Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soemiarti Patmonodewo
"Penelitian ini menguji efektivitas program intervensi dini Ibu Maju Anak Bermutu melalui pelatihan yang diberikan kepada ibu-ibu yang memiliki anak berusia 12-24 bulan dan kemudian dilihat pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan pengasuhan dan selanjutnya terhadap perkembangan anaknya. Minat untuk melakukan studi ini berawal dari suatu kenyataan bahwa melakukan intervensi dini dengan memberikan pelatihan kepada ibu yang memiliki anak berusia dibawah 2 tahun merupakan usaha yang paling efektif guna memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas.
Masa anak usia dini (0-3 tahun) merupakan tahapan yang paling banyak memberikan harapan bagi kehidupan seseorang di masa depan. Kualitas kondisi kehidupan di usia dini akan menggambarkan kualitas bangsa di masa yang akan datang. Tokoh ibu adalah orang yang paling berarti apabila dikaitkan dengan anak usia dibawah 2 tahun. Kualitas ibu muda mencerminkan kualitas lingkungan pengasuhan anaknya. Para ibu di daerah pedesaan dipandang masih perlu memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh anaknya guna meningkatkan kualitas penduduk pedesaan, diantaranya 69,07% dari 179.321.641 jiwa penduduk Indonesia bertempat tinggal di pedesaan.
Interaksi ibu-anak pada usia dini di dalam lingkungan keluarga serta melalui kelekatan yang disertai rasa aman akan menghasilkan anak yang lebih terampil dan kompetens. Ibu-ibu yang peka dan tanggap terhadap kebutuhan anak, akan menggunakan keterampilan mendengar aktif apabila anaknya mempunyai masalah dan orang tua melakukan pesan dini apabila orang tua mempunyai masalah. dengan demikian diharapkan mampu meningkatkan kualitas perkembangan anak.
Penelitian intervensi dini dengan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu dari daerah pedesaan, berusia antara 20-35 tahun, berpendidikan formal antara 4-9 tahun yang memiliki anak berusia 12-24 bulan, dengan menggunakan paket program Ibu Maju Anak Bermutu, akan membuktikan apakah perkembangan anaknya akan meningkat, bila dibandingkan dengan anak yang ibunya tidak mengikuti pelatihan. Peningkatan kualitas anak dapat dilihat melalui peningkatan skor lingkungan pengasuhan yang diperoleh anak melalui HOME Inventory, skor perkembangan mental dan psikomotor melalui tes Bayley.
Lokasi penelitian ini adalah desa Pendowoharjo (Kelompok Eksperimen) dan Bangunharjo (Kelompok Kontrol), Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantus, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Responden penelitian adalah 69 ibu-ibu yang berumur 20-35 tahun, berpendidikan formal antara 4-9 tahun, yang memiliki anak usia 12-24 bulan bertempat tinggal di desa tersebut di atas. lbu-ibu yang memperoleh pelatihan dengan menggunakan paket Ibu Maju Anak Bermutu (KE) adalah 35 orang dan yang tidak memperoleh pelatihan (KK) dengan paket Ibu Maju Anak Bermutu adalah 34 orang.
Penelitian ini bersifat eksperimental kuasi dengan rancangan dua kelompok pra dan purnauji. Pengambilan sampel tidak memungiankan diambil secara acak. Alat yang dipergunakan untuk melihat hasil pra dan purnauji, adalah HOME Inventory dan tes Bayley. Intervensi dini dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu KE selama 21 hari, meliputi 10 pertemuan pelatihan. Pelatihan yang diberikan kepada KE tersebut terdiri dari 6 kali pelajaran teori di mana masing-masing pertemuan berlangsung selama 120 menit dan 4 kali pelajaran praktek di mana masing-masing pertemuan berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan paket lbu Maju Anak Bermutu. Sedangkan kepada para ibu (KK) diberi pelatihan yang terdiri dari serangkaian ceramah paket Keluarga Bahagia, selama 21 hari, meliputi 10 pertemuan pelatihan, semuanya melalui ceramah (teoretis) dan masing-masing pertemuan berlangsung selama 120 menit.
Melalui metode analisis kovarians dapat dibuktikan adanya perubahan yang bermakna dalam skor lingkungan pengasuhan dan perkembangan anak yang ibunya mengikuti pelatihan program intervensi dini dengan menggunakan paket ibu Maju Anak Bermutu (KE) dibandingkan dengan skor yang diperoleh anak-anak yang ibunya tidak mengikuti pelatihan program intervensi dini dengan menggunakan paket Ibu Maju Anak Bermutu (KK).
