Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emdeman
Jakarta: Balai Pustaka, 2008
928 EMD d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tumbelaka, M.C. Joyce
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran kepuasan kerja dari tenaga paramedis perawatan yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat RSCM Jakarta. Guna mengetahui hal tersebut maka desain penelitian merupakan suatu studi deskriptif analitik, dengan pengambilan data secara cross sectional. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja yang dicapai, Serta komponen kepuasan kerja yang mana yang paling penting peranannya. Sedang analisis statistik adalah untuk melihat ada tidaknya hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik kerja dengan kepuasan kerja.
Dari hasil penelitian didapatkan, bahwa tingkat kepuasan dari tenaga paramedis perawatan di Instalasi Gawat darurat RSCM Jakarta belum mencapai tingkatan cukup memuaskan menurut skala Likert. Komponen yang paling rendah tingkat kepuasannya adalah Gaji dan Tunjangan, yang ternyata merupakan komponen kepuasan kerja yang terpenting. Berdasarkan hal tersebut maka pihak manajerial harus menaruh perhatian yang cukup serius terhadap masalah ini, agar tidak menjurus kearah yang lebih mengkhawatirkan. Perbaikan dalam sistem pembagian insentif dapat dipikirkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja tersebut.

The purpose of this study is to get a picture of job satisfaction for nurses working in emergency installation of Dr. Cipto Mangunkusumo hospital Jakarta. For this purpose a study has been conducted using a descriptive analytic design with cross sectional data colection. This descriptive analysis is cultivating job satisfaction degree that has been reached among the nurses, and also which job satisfaction component is the most important. Statistic analysis is used to observe the existance of relation between individual characteristic and job satisfaction also work characteristic and job satisfaction.
The result of this study shows that the working satisfaction degree of nurses in emergency installation of Dr.Cipto Mangunkusumo hospital Jakarta has not reached satisfactory degree as out lined by Likert scale. The lowest satisfying component is on salary and allowances, which is also the most important component to job satisfaction. Based on the above, management has to pay a special attention on this problem, to avoid any unexpected implication on the operation of the hospital. The improvement of the incentive system can be consider as a way to increase job satisfaction.
"
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriansyah
"1. Trauma laringotrakea adalah trauma yang dibatasi pada daerah laring, trakea bagian cervikal, dan esofagus.
2. Penderita terbanyak adalah laki-laki dewasa usia produktif. Diagnosis relatif mudah ditegakkan, sehingga klassifkasi menurut Fuhrman dkk tidak dipakai di Sub.Bag.Bedah Torak FKUI RSCM.
3. Pemeriksaan CT scan atau triple endoskopi ( laringoskopi, bronkoskopi, esofagoskopi ) untuk akurasi diagnosis dan mencegah ekstended eksplorasi.
4. Cedera esophagus lebih sering dijumpai pada trauma tembus tajam dengan cedera laringotrakea lebih dari setengah Iingkaran.
5. Angka morbiditas dan mortalitas tergantung pada kecepatan diagnosis dan penatalaksanaannya."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T57937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Qanita Edwar
"Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada pasien wanita. Penggunaan kontrasepsi oral pada wanita usia reproduktif merupakan salah satu pilihan kontrasepsi yang sering digunakan di Indonesia. Pada tahun 2012, angka kematian akibat kanker payudara meningkat sebesar 20 jika dibandingkan dengan angka kematian pada tahun 2008. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi oral terhadap kejadian kanker payudara pada pasien wanita di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2010-2014. Pada penelitian dengan desain studi potong lintang cross sectional ini, data diambil dari unit arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI-RSCM sesuai dengan hasil uji histopatologik, kemudian ditelusuri ke Unit Rekam Medik RSCM sebagai data sekunder yang diolah menggunakan uji Fisher menggunakan SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukan nilai p = 0.03 dari 88 data yang terkumpul. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi oral memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian kanker payudara pada pasien wanita di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2010-2014.

