Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"In the urban society, there is a gap between the facility the town provided and the development of the culture of society. One of the problem is the unavailability of the clean water to meet the daily water people need. The 'low cost' technique of water purification becomes one of the unavoided needs. One of the methods is by using the natural stones and charcoal as one of alternatives to solve the problem."
Yogyakarta: Fakultas Teknik UGM,
624 FTJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Umeir Fata Amaly
"Komplek Apartemen Elevee berlokasi di kawasan alam sutera yang terdiri dari 6 tower apartemen dan 3 basement. Pada proses pembangunan tahap pertama dibangun 3 tower dan 3 basement terlebih dahulu. Peralatan utama plambing yang ikut dibangun di tahap pertama yaitu tangki air bawah (CWT) dengan volume sebesar 1250m3 dan penampungan air limbah (STP 1) dengan volume sebesar 531m3/hari. Sumber utama air bersih berasal dari kawasan air bersih kawasan alam sutera, yang dikumpulkan di tangki air baku kemudian di filter dan disimpan ke tangki air bawah. Dari tangki air bawah air di distribusikan ke tangki air atap masing-masing tower. Kapasitas pompa transfer ke tower 1 sebesar 45m3/jam dengan daya 39,5 kW dengan kapasitas tangki atas 56m3, kapasitas pompa transfer ke tower 2 sebesar 55m3/jam dengan daya 56 kW dengan kapasitas tangki atas 70m3, dan kapasitas pompa transfer ke tower 7 sebesar 33m3/jam dengan daya 31 kW dengan kapasitas tangki atas 50 m3. Dari tangki atap masing-masing tower di distribusikan secara grafitasi kecuali lima lantai teratas yang menggunakan bantuan pompa tekan. Air buangan dari masing-masing kamar mandi unit dialirkan menuju pipa tegak dan dialirkan ke penampungan air limbah utama yang berada di basement 2. Air hujan yang jatuh dari atap masing-masing tower dialirkan menuju pipa tegak dan dialirkan ke sumur resapan yang berada di sekitar tower apartemen. Jumlah sumur resapan untuk tower 1 sebanyak 12 buah, Jumlah sumur resapan untuk tower 2 sebanyak 8 buah, dan Jumlah sumur resapan untuk tower 7 sebanyak 6 buah. Kapasitas masing – masing sumur resapan sebesar 18 m3.
The Elevee Apartment is located in the Alam Sutera area, consisting of 6 apartment towers and 3 basements. In the first phase of development, 3 towers and 3 basements were constructed. The main plumbing equipment built in the first phase includes the ground water tank (CWT) with a volume of 1250m3/day and the waste water treatment plant (STP 1) with a volume of 531m3/day. The main source of clean water comes from the Alam Sutera clean water area, collected in the raw water tank, then filtered, and stored in the underground water tank. From the underground water tank, water is distributed to the roof tanks of each tower. The transfer pump capacity to tower 1 is 45m3/hour with a power of 39.5 kW and a roof tank capacity of 56m3. The transfer pump capacity to tower 2 is 55m3/hour with a power of 56 kW and a roof tank capacity of 70m3. The transfer pump capacity to tower 7 is 33m3/hour with a power of 31 kW and a roof tank capacity of 50 m3. From the roof tank of each tower, water is distributed by gravity except for the top five floors, which use booster pumps. Waste water from each bathroom unit is directed to vertical pipes and then collected into the main waste water storage located in basement 2. Rain water from the roof of each tower is directed to vertical pipes and flowed into infiltration wells located around the apartment tower. The infiltration wells for tower 1 is 12 units, for tower 2 is 8 units, and for tower 7 is 6 units. The capacity of each infiltration well is 18 m3."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Husna yuni wulansari
"Abstrak
This paper seeks to analyse the disparity of clean water access fulfillment in Malang district and Pandeglang district. This issue is important due to two considerations. First, Indonesias National Medium-term Development Plan (RPJMN) 2015-2019 targets universal access to water and sanitation by 2019, yet it is still 71,14% fulfilled in 2016. Second, existing studies on this issue addressed the problem by using technical approach; limited finance and infrastructure, demographic and topographic condition. Such technical aspects are indeed important, however it tends to obscure political dimension, i.e. power relations and social structure dynamics that influence policies regarding access to water. Therefore, this paper will analyse the political dimension of the disparity in clean water access fulfillment.In analysing the problem, this paper will use discourse analysis (Laclau and Mouffe, 2001). This paper analyses the struggle among discourses in fixing the meaning of access as a contested political arena. It will also identify the strategy of various actors in articulating their discourses through the establishment of a network of alliance that can accommodate different interests. This paper aims to be the basis of decision making process that considers and emancipates the difficult circumstances that society are facing and alternative discourse that they have."
Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas, 2018
330 BAP 1:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Daryadi Darwis
"Seiring dengan bertambahnya kebutuhan energi listrik, kebutuhan akan energi listrik alternatif pun semakin lama semakin meningkat. Air bersih dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang dikonsumsi masyarakat untuk kebutuhan hidup sehari-hari, ternyata mempunyai potensi yang tidak terduga, berkaitan dengan energi alternatif atau energi terbarukan yang mudah dan ekonomis tanpa menimbulkan dampak lingkungan serta turut mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Air bersih yang dimaksudkan adalah berdasarkan standar yang ditetapkan oleh PDAM sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 32 tahun 2017, bab II table 3, tentang parameter kimia yang harus dipenuhi sebagai standar baku mutu air untuk keperluan higiene sanitasi. Melalui makalah ini,bertujuan mengetahui kemampuan air bersih standar PDAM dalam menghasilkan energi listrik (DC) dengan tanpa menggunakan atau mencampurkannya dengan zat – zat kimia tambahan seperti NaCl (garam dapur), larutan asam sulfat (H2SO4). Berdasarkan percobaan sederhana dan dengan menerapkan prinsip sel elektrokimia, yang didasari pada reaksi redoks (reduksi – oksidasi), air PDAM dapat menghasilkan energi listrik searah (DC) dengan menempatkan katoda (dari tembaga atau Copper) dan anoda (dari seng atau Zinc) pada satu wadah berisi air PDAM. Selain itu pula, dari percobaan dengan menggunakan air PDAM, dapat menghidupkan lampu LED. Oleh karenanya, sehingga dapat disimpulkan melalui percobaan ini bahwa air PDAM dapat digunakan sebagai energi listrik alternatif yang ramah lingkungan.
Along with the increasing need for electrical energy, the need for alternative electrical energy is also increasing. Clean water from PDAM (Regional Drinking Water Company) which is consumed by the community for their daily needs, turns out to have unexpected potential, related to alternative energy or renewable energy that is easy and economical without causing environmental impacts and also reduces dependence on fossil energy. The definition of clean water is based on the standards set by PDAM in accordance with the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia number 32 of 2017, chapter II table 3, concerning chemical parameters that must be met as water quality standards for sanitation hygiene purposes. This paper aims to determine the ability of PDAM water to produce electrical energy (DC) without using or mixing it with additional chemical substances such as NaCl (table salt), sulfuric acid solution (H2SO4). Based on a simple experiment and by applying the principle of an electrochemical cell, which is based on a redox (reduction – oxidation) reaction, PDAM water can generate direct electrical energy (DC) by placing the cathode (copper) and anode (zinc) on one side. container filled with PDAM water. Therefore, from experiments using PDAM water, it can turn on the LED lights. So, it can be concluded through this experiment that PDAM water can be used as an environmentally friendly alternative electrical energy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windu Kisworo
"Submarine Tailing Disposal (STD) is waste disposal activity to the sea through pipelines. Recently, the documentation system becomes the main problem of STD implementation. It is very weak so it can not cover the unpredicted effect to marine environment and the possibility of STD implementation's failure. In United States, prohibition of STD is regulated in Clean Water Act, It requires 2 (two) important matters that are implementation of the Best Available Technology (BAT) and New Source Performance Standard (NSPS). While Canada regulate it in Canadian Federal Metal Mining Liquid Effluent Regulation (MMLER) and Canada's Fisheries Act. Indonesia itself doesn 't have special regulation to prohibit STD. That is why Indonesia need to have a clear and strict regulation about STD. This article tries to describe the importance of the regulation that prohibit STD."