Dari analisis kualitatif hasil kusioner dan wawancara kepada para ibu dan fasilitator KE dan KK diperoleh hasil sebagai berikut: mereka senang mengikuti pelatihan; para ibu dan fasilitator merasa sayang kalau tidak hadir dalam pertemuan pelatihan; paket tidak perlu diubah, baik isi, jumlah pertemuan maupun lamanya waktu pertemuan; pertemuan dilakukan 3 hari sekali dianggap cukup. Apabila ada pelatihan semacam program tersebut, para ibu masih mau mengikuti lagi. Pengaruh pelatihan menurut ibu dianggap bermanfaat baik bagi ibu sendiri, anak, bahkan bagi keluarga.
Kesimpulannya, program intervensi dini melalui pemberian pelatihan kepada para ibu dari daerah pedesaan yang berusia 20-35 tahun, berpendidikan formal 4-9 tahun yang mempunyai anak usia 12-24 bulan dengan menggunakan paket lbu Maju Anak Bermutu dapat meningkatkan lingkungan pengasuhan, perkembangan mental dan psikomotor anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D256
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fawzia Aswin Hadis
"Penelitian ini ialah mengenai Gagasan Orang Tua dan Perkembangan Anak yang dikaji melalui penelitian tentang gagasan orangtua mengenai perkembangan dan pendidikan anak, tindakan orang tua yang berbentuk strategi pengajaran orang tua dan tindakan orang tua yang berbentuk cara menyiapkan lingkungan belajar bagi anak di rumah serta meneliti hubungan antara gagasan orang tua dan dampaknya terhadap kemampuan intelektual anak.
Minat penulis terhadap topik ini beranjak dari pertanyaan bagaimana sesungguhnya pikiran orang tua tentang anaknya dan bagimana caranya memacu perkembangan anak. Pertanyaan sederhana yang sering muncul dalam diri orang tua adalah: "Menjadi manusia seperti apakah anak saya kelak ? " dan "Apa yang harus saya lakukan agar keinginan saya itu tercapai ? " Kedua pertanyaan tersebut secara mendasar berkaitan dengan gagasan orang tua dan tindakan mereka dalam pengasuhan sehari-hari ; hal yang penting bagi pengembangan dan peningkatan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas seperti tertera dalam GBHN 1988 mengenai tujuan pendidikan nasional kita.
Penelitian Palacios tentang gagasan orang tua mengenai perkembangan dan pendidikan anak memperlihatkan bahwa : 1) faktor sosial demografik mempengaruhi gagasan orang tua, 2) orang tua dapat dikelompokkan berdasarkan gagasan mereka, 3) masing-masing kelompok mempunyai karakteristik sendiri.
Penelitian dalam rangka disertasi ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan bagian pertama akan diteliti mengenai gagasan orang tua tentang perkembangan dan pendidikan anak, sedangkan pada bagian kedua, akan diteliti mengenai strategi pengajaran orang tua dalam proses pengajaran ?pembelajaran. Pada penelitian utama, akan diteliti hubungan antara gagasan dan tindakan, dan juga hubungan antara gagasan dan kemampuan intelektual anak.
Dalam penelitian pendahuluan bagian pertama, sampel dipilih secara purposive, yaitu orang tua (pasangan suami isteri); mempunyai anak usia prasekolah (4-6 tahun); berpendidikan rendah, menengah atau tinggi; dan bermukim di daerah perkotaan dan pedesaan. Responden yang terpilih berjumlah 300 orang, terdiri dari 149 pasangan suami isteri dan 2 orang isteri, yang bertempat tinggal di DKI Jakarta, Bogor Kota dan Desa Sukaluyu Kecamatan Nanggung Kab. Bogor. Wawancara (Kuesioner Gagasan Orang tua) dengan pasangan suami isteri berisi pertanyaan terbuka mengenai gagasan mereka tentang perkembangan dan pendidikan anak. Wawancara dilakukan secara terpisah. jawaban orang tua ditulis secara verbatim oleh pewawancara; kategorisasi jawaban dilakukan oleh penulis. Data ini diolah melalui analisis korespondensi ganda untuk memperoleh deskripsi gagasan orang tua dan dilanjutkan dengan pengolahan melalui analisis komponen utama dan prosedur fastdus dari SAS guna mengelompokkan orang tua berdasarkan gagasan mereka. Ditemukan tiga kelompok besar orang tua. Pertama yang disebut orang tua tradisional, kedua modern dan ketiga, "ambivalensi? dengan deskripsi masing-masing. Ditemukan pula 48 pasangan orang tua yang tergolong dalam kelompok yang lama. Pada penelitian pendahuluan bagian kedua dan pada penelitian utama, dari ke-48 pasangan orang tua tersebut, 44 orang ibu bersama anaknya yang berusia prasekolah dijadikan responden. Kepada ibu diminta untuk mengajar anak dengan menggunakan empat alat yang telah disiapkan selama 12 menit (tiga menit untuk setiap alat).