Breast cancer is one of the most prevalence types of cancers among women in Indonesia. Oral contraceptive consumption in reproductive age is one of the favorable choices for contraception in Indonesia. In 2012, the mortality rate increases to 20 compared with the mortality rate in 2008. The aim of this study is to find the relationship between oral contraceptive consumption and the occurrence of breast cancer among female patients in Cipto Mangunkusumo Hospital in 2010 2014. This cross sectional study is using collected secondary data taken from patients rsquo medical record based on patients rsquo histopathological examination results that can be analyzed using Fisher test with SPSS version 21. The result of this research shows p value that is 0.03 collected from 88 datas. From this research, it can be concluded that oral contraceptive consumption has statistically significant association on the occurence of breast cancer among female patients in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital in 2010 2014."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharis Mustofa
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo memiliki 3 tujua yaitu yang pertama memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan farmasi khususnya dan pelayanan kesehatan umumnya, serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan dan etika yang berlaku; yang kedua adalah agar memiliki wawasan, ketrampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di rumah sakit; dan yang ketiga adalah agar memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian di rumah sakit. Dalam pelaksanaan praktek kerja profesi apoteker ini dilakukan penulisan tugas khusus dengan judul 'Validasi dan pembuatan guideline kuesioner survei kepuasan pelanggan eksternal RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo'. Tujuan dari penulisan tugas khusus ini adalah untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel sudah valid, jelas dan dapat dipahami serta dapat membuat guideline yang dapat dipahami oleh peneliti selanjutnya.

Internship at the Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital has 3 main purposes, first is to understand the duties and responsibilities of pharmacists in hospital pharmaceutical care activities accordance with statutory provisions and ethics. Second is to earn knowledge, skills, professional behaviors and the real experiences to carry out pharmacist practices in the hospital. And the third purpose is to learn about the strategy to develop pharmaceutical care activities, and also have a real picture about problem solving activities inside hospital. Given special assignment entitled 'Validation and making guideline of questionnaire survey external customer satisfaction rsupn dr. Mangunkusumo'. The purpose of the special task is to ascertain whether the questionnaire to be used for measuring variable is valid, clear and can understand and can make guideline prophethood next researchers."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Marlin
"ABSTRAK
Nama : Shinta MarlinProgram Studi : ApotekerJudul : Praktik Kerja Profesi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Periode Bulan April - Juni Tahun 2017 Apoteker memiliki peran penting dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Praktik Kerja Profesi Apoteker di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo bertujuan untuk memahami tugas, fungsi dan peran manajerial apoteker di rumah sakit, memberikan kesempatan bagi calon apoteker untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja nyata di rumah sakit, serta memahami sistem manajemen di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Praktik kerja profesi dilakukan selama dua bulan yang terdiri atas manajemen rumah sakit dan pelayanan farmasi klinik. Pada pelaksanaan praktik kerja, terdapat tugas khusus berupa identifikasi sediaan farmasi sound alike dan analisa kesalahan pengobatan untuk meningkatkan keselamatan pasien di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Kata kunci : Praktik Kerja Profesi, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, ApotekerTugas umum : xii 47 halaman; 2 tabel; 1 lampiranTugas khusus : iii 15 halaman; 1 gambar; 3 lampiranDaftar acuan tugas umum : 7 2009-2017 Daftar acuan tugas khusus : 4 2001-2017