2005
JHII-2-2-Jan2005-282
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Ginanjar
"Dalam GBHN 1993 disebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas hidupnya. Pada Repelita VI tercantum bahwa tujuan pokok dari pembangunan kesehatan antara lain pengurangan angka kesakitan, kecacatan dan kematian serta peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, terjangkau dan dapat diterima masyarakat. Salah satu target yang ingin dicapai dengan pembangunan kesehatan adalah penurunan angka kesakitan dan kematian pada kelompok rentan, salah satunya pada kelompok anak-anak di bawah lima tahun. Berdasarkan kajian dan analisis dari beberapa survey yang dilakukan, angka kesakitan diare pada sumua golongan umur adalah 280/1000 penduduk dan pada golongan balita adalah 1,5 kali pertahun (Depkes RI. 2000). Secara proposional diare lebih banyak terjadi pada golongan balita yaitu 55%. Berdasarkan kajian dan analisis dari beberapa survey yang dilakukan, angka kesakitan diare pada semua golongan umur pada tahun 2000 adalah 301/1000 atau 3,01%, cenderung meningkat dibanding angka kesakitan diare pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk (Depkes RI, 2002).
Berdasarkan Profil Kesehatan kasus diare di Puskesmas Sukmajaya pada golongan semua umur sebanyak 3.265 kasus dengan jumlah prevalensi sebesar 5,36%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis sumber air bersih dan kondisi fisik air bersih dengan kejadian diare. Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Sumber data adalah data primer yang didapatkan dengan cara observasi langsung dan wawacara menggunakan kuesioner dan data sekunder berasal dari laporan tahunan program kesehatan lingkungan Puskesmas Sukmajaya. Populasi penelitian adalah warga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya dan sampel yang dianalisis adalah 90 ibu rumah tangga (responden) dengan menggunakan cara simple random sempling dan menggunakan analisis statistik untuk mengetahui frekuensi dan kebermaknaan hubungan.
Hasil penelitian menunujukkan bahwa kejadian diare 51,1%, Jenis sumber air bersih 88,9% yang menggunakan sumber air bersih dari air tanah, Kondisi fisik air bersih 88,9% yang kondisi fisik air bersihnya tidak baik, sedangkan untuk analisis bivariat didapat hubungan yang signifikan antara jenis sumber air bersih, kondisi fisik air bersih, jenis jamban, umur dan pendidikan dengan kejadian diare. Saran ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya agar selalu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat untuk melakukan program intervensi dan implementasi penyuluhan tentang hidup sehat mencegah diare beserta penjelasan tentang diare dari etiologi, proses terjadi diare, tanda dan gejala,serta penanganannya dan perlu intervensi program untuk penyediaan fasilitas sumber air bersih, kondisi fisik sarana air bersih dan jamban yang baik."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zakwan
"ABSTRAK
Terjadinya Tsunami pada daerah Pandeglang tahun 2018 mengakibatkan kadar garam yang tinggi, sehingga terjadi kelangkaan air. Selain itu terjadi kesulitan akses air pada 4 kecamatan di kabupaten Pandeglang pada tahun 2019 akibat musim kemarau. RO merupakan teknologi yang dapat digunakan dalam penyediaan air bersih, namun memerlukan penelitian lebih lajut untuk mengetahui cara kerja alat RO bertingkat untuk menghasilkan air bersih dan mengetahui tekanan optimum pada alat RO untuk menghasilkan air sesuai standar dan waktu jenuh membran yang lama. Penelitian secara eksperimental dengan merancang alat RO untuk dioperasikan pada daerah Tanjung Lame, dengan memvariasikan tekanan 6-3, 6-4 dan 7-4 pada tahap pertama dan kedua untuk melihat pengaruhnya terhadap penurunan laju alir dan peningkatan nilai TDS selama 72 jam. Penggunaan tekanan P1 = 6/P2 = 3 bar menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan tekanan P1 = 6/P2 = 4 dan P1 = 7/ P2 = 4 bar untuk menghasilkan air minum. Penyediaan air dengan TDS 20 ppm dapat dilakukan dengan konfigurasi dua tahap dengan cara produk tahap pertama dijadikan umpan pada tahap kedua. Tekanan yang digunakan P1 = 6 bar dan P2 = 3 bar dengan waktu jenuh membran selama 72-80 jam pada tahap pertama dan 72-131 jam tahap kedua.

