Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Barnes, Robert M.
New York, N.Y.: John Wiley , 1982
332.644 BAR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Global Law and Business, 2010
332.644 COM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Az-Zahra Djatnika
"Negara-negara yang bergantung dengan komoditas atau negara dengan export komoditasnya lebih dari 60% total export, terdiri dari lebih dari setengah negara-negara di dunia (102 dari 189) dan dua per tiga negara-negara berkembang adalah negara yang bergnatung dengan komoditas. Fokus dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah adanya efek dari penurunan harga komoditas, terhadap stabilutas finansial untuk negaranegara bergantung terhadap komoditas dan negara-negara exportir komoditas. Penelitian ini menggunakan dua sampel dari negara berkembang exportir komoditas dan negaranegara bergantung terhadap komoditas dari periode 2010-2018. Menggunakan model fixed-effects, penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan harga komoditas memiliki efek negatif terhadap indikator stabilitas finansial untuk kedua kategori negara. Penurunan harga komoditas memiliki efek negatif secara umum untuk neraca sistem finansial negara eksportir komoditas. Efek negatif ini menunjukkan seberapa besar kerentanan negara yang menjadi exportir komoditas dan yang bergantung terhadap komoditas terhadap penurunan harga komoditas. Berdasarkan hasil penelitian ini, bisa direkomendasikan untuk negara-negara fokus untuk menyangga kapital dan meningkatkan kualitas aset dari insititusi finansial karena kedua komponen tersebut dapat meredam efek kehilangan dari penurunan harga komoditas.

Commodity dependent countries, defined as countries of which commodities account for more than 60% of their total merchandise exports, made up more than half of the countries in the world (102 of 189). And two-thirds of developing countries worldwide are also dependent on commodities. This study, therefore, aims to determine whether commodity price downswing (a negative price shock) has an impact on the financial stability of the countries. This research uses two samples of emerging and developing countries and commodity dependence countries for 2010-2018 and employed a fixed-effects model in assessing the impact. The findings of this study indicate that negative commodity price shock has a negative effect on the financial stability composite index indicator for both sets of countries. Negative price shock negatively affects the financial system' balance sheet for commodity-exporting countries in general and has a significant negative effect on the financial stability indicator index. This adverse effect shows the extent of vulnerability for commodity-dependent countries and commodity-exporting countries to a commodity price downturn Based on the results, it is recommended that countries should focus on capital buffer and asset quality of financial institutions since those two components dampen the effect of loss after a commodity price downturn."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book contains revised versions of papers presented on scientific workshop Modeling multi-commodity trade : information exchange methods, which took place in November 2010 at Warsaw University of Technology. It summarizes results of the research work supported so far by scientific grant methods and architectures of information interchange for electronic trade on infrastructural markets (see page xi), and some earlier research work on multi-commodity markets modeling. Though partial results of the research were published earlier, the book gives the most complete view on results of our research in the field of modeling the trade on complex multi-commodity infrastructural markets."
Berlin: [Springer-Verlag;, ], 2012
e20398327
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Teweles, Richard J.
New York: McGraw-Hill, 1987
332.644 TEW f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New Brunswick: Transaction Books, 1985
382.309 7 HAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hedel, J.L. van
Amsterdam: N.V. Uitgevers-MIJ Diligentia, [date of publication not identified]
BLD 368.3 HED l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Budiyanti
"ABSTRAK
Pemerintah melakukan kebijakan intervensi harga dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga pada tahun ini. Adapun kebijakan yang diberlakukan adalah penetapan harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditas gula, minyak goreng, dan daging beku. Kebijakan
ini juga terbatas, yaitu hanya diberlakukan di pasar ritel modern. Tentunya kebijakan ini juga akan berdampak positif dan negatif baik bagi produsen, konsumen, maupun penjual. Kebijakan penetapan HET membawa dampak positif bagi konsumen yaitu masyarakat bisa memperoleh harga yang lebih terjangkau dan yang paling utama adalah mengurangi risiko kenaikan inflasi. Pemerintah harus meminimalisir dampak negatif yang sebagian besar akan dihadapi produsen dan penjual yaitu dengan memasukkan biaya produksi dan biaya distribusi dalam perhitungan HET, mengantisipasi kekurangan supply barang
di pasar, menindak tegas pelaku pasar gelap, serta diupayakan memberikan subsidi pada penjual untuk mengurangi kerugian. Di samping itu, penerapan HET juga harus diberlakukan di pasar tradisional agar tidak terjadi distorsi harga. Dukungan DPR melalui
fungsi pengawasan perlu dilakukan agar penerapan kebijakan ini berjalan sesuai dengan tujuannya."
Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, 2017
340 ISH 9:8 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Prahastuti
"Perekonomian Cina mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir apalagi dengan masuknya Cina menjadi anggota WTO akan menambah keterbukaan ekonomi Cina dan akan memberikan peluang dan tantangan baru terhadap hubungan perdagangan Cina dengan mitra dagangnya.
