Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh regulasi emosi terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien stroke. Strategi regulasi emosi cognitive reappraisal dan expressive suppression diukur menggunakan The Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Radde et al. (2021). Sedangkan beban caregiver diukur menggunakan The Zarit Burden Interview (ZBI-22) yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Andina (2018). Sebanyak 57 family caregiver pasien stroke berusia 18 – 62 tahun yang tinggal bersama maupun tidak bersama dengan pasien menjadi responden dalam penelitian. Hasil penelitian dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa regulasi emosi, khususnya strategi cognitive reappraisal memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien stroke (F = 8,249, p<0,05, R2 = 0,13). Dengan demikian, hasil penelitian dapat dijadikan sumber referensi untuk menentukan strategi regulasi emosi yang efektif dalam meringankan beban caregiver serta acuan para praktisi untuk mengembangkan intervensi penggunaan strategi regulasi emosi reappraisal bagi family caregiver.
This study aimed to examine the effect of emotional regulation on caregiver burden among family caregiver of stroke patients. Two emotion regulation strategies, cognitive reappraisal and expressive suppression were measured using The Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) adapted to Indonesian by Radde et al. (2021). Meanwhile, caregiver burden was measured using the Zarit Burden Interview (ZBI-22), adapted to Indonesian by Andina (2018). A total of 57 family caregivers of stroke patients aged 18 – 62 years who lived together with or without the patient participated in this study. The study's results using the multiple regression method show that emotion regulation, specifically cognitive reappraisal has a negative and significant effect on caregiver burden among family caregivers of stroke patients (F = 8.249, p<0.05, R2 = 0,13). Thus, this study's results can be used as a reference to determine effective emotion regulation strategies to relieve the caregiver's burden. In addition, the research results can also be used as a reference for practitioners in developing interventions using reappraisal for family caregivers.
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penerapan reappraisal pada konteks perjudian menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Hasil-hasil yang tidak konsisten tersebut mungkin disebabkan oleh variabel lain yang memicu penggunaan reappraisal menjadi positive reinforcer untuk berjudi. Di dalam penelitian ini, alexithymia diperhitungkan sebagai variabel yang dapat memperkuat hubungan positif antara reappraisal dan problem gambling. Analisis moderasi sederhana dengan PROCESS digunakan untuk menganalisis peran moderasi alexithymia dalam hubungan antara cognitive reappraisal dan problem gambling pada 115 individu laki-laki yang terlibat dalam perjudian daring. Data yang dianalisis dikumpulkan melalui kuesioner self-report yang terdiri dari alat ukur SOGS, TAS-20, dan ERQ. Hasil analisis menunjukkan bahwa alexithymia memoderasi hubungan antara cognitive reappraisal dan problem gambling dengan signifikan. Walaupun demikian, reappraisal gagal dalam memprediksi problem gambling secara langsung. Secara umum, penelitian ini menemukan bahwa cognitive reappraisal dapat memperparah problem gambling pada individu dengan tingkat alexithymia yang tinggi.