Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antonius Purwanto
"Disertasi ini membahas mengenai peranan modal budaya dan modal sosial dalam perkembangan klaster industri seni keramik Kasongan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan arti penting modal budaya dalam perubahan laster dan mobilitas sosial di antara para pengusaha. Modal sosial penting dalam memfasilitasi transaksi ekonomi dan dalam usaha mendapatan modal budaya, modal ekonomi dan modal simbolik. Terdapat hubungan dominasi, subordinasi dan resistensi di antara para pengusaha. Pengusaha dominan menggunakan berbagai modal untuk mempertahankan dominasinya dan beberapa pengusaha kecil melakukan resistensi terhadap praktik dominasi.

This dissertation discusses the role of cultural capital and social capital in the industrial cluster development of ceramic art craft of Kasongan. The study was conducted using qualitative research methods. The results show the importance of cultural capital in change of the cluster and in social mobility among enterpreneurs. Social capital is important in facilitating economic transactions and in pursuing economic capital, cultural capital and symbolic capital. There is a relationship of dominance, subordination and resistance among enterpreneurs. Dominant enterprenurs make use of a variety of capital to maintain its dominataion and some small-enterpreneurs do resistance act to the domination practices.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D1425
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Innocentius Bernarto
"[ABSTRAK
Berangkat dari tergerusnya seni dan budaya Minahasa, kerukunan keluarga kawanua aktif berperan untuk melestarikan seni budaya Minahasa. Namun tidak hanya itu saja, kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek juga berperan dalam pembangunan daerah Minahasa. Bidang yang menjadi perhatian dari kerukunan keluarga kawanua terkait dengan pembangunan daerah selain bidang budaya adalah bidang ekonomi, sosial, politik dan pendidikan. Tesis ini membahas
mengenai peran kerukunan keluarga kawanua sebagai modal sosial berbasis etnis dalam kontribusinya terhadap pembangunan daerah Minahasa. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan studi kasus kerukunan keluarga kawanua di Jabodetabek. Peran peneliti disini adalah pengamat sebagai peserta (observer as participant). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan dan dokumentasi. Wawancara
mendalam dilakukan terhadap informan yang ada di Jakarta dan di Manado. Metode triangulasi dilakukan untuk mengkonfirmasi data yang telah diperoleh yakni dengan melakukan pemeriksaan melalui pengamatan, dokumentasi dan informan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kerukunan keluarga kawanua berperan sebagai revitalisasi, pengembangan SDM, informatif, pengaruh dan fasilitator dengan memperhatikan konteks teknologi informasi dan komunikasi, bisnis dan ekonomi, sosial budaya dan politik. Hubungan kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek dengan perkumpulan kawanua sangat erat. KKK selalu melibatkan anggotanya di dalam setiap kegiatan. Kemudian hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan masyarakat Minahasa erat dan emosional. Hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan pemerintah daerah bersifat informal dan tidak seerat hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan perkumpulan kawanua dan masyarakat Minahasa. Oleh karena itu, hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan pemerintah daerah perlu ditingkatkan.

ABSTRACT
Departing from the erosion of art and culture, Minahasa. Kerukunan keluarga kawanua actively contribute to preserving its art and culture. On the other hand kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek also play a role in Minahasa regional development. Areas of concern of kerukunan keluarga kawanua related to regional development in addition to the field of culture are economic, social, political and education. This thesis discusses the role of kerukunan keluarga
kawanua as ethnic-based social capital in its contribution to regional development Minahasa. This research method is using qualitative research approach with a case study in kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek. Researchers role here is to be an observer as participant. Data were collected by interview, observation and documentation. In-depth interviews conducted on informants in Jakarta and Manado. Triangulation methods performed to confirm the data that has been obtained by examining through observation, documentation and informants. Results of the study revealed that kerukunan keluarga kawanua's role is revitalization, human resource development, informative, influence and facilitator by taking into account the context of information and communication technology, business and economics, social, cultural and political. Kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek relationship with perkumpulan kawanua is very close. Kerukunan keluarga kawanua members are always involved in every activity. Thus, kerukunan keluarga kawanua relations with the Minahasa community is closely intact. Kerukunan leluarga kawanua relationship with local authorities is informal and not as tight relationships with perkumpulan kawanua and the Minahasa community. Therefore, kerukunan keluarga kawanua relationship with local governments need to be increased.;Departing from the erosion of art and culture, Minahasa. Kerukunan keluarga kawanua actively
contribute to preserving its art and culture. On the other hand kerukunan keluarga kawanua
Jabodetabek also play a role in Minahasa regional development. Areas of concern of kerukunan
keluarga kawanua related to regional development in addition to the field of culture are
economic, social, political and education. This thesis discusses the role of kerukunan keluarga
kawanua as ethnic-based social capital in its contribution to regional development Minahasa.
