Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laurentius Sandi Witarso
Abstrak :
Orang dengan Schizophrenia ODS adalah individu dengan gangguan jiwa yang mengalami gangguan pada pikiran, emosi dan perilaku. Gejala-gejala yang dialami oleh ODS membuat fungsi peran dan pekerjaan mereka menurun sehingga menjadi tidak produktif dan membutuhkan pertolongan orang lain. Orang yang dapat merawat dan memenuhi kebutuhan ODS disebut dengan caregiver. Caregiver berperan dalam merawat pasien seperti melakukan aktivitas sehari-hari dan mengurusi kebutuhan dasar pasien. Kondisi ini dapat mengakibatkan caregiver burden yaitu beban yang ditanggung oleh individu yang menyediakan bantuan bagi anggota keluarga dengan penyakit kronis ataupun memiliki keterbatasan. Caregiver burden yang kurang dikelola dengan baik akan berdampak pada kehidupan sosial dan psikologis caregiver. Peneliti menggunakan intervensi psikoedukasi untuk mengelola beban pada caregiver orang dengan schiozphrenia. Penelitian ini menggunakan desain pre-post design. Partisipan berjumlah 3 orang dengan status ekonomi sosial menengah ke bawah dan berusia rata-rata 50 tahun. Data kuantitatif didapatkan dengan menggunakan alat ukur Zarit Burden Interview, Hopkins Symptom Checklist-25 dan General Health Questionnaire-12 sedangkan data kualitatif didapatkan dengan wawancara dan observasi selama intervensi berlangsung. Hasil kuantitatif menunjukkan adanya penurunan beban pada caregiver sedangkan data kualitatif menunjukkan bahwa mereka bisa lebih mengerti bagaimana cara untuk mengatasi pasien, mengurangi stres dan bisa merawat diri sebagai bagian diluar tugas mendampingi pasien. ......Schizophrenia disorder is a mental disorder in which the patient experiences a disruption in their mind, emotions, and behaviour. The symptoms that they experience make their role function and their work decrease so that it makes unproductive and need help from other. A caregiver has a responsibility in caring for the daily needs of the patient. This condition can lead into caregiver burden. Less well managed caregiver burden will give effect to the social and psychological life of the caregiver. The researcher used psychoeducational intervention to manage the caregive burden of caregiver. This study used a pre post design. Quantitative data were obtained using Zarit Burden Interview, Hopkins Symptom Checklist 22, and General Health Questionnaire 12, while qualitative data were obtained using interview and observation during the intervention. The quantitative results indicate a decrease burden on the caregiver. Meanwhile, qualitative data show that they can better understand how to cope with patients, to reduce stress, and to take care of themselves as the part of their task besides to take care of their patients.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Aan
Abstrak :
Merawat penderita stroke kerap memunculkan stres dan pengalaman emosional negatif yang menjadi beban psikologis bagi anggota keluarga yang menjadi caregiver. Pemahaman yang kurang mengenai penyakit seringkali memunculkan asumsi keliru terhadap situasi yang dihadapi oleh caregiver selama merawat yang kemudian berkontribusi dalam peningkatan stres caregiver. Jika tidak ditangani, beban caregiver dapat menurunkan kualitas hidup caregiver sekaligus mempengaruhi kualitas perawatan yang diterima penderita stroke. Psikoedukasi merupakan program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan membangun keterampilan yang dibutuhkan caregiver dalam menjalankan tugas perawatan. Penelitian ini menggunakan one group before after pretest - posttest design, dengan memberikan psikoedukasi kepada 3 orang anggota keluarga penderita stroke yang menjadi caregiver sebagai partisipan. Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran pretest dan posttest. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa psikoedukasi berhasil membantu mengurangi beban caregiver pada 2 partisipan yang ditunjukkan oleh penurunan skor ZBI dan GHQ dan perubahan positif yang dirasakan caregiver. ......Caring for patients with stroke often has stress and negative emotional experiences as its consequences and become a psychological burden for family members who become caregivers. Knowledge deficits often contribute to false assumptions which inadvertently exacerbate stress levels in caregivers If left untreated, caregiver burden will decrease caregiver 39 s quality of life as well affects the quality of care received by stroke patients. Psychoeducation is a program aimed to improve knowledge and build the skills needed by caregiver in caregiving tasks. This study used a one group before after pretest posttest design, by providing psychoeducation to 3 family caregivers who became participants. The analysis was done by comparing the measurement results of pretest and posttest. The results showed that psychoeducation helped reducing caregiver burden of 2 participants, indicated by the decrease in ZBI and GHQ scores and perceived positive changes by the caregivers.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Dumaria
Abstrak :
Salah satu gangguan jiwa, yaitu skizofrenia, merupakan gangguan yang termasuk dalam incapacitating illness, dimana efek yang ditimbulkan dapat memberikan efek signifikan dalam populasi yang cukup luas (WFMH, 2014). Kurangnya tenaga ahli kesehatan jiwa di Indonesia membuat besar kemungkinan keluarga untuk menjadi caregiver bagi pasien. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa keluarga yang berperan sebagai primary caregiver Orang Dengan Skizofrenia (ODS) merasakan beban akibat dari proses caregiving tersebut. Dampak yang dihasilkan oleh tingginya burden yang dirasakan caregiver, tidak hanya mempengaruhi well-being-nya sendiri, namun juga membuat proses caregiving menjadi tidak efektif dan meningkatkan kemungkinan relaps (Chan, 2011). Intervensi Keluarga ini diadaptasi dari modul Family Intervention and Support in Schizophrenia yang disusun oleh National Institute of Mental Health and Neurosciences (NIMHANS) (Kumar, Murali & Paul, 2002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intervensi Keluarga secara efektif menghasilkan perubahan-perubahan di dalam diri primary caregiver, dimana perubahan tersebut dapat menurunkan burden yang dirasakan oleh primary caregiver. ......Schizophrenia is a disorder classified in incapacitating illness, where the resulting effect may create significant consequence for a broad population (World Federation for Mental Health, 2014). The lack of mental health professional in Indonesia had create a big possibility for family members to double their roles as caregivers for patients living with schizophrenia. A number of research had stated that family members that plays a role as primary caregiver for patients living with schizophrenia had experienced burden from the role. High level of burden not only affected the caregiver but also the patients. The Family Intervention is adopted from Family Intervention and Support in Schizophrenia by National Institute of Mental Health and Neurosciences (NIMHANS) (Kumar, Murali & Paul, 2002). The result showed that The Family Intervention effectively deliver changes within the primary caregiver which reduce the level of burden.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayoe Sukma Ariani Widayanti
Abstrak :
Masalah fisik, emosi, dan kognitif yang muncul akibat menderita penyakit stroke menyebabkan penurunan kemandirian pada penderitanya sehingga membutuhkan asistensi dari orang lain untuk menunjang keseharian pasien. Tidak hanya pasangan pasien, anak dari penderita stroke juga berperan menjadi young caregiver dengan merawat orang tuanya sebagai bentuk kasih sayang dan membalas budi. Sebagai young caregiver, seorang anak beresiko mengalami tekanan dan kesulitan yang dirasakan akibat merawat orang lain yang disebut sebagai caregiver strain. Banyaknya dampak negatif dari caregiver strain menyebabkan dibutuhkannya suatu upaya yang dilakukan untuk mengurangi strain yang dirasakan. Menurut Blake, Lincoln, dan Clarke (2003) mood dari caregiver merupakan prediktor terkuat pada caregiver strain dan menyarankan untuk melakukan intervensi perbaikan mood dengan tujuan untuk mengurangi strain yang dirasakan oleh caregiver. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara caregiver strain dan regulasi mood menggunakan musik pada anak yang berperan sebagai caregiver dari orang tuanya yang sedang menderita penyakit stroke. Regulasi mood menggunakan musik dipilih karena musik mampu memperbaiki mood seseorang, digemari oleh anak muda, dan mudah diakses. Penelitian ini diikuti oleh 70 anak berusia 18 - 29 tahun yang berperan sebagai young caregiver dari orang tuanya yang menderita stroke. Caregiver strain diukur menggunakan The Modified Caregiver Index (Robinson, 1983; Thornton & Travis, 2003) dan regulasi mood menggunakan musik diukur dengan Music Mood Regulation (Saarikalio, 2008). Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara caregiver strain dan regulasi mood menggunakan musik pada young caregiver pasien stroke
Stroke sufferers need assistance from others as their ability to do daily activities decreased due to patient's physical, emotional, and cognitive problems. Besides patient's spouse, patient's children also take parts in taking care for their parents as a form of affection and return of gratitude. As a young caregiver, a patient's child is at risk of experiencing stresses and difficulties due to caregiving, referred as caregiver strain. According to Blake, Lincoln, and Clarke (2003), a caregiver's mood is the strongest predictor of caregiver strain and suggest mood improvement as an intervention to reduce caregiver strain. This correlational study aims to see the relationship between caregiver strain and mood regulation by using music in children that act as a caregiver for their parents who are suffering from stroke. Mood regulation by using music was chosen because music can improve one's mood, music is popular among young people, and music is easily accessible. A total of 70 children aged 18-29 years old who acted as young caregiver for their stroke suffering parents participated in this study. Caregiver strain was measured using The Modified Caregiver Index (Robinson, 1983; Thornton & Travis, 2003), and mood regulation by using music was measured using Music Mood Regulation (Saarikalio, 2008). The result shows that there is no significant relationship between caregiver strains and mood regulation by using music in young caregivers of stroke patients
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Parameshwary
Abstrak :
ABSTRAK
Burnout merupakan suatu sindrom psikologis yang ditandai dengan adanya kelelahan fisik, depersonalisasi dan penurunan hasrat pencapaian diri yang muncul pada orang-orang yang bekelja untuk melayani orang lain. Caregiver keluarga pasien stroke adalah seluruh orang-orang yang memiliki hubungan darah terutama yang seeara psikologis terikat dengan diri penderita stroke seperti pasangan, anak, keluarga, saudara dan melakukan fimgsi perawatan dan pelayanan terhadap pasien stroke secara intens. Subyek dalam penelitian ini memiliki karakteristik: pasangan (istri), anak dan keluarga dekat pasien stroke yang dalam kesehariannya merawat pasien, telah melakukan fimgsi perawatan minimal satu tahun serta tinggal serumah dengan penderita stroke. Berdasarkan uji validitas, korelasi skor item total pada MBI bergerak antara 0.320 sampai dengan 0. 71 L Uji reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach memberikan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0.846. Hasil pengbitungan statistik menjelaskan bahwa sebanyak 21 orang (65.6%) dari 32 responden mengalami burnout dalam taraf rendah, dimana 1 4 responden (66.7%) diantaranya beljenis kelarnin wanita, berusia 20 sampai dengan 29 tahun dan 50 sampai dengan 59 tahun (33.4%), berperan sebagai anak dari pasien stroke (57.1%), bekerja sebagai karyawan swasta (52.4%) ,memiliki latar belakang SMA (42.9%), telah berperan sebagai caregiver selama 1 sampai dengan 3 tahun dan 7 sampai dengan 10 tahun (38.1%) dan melakukan perawatan dengan kondisi pasien saat ini tergolong ringan (61.9"/o).