ABSTRACT
Name Shinta MarlinProgram Study ApotecharyTitle Internship at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital on April June 2017 Pharmacist has an important role in pharmaceutical service in pharmacies. The Pharmacist Profession Practice at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital aims to understand the duties, functions and managerial role of pharmacist in pharmacies, providing an opportunity for pharmacist to adapt to real working environment in pharmacies, as well as to understand the management system at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. Professional work practices are undertaken for two months consisting of pharmacy management and clinical pharmacy services. In the implementation of work practices, there is a special task in the form of identification of sound alike pharmaceutical preparation and medication error analysis to improve patient safety at Dr. Cipto Mangunkusumo hospital. Keyword Internship, Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, ApotecharyGeneral assignment xii 47 pages 2 tables 1 appendixSpecific assignment iii 15 pages 1 picture 3 appendixBibliography of general assignment 7 2009 2017 Bibliography of specific assignment 4 2001 2017 "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haznim Fadhli
"ABSTRAK
Latar belakang: Nilai normal Kecepatan Hantar Saraf KHS pada saraf perifer, dipengaruhi oleh faktor-faktor fisiologis, antara lain usia, tinggi badan dan indeks massa tubuh, dan faktor non fisiologis seperti teknik pengukuran dan suhu. Referensi nilai normal tiap laboratorium elektrofisiologi berbeda-beda, sehingga dibutuhkan penelitian untuk memperoleh referensi nilai normal KHS yang sesuai dengan populasi di Indonesia, khususnya di RSUPN dr. Cipto Mangukusumo Jakarta..Metode:Penelitian ini merupakan penelitian prospektif. Responden sehat didapatkan sesuai kriteria inklusi dan eksklusi diambil secara concecutive, usia 18-60 tahun sebanyak 210 subyek. Dilakukan penapisan neuropati perifer dengan wawancara dan kuesioner Brief Peripheral Neuropathy Screening Tool BPNS Tool . Subyek yang memenuhi persyaratan dilakukan pemeriksaan Kecepatan Hantar Saraf KHS motorik dan sensorik pada ekstremitas atas dan bawah, meliputi n.medianus, n.ulnaris, n.radialis, n.peroneus, dan n.suralis. Hasil:Didapatkan sebanyak 210 dari 215 subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Subyek penelitian terdiri dari 91 sampel ekstremitas laki-laki dan 119 sampel perempuan. Subjek diambil pada usia dewasa rentang 18-60 tahun, dengan nilai tengah 33 tahun. Subyek terbanyak usia 31-40 tahun, sebanyak 68 sampel 32,4 , jenis kelamin wanita sebanyak 119 sampel 56,7 . Usia subyek dengan nilai tengah 33 22,0-53,4 tahun, dengan tinggi badan subyek 1,6 1,49;1,74 m, dan nilai tengah indeks massa tubuh IMT 24.84 18,5- 31,3 kg/m2.Nilai kecepatan hantar saraf KHS digunakan nilai tengah, dengan batas bawah persentil lima dan batas atas persentil sembilan puluh lima. Nilai KHS motorik pada n.medianus 60 50;73,2 m/det, n.ulnaris 66,6 53;80 m/det, pada n.radialis 67 48,1; 81,8 m/det. n.peroneus 55 39,6;69,8 m/det, n.tibialis 59,5 46,5;75 m/det. Hasil pemeriksaan sensorik, didapatkan KHS sensorik pada n.medianus 66,3 49,6;83 m/det, n.ulnaris 52 41,5;70 m/det, n.radialis 46,7 38,4: 59 m/det. n.peroneus superfisialis 62 44;82 m/det, pada n.suralis 62 48;79 m/det. Kesimpulan:Nilai normal kecepatan hantar saraf motorik pada n.medianus ge;50 m/det, n.ulnaris ge;53 m/det, n.radialis ge;48 m/det, n.peroneus ge;40 m/det, n.tibialis ge;46 m/det. Nilai normal kecepatan hantar saraf KHS pada saraf sensorik pada n.medianus ge; 50 m/det, n.ulnaris ge; 41 m/det, n.radialis ge;38 m/det, n.peroneus superfisialis ge;44 m//det, n.suralis ge;48 m/det.