This research method is using qualitative research approach with a case study in kerukunan
keluarga kawanua Jabodetabek. Researchers role here is to be an observer as participant. Data
were collected by interview, observation and documentation. In-depth interviews conducted on
informants in Jakarta and Manado. Triangulation methods performed to confirm the data that has
been obtained by examining through observation, documentation and informants. Results of the
study revealed that kerukunan keluarga kawanua?s role is revitalization, human resource
development, informative, influence and facilitator by taking into account the context of
information and communication technology, business and economics, social, cultural and
political. Kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek relationship with perkumpulan kawanua is
very close. Kerukunan keluarga kawanua members are always involved in every activity. Thus,
kerukunan keluarga kawanua relations with the Minahasa community is closely intact.
Kerukunan leluarga kawanua relationship with local authorities is informal and not as tight
relationships with perkumpulan kawanua and the Minahasa community. Therefore, kerukunan
keluarga kawanua relationship with local governments need to be increased, Departing from the erosion of art and culture, Minahasa. Kerukunan keluarga kawanua actively
contribute to preserving its art and culture. On the other hand kerukunan keluarga kawanua
Jabodetabek also play a role in Minahasa regional development. Areas of concern of kerukunan
keluarga kawanua related to regional development in addition to the field of culture are
economic, social, political and education. This thesis discusses the role of kerukunan keluarga
kawanua as ethnic-based social capital in its contribution to regional development Minahasa.
This research method is using qualitative research approach with a case study in kerukunan
keluarga kawanua Jabodetabek. Researchers role here is to be an observer as participant. Data
were collected by interview, observation and documentation. In-depth interviews conducted on
informants in Jakarta and Manado. Triangulation methods performed to confirm the data that has
been obtained by examining through observation, documentation and informants. Results of the
study revealed that kerukunan keluarga kawanua’s role is revitalization, human resource
development, informative, influence and facilitator by taking into account the context of
information and communication technology, business and economics, social, cultural and
political. Kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek relationship with perkumpulan kawanua is
very close. Kerukunan keluarga kawanua members are always involved in every activity. Thus,
kerukunan keluarga kawanua relations with the Minahasa community is closely intact.
Kerukunan leluarga kawanua relationship with local authorities is informal and not as tight
relationships with perkumpulan kawanua and the Minahasa community. Therefore, kerukunan
keluarga kawanua relationship with local governments need to be increased]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Aminiah
"ABSTRAK
Modal sosial, sumber daya yang mungkin kurang berguna untuk sebagian orang, bisa memberi segalanya untuk sebagian orang lain. Modal tersebut merupakan sumber daya yang sedang menarik untuk diteliti karena input konvensional cenderung kurang bisa menjelaskan perbedaan penghasilan, yang variabelnya didekati dengan pengeluaran. Meski definisinya belum disepakati, namun ada benang merah yang bisa ditarik untuk mencirikan keberadaan modal sosial.Indonesia, sebagai negara keempat terpadat di dunia yang belakangan ini baru melewati proses reformasi, dapat menghadapi masalah karena keberagamannya dalam rentang geografi, etnisitas, agama, dan kemajuan pembangunan. Kombinasi ini bahkan dapat menjadi alasan menarik untuk mempelajari modal sosial negeri ini.Penelitian ini menegaskan penelitian sebelumnya yang membuktikan relevansi modal sosial dalam menghasilkan keuntungan ekonomi di negeri ini. Studi ini juga membuktikan hubungan penting antara modal sosial dan sumber daya manusia yang bisa digunakan untuk membangun kebijakan yang efektif untuk modal sosial. Selain itu, kajian ini menunjukkan bahwa, dengan menggunakan variabel tertentu, modal sosial dapat mempengaruhi kesejahteraan tanpa masalah endogenitas.