2007
T32837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Reknoningsih
Abstrak :
Pasien pasung yang dirawat di RSJ dan dikembalikan kepada keluarga masih mengalami pemasungan ulang. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan pengalaman keluarga dalam merawat pasien paska pasung, menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan partisipan menggunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi caregiver yang mempunyai anggota keluarga pernah dipasung sebelum dirawat di RSJ dan pernah atau sedang mengalami pemasungan ulang, mampu berkomunikasi dengan baik dan bersedia menjadi partisipan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan menggunakan catatan lapangan terhadap tujuh partisipan. Hasil wawancara dianalisa dengan menggunakan langkah analisa Creswell dan ditemukan 5 tema sebagai hasil penelitian. Tema-tema yang dihasilkan adalah kelelahan fisik dan pergolakan emosi keluarga sebagai dampak merawat, kesulitan keluarga dalam manajemen beban, perilaku agresif sebagai alasan pemasungan ulang, bentuk dukungan internal dan eksternal pada keluarga dalam merawat dan peningkatan pemahaman spiritualitas keluarga sebagai hikmah merawat. Hasil penelitian ini menemukan bahwa keluarga pasien paska pasung mengalami beban emosional dan kelelahan fisik yang menjadi alasan terjadinya pemasungan ulang. Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan perawat jiwa mengembangkan pelayanan keperawatan jiwa di masyarakat dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang cara menangani pasien gangguan jiwa dengan perilaku agresif sehingga mencegah terjadinya perilaku pemasungan oleh keluarga. ......The seclusion or restraint’s client will send home to their family was experienced re restraint or re seclusion. The aim of this study is to elaborate the family’s experience in caring for the client with seclusion or restraint through the qualitative study with the phenomenology approach. The sampling technique is purposive sampling with inclusion criteria are the caregiver who has a family member with the experience of being restraint or seclusion before hospitalized, had been restraint, being restraint or being re restraint, and being able to communicate well and being ready to be respondent. Data collecting had been applied the deep interview and observation for 7 (seven) participants. Moreover, the result was analyzed by using the Creswell analyzing step. There were 5 (five) themes which had been found in this study comprising physical exhausted and emotional distress resulting from the caring for the seclusion client, family difficulties due to the burden management, aggressive behavior as a result of the re restraint or re seclusion, the internal and external support system in caring for the client and increasing the family’s spiritual understanding resulting from the notion of care. The findings show that the family have emotional burden and physical exhausted as the reason of re restraint (seclusion). This study has suggested that psychiatric nursing may develop a mental nurse psychiatric nursing services in the community by providing health education on how to manage the aggressive behavior of the client with mental disorder in order to prevent re restraint (seclusion).
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanti Wahyuningtyas
Abstrak :
Pasien pasca stroke yang dipulangkan dari rumah sakit dengan disabilitas menyebabkan ketergantungan kepada caregiver dalam pemenuhan aktivitas harian. Singkatnya masa rawat dan beban kerja perawat yang tinggi mendorong dikembangkan metode edukasi berbasis audiovisual untuk mempersiapkan caregiver. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Caregiver Stroke Education Programme CSEP berbasis audiovisual terhadap efikasi diri caregiver dan dampak lanjutan terhadap efikasi diri pasien pasca stroke. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan pre and post test non equivalent control group. Sampel terdiri dari 19 caregiver dan 19 pasien pasca stroke pada tiap kelompok. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan efikasi diri caregiver pada kedua kelompok, efikasi diri caregiver pada kelompok intervensi lebih baik dari caregiver pada kelompok kontrol p value = 0,001 dan berdampak terhadap efikasi diri pasien pasca stroke dimana pasien dengan caregiver pada kelompok intervensi memiliki efikasi diri yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol p value = 0,001, terdapat korelasi yang kuat dengan arah positif yang artinya semakin tinggi efikasi diri caregiver akan semakin tinggi efikasi diri pasien pasca stroke. Diharapkan perawat memberikan Caregiver Stroke Education Programme CSEP berbasis audiovisual terhadap caregiver dalam perencanaan pemulangan pasien stroke sehingga dapat meningkatkan efikasi diri caregiver yang berdampak terhadap peningkatan efikasi diri pasien pasca stroke. ......Post stroke patients discharged from hospitals with disability would depend on caregivers to perform Activity of daily livings. Short caregiving period and high workload for the nurses necessitates a more developed education method with audiovisual aid. The purpose of this study was to determine the effect of Caregiver Stroke Education Programme CSEP with audiovisual aid on caregiver self efficacy and the continuing effect on self efficacy of post stroke patients. This research was a quasi experiment with pre and post test non equivalent control group design. Data were collected from two sampling groups the intervention group and the control group. In each group, the samples consisted of 19 caregivers and 19 post stroke patients. The result showed that there was significant effect of Caregiver Stroke Education Programme CSEP with audiovisual aid on caregiver self efficacy p 0,001. Furthermore, caregivers in the intervention group had a significant effect to post stroke patient self efficacy p 0,001 . There was a strong positive correlation between caregivers rsquo self efficacy and the patients rsquo self efficacy. This study suggests that the use of Caregiver Stroke Education Programme CSEP with audiovisual aid and self efficacy resources on discharged post stroke patient could enhance both caregivers rsquo self efficacy and post stroke patients rsquo self efficacy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T49059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamudi Prasestiyo
Abstrak :
Beban caregiver merupakan faktor penting dalam pemberian kebutuhan pasien kanker yang menjadi bagian dalam asuhan keperawatan holistik dibidang keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi caregiver tentang pengalaman beban caregiver dalam merawat pasien kanker di Rumah Sakit Dr. Dorys Slylvanus Palangka Raya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi dari 11 pengalaman caregiver yang merawat pasien kanker. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan metode wawancara. Hasil penelitian ini mengungkapkan tema yang diidentifikasi dalam penelitian ini: 1) Berbagai masalah yang dirasakan caregiver; 2) keterbatasan layanan dan fasilitas kesehatan yang diterima caregiver; 3) koping caregiver dalam mengelola beban yang dirasakan. Caregiver yang merawat pasien kanker memiliki berbagai masalah yang dirasakan termasuk juga pelayanan kesehatan yang diterimanya. Masalah yang muncul menjadikan beban yang dialami caregiver, namun caregiver mampu untuk mengelola beban tersebut dengan berbagai macam koping yang digunakannya. Penelitian ini merekomendasikan penelitian lebih lanjut terkait pengalaman beban caregiver yang merawat pasien dengan diagnosis kanker spesifik dan koping yang digunakannya. ......The caregiver burden is an important factor in providing the needs of cancer patients who are part of holictic nursing care in the field of nursing. This study is to explore caregivers’s perception about caregiver’s burden experience in caring for cancer patients at Dr. Dorys Sylvanus Hospital Palangka Raya. This study was a qualitative study with a phenomenological descriptive approach of 11 caregiver experiences who provide care for cancer patients. The data collection was conducted through the interview method. The results of this study reveal the themes including: various perceived problems caregiver, limited health services and facilities received by the caregiver, and coping caregivers in managing the perceived burden. Caregivers who provide care for cancer patients have various perceived problems including the health services. Problems that arise created burdens for caregiver, however the caregivers could manage the burden with the various coping methods. This study recommends further study related to the caregiver’s experience of caring for patients with a specific cancer diagnosis and their coping methods.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Hadi Widyastuti
Abstrak :