ABSTRACT
Tsunami in Pandeglang had resulted high salt level, resulting in water scarcity. Furthermore, there were difficulties in accessing water due to dry season in 4 sub-distric in Pandeglang in 2019. RO is suitable technology in provision clean water, but require advance research to know the method and determine optimum pressure of multi-pass RO to produce clean water with a long saturation time of membrane. An experimental research using RO multi-pass which was operated in Tanjung Lame by varying pressure 6-3, 6-4 and 7-4 on first and second stage to observe the effect of decreasing flux and enhancement of TDS throughout 72 hour. The use of pressure P1 = 6 bar/ P2 = 3 bar showed better result compared to P1 = 6/ P2 = 3 and P1 = 7/ P2 = 4 in producing clean water. Provision clean water at 20 ppm has done using RO multi-pass which permeat in first stage used as feed in second stage. Using P1 = 6 bar and P2 = 3 bar give the saturation time of membrane 72-80 hour in first stage and 72-131 hour in second stage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Suharto
"ABSTRAK
Masih banyak penduduk di Provinsi DKI Jakarta yang kekurangan air bersih. Potensi air yang berasal dari 13 sungai, waduk, situ dan air hujan di Provinsi DKI Jakarta dapat dimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimasi pengembangan infrastruktur air bersih untuk meningkatkan ketersediaan air bersih pada masyarakat DKI Jakarta. Pemrograman linier digunakan untuk mengoptimasi pengembangan infrastruktur air bersih. Pemrograman linier menggunakan metode simpleks karena variabel terdiri dari empat variabel yaitu Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO), Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR), Microhydraulic. Hasil dari pemprograman linier menghasilkan biaya minimum sebesar Rp. 2.779.588.000.000 dengan kapasitas 3235 liter/detik.

ABSTRACT
There are still many people in Jakarta that lack of clean water . Clean water sources are limited but if the excess rain water , but not water . Potential water from 13 rivers, reservoirs , and ponds in Jakarta can be used as a source of raw water . The purpose of this study was to optimize the development of water infrastructure to improve the availability of clean water in Jakarta people . Linear programming is used to optimize the development of water infrastructure . Linear programming using the simplex method for variable consists of four variables: Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO) , Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) , Microhydraulic . Results of linear programming to produce a minimum fee of Rp . 2.779.588.000.000 with a capacity of 3235 liters / sec
"
2016
T45912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Rachmadi
"Melalui pendekatan model water sensitive city penelitian ini mengungkapkan bagaimana keberlanjutan partispasi perempuan mengatasi masalah air bersih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan penyebab munculnya permasalahan air bersih yang berdampak pada munculnya masalah social, ekonomi dan kesehatan perempuan. Munculnya masalah tersebut sangat mempengaruhi keberlanjutan partsipasi perempuan dalam mengatasi masalah air. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus tunggal pada partisipasi perempuan di Kelurahan Rawa Badak Utara RW 09, Jakarta Utara melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan keberlanjutan partisipasi perempuan mengalamai penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya pengetahuan tentang literasi kualitas air. Ketergantungan terhadap supporting program oleh lembaga pendamping, kuatnya budaya patriarki stereotype peran perempuan di luar urusan rumah tangga, minimnya skema perlindungan dari kekerasan pengelola pasar air menyebabkan potensi partisipasi perempuan menjadi semakin menurun

Through the water sensitive city model approach, this study revealed how the sustainability of womens participation in overcoming the problem of clean water. The purpose of this study is to reveal the causes of the emergence of clean water problems that have an impact on the emergence of social, economic and womens health problems. The emergence of this problem greatly affects the sustainability of womens participation in overcoming water problems. The research method used was a single case study on womens participation in Kelurahan Rawa Badak Utara RW 09, North Jakarta through observation and interviews. The results showed the continued participation of women experiencing a decline. This is due to the lack of knowledge about water quality literacy. The dependency on supporting programs by supporting institutions, the strong patriarchal culture of stereotyping the role of women outside of domestic affairs, the potential for womens participation to decrease.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Layosibana Akhirun
