Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasra Depiesa Dianika
"ABSTRAK
Tujuan : Mengetahui nilai Akurasi Diagnostik berupa sensitivitas, spesifisitas,
nilai duga positif dan nilai duga negatif Servikografi Modifikasi dan IVA.
Metode : Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian uji diagnostik
dengan membandingkan akurasi diagnostik Servikografi Modifikasi dengan IVA.
Didapatkan 185 sampel, semua sampel akan diperiksa di poliklinik Ginekologi
berturut-turut IVA, servikografi modifikasi dan kolposkopi pada Feberuari 2015 -
April 2015.
Hasil : Dari hasil pemeriksaan IVA, servikografi modifikasi dan kolposkopi
didapatkan hasil IVA positif sebanyak 7%, servikografi modifikasi dengan hasil
positif sebanyak 7.6% dan kolposkopi abnormal sebanyak 5.4%. Sehingga
didapatkan hasil sensitifitas IVA sebesar 96% dan servikografi modifikasi
sebesar 97.7%. Spesifisitas didapatkan hasil sensitifitas IVA sebesar 90.9% dan
servikografi modifikasi sebesar 90.9%.
Kesimpulan : Nilai akurasi diagnostik servikografi modifikasi dan IVA dapat
dinyatakan sebanding dan dapat digunakan bersama dengan pemeriksaan IVA
sebagai alternatif pemeriksaan lesi pra kanker.;ABSTRACT Objective : To know the difference of diagnostic accuration between acetoacetate
visual inspection and modified cervicography as an alternative screening of
cervical cancer lesion.
Methods : This was an cross-sectional study that was performed at RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo from February 2015 until April 2015.
Results : 185 patients were admitted on this study. Sensitivity and specificity of
visual acetoacid inspection were 96% and 90,9%. Sensitivity and specificity of
modified cervicography were 97,7% and 90,9% compared to colposcopy as a gold
standard.
Conclusion : Modified cervicography and VIA are reliabe tools for cervical
cancer screening. Modified cervicography could be use as an alternative tool to
improve the documentation of VIA. "
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Finekri A. Abidin
"Kanker serviks merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita di negaranegara berkembang. Setiap tahun diperkirakan terdapat 400.000 kasus kanker serviks baru diseluruh dunia dan 80% Ilya ada di negara-negara berkembang dan minimal 200.000 wanita meninggal karena penyakit tersebut. Di Indonesia sampai saat ini insiden kanker belum diketahui, tetapi diperkirakan kejadian kanker kira-kira 90-100 penderita baru per 100.000 penduduk pertahun atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun dan kanker ginekologik merupakan jumlah terbanyak, sedangkan dari kanker ginekologik tersebut adalah kanker serviks yang paling banyak dijumpai pada wanita. Di RSCM Bari tahun 1986 sampai 1990 ditemukan 1821 penderita kanker serviks dari 2360 kasus kanker ginekologik atau 77%.
Di bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM lebih dari 60% kasus kanker serviks sudah berada dalam stadium lanjut dengan angka ketahanan hidup sangat rendah. Diketahui bahwa pengobatan pada tahap pra kanker seperti displasia dan karsinoma in situ memberi kesembuhan 100%, sedangkan pada kanker serviks stadium I angka ketahanan hidup 5 tahunnya adalah 70-80 %, sedangkan stadium II dan 111 masing-rnasing adafah 50-60 % dan 30-40 %2 Dengan penapisan massal sitologi serviks dijumpai penurunan angka kejadian dan angka kematian akibat kanker serviks.
Di negara maju telah berhasil menekan jumlah kasus kanker serviks baik jumlah rnaupun stadiumnya. Pencapaian tersebut berkat adanya program skrining dengan pap smir. Sknining di negara maju sudah dilakukan pada 50% wanita dewasa, sedangkan di negara berkembang hanya 5%. Padahal kematian penderita kanker serviks yang berusia 60 tahun ke alas disebabkan tidak pemahnya penderita melakukan skrining pada 3 tahun terakhir. Di Indonesia penerapan skrining dengan pap smir masih tersangkut dengan banyak kendala, antara lain luasnya wilayah negara, kurangnya sarana laboratorium dan tenaga ahli patologi anatomi dan ahli ginekologi, serta biaya transportasi yang cukup mahal.
Untuk itu dibutuhkan alternatif skrining yang lebih sederhana, marnpu laksana, murah dan cakupan Iuas serta dapat dilakukan tenaga kesehatan lain seperti bidan sehingga diharapkan temuan lesi prakanker serviks secara dini lebih banyak, hal tersebut ada pada pemeriksaan dengan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). IVA dapat dilakukan pada pelayanan kesehatan yang sederhana. Sayangnya walaupun pemeriksaan ini sensitif tetapi spesifisitasnya rendah hanya 64,1% ,sehingga menyebabkan wanita tanpa adanya lesi prakanker akan mendapat terapi yang tak perlu. Upaya untuk mempertahankan keungguln yang ada pada WA ini dalam deteksi dini Iesi prakanker adalah melakukan penapisan dengan 2 tahap secara serial, dengan menggabungkan pemeriksaan WA dengan hasil positif dilanjutkan pemeriksaan Servikografi, sehingga didapatkan spesifitas yang tinggi. Dan penelitian di Afrika Selatan, didapat penapisan dua tahap tersebut lebih efektif dari pada hanya dilakukan satu tahap pemeriksaan. Penggabungan kedua pemeriksaan ini dapat mengurangi pengeluaran biaya secara keseluruhan dalam penapisan kanker servik di daerah-daerah terpencil.
Rumusan masalah: Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan diteliti melalui penelitian ini adalah : Belum diketahuinya sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan Servikografi pada wanita dengan WA positif sebagai usaha penapisan dua tahap dala.in deteksi dini lesi prakanker di Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library