ABSTRACT
Social capital, which might not mean anything for certain people, can give everything to some others. It is the capital that current researchers are interested in since the conventional input could not explain much of differences in income, proxied by expenditure. Although its definition is not yet unanimously agreed upon, agreement does exist as to indicate characteristics of social capital. Indonesia, the fourth most populous country in the world that recently went through a series of reforms, may face problems caused by heterogeneity regarding geography, ethnicities, religions, and development progress. This combination is yet another interesting reason to study the country rsquo s social capital. This research confirms the previous empirical literature justifying the economic returns of social capital in the country. It also proves the important relationship between social and human capital that can be used to build effective policy for this new type of capital. Ultimately, it demonstrates that, by using certain variables as instruments, social capital can improve welfare without endogeneity problem. "
2016
T47205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Rolan Parulian
"ABSTRAK
Penolakan terhadap mahasiswa Papua yang mencari kos atau kontrakan di Yogyakarta, disebabkan oleh stereotip dan diskriminasi yang merupakan komponen dari stigma. Meski banyak penelitian terkait hal ini telah berhasil menunjukkan gambaran stigmatisasi terhadap mahasiswa Papua di Yogyakarta, namun masih sedikit penelitian yang menggambarkan bagaimana proses dari destigmatisasi terhadap mahasiswa Papua di Yogyakarta dapat terjadi. Berdasarkan kajian yang mendalam terkait teori kapital sosial, penelitian ini mencoba menemukan adanya peranan kapital sosial melalui komponen kedekatan dengan tetangga, jaringan sosial dan partisipasi masyarakat Li, Pickles, Savage, 2005 terhadap proses destigmatisasi mahasiswa Papua di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 13 informan yang didapatkan melalui penggunaan teknik snowball sampling. Setelah seluruh data temuan lapangan dianalisis dengan menggunakan software analisis data qualitative RQDA, ditemukan bahwa kapital sosial dapat berperan terhadap proses destigmatisasi. Cara-cara atau strategi yang dapat digunakan destigmatisasi terjadi adalah dengan mendorong partisipasi aktif mahasiswa Papua dalam kegiatan masyarakat sehingga dapat menyebabkan adanya hubungan yang akrab dengan masyarakat. Ditemukan juga aktor sosial dalam wujud beberapa orang kenalan yang menjembatani hubungan kedua belah pihak, yang kemudian dapat menghasilkan suatu keadaan dimana mahasiswa Papua mendapatkan kepercayaan dan penerimaan oleh masyarakat Yogyakarta.

ABSTRACT
The rejection of Papuan students whilst seeking a home stay in Yogyakarta is a result of stereotypes and discrimination which are component of stigma. Although many studies have been conducted relate to this phenomenon, unfortunately there is only less research which focus on how exactly the destigmatization process can occur to Papuan students in Yogyakarta. Based on the in depth study of social capital theory, this research aims to find the role of social capital for stigma reduction through the components of neighborhood attachment, social networks and civic participation Li, Pickles, Savage, 2005 . This research uses qualitative research methods and in depth interviews of 13 informants found by using snowball sampling technique. The data findings then were analyzed using a qualitative data analysis software, RQDA. The result shows social capital can contribute to the destigmatization process. Way or strategy that can be used is to encourage the active participation of Papuan students in community life which will result a strong and close relationship with the surrounding neighborhood. Social actors are also found in the form of several acquaintances who bridge the relationship of both parties, which then can produce a situation where Papuan students gain trust and acceptance fromthe community."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T49475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Wafa
"Keberadaan social capital dalam kelompok-kelompok sosial akan dipengaruhi oleh struktur sosial yang ada. Kelompok-kelompok sosial yang mampu memanfaatkan struktur sosial dalam setiap kegiatannya maka kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Sementara kelompok yang tidak dapat memanfaatkan keberadaan struktur sosial tersebut maka kegiatan yang dilakukan tidak dapat berjalan lancar. Dengan demikian keberadaan social capital haruslah berada di dalam struktur sosial yang ada.