Ucapan-ucapan ibu selama mengajar anak dicatat dan dikategorisasikan sesuai dengan format yang telah disiapkan. Data diolah melalui komponen utama analisis faktor. Ditemukan empat cara mengajar:l) mengontrol perilaku anak, 2) distancing strategy, 3) menggunakan atibusi, 4) upaya memusatkan perhatian anak. Dengan menggunakan inventors HOME diteliti cara ke-44 orang tua menyiapkan lingkungan belajar anak di rumah. ada penelitian utama, diiihat hubungan antara gagasan orang tua (kelompok orang tua) dan strategi ibu mengajar serta hubungan antara gagasan orang tua dan cara ibu menyiapkan lingkungan belajar anak di rumah. Diteliti pula dampak gagasan orang tua terhadap kemampuan intelektual anak yang diukur dengan skor IQ anak melalui test Stanford Binet Data diolah melalui berbagai analisis statistik sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan. Khi kuadrat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan; anova satu arah untuk mengetahui pengaruh gagasan kepada tindakan orang tua dan dampak gagasan terhadap kemampuan intelektual anak; t test untuk membandingkan penggunaan cara mengajar oleh setiap kelompok; dan analisis regresi ganda metode stepwise untuk mengetahui besarnya sumbangan tindakan orang tua terhadap kemampuan intelektual anal(Hasil penelitian utama menunjukkan adanya hubungan antara gagasan orang tua dan tindakan orang tua, empat jenis cara mengajar dipergunakan secara berbeda oleh ketiga kelompok ibu, ibu modern lebih banyak memberikan rangsangan yang meningkatkan kemampuan kognitif anak, sumbangan terbesar terhadap kemampuan intelektual anak diberikan oleh lingkungan belajar anak di rumah, dan IQ anak dari kelompok ibu modern lebih tinggi dari anak kelompok ibu tradisional, tetapi sama dengan IQ anak dari kelompok ibu ambivalen.
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk pemahaman tentang gagasan orang tua, pemahaman tentang perkembangan kognisi sosial orang dewasa, pegembangan metode penelitian gagasan orang tua, membantu merancang program peningkatan pengasuhan dan pendidikan anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D137
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davis, Andrea Lee, 1961-
Baltimore : Brookes Pub. Co, 2014
306.874 DAV f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bee, Helen L.
Boston: Allyn and Bacon, 2010
155.4 BEE d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Septriani Renteng
"Peningkatan kualitas kesehatan pada anak sebagai upaya pembentukan sumber daya manusia yang produktif. Peningkatan kesehatan anak dilakukan dengan perhatian optimal terhadap tahapan perkembangan anak khususnya pada masa keemasan yaitu usia prasekolah. Perkembangan merupakan faktor penting dikehidupan anak usia prasekolah karena akan menentukan perkembangan anak diusia yang selanjutnya. Perkembangan anak belum menjadi prioritas utama orang tua dalam pengasuhan anak. Kondisi ini sangat berdampak terhadap pemberian stimulasi perkembangan pada anak usia prasekolah oleh orang tua. Program "Sahabat" adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan perkembangan anak usia prasekolah. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan "Sahabat" di taman kanak-kanak yang terintegrasi dengan manajemen pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan komunitas, dan asuhan keperawatan keluarga. Praktik residensi ini dilakukan dengan pendekatan case studi. Hasil kegiatan praktik yaitu terbentuknya penanggung jawab program perkembangan di TK. Hasil praktik juga menunjukkan peningkatan perkembangan anak usia prasekolah. dari 76 menjadi 95, dan peningkatan pengetahuan orang tua dari 63 menjadi 93, sikap 42 hingga 86, dan keterampilan 53 hingga 76. Program "Sahabat" dapat digunakan oleh perawat komunitas sebagai upaya promotif dan preventif dalam perkembangan anak.

The enhancement of child's health quality is a means of creating a more productive human resources. The enhancement of child's health is conducted with optimal attention to the child's development especially during preschool age, which is the golden age of a child. A child's development is an important factor in a child 39;s preschool life because this will decide how the child will develop in their next age stage. A child's development have not been a parent's main priority in parenting. This condition really affects the stimulus given to the child during the preschool age by their parents. Sahabat program is one of the solution to optimize preschool children's development. This paper aims to give a demonstration of implementation of how it can be done in preschools that are integrated with health care, community nursing care, and family nursing care. This practice is conducted with case study approach. The result of the research is the formation of person in charge of development program in kindergarten. The result of this research shows that there are enhancements in the preschool children's development, from 76 to 95, and the parent's knowledge regarding the matter rises from 63 to 93, attitude from 42 to 86, and skills from 53 to 76 . Sahabat program can be used by the nurse community as a means of children's development in a preventive way."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Risk factors in prenatal , natal, perinatal periods can cause abnormality in growth and development process of children under five years old. ....."