ABSTRACT<>br>
Background The normal value of nerve conduction velocity NCV in peripheral nerves, is influenced by physiological factors, including age, height and body mass index, and non physiological factors such as measurement and temperature techniques. Reference to the normal values of each electrophysiological laboratory is different, so research is needed to obtain references to normal NCV values that are appropriate to the population in Indonesia, especially in dr. Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta. Method This research is a prospective study. Healthy respondents were obtained according to the inclusion and exclusion criteria were taken concecutive, aged 18 60 years as many as 210 subjects.Peripheral neuropathy screening was performed by interview and questionnaire of the Brief Peripheral Neuropathy Screening Tool BPNS Tool . Subjects meeting the requirements were examined for motor and sensory velocity NCV at the upper and lower extremities, including n.medianus, n.ulnaris, n.radialis, n.peroneus, and n.suralis. Result There were 210 out of 215 subjects who met the inclusion criteria. The subjects consisted of 91 samples of male limbs and 119 female samples. Subjects were takenat an adult age range of 18 60 years, with a median of 33 years. Most subjects aged 3140 years, as many as 68 samples 32.4 , gender of women as much as 119 samples 56.7 . Age of subjects with a mean of 33 22.0 53.4 years, with a subjectheight of 1.6 1.49, 1.74 m, and a median body mass index IMT of 24.84 18.5 31.3 kg m2.The value of nerve conduction velocity NCV is used in the middle value, with thelower limit of the fiveth percentile and the upper limit of the ninety five percentile.The value of motor KHS at n.medianus 60 50 73,2 m s, n.ulnaris 66.6 53 80 m s, on n.radialis 67 48,1,81,8 m det. n.peroneus 55 39,6,69,8 m s, n.tibialis 59,5 46,5,75 m s. The results of sensory examination, obtained sensory KHS atn.medianus 66.3 49.6 83 m s, n.ulnaris 52 41,5 70 m s, n.radialis 46,7 38.4 59 m s. n.peroneus superfisialis 62 44 82 m s, on n.suralis 62 48 79 m s. Conclusion The normal value of motor neural conduction velocity in n.medianus ge 50 m s, n.ulnaris ge 53 m s, n.radialis ge 48 m s, n.peroneus ge 40 m s, n.tibialis 46 m s. In the sensory nerves is obtained nerve velocity n.medianus ge 50 .m s, n.ulnaris ge 41 m s, n.radialis ge 38 m s, n.peroneus superfisialis ge 44 m s, n.suralis ge 48 m s. "
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Gayatri
"Kematian akibat kanker di dunia semakin meningkat baik di negara maju maupun berkembang. Di Indonesia, data menunjukkan hal yang serupa. Badan Litbangkes melaporkan bahwa berdasarkan hasil laporan laboratorium Patologi Anatomi tahun 1990, kanker serviks menempati urutan pertama dari 3 kanker yang tersering dijumpai. Registrasi kanker di Indonesia yang berdasarkan kependudukan belum ada Berita penelitian yang berkaitan dengan ketahanan hidup kanker serviks sangat kurang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan stadium klinik dengan ketahanan hidup 5 tahun pada pasien kanker serviks setelah dikontrol oleh variabel konfounding. Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif pada 451 subyek penelitian dengan mengunakan data rekam medis pada diagnosis tahun 1993-1996 yang diikuti selama 5 tahun. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa probabilitas ketahanan hidup 5 tahun pasien kanker serviks dengan stadium I sekitar 70%, stadium II sekitar 37,4%, stadium III sekitar 12,4%, dan stadium IV pada tahun kedua sudah menjadi 0%. Pada kadar Hb 10 gr/dl dan dikontrol oleh besar tumor dan jenis histologik maka peluang untuk meninggal pada stadium II sebesar 2,7 kali, Pada stadium III sebesar 19,2 kali. sedangkan stadium IV sebesar 6,6 kali dibandingkan dengan stadium I. Pada kadar Hb 10 gr/dl dan dikontrol oleh besar tumor dan jenis histologik maka peluang untuk meninggal pada stadium II sebesar 0,6 kali. pada stadium III sebesar 3.08 kali, sedangkan stadium IV sebesar 6,6 kali dibandingkan dengan stadium I, Berdasarkan hasil penelitian ini kepada masyarakat, disarankan untuk melakukan pemeriksaan dini. Kepada petugas rumah sakit dan pembuat kebijakan untuk melakukan promosi yang berkelanjutan tentang pentingnya pemeriksaan dini kanker serviks. Secara umum, juga disarankan agar dimulai registrasi kanker berdasarkan kependudukan untuk mempermudah penelitian yang berkaitan kanker terutama kanker serviks.
......