Tesis ini memfokuskan perhatian pada keberadaan social capital dalam suatu kelompok sosial yang diwakili dua jenis kelompok yaitu Kelompok Tani "Mardi Utomo" dan Kelompok PKK. Pembagian kedua kelompok ini didasarkan pada model pembentukan kelompok, dimana Kelompok Tani "Mardi Utomo" merupakan kelompok yang dibentuk oleh seluruh anggota (bottom up) sedangkan kelompok PKK merupakan kelompok yang dibentuk oleh pemerintah (top down).
Penelitian ini bersifat kualitatif agar mampu mengungkap secara mendetail mengenai keberadaan social capital pada kedua kelompok tersebut. Dengan demikian akan memahami pola pikir dan tindakan mereka dalam setiap kegiatan yang dilakukan di kelompoknya. Untuk mengungkap hal tersebut, peneliti mengumpulkan data melalui beberapa cara yaitu; studi dokumentasi, observasi, dan wawancara mendalam.
Yang menjadi fokus awal dari penelitian ini bagaimana kelompok sosial tersebut mampu memanfaatkan struktur sosial yang ada dalam setiap kegiatannya. Sehingga kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari seluruh anggota. Kegiatan yang mendapat dukungan anggota dapat berjalan dengan lancar sementara yang tidak mendapat dukungan tidak dapat berjalan. Tindakan yang seperti ini dilakukan terus menerus sehingga diantara anggota timbul perasaan saling percaya. Perasaan saling percaya inilah yang menyebabkan kegiatan dapat berjalan lancar.
Dengan menggunakan kerangka Coleman yang mengemukakan bahwa aspek-aspek struktur sosial dapat digunakan oleh aktor sebagai sumberdaya untuk mencapai kepentingannya maka tesis ini berusaha menjawab kebenaran kerangka konsep tersebut melalui penelitian di Desa Bakalan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Struktur sosial Jawa yang ada di Desa Bakalan sangat membantu keberadaan social capital di dalam kelompok. Adanya perbedaan status akan menentukan peran masing-masing orang. Orang yang berlatar belakang priyayi akan disegani di desa terlebih kalau yang bersangkutan memiliki umur tua, berjenis kelamin laki-laki, dan memiliki pendidikan tinggi, yang bersangkutan akan mudah menduduki jabatan baik formal maupun informal di desanya. Begitu juga dengan Kelompok Tani "Mardi Utomo" yang menjadi ketua adalah seorang priyayi yang memiliki pengaruh di kelompok karena faktor status yang dimiliki tersebut. Sedangkan kelompok PKK, di dalam memilih seorang ketua tidak memperhatikan faktor status karena jabatan ketua PKK merupakan jabatan yang diperoleh karena jabatan suami yang menjabat kepala desa.
Berjalannya kegiatan di Kelompok "Mardi Utomo" karena adanya trust yang kuat diantara anggota, trust yang ada didukung pula oleh pengalaman sosial, ketetanggaan, dan harapan dari anggota. Trust bersama-sama dengan faktor penyangga yang lain seperti tujuan kelompok sosial, pekerjaan sebagai petani, dan adanya mekanisme kontrol sosial yang efektif menyebabkan social capital Kelompok Tani "Mardi Utomo" dapat berjalan.
Disisi lain, pada kelompok PKK semua kegiatan yang ada ditentukan oleh pengurus, sehingga pengurus tidak mengerti keinginan dan kemampuan anggota yang sebenarnya, akibatnya banyak kegiatan yang tidak sesuai dengan struktur sosial Jawa yang berlaku. Tindakan yang dilakukan oleh pengurus tersebut akan berpengaruh pada tingkat trust antar anggota, begitu juga dengan mekanisme kontrol sosial yang ada, tidak dapat berjalan efektif. Kendala yang berasal dari intern pengurus tersebut juga dipengaruhi oleh kendala lain yang bersifat organisatoris seperti jumlah anggota yang mencakup seluruh desa, dan tujuan yang masih abstrak. Kendala-kendala yang ada tersebut menjadikan faktor-faktor penyangga social capital berjalan tidak efektif.
