Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santana, Carlos
"Summary:
An intimate account by the rock music artist traces his hardscrabble youth in Mexico and early days as a promising guitarist through his influential collaborations with fellow Latin stars."
New York: Little, Brown and Company, 2014
782.421 SAN u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ihyak
"Karisma yang menyertai kepemimpinan Gus Dur merupakan fenomena yang menarik dan penting untuk diamati. Gus Dur dalam konteks ke-Indonesiaan adalah tokoh yang memiliki karisma memadai. Dia memiliki berkesempatan menjadi pemimpin di berbagai situasi. Kepemimpinan Gus Dur di dunia Pesantren, LSM, juga NU telah meyakinkan dirinya sebagai sosok tokoh yang sangat disegani baik di kalangan komunitasnya sendiri maupun lintas komunitas. Ketika Indonesia dilanda berbagai krisis, maka Gus Dur tampil sebagai tokoh politik. Terjunnya Gus Dur ke wilayah politik praktis inilah yang mengantarkan dirinya sebagai Presiden RI ke-4. Tapi yang terjadi bagi diri Gus Dur sejak tampil sebagai tokoh politik dan pemimpin publik, hanyalah penurunan secara drastis terhadap karisma yang selama ini dimilikinya. Tesis ini memfokuskan perhatian pada proses terjadinya dekarismatisasi pada diri Gus Dur dalam kepemimpinannya di wilayah politik praktis, mencari faktor-faktor yang menyertai terjadinya dekarismatisasi serta menelaah beberapa indikator yang menunjukkan terjadinya dekarismatisasi tersebut.
Fokus penelitian dalam kerangka penulisan tesis ini, digunakanlah teori mengenal karisma dikaitkan dengan kepemimpinan. Dalam hal ini, yang digunakan adalah teori karisma yang dikonstruk oleh Max Weber, kemudian diperjelas oleh beberapa pakar sosiologi yang muncul kemudian, sehingga konsep karisma dalam konteks Indonesia dapat ditemukan. Dari mereka didapat sebuah terminologi karisma yaitu, suatu kualitas seseorang yang memiliki daya tarik tertentu sehingga dapat menjamin stabilitas dimana sang tokoh karismatik ini berada atau berperan. Dalam teori ini kahadiran seorang tokoh karismatik sangat dibutuhkan, terutama jika terjadi krisis multidimensional.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini lebih bersifat kualitatif, yaitu sebuah pendekatan, dimana pandangan subyektif peneliti diletakkan terhadap yang diteliti, dengan mencoba memahami dan menelaah pandangan, tanggapan dan respon dari para informan, serta dari telaah berbagai sumber berkenaan dengan tema tesis ini. Untuk kebutuhan ini, peneliti mengumpulkan data-data melalui tiga cara; wawancara mendalam, studi literatur dan dokumentasi, serta observasi.
sebagai bahan pertimbangan telaah pada tesis ini, penulis mengawali dengan mempelajari potret terbentuk dan tumbuhnya karisma Gus Dur. Dari sinilah penulis menemukan cikal bakal karisma Gus Dur yang tergambar dari dua perspektif. Pertama, karisma Gus Dur muncul dalam perspektif tradisional, yaitu sebagai darah biru kepesantrenan dan penganut ajaran sufisme. Kedua, karisma Gus Dur muncul dalam perspektif kekinian. Pada perspektif ini penulis menemukan bahwa Gus Dur berkarisma karena ditopang oleh kualitas dirinya sebagai ilmuan dan intelektual yang disegani, sebagai aktor demokrasi, juga sebagai pemimpin NU dan tokoh bangsa.
Kernudian penulis mempelajari kepemimpinannya dalam politik politik praktis. Penelusuran ini dimulai sejak pilihan Gus Dur merubah strategi perjuangannya dariyang bersifat kultural menjadi politik kepartaian, naik hingga dilengserkannya sebagai Presiden, sampai dengan tesis ini ditulis. Dari sini ditemukan data-data yang memberikan inspirasi terhadap memudarnya karisma Gus Dur. Berdasarkan data-data yang tersedia, maka tergambar proses terjadinya dekarismatisasi Gus Dur, yang terbagi menjadi lima fase; pertama, terhitung sejak berubahnya strategi perjuangan dan pengabdian Gus Dur dari yang bersifat kultural kepada politik praktis. Kedua, internalisasi nilai-nilai politik menjadi tujuan kekuasaan. Ketiga, mengerasnya respon dan kritik masyarakat terhadap pemerintahan pimpinan Gus Dur. Keempat, mengkristalnya perlawanan berbagai komponen masyarakat terhadap kekuasaan Gus Dur. Kelima, Langgengnya Gus Dur di dunia politik praktis. Bersamaan dengan ini pula telah ditemukan beberapa faktor yang menyertai serta indikator yang menunjukkan terjadinya dekarismatisasi Gus Dur, Pada bagian ini, penulis juga menemukan pertautan antara nilai-nilai karisma dengan politik praktis. Sehingga guna menemukan kerangka ini, penulis merujuk pada konsep Max Weber yang menjelaskan bahwa karisma merupakan fenomena khusus yang dimiliki seseorang yang memungkinkan pada situasi tertentu akan memudar.