Cancer deaths in the world are increasing in both developed and developing countries. In Indonesia, data shows something similar. The Health Research and Development Agency reported that based on the results of the 1990 Anatomical Pathology laboratory report, cervical cancer ranks first out of 3 most common cancers. Cancer registration in Indonesia based on population does not yet exist. Research news related to cervical cancer survival is very lacking. The purpose of this study was to determine the relationship between clinical stage and 5-year survival in cervical cancer patients after being controlled by confounding variables. The design of this study was a retrospective cohort of 451 research subjects using medical record data at diagnosis in 1993-1996 which was followed for 5 years. The results of this study concluded that the probability of 5-year survival of cervical cancer patients with stage I is around 70%, stage II around 37.4%, stage III around 12.4%, and stage IV in the second year has become 0%. At Hb levels of 10 gr/dl and controlled by tumor size and histological type, the chance of dying in stage II is 2.7 times, in stage III it is 19.2 times. while stage IV is 6.6 times compared to stage I. At Hb levels of 10 gr/dl and controlled by tumor size and histological type, the chance of dying in stage II is 0.6 times. in stage III it is 3.08 times, while stage IV is 6.6 times compared to stage I. Based on the results of this study, it is recommended to the public to conduct early examinations. To hospital staff and policy makers to carry out ongoing promotion of the importance of early cervical cancer examinations. In general, it is also recommended to start cancer registration based on population to facilitate research related to cancer, especially cervical cancer."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilma Umar
"Pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) sebagai salah satu sub sistem dalam sistem kesehatan paripurna di rumah sakit, dalam upaya peningkatan mutu pelayanannya haruslah ditunjang oleh sumber daya manusia yang memadai. Dalam salah satu kegiatan PGRS yaitu penyediaan, pengolahan dan penyaluran makanan, tenaga pelaksana gizi merupakan komponen utama, dan motivasi kerja mereka yang tinggi akan sangat mendukung keberhasilan PGRS.
Motivasi kerja dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu yang bersumber dari dalam diri seseorang (umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, jumlah anak, status perkawinan, status kepegawaian) dan faktor yang bersumber dari luar seperti kebijakan organisasi, hubungan pribadi dengan sesama/atasan, kondisi lingkungan kerja, imbalan dan pengawasan.
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja tenaga pelaksana gizi di Sub Instalasi Pengolahan dan Penyaluran Makanan (STPP), dilakukan penelitian studi observasional dengan metode cross-sectional pada seluruh (72 orang) tenaga pelaksanan gizi di SIPP. Pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan alat bantu berupa kuesioner.
Untuk melihat kemaknaan hubungan antara masing-masing dari 12 variabel bebas dengan tingkat motivasi kerja dilakukan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor status perkawinan, status kepegawaian dan imbalan mempunyai hubungan bermakna dengan motivasi kerja. Dari hasil tersebut disampaikan saran untuk meningkatkan motivasi kerja tenaga pelaksana gizi SIPP yaitu mengembangkan program motivasi dan penampilan kerja bagi tenaga pelaksana gizi ; menyediakan kondisi dan lingkungan kerja yang layak ; membentuk sistem supervisi untuk setiap tingkatan kegiatan dan mengembangkan standar_penampilan kerja ; mengembangkan sistem reward bagi pegawai negeri sipil (PNS) sesuai kebijakan rumah sakit ; mengembangkan dan menerapkan sistem kontrak keja yang dilengkapi dengan spesifikasi kerja dan imbalan bagi tenaga bukan PNS ; serta menganalisis dan meningkatkan sistem insentif/pengg jian secara bertahap dan berkala.
Daftar bacaan: 32 (1984 - 1999)

Nutritional care service is one of the sub systems of comprehensive health care system in the hospital. Human Resources are one of the important inputs to support the effectiveness of the whole operation of the system. Food service management system which compose namely the preparation, production, distribution of food component is the biggest working unit in nutrition department which has more than fifty percents of the total personnel's in nutrition department.
Motivation at work is influenced by many factors either the internal factor of the person (age, sex, education background, period/years of work, member of the family, marital status, employee status), or the external factors such as policy, organization, personnel relationship to others sub ordinate, working condition, reward and supervision system.