Memberikan perawatan pada anggota keluarga dengan demensia merupakan pengalaman yang unik dan hal yang membuat stress sehingga dapat menimbulkan dan meningkatkan caregiver burden. Caregiver harus beradaptasi dengan perubahan kepribadian dan perubahan tingkah laku lansia demensia. Tujuan dari penelitian ini adalah memahami secara mendalam pengalaman keluarga dalam merawat lansia dengan demensia dan bagaimana keluarga memaknainya. Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam untuk proses pengumpulan data. Partisipan adalah caregiver utama lansia demensia, yang didapatkan dengan teknik purposive sampling . Analisa data menggunakan metode Collaizi. Hasil penelitian ini teridentifikasi 7 tema yaitu: 1) respon positif dalam merawat lansia demensia; 2) respon negatif dalam merawat lansia demensia; 3) Koping caregiver yaitu koping adaptif dan koping maladaptif; 4) Makna budaya dan spiritual dalam merawat lansia demensia; 5) Kewajiban merawat lansia; 6) harapan sebagai caregiver lansia yaitu harapan terhadap diri sendiri, harapan terhadap keluarga dan harapan terhadap masyarakat; dan 7) kebutuhan lansia terhadap pelayanan kesehatan yaitu bebas biaya, layanan khusus bagi lansia dan pendidikan kesehatan. Dapat disimpulkan pengalaman keluarga merawat lansia dengan demensia sangat beragam dan mengakibatkan respon yang berbeda, sehingga perlu dicermati oleh pemberi asuhan lansia. Hasil penelitian diharapkan dapat pemahaman bahwa caregiver lansia demensia merupakan kelompok risiko yang penting untuk diintervensi dalam tingkat keluarga dan masyarakat. ......Caregiving for a family member with dementia is could be experienced as unique and stressfull events that could result and increase level of caregiver burden. Caregiver have adapted with mood change and behaviour change of dementia people.The purpose of the study were to provide deep understanding of family experiences in caregiving of elderly people with dementia and how family give meaning of those experiences.This study design was descriptive phenomenology with depth interview for data collecting. Participants were primary caregivers collected by purposive sampling technique. Data analyzed with Collaizi’s analysis method. This study identified 7 themes which were: 1) positive responses of caregiving dementia; 2) negative responses of caregiving dementia; 3) Coping of caregiver that are adaptive coping and maladaptive coping; 4) Culture and spiritual meaning of caregiving dementia; 5) responbility of caregiving dementia; 6) hope as caregiver dementia that are hope to ourself, hope to family and hope to community; and 7) health care Services needed by elderly people with dementia which are free, special Services for elderly and health education for family. This study finding exhibited that family experiences in caregiving dementia differed variedly and resulted different responses, so it need attention from caregiver.This study fmdings were expected to provide better understanding that caregiver is risk group that considerably important to be addressed in nursing intervention at family and community level.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26569
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Badriah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang arti dan makna pengalaman keluarga dalam merawat lansia dengan DM di Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi deskriptif dengan metode wawancara mendalam. Partisipan dalam penelitian ini adalah caregiver utama lansia DM yang didapatkan dengan teknik criterion sampling. Data yang dikumpulkan berupa hasil rekaman wawancara dan catatan lapangan yang dianalisis dengan menerapkan teknik Collaizi. Penelitian ini mengidentifikasi 13 tema yaitu terjadinya perubahan pada lansia, kemampuan melaksanakan tugas kesehatan keluarga, respon psikologis, respon fisik, respon terhadap ekonomi, respon terhadap peran, prilaku pencarian penyelesaian masalah, dukungan penyelesaian masalah, kehidupan lansia yang optimal, kemampuan merawat lansia, sifat pelayanan, bentuk pelayanan dan mematuhi ajaran agama dan budaya. ......The aim of research were explored the experience of family in caregiving elderly with DM in Tasikmalaya. This research used qualitative descriptive phenomenology method and the data collected by in-depth interview. Participants were primary caregivers elderly with DM collected by crierion sampling technique.The data gathered are in form of the results from the recording of indepth interview and field note form transcribed and analyzed by using the Collaizi?s method. The result of research identified into 13 themes, consist of changed the elderly, the ability to carry out the health task of family, psychological response, physical response, economic response, role response, the search behavior problem solving, problem-solving support, the optimal life of the elderly, the ability to care for the elderly, the nature of the service, the type of services and adhere to the teachings of religion and culture.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>