"Kendari sebagai daerah otonom dituntut harus mampu memenuhi kebutuhan air bersihnya sendiri. Dalam kewajiban pemenuhan air bersih untuk masyarakat melimpahkan tanggung jawab tersebut kepada PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). PDAM Kota Kendari sebagai penyedia air bersih tidak mampu mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat. Dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kota Kendari, Tahun 2021 Cakupan layanan air bersih yang dibuat Pemerintah Kota Kendari melalui sistem perpipaan dan sistem non perpipaan hanya 35,80 %. Selain itu target dari Sustainable Development Goals (SDG’s) bahwa pada tahun 2030 diharapkan akan mencapai akses air minum yang merata dan adil yang serta terjangkau bagi semua orang. Air bersih sangat erat kaitanya dengan kondisi stunting di suatu daerah. Bila pada masyarakat mengalami kekurangan air atau kualitas airnya buruk akan menjadi sebab terjadinya stunting. Tujuan penelitian yaitu menganalisis karakteristik pemenuhan air bersih, serta pengaruh kualitas fisik air bersih terhadap kondisi stunting juga menganalisis kerangka kebijakan pemerintah Kota Kendari terhadap pemenuhan air bersih pada masyarakat kumuh di kawasan pesisir Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan (mixed methods) antara kuantitatif dan kualitatif dengan memakai analisis deksriptif, tabulasi silang dan analisis kebijakan. Hasil penelitian menunjukan Pemerintah Kota Kendari hanya mampu menjangkau 63,9 % dan mencukupi 54,6 % kebutuhan air bersih sesuai standar 60 liter/hari/orang pada masyarakat kumuh pesisir Kota Kendari. Seluruh masyarakat kumuh di kawasan pesisir Kota Kendari termasuk dalam kategori mahal dalam proses memenuhi air bersihnya. Daerah yang sumber air minum utamanya dari sumur gali, dan sumur bor memiliki lebih banyak balita pendek dan balita kurus dibanding jenis sumber air lainnya. Kerangka kebijakan pemerintah Kota Kendari dalam memenuhi air bersih masyarakat kumuh memiliki kerangka alur yang sebagai berikut : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) atau Rencana Pembangunan Daerah (RPD dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM).

Kendari as an autonomous region is required to be able to fulfill its own clean water needs. In the obligation to fulfill clean water for the community, delegate the responsibility to PDAM (Local Water Company). PDAM Kendari City as a provider of clean water is not able to meet the community's clean water needs. In the Kendari City Regional Development Plan (RPD), in 2021 the coverage of clean water services made by the Kendari City Government through the piping system and non-piping system is only 35.80%. In addition, the target of the Sustainable Development Goals (SDG's) is that by 2030 it is expected to achieve equitable and fair access to drinking water that is affordable for everyone. Clean water is closely related to stunting conditions in an area. If the community experiences water shortages or poor water quality, it will be the cause of stunting. The purpose of this study is to analyze the characteristics of clean water supply, as well as the effect of physical quality of clean water on stunting conditions, as well as to analyze the policy framework of the Kendari City government towards the fulfillment of clean water in slum communities in the coastal area of Kendari City. This study uses a combined approach (mixed methods) between quantitative and qualitative by using descriptive analysis, cross tabulation and policy analysis. The results showed that the Kendari City Government was only able to reach 63.9% and fulfill 54.6% of the clean water needs according to the standard of 60 liters/day/person in the coastal slum communities of Kendari City. All slum communities in the coastal area of Kendari City are included in the expensive category in the process of meeting their clean water. Areas where the main source of drinking water comes from dug wells and drilled wells have more stunted and underweight children than other types of water sources. The Kendari City government's policy framework in meeting clean water for slum communities has the following flow framework: Regional Long-Term Development Plan (RPJP), Regional Medium-Term Development Plan (RPJMD) or Regional Development Plan (RPD and Master Plan for Drinking Water Supply System (RISPAM)."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>