An observational cross sectional study has been conducted in June 2000 in order to identify the relationship between motivation at work and related factors on seventy two Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital food service personnel?s. The primary data was collected through interviewed using closed questionnaire.
The relationship between motivation at work and 12 independent variables were assessed using chi-square test. The study shown that marital status, employee status and incentive reward has a significant relationship with motivation at work Based in this founding, the writer recommends some aspects as followed: Develop the motivation and work performances program for food service personnel?s. Provide appropriate condition and working environment.
Formulate the supervision system for each level of activities and develop work performance standard of food service personnel?s. Develop reward system for the government's employee according to the policy of the hospital. Develop and apply the contract system with work specification and appointed salary for auxiliary personnel?s. Analyze and improve the incentive/salary system gradually and periodically.
Bibliography: 32 (1984 -1999)"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiningsih Srilestari
"ABSTRAK
Latar belakang
Diabetes Melitus merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya penanggulangan dilakukan terutama untuk mencegah komplikasi yang sering berakibat fatal. Salah satu cara penanggulangan yang dapat dilakukan adalah cara tradisional pijat refleksi, namun efektifitas cara ini belum pernah dilaporkan.
Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pijat refleksi terhadap penderita Non Insulin Dependen Diabetes Melitus (NIDDM) terkendali.
Metode penelitian
Uji klinik ini dilakukan secara acak, tersamar tunggal ("single blind, randomized clinical trial pada 66 penderita rawat jalan di Poliklinik Endokrin RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Penderita adalah pasien NIDDM yang terkendali ( kadar glukosa darah stabil selama 2 bulan terakhir ) dengan Obat Hipoglikemik Oral, diet dan latihan jasmani, namun kadar glukosa darah belum dapat diturunkan sampai batas normal. Penderita dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi mendapat regimen pengobatan yang selama ini didapat, ditambah dengan tindakan pijat refleksi pada area pankreas yang terletak di telapak tangan dan telapak kaki. Kelompok kontrol mendapat regimen yang sama ditambah dengan pijat refleksi bukan pada area pankreas, yaitu pada bagian lateral kaki. Pijat refleksi dilakukan dengan alat khusus dari tembaga berujung tumpul. Tekanan diberikan sebesar 3 kg/cm2 untuk telapak tangan dan 5 kg/cm2 untuk telapak kaki.
Hasil penelitian
Dari penelitian didapat bahwa pada kelompok intervensi setelah mendapat pijat refleksi 5 kali, kadar glukosa darah puasa menurun sebesar 11,7 mg % (116,2 mg % menjadi 104,8 mg %), sedangkan pada kelompok kontrol meningkat 8,6mg % (113,0 mg % menjadi 121,6 mg %) ; perbedaan tersebut bermakna (p<0,005). Kadar gukosa darah posprandial setelah pijat refleksi 5 kali, pada kelompok intervensi menurun 3 mg % (144,8 mg % menjadi 141,7 mg %), sedangkan pada kelompok kontrol meningkat 17,7 mg % (145,4 mg % menjadi 163,1 mg %) ; perbedaan tersebut bermakna (p<0,005). Kadar glukosa darah puasa setelah pijat refleksi 10 kali pada kelompok intervensi menurun 21,3 mg % (116,2 mg % menjadi 94,9 mg %), sedangkan pada kelompok kontrol meningkat 2,3 mg % (113,0 mg % menjadi 115,3 mg %) ; perbedaan tersebut bermakna (p<0,005). Hadar glukosa darah posprandial setelah pijat refleksi 10 kali pada kelompok intervensi menurun 15 mg % (144,8 mg % menjadi 129,7 mg %), sedangkan pada kelompok kontrol meningkat 13,0 mg % (145,4 mg % menjadi 158,4mg %) ; perbedaan tersebut bermakna (p<0,005).
Kesimpulan
Disimpulkan bahwa pijat refleksi pada area pankreas dapat menurunkan kadar glukosa darah secara bermakna dibandingkan dengan pijat refleksi di luar area pankreas pada penderita NIDDM terkendali. Metode ini dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif tambahan pada pasien NIDDM terkendali, disamping pengobatan baku yang diberikan.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>