610 SKJ 19:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia,
610 SKJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Agrina
"Pertumbuhan dan perkembangan balita memerlukan perhatian yang lebih khusus, yakni stimulasi yang adekuat dari lingkungan sekitarnya dan orangtua. Bila proses stimulasi tidak adekuat maka pertumbuhan dan perkembangan pada masa balita ini mengalami gangguan, hal ini akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik orangtua dan lingkungan rumah terhadap perkembangan balita. Disain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel berjumlah 98 orang yang terdiri dari 3 kelompok umur di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru yang dipilih secara proporsional cluster sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner. Data dianalisis dengan chi square dan regresi logistik berganda.Hasil penelitian menunjukkan pendidikan orangtua rendah, pekerjaan bapak mayoritas bekerja formal, sedangkan ibu mayoritas tidak bekerja (ibu rumah tangga), dan pendapatan orangtua mayoritas berada diatas UMP, adanya pengaruh pekerjaan bapak dan lingkungan fisik dengan perkembangan balita.
Variabel yang paling dominan mempengaruhi perkembangan balita adalah lingkungan fisik (p=0,029) dengan Odds Ratio (OR) adalah 3,000, artinya lingkungan fisik yang mendukung akan mempengaruhi perkembangan balita sesuai umur sebesar 3 kali lebih besar dibandingkan dengan lingkungan fisik yang tidak mendukung. Perlu dilakukan deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang balita, melatih keluarga (ibu) tentang bagaimana cara menciptakan lingkungan fisik yang penuh stimulasi, mensosialisasikan buku panduan perkembangan balita yang telah ada, perlu diciptakan Posyandu yang peduli perkembangan balita, sarana tempat bermain terjangkau yang dilengkapi media dan alat-alat mainan, dan kunjungan rumah secara rutin oleh petugas kesehatan dan kader kesehatan guna mencapai perkembangan balita yang optimal.

The growth and development of under five children needs more special attention which is adequate stimulation process from their environment and their parent. If the stimulation process doesnot sufficient in this period, it will disturb the growth and development of children which will disturb and the preparation in quality of children formation. The purpose of this study is to determine the influence of parent characteristics and home environment on under five children development. The study's design is correlational descriptive with cross sectional approach with 98 samples, it consist into 3 group in the working area of Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru. The interpretation samples use proporsional cluster sampling. The collection tool of data was quisioners. The data are analyzed by multiple logistic regression. The result of the study, showed that the education of parents is low, most of father's jobs are formal sector, while the mothers are only house wife, and most of parents income are above UMP. The father occupation and physical environment had influences on under five children development.
The dominant variable is physical environment on under five children development (p=0,029) with Odds Ratio (OR) is 3,000, support physical of environment will influence aggreable development more large 3 time than that in unsupported physical of environment. The study suggests that it to early detection for under five children growth and development is necessary, family exercise (mother) about how to create stimulation of physical environment, the sosialization the handbook of under five children development, and making Posyandu that care developing for under five children and the play area facilities need to be achievable is necessary, home visit by community nurse is needed to reach the optimize the development of the under five children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Malfasari
"Tahap perkembangan anak usia sekolah jika tidak tercapai akan menimbulkan perilaku yang menyimpang. Karya ilmiah ini bertujuan melihat efektifitas terapi kelompok terapeutik (TKT) dan latihan asertif terhadap perkembangan dan kemampuan asertif anak usia sekolah dengan pendekatan model hubungan interpesonal Peplau di kota Bogor. Karya ilmiah ini dilakukan di masyarakat dalam program Community Mental Health nursing (CMHN). Pemberian TKT dapat meningkatkan kemampuan anak secara motorik, kognitif, bahasa, moral, spiritual, emosi, kepribadian dan psikososial dan kemampuan asertif anak. Penambahan latihan asertif setelah TKT dapat meningkatkan aspek emosi anak dan beberapa komponen aspek yang terkait emosi dan kemampuan asertif anak. Peplau membantu memudahkan asuhan keperawatan mulai proses pengkajian hingga evaluasiPerawat CMHN dapat menerapakan terapi ini dengan mengikutsertakan keluarga dan kader kesehatan jiwa. Terapi ini bisa diterapkan di sekolah dalam program Usaha Kesehatan Jiwa di Sekolah untuk mencegah penyimpangan perilaku anak.

Lack of behaviour will be occur when school age children can not achive their development. The purpose of this study was to see effectivity of TKT and AT to school age development and assertiveness ability. This study included to CMHN program. TKT increased motoric, cognitive, language, emotional, personality, moral, spiritual and psychososial ability and also assertive ability. After the School age children was given AT, the emotional ability and some of emotional aspect increased and also assertive ability. Peplau helped to do nursing procces in easy way to children using interpersonal relationship. This therapy can be use in community and school."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library