balikpapan. The methode used in this writing is descriptive. This thesis results that PT. Barokah Gemilang Perkasa has not had enough resources to gain sustained competitive advantage. Thus, this writing researches and explains alternative strategies to maximize the resources so that PT. Barokah Gemilang Perkasa can gain its target.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29462
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siyamtinah
Abstrak :
The aims of this study were to analyze for the pattern diversity of organizational innovation capability building and what factor caused it among Small and Medium Business (SMB) in Semarang. The study used seven factors of determinant of innovation capability. The factor were human resource capability, technology usage, external interactions, marketing capability, production/operation capability, new product development and research and development. The study also propose 2 (two) factors that were used to test what factors causes the pattern diversity of innovation capability building. The factors are business size and business age. Based on literatures reviews and questionnaire result , for 101 managers of SMB and t-tets analize, succed that business size caused pattern diversitty of organizational innovation capability building among SMB for four factors. The factors were human resource capability, technology usage, marketing capability and research and development. The followed analysis, business age caused pattern diversity of organizational innovation capability building among SMB for four factors. The factors were external interaction, marketing capability, technology usage and research and development.
Jakarta: Jurnal Ekonomi dan Bisnis : EKOBIS, 2010
JUEKBIS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Burhanuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai perekonomian negara sedang berkembang di Indonesia sektor jasa masih sangat tertinggal. Anggapan yang melatar belakangi penelitian dan penulisan tesis ini ialah ketertinggalan sektor jasa itu. termasuk jasa profesional ( Professional Servicess ) tidak saja dikarenakan belum maju dan berkembangnya keahlian dan keterampilan profesional. Tetapi juga karena kelembagaan organisasi yang mendukung pelayanan jasa profesional belum cukup dapat dihandalkan. lni karena belum meluasnya kesadaran keunggulan bersaing sangat ditentukan oleh "organization capability", sehingga organisasi dipandang sebagai alat saja.

Karena itu tesis ini, usaha melakukan deskripsi permasalahan kelembagaan organisasi kemitraan profesional secara medasar, yaitu berkenaan dengan " Professional Turnover " dari perspektif organisasi. Dengan tujuan agar melalui perspektif itu dapat diungkap berapa besar tingkat "turnover" organisasi kemitraan profesional, apa yang mendorong terjadinya, bagaimana kondisi internal organisasi yang mengalami "turnover" itu, apa yang dilakukan atau dapat dilakukan agar tingkat "turnover" itu dapat ditekan. Sehingga tidak menjadi "emergent system" bagi organisasi kemitraan profesional. Ternyata "turnover" organisasi kemitraan profesional dapat dikatakan sangat tinggi. Dengan Cara perhitungan menggunakan total anggota tahun terakhir penelitian saja munculnya angka 48,0-persen mitra ( Partners ) keluar dan angka 71,0-persen mitra baru. Kalau perhitungan dilakukan menggunakan persentase keluar tiap tahun angka-angka itu akan jauh lebih besar, yaitu 52,0-persen mitra keluar. Sehingga dalam 10-tahun dapat dikatakan tiap organisasi keritraan sudah merupakan organisasi baru sama sekali, karena semua orang baru.

Tingkat "turnover" seperti itu tidak tampak ganjil jika dikaitkan dengan keadaan pasar tenaga kerja profesional di Jakakarta sebagai Iingkungan mikro dari organisasi kemitraan profesional itu di mana surplus penawaran tenaga kerja profesional muncul bersamaan dengan tidak tecisinya sejumlah kesempatan kerja, atau ada jurang kualitas tenaga kerja tersedia dengan kualifrkasi kerja yang tersedia. Di pihak lain pendidikan mitra yang tinggi mendorong tenaga kerja profesional cenderung oportunistik

Internal organisasi kemitraan profesional ternyata masih Iemah terutama pada aspek kapasitas pelayanan dan keseuaian internalnya ( servicess capacity and internal compatibility ). Tetapi dari aspek struktur, komunikasi atau relasi sudah cukup memadai.