Dari telaah dan analisa diatas ditemukan bahwa esensi dekarismatisasi Gus Dur terdapat pada empat hal, yaitu nilai sufismenya, sebagai ilmuan dan intelektuai, aktor demokrasi, dan pemimpin NU serta tokoh bangsa. Sedangkan pada nilai darah biru-nya tidak ditemukan adanya penurunan karisma.
Kesimpulan dari tesis ini, pertama, bahwa konsep Max Weber yang berkenaan dengan memudarnya karisma, pada satu sisi relevan untuk menjelaskan teijadinya dekarismatisasi pada diri Gus Dur, walaupun yang terjadi pada diri Gus Dur tidak seekstrem sebagaimana yang dicontohkan Max Weber. Kedua, oleh karena contoh yang diibaratkan Weber terkesan terlalu ekstrem, maka masih perlu adanya penelitianpenelitian serupa guna ditemukannya sebuah data untuk kesempurnaan konsep tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mortensen, Kurt W.
"Some people have the ability to enter a room and draw instant attention, effortlessly exuding charm, radiating energy and a commanding presence. That enviable quality is called charisma! And those who have it are better able to influence what gets done and ultimately achieve what they want. To some extent, it's innate - but with a few simple principles anyone can develop a more charismatic and compelling presence. Filled with practical, powerful tools, exercises, and assessments, "The Laws of Charisma" explores the vital skills and traits anyone can use to earn trust, generate interest, and motivate others. Focusing on the four core elements of charisma, this book shows readers how to: radiate confidence, passion, power, and optimism; combine purpose, creativity, competence, and focus to inspire commitment; influence others by improving communication skills; and persuade and empower anyone by creating instant rapport. Charisma is the key that will unlock the door to improved relationships, greater income, and enhanced success in every area of life. "The Laws of Charisma" is all anyone needs to bring out the charismatic person within."
New York: American Management Association, 2011
e20440723
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Pisith Nasee
"ABSTRACT
Khruba (venerable monks) have consistently played a meaningful role in local Buddhist communities of Northern Thai culture for generations. While today's khruba continue to represent themselves as followers of Khruba Siwichai and Lan Na Buddhism, in fact over the past three decades they have flourished by adopting heterogeneous beliefs and practices in the context of declining influence of the sangha and popular Buddhism. In order to respond to social and cultural transformations and to fit in with different expectations of people, modern khruba construct charisma through different practices besides the obvious strictness in dhamma used to explain the source of khruba's charisma in Lan Na Buddhist history. The ability to integrate local Buddhist traditions with the spirit of capitalism-consumerism and gain a large number of followers demonstrates that khruba is still a meaningful concept that plays a crucial role in modern Buddhist society, particularly in Thailand. By employing concepts of charisma, production of translocalities, and popular Buddhism and prosperity religion, it can be argued that khruba is steeped in local knowledge, yet the concept has never been linear and static. Modern khruba can be interpreted and consumed in many ways by diverse groups of people. This is also considered a key success of modern khruba and their proliferation during the past three decades in Thailand. Data were collected in 2015-16 through in-depth interviews and participatory observation as part of the author's PhD dissertation at Chiang Mai University, Thailand."