Tesis ini dalam kesimpulannya menegaskan kembali apa yang dikemukakan oleh Coleman bahwa struktur sosial dapat mempermudah social capital merupakan sesuatu hal yang harus ada. Disini berarti, keberadaan social capital harus berada di dalam struktur sosial yang ada Hal ini sekaligus merupakan implikasi teoritis dari temuan di lapangan yang diwakili oleh dua kelompok sosial. Di akhir tulisan, ada beberapa rekomendasi yang dimaksudkan agar keberadaan gotong royong sebagai salah satu bentuk social capital tidak hilang karena adanya program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Salah satu rekomendasi yang memuat hal tersebut adalah peraturan desa (perdes) yang harus dirumuskan secara bersama-sama antara pemeriritahan desa dengan kelompok-kelompok sosial yang ada, hal ini juga menunjukkan adanya sinergi antara kelompok-kelompok sosial dengan pemerintah desa. Adanya peraturan desa (perdes) yang mengatur gotong royong secara tegas dengan melibatkan kelompok-kelompok sosial maka keberadaan gotong royong dapat dipertahankan meskipun ada berbagai program pembangunan yang berpotensi mematikan gotong royong."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T9738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ujianto Singgih Prayitno
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997, yang telah mempengaruhi sendi-sendi dasar kehidupan masyarakat. Bagi masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung, kondisi perekonomian yang memburuk itu diperparah dengan datangnya musibah banjir, sehingga mereka mendapatkan tekanan besar dari kondisi perekonomian tersebut. Ketahanan ekonomi keluarga miskin ini diperlukan mengingat banyaknya kebutuhan yang paling pokok yang tidak bisa dipenuhi, seperti air bersih, tempat berteduh, fasilitas mandi-cuci-kakus yang sehat, fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Penelitian dilakukan di masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung, yang hampir setiap tahun mengalami musibah banjir. Karakteristik pekerjaan golongan masyarakat berpenghasilan rendah ini bekerja pada sektor informal. Mereka mendapat tekanan yang besar, dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup, apakah ada peran modal sosial, baik yang dimiliki keluarga, dalam interaksi sosial kebertetanggaan, dan masyarakat umumnya terhadap ketahanan ekonomi keluarga, terutama menghadapi kondisi ekonomi keluarga yang memburuk. Ataukah justru modal sosial masyarakat menjadi tidak bekerja, yang termanifestasi dalam bentuk ketidakpercayaan, memudarnya kehidupan saling tolong menolong dan jaringan kerja sama ?
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah memadukan model kuantitatif dan kualitatif sekaligus. Melalui pendekatan kuantitatif, penelitian dilakukan melalui teknik survai, yang secara konseptual, dipakai untuk mengukur variabel-variabel yang merepresentasikan eksplanasi, dan kemudian mengujinya secara statistik. Sedangkan melalui pendekatan kualitatif, memusatkan perhatian pads prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan sosial manusia. Analisis dilakukan secara induktif, karena proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagaimana yang terdapat dalam data. Selain itu, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel.
Secara umum, analisis kuantitatif, baik melalui uji hipotesis ataupun korelasi ditemukan bahwa tidak ditemukan hubungan bermakna yang kuat diantara variabel-variabel yang diuji. Uji hipotesis menunjukkan penerimaan terhadap hipotesa nol (H0), kecuali untuk variabel informasi dan komunikasi yang hipotesa nolnya tidak terbukti, sehingga harus ditolak. Sementara itu, hasil uji korelasi memperlihatkan bahwa antara variabel ketahanan ekonomi keluarga dengan variabel kelompok dan jaringan kerja sama (.108), aksi kolektif dan bekerja sama (. 114), informasi dan komunikasi (.223), serta kohesi sosial dan inklusi sosial (.096) terdapat hubungan yang bermakna meskipun sangat lemah. Sedangkan melalui uji regresi memperlihatkan, bahwa variabel aksi kolektif dan bekerja bersama, dan variabel informasi dan komunikasi secara bersama-sama mempengaruhi ketahanan ekonomi keluarga (.317). Aksi kolektif dan bekerja bersama adalah variabel yang paling berperan dalam memprediksi ketahanan ekonomi keluarga (.204), kemudian diikuti variabel informasi dan komunikasi (.- 237).
Temuan dan analisis kualitatif yang telah dilakukan dalam penelitian ini secara umum menghasilkan kesimpulan, bahwa meskipun tidak ada modal sosial yang secara spesifik muncul di kalangan masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung, namun mereka memiliki ketersediaan modal sosial yang cukup baik, karena didalam interaksi sosial yang terjadi kepercayaan dan kebersamaan dalam interaksi antar warga masyarakat masih terbina, dan mereka tidak menjadi individualis. Hal ini terlihat dari penanganan masalah yang memerlukan penanganan bersama, seperti musibah kematian, pesta pernikahan, ataupun pesta lainnya, selalu dilakukan bersama-sama. Kebersamaan, saling pengertian, dan kepercayaan terhadap sesama anggota keluarga merupakan faktor penting yang mendukung ketahanan ekonomi keluarga.