Sementara itu pada faktor strategik, ternyata organisasi kemitraan profesional belum sepenuhnya memberikan otonomi yang dibutuhkan kegiatan profesional, masih terdapat tekanan yang mengganggu penyelenggaraan kegitan profesional para mitra. Belum ada sistim imbalan yang berdekatan di antara organisasi sehingga cenderung mendorong tenaga kerja berprilaku kutu loncat, ini terbukti dari jarak penggajian yang begitu besar antara organisasi yang satu dengan yang lainnya. Dan dari segi loyalitas, pada dasarnya di dalam organisasi kemitraan profesional sudah demikian baik.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saphira Renati Hasan
Abstrak :
Untuk dapat memberikan value yang lebih baik (kepada konsumen secara terus menerus, maka perusahaan harus menyediakan produk yang memenuhi kualitas yang diinginkan pada saat yang tepat dan dengan harga yang kompetitif. Selain itu, perusahaan juga harus mampu menyediakan berbagai pilihan produk untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Perubahan jenis dan pola permintaan yang terjadi begitu cepat jugs harus segera diantisipasi oleh perusahaan, agar tidak tertinggal oleh pesaing. Keberhasilan perusahaan dalam mengantisipasi dinamika perubahan yang terjadi itu tergantung pada kemampuan perusahaan, salah satunya adalah kemampuan dalam penguasaan teknologi atau kapabilitas teknologi. Dengan demikian, jelaslah bahwa penguasaan kapabilitas teknologi sangat penting untuk meningkatkan daya saing. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana penguasaan teknologi pada perusahaan kecil-menengah bidang logam dan permesinan guna mendapatkan gambaran tentang bagaimana proses penguasaan kapabilitas teknologi, memodelkan dan menganalisis permasalahan yang ada dalam proses tersebut serta menganalisis kebijakan yang diperlukan. Model penguasaan kapabilitas teknologi dibuat berdasarkan teori-teori yang didapat dari studi literatur, dengan metoda pendekatan system thinking. Model ini kemudian disimulasikan dengan data hasil penelitian sebelumnya tentang penguasaan kapabilitas teknologi pada industri kecil-menengah bidang logam dan permesinan di Indonesia. Simulasi dilakukan dalarn berbagai kondisi faktor eksogen, kemudian hasilnya dibandingkan dan dianalisis. Validasi model dan simulasi dilakukan dengan expert judgment, karena data empirik dengan pola historis sulit didapatkan. Penelitian ini menghasilkan model penguasaan kapabilitas teknologi pada perusahaan kecil-menengah bidang logam dan permesinan. Setelah disimulasikan, terlihat bahwa pembelajaran dan kemandirian sangat menentukan penguasaan kapabilitas teknologi. Di Indonesia, salah satu kelemahan perusahaan kecil-menengah umumnya adalah masih tergantung pada permintaan dan perusahaan pembina dan kurangnya stimulus pembelajaran. Selama ini kebijakan pemerintah telah mampu meningkatkan performansi perusahaan, namun belum dapat merangsang kemandirian dan memotivasi belajar. Akibatnya bila tidak ada permintaan, maka kebanyakan perusahaan berhenti berproduksi dan tidak melakukan pembelajaran.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Muhammad Rifai
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir, pesatnya perkembangan teknologi digital telah memungkinkan perusahaan di seluruh industri untuk bersaing dan menciptakan nilai dengan cara yang benar-benar baru. Untuk menanggapi perkembangan teknologi perusahaan digital-migrants secara sistematis mulai meningkatkan kemampuan dan sumber daya digital perusahaan. Penelitian ini menjelaskan pengaruh kemampuan kepemimpinan digital, sumber daya digital dan kemampuan digital yang berimplikasi pada kinerja perusahaan. Studi ini juga menggambarkan dan menjelaskan tentang bagaimana kemampuan kepemimpinan digital harus dapat mengelola sumber daya perusahaan di era transformasi digital. Penelitian ini menggunakan Smart Partial Least Squares 3.2.8 dan hasil analisis dikumpulkan dari 46 manajer pada perusahaan digital-migrants. Studi ini menunjukkan kemampuan kepemimpinan digital secara positif terkait dengan sumber daya digital perusahaan dan kapabilitas digital. Selanjutnya, teori dan implikasi praktis dari temuan ini juga dibahas dalam penelitian ini. ...... In the recent years, the rapid development of digital technologies has enabled companies across the industries to compete and create value in completely new ways. To leverage these possibilities and to respond to possible threats, many digital-migrants companies have systematically started to enhance their digital capabilities and resources. This study describes the effect of digital leadership capabilities, digital resources and digital capabilties that have implication for company performance. This study also illustrates and explains about how digital leadership capabilities should be able to manage the company resources in the era of digital transformation. The study use Smart Partial Least Squares 3.2.8 and the result of the analysis is collected from 46 manager of digital-migrants companies. The study shows digital leadership capabilities are positively related to the company's digital resources and digital capabilty. Furthermore, the theory and practical implications of these findings are also discussed in the study.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>