Kyoto: Kyoto University, 2018
327 SEAS 7:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Ikramatoun
"ABSTRAK
Diskursus tentang institusi Wali Nanggroe di Aceh mulai mencuat pasca perdamaian GAM dan pemerintah Indonesia. Gelar Wali Nanggroe yang sebelumnya melekat pada sosok kharismatik Hasan Tiro berpindah menjadi sebuah institusi adat. Beberapa penelitian sebelumnya melihat bahwa Wali Nanggroe merupakan produk kultural yang diperoleh Hasan Tiro secara turun temurun. Namun studi ini mengungkapkan gejala rutinisasi kharisma dari institusi Wali Nanggroe yang merupakan produk politik pasca perdamaian. Pertanyaan utama dalam studi ini adalah tentang peran Wali Nanggroe setelah terbentuk sebagai institusi, dan reaksi berbagai kalangan masyarakat terhadap kehadiran institusi tersebut. Proses pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumenter, sedangkan informan dipilih dengan metode purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rutinisasi kharisma dari institusi Wali Nanggroe dilakukan melalui langkah-langkah politik, yaitu dengan adanya kekuatan konstitusi sebagai dasar bagi pembentukan institusi tersebut. Namun kemudian muncul persoalan bahwa individu yang menggantikan Hasan Tiro dianggap tidak memiliki kharisma, sehingga mengurangi kekuatan legitimasi dari institusi Wali Nanggroe. Hal itu kemudian menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan masyarakat, dan ikut mempengaruhi kelompok basis sosial, bukan hanya kelompok pendukung, namun juga pengikut setia Hasan Tiro.

ABSTRACT
Discourse about institution of Wali Nanggroe in Aceh beginning after reconciliation between GAM and the Indonesian government. Wali Nanggroe in previously attached to the charismatic figure of Hasan Tiro, moved into a traditional institution. In several previous studies, Wali Nanggroe is a cultural product that obtained to Hasan Tiro hereditary. But this study noted that institution of Wali Nanggroe is a politic product of post-peace. Here, institution of Wali Nanggroe is routinization of charisma Hasan Tiro. So, the main question in his study is about the role of Wali Nanggroe after being formed as an institution, and then to describe the reaction of various circles of society to the presence of the institution. Then, the process of data collection conducted by interview, observation, and documentaries, while the informant chosen by purposive sampling method.
The results showed that the routinization of charisma of institutions Wali Nanggroe done through political measures, namely the existence of the power of the constitution as the basis for the establishment of the institution. But then came the problem that the individual who replaces Hasan Tiro is considered not to have charisma, thus reducing the strength of the legitimacy of institutions Wali Nanggroe. It was then elicit a reaction from various circles of society, and the influence of social group basis, not just a support group, but also loyal followers of Hasan Tiro.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasian, Vezia Berliana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Platform Interactivity, Platform Information Quality, Knowledge Rareness, Knowledge Personalization, Knowledge Contributor Professionalism, dan Knowledge Contributor Charisma terhadap Perceived Value dan Repurchase Intention dengan Peran Mediasi Satisfaction Pada PenggunaOnline Paid Knowledge. Penelitian ini menguji 200 data yang diperoleh dari pengguna produk online paid knowledge di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan teknik sampling non-probability purposive sampling. Pengolahan data penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modelling Partial Least Square (SEM-PLS) dengan menggunakan aplikasi SMART PLS 3. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan positif antara Platform Information Quality, Knowledge Rareness, Knowledge Personalization, Knowledge Contributor Professionalism, dan Knowledge Contributor Charisma terhadap Perceived Value. Namun, tidak ada pengaruh yang signifikan pada Platform Interactivity terhadap Perceived Value. Perceived Value juga ditemukan memiliki pengaruh hubungan positif terhadap Repurchase Intention dan Satisfaction. Sedangkan, Satisfaction juga memiliki pengaruh hubungan positif terhadap Repurchase Intention, serta Satisfaction terbukti memediasi Perceived Value dan Repurchase Intention.

This study aims to determine the effect of Platform Interactivity, Quality of Platform Information, Scarcity of Knowledge, Personalization of Knowledge, Professionalism of Knowledge Contributors, and Charisma of Knowledge Contributors on Perceived Value and Repurchase Intention with the Mediation Role of Satisfaction in Online Paid Knowledge Users. This study examines 200 data obtained from users of online paid knowledge products in Indonesia. This research is a descriptive research with a quantitative approach, using a non-probability purposive sampling technique. The processing of this research data uses the Structural Equation Modeling Partial Least Square (SEM-PLS) method using the SMART PLS 3 application. The results of this study indicate that there is a positive relationship between Platform Information Quality, Knowledge Rareness, Knowledge Personalization, Knowledge Contributor Professionalism, and Knowledge Contributor Charisma to Perceived Value. However, there is no significant effect on Platform Interactivity on Perceived Value. Perceived Value was also found to have a positive relationship with Repurchase Intention and Satisfaction. Meanwhile, Satisfaction also has a positive relationship with Repurchase Intention, and Satisfaction is proven to mediate Perceived Value and Repurchase Intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library