Modal sosial dapat dipergunakan sebagai alat untuk melakukan assessment, terutama untuk mengetahui apakah di kepercayaan dan partisipasi di dalam komunitas itu besar atau kecil. Jika tingkat kepercayaan dan partisipasi warga masyarakat itu besar, maka kebijakan sosial, terutama bagi penanggulangan kemiskinan dapat dilaksanakan dan dapat diperkirakan program itu akan berhasil. Tetapi, jika ternyata tingkat kepercayaan dan partisipasi warga di dalam komunitas itu rendah, maka perlu dilakukan intervensi sosial, atau program-program sosial yang dapat meningkatkan kepercayaan sosial. Setelah kepercayaan dan partisipasi sosial warga memadai, barulah program-program penanggulangan kemiskinan dapat dilaksanakan. Program pemulihan kepercayaan perlu dilakukan, karena merupakan usaha penciptaan kondisi yang kondusif terhadap proses sosiabilitas, yang memungkinkan warga komunitas berpartisipasi dalam upaya peningkatan kehidupannya sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
D575
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper examines and empirically test theories of media expousure, cultural capital, government intervention and social disorganization to predict geographic variation in social capital nationally at the country scale of analysis...."
2009
370 KJPS 23:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Setyawati
"Pemanfaatan dukun beranak dipandang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kematian ibu di Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa salah satu penyebab kecenderungan pemilihan dukun adalah adanya jampijampi dan doa-doa tertentu yang dilakukan dukun pada saat persalinan. Namun, analisis terhadap faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya kecenderungan ini belum banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk menggali peran dari modal sosial terhadap pemilihan persalinan menggunakan dukun. Penelitian ini menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2007. Modal sosial diukur dari kohesivitas masyarakat dan kepercayaan sosial
sementara faktor demografi ibu diukur dari status perkawinan, status pekerjaan, dan pendidikan. Uji Chi-Square digunakan untuk menganalisis hubungan yang diantara variabel. Untuk mengetahui efek dari variabel modal sosial dan demografi terhadap pemanfaatan dukun digunakan uji regresi logistik. Hasil menunjukkan bahwa keberadaan modal sosial di masyarakat memiliki hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan dukun beranak di Indonesia. Untuk faktor demografi, tingkat pendidikan rendah berasosiasi dengan persalinan menggunakan dukun. Faktor yang mendorong pemilihan persalinan menggunakan dukun sangat kompleks. Pemahaman terhadap konteks sosial di masyarakat seharusnya menjadi bahan pertimbangan penting dalam menurunkan angka kematian ibu.
Using the services of traditional birth attendants (TBA) in childbirth is considered as one of the maternal mortality determinants in Indonesia. Researchers reported that mothers preferred to have the help of TBAs in childbirth because TBAs have such powers as prayers and mantras that help the delivery process. However, very little is actually known about the factors shaping their preference. This research investigates the role of social capital as to maternal preference for having TBAs in childbirth. A cross sectional data of Indonesia Family Life Survey (IFLS) 2007 was used. Social capital was measured by social cohesion and community trust. Maternal demographic factors were measured by marital status, employment status, and education. Chi-Square test was used to analyze statistical association. Finally, logistic regression was used to gauge their effects on the use of TBAs. The result showed that the existence of social cohesion and trust made a significant impact on the preference for choosing TBAs. In demographic factors, a comparable finding was found only at the educational level. The factors of having childbirth with the help of a traditional birth attendant are complex. An
understanding of social context should be taken into consideration in making a serious effort to reduce the maternal mortality rate."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Gadjah Mada. Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada. Fakultas Kedokteran], 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Nurdiah
"ABSTRAK
Meskipun sudah tidak menggunakan narkoba, mantan pecandu narkoba masih memiliki
sejumlah permasalahan, diantaranya adalah relapse (kekambuhan) dan reintegrasi. Studi
ini melihat adanya agen sosial yang berperan penting, yaitu komunitas. Penelitian ini
berlokasi di sebuah komunitas mantan pecandu Yayasan Sahabat Rekan Sebaya (SRS),
Kalibata Jakarta TImur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi.