Dalam hal tersebut, Indonesia dapat mengambil keuntungan dari Cina dengan melakukan penetrasi terhadap pasar Cina yang sedang tumbuh, mengembangkan hubungan yang saling melengkapi dengan perekonomian Cina, menarik investasi dari Cina dan menciptakan hubungan kerjasama pembangunan dengan Cina.
Untuk melihat peluang tersebut, penulis melakukan penelitian tentang ekspor Indonesia ke pasar Cina dengan tujuan untuk menggambarkan perkembangan ekspor komoditi Indonesia ke Cina; mengkaji potensi komoditikomoditi Indonesia yang mempunyai daya saing di pasar Cina; menjelaskan daya saing komoditi unggulan Indonesia tersebut, apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya khususnya Malaysia dan Thailand.
Selama ini hubungan perdagangan Indonesia dengan Cina mengalami perkembangan pesat sejak tahun 1990 dan pada tahun 2002 Cina menduduki urutan ke-4 baik sebagai negara tujuan ekspor dan urutan ke-3 sebagai negara asal impor bagi Indonesia. Indikasi hal itu antara lain dapat dilihat dari total nilai perdagangan dalam periode lima tahun terakhir (1997-2001) cukup besar dimana pada tahun 2001 sebesar US$ 4,04 milyar dengan posisi Neraca Perdagangan menunjukkan surplus bagi Indonesia.
Peluang yang ada di pasar Cina tersebut dapat dimanfaatkan dengan terus meningkatkan ekspor berbagai komoditi Indonesia, komoditi yang dimiliki Indonesia tersebut dihitung dengan menggunakan metoda analisis Revealed Comparative Advantage (RCA) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya saing komoditi Indonesia tersebut di pasar Cina dan metode analisa Constant Market Share (CMS) dapat melihat kinerja ekspor komoditas Indonesia di pasar internasional. Dari hasil analisis dapat diketahui pengaruh impor negara tujuan ekspor, komposisi komoditi, dan daya saing terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia.
Dari hasil analisis Revealed Comparative Advantage (RCA) dapat diuraikan 16 komoditi unggulan Indonesia yang mamiliki nilai trend dan RCA yang paling besar dan mempunyai daya saing sangat kuat yaitu Batang dan batang kecil besilbaja dalam gulungan, Kain tenun dari serat staple sintesis, Batu monumen dan batu bangunan, Belahan ikan tanpa tulang dan daging ikan lainnya, Asam lemak monokarboksilat industrial, Tempat duduk yang dapat ltidak menjadi tempat tidur, Sisa dan skrap tembaga, Minyak atsiri mengandung terpena atau tidak, Polimer akrilik dalam bentuk asal, Pati inulin, Wadah untuk mengangkut/mengemas dari plastik, Asam asiklik monokarboksilat jenuh, halida dsb, Kain tenun dari kapas, Bubuk/butir gosok alamiltiruan dari bahan tekstil, kertas, dll, Preparat untuk digunakan pada rambut, Bahan aktif permukaan organik.
Sedangkan hasil metode analisis Constant Market Share (CMS) dari 16 komoditi unggulan Indonesia di Pasar Gina yang mempunyai kinerja yang berdaya saing ada 3 (tiga) komoditi, yang permintaannya tinggi ada 6 (enam) komoditi, yang kinerja ekspornya sedang ada 6 (enam) komoditi dan yang kinerja ekspornya rendah hanya 1 (satu) komoditi.
Daya saing 16 komoditi unggulan Indonesia di pasar Cina, apabila dibandingkan dengan negara pesaing Indonesia terutama negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Indonesia lebih unggul terhadap 9 komoditi dan apabila dibandingkan dengan Thailand dengan komoditi serupa, Indonesia lebih unggul dan lebih mempunyai daya saing di pasar Cina. Sedangkan, daya saing komoditi Thailand di pasar Cina hanya dimiliki oleh 2 (dua) komoditi saja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsurijal Tan
"The proposes of this study is to analyze the relations between export growth of industrial manufacturing commodities in Indonesia with the following variables (i), relative prices of export commodities to the domestic prices; (ii), value added of manufacturing industries; (iii) devaluation policies; (iv), deregulation polices; (v), exchange rate of Yen per US dollars; (vi), exchange rate of rupiah per US Dollars; and (vi), under utilization capacity. The results of descriptive analyses show a positive relation between export growht of industrial manufacturing commodities with the variables of i,iii,iv, v, and of vi. However, the devaluation policies on March 30th, 1983 (iv) cannot be considered economically as an important variable. For the empirical analyses, the variables above are formulated into the econometric models: "Linear and log-linear". The results of examining these models strengthen the descriptive finding before, and under utilization capacity can't be measured quantitatively."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>