Pemilihan informan dilakukan secara snowball. Hasil penelitian memperlihatkan
bagaimana modal sosial bekerja dalam membantu permasalahan mantan pecandu. Nilai
dan norma komunitas SRS berperan sebagai kontrol sosial terhadap pencegahan relapse.
Nilai dan norma yang diajarkan komunitas mengarahkan pada proses diterima kembali
mantan pecandu di masyarakat. Jaringan sosial komunitas SRS membantu mantan pecandu
memiliki pekerjaan. Sedangkan kepercayaan dalam komunitas terlihat sangat tinggi
sehingga mampu merekatkan hubungan para anggotanya. Modal bonding yang begitu kuat
menjadi modal sosial paling menonjol di komunitas ini. Modal bridging yang dimiliki
komunitas juga telah banyak membuka kesempatan bagi mantan pecandu untuk mengakses
pendidikan informal dan berinteraksi langsung dengan masyarakat.

ABSTRACT
Although no longer using drugs, former drugs addicts still have some problems such as
relapse and reintegration. This study focus on the existance of community that play an
important role to help their problems. This study is located in community of ex-drugs addict
community Sahabat Rekan Sebaya (SRS) foundation, Kalibata, East Jakarta. This study used
a qualitative method with case-study approach. Data collected through in-depth interviews
and field observation. Informants selected by snowball. The research shows how social
capital works in helping ex-drugs addict problems. The norms of the community as a social
control agent to their relapse prevention. Values and norms of the community taught to
reintegration process. Social network of SRS community help ex-drugs addicts to have a job,
which is an indicator of the successfull reintegration in society. While trust in the SRS
community is very high between members. SRS community has strong bonding capital.
Brigding capital of SRS community also provide opportunities for ex-drugs addicts in
accessing to informal education and directly interact with the society."
2015
S60955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anisa Febrianti
"ABSTRAK
Corporate Social Responsibility CSR merupakan hal penting bagi perusahaan untuk membangun relasi sosial dengan masyarakat lokal. Namun, sejumlah kasus memperlihatkan bahwa kinerja program CSR perusahaan masih belum maksimal dalam membangun relasi yang baik antara perusahaan dengan masyarakat lokal. Hal ini berdampak pada lemahnya relasi sosial perusahaan terhadap masyarakat lokal. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai hal tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Teori Manajerial Managerial theory dan Teori Relasional Relational Theory . Teori Manajerial melihat pemaknaan perusahaan terhadap CSR memberi dampak pada kinerja program CSR yang dijalankan, sedangkan Teori Relasional hanya melihat upaya membangun relasi yang baik antara perusahaan dengan masyarakat lokal sebagai upaya menghindari konflik. Berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian ini berkontribusi dengan menyertakan modal sosial sebagai variabel intervening, yang memperjelas hubungan kinerja program dengan relasi sosial. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui teknik survei untuk memperoleh data. Responden dipilih melalui teknik pengambilan sampel acak berstrata. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara kinerja program CSR dengan relasi sosial, serta tidak adanya pengaruh modal sosial terhadap hubungan kinerja program CSR dengan relasi sosial.

ABSTRACT
Corporate Social Responsibility CSR is an important part of the company to establish a social relation with communities. However, in certain cases shows that the performance of company rsquo s CSR programs is still not optimized in order to establish a good relationship between the company and local communities. This has an impact on the weakness of company rsquo s social relationship to local communities. Previous studies on this subject divided into two groups Managerial Theory and Relational Theory. Managerial Theory highlighting on the company purpose on CSR impact to the performance of their CSR programs, while Relational Theory firmly focus on the process to establish a good relationship between the company and local communities in order to avoid conflict. Contrast with previous studies, this study contributes to include social capital as an intervening variable, to clarify relationship between performance of CSR programs and social relations. This study employs quantitative method through survey technique to obtain data. Respondent selected by stratified random sampling technique. This study represents the effect between performance of CSR programs and social relations, and the existence of social capital has no effect in relations between Performance of CSR programs and social relations."
2018
T50971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>