Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noviantika Agustine
"Penelitian ini membahas mengenai pertanggungjawaban hukum perusahaan asuransi atas terjadinya pemalsuan polis yang dilakukan oleh agen asuransinya. Penelitian ini ditulis dengan menggunakan metode doktrinal. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan hukum antara perusahaan asuransi dan agen asuransi, serta bagaimana bentuk tanggung jawab perusahaan asuransi dalam hal terjadi pemalsuan polis yang disebabkan oleh agen asuransinya. Agen asuransi berperan sebagai pihak yang mewakili perusahaan asuransi dalam memasarkan produk asuransi. Untuk itu, peran agen asuransi merupakan peran yang krusial. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan hukum yang didasarkan pada sebuah perjanjian kerjasama antara perusahaan asuransi dan agen yaitu Perjanjian Keagenan. Hubungan hukum yang timbul adalah kontraktual. Perusahaan asuransi memberikan kuasa kepada agen asuransinya untuk bertindak dan berwenang atas nama perusahaan. Untuk itu, kesalahan ataupun pelanggaran yang dilakukan oleh agen dalam menjalankan wewenangnya menjadi tanggung jawab perusahaan asuransi yang mereka wakili. Adapun, bentuk tanggung jawab perusahaan asuransi dapat berupa tanggung jawab perdata dan tanggung jawab pidana. Tanggung jawab perdata disebut juga dengan tanggung jawab pihak ketiga yang berdasar pada Pasal 1367 KUHPerdata atau dikaitkan dengan asas vicarious liability. Selain itu, juga terdapat pidana korporasi yang dapat dijatuhkan berdasarkan pada Pasal 81 Ayat (1) UU Perasuransian.

This research discusses the legal liability of insurance companies for the occurrence of policy forgery committed by their insurance agents. The article is written using a doctrinal method. The issues addressed include the legal relationship between the insurance company and its agents, as well as the extent of the insurance company's responsibility in cases of policy forgery by its agents. Insurance agents act as representatives of the insurance company in marketing insurance products, making their role crucial. The research concludes that there exists a legal relationship based on a cooperation agreement between the insurance company and its agents, as known as Agency Agreement. This legal relationship is contractual. The insurance company grants authority to its agents to act on its behalf. Therefore, any errors or violations committed by agents in exercising this authority are the responsibility of the insurance company they represent. The forms of responsibility of insurance companies can take the form of civil liability and criminal liability. The insurance company's liability can include civil liability, also known as third-party liability under Article 1367 of the Civil Code or under the principle of vicarious liability. Additionally, corporate criminal liability can be imposed under Article 81 (1) of the Insurance Law.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Wulan Nursita
"Talents is crucial to determind the competitive advantage of an organization. Most organization are facing challenge for retaining their talents who are doing voluntary turnover. This cause problems for company especially in airline industry which has strict regulation related to its personell. This study looks at the effect of job satisfaction, job stress, and individual factor on flight attendants turnover rate. Using the case and data from PT. Garuda Indonesia, this study follows qualitatif system dynamic framework to identify and describe the overall phenomena of flight attendant turnover and the variable involved. The study also tested several intervention strategies to see whether there are changes on the flight attendant turnover considering the intervention given. This study shows that turnover rate has significant impact on the company crew strength that influence job satisfaction and job stress which eventually back to influence the turnover rate in a reinforcing effect. Furthemore, company policy related to married, maternity leave, and hijab are according to subject matter expert should be evaluated. This results imply that the Airline should consider to make adjustment and creating policy intervention related to existing policy in order to see results of turnover reduction.

Pegawai berbakat merupakan penentu keunggulan kompetitif pada suatu organisasi. Banyak organisasi dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan bakat-bakat yang ingin meninggalkan perusahaan. Hal ini menyebabkan permasalahan khususnya pada perusahaan penerbangan yang memiliki peraturan ketat untuk pegawai yang bekerja di sana. Penelitian ini melihat pengaruh kepuasan kerja, stres kerja, dan faktor individu terhadap tingkat turnover awak kabin. Menggunakan kasus dan data dari PT. Garuda Indonesia, penelitian ini mengikuti kerangka kerja kualitatif sistem dinamis untuk mengidentifikasi dan menggambarkan keseluruhan fenomena pergantian awak kabin dan variabel yang terlingkup pada fenomena tersebut. Studi ini juga menguji beberapa strategi intervensi untuk melihat apakah ada perubahan tingkat pergantian pramugari dengan mempertimbangkan intervensi yang diberikan. Studi ini menunjukkan bahwa tingkat turnover memiliki dampak signifikan pada kekuatan awak kabin perusahaan, yang kemudian mempengaruhi kepuasan kerja dan stres kerja yang pada akhirnya, kembali mempengaruhi tingkat turnover dalam efek penguatan. Selain itu, kebijakan perusahaan terkait pernikahan, cuti hamil, dan Pemakaian jilbab harus dievaluasi. Hasil Penelitian menyiratkan bahwa Maskapai Penerbangan harus mempertimbangkan untuk melakukan penyesuaian dan membuat perubahan kebijakan menjadi lebih akomodatif terkait dengan pernikahan, cuti hamil, dan pemakaian jilbab untuk melihat pengurangan turnover awak kabin."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Indah Puspitasari
"Pemerintah Indonesia telah menargetkan cakupan ASI eksklusif sebesar 80 ,namun hasil data dari Kementrian Kesehatan RI tahun 2017 cakupan ASI eksklusifsemakin menurun menjadi 30 pada tahun 2016, dengan berbagai alasan salah satunyaibu bekerja. Pemerintah juga telah menetapkan peraturan bagi setiap perusahaan untukwajib menyediakan ruang laktasi bagi ibu bekerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemanfaatan fasilitas ruang laktasi dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada ibu bekerja di perusahaan BUMN Jakarta. Penelitian ini menggunakan dua macam jenis penelitian, kuantitatif dengan studi cross-sectional dankualitatif untuk mengetahui kebijakan perusahaan dalam mendukung pemberian ASI eksklusif yang dilaksanakan pada Mei-Juni 2018. Jumlah sampel kuantitatif sebanyak147 ibu bekerja dengan metode simpel random sampling dan kualitatif dilakukan padaibu bekerja ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif, penanggungjawab ruang laktasi, serta perwakilan pimpinan perusahaan dengan metode wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pemanfaatan fasilitas ruang laktasi dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan dengan nilai p value 0.002 danOR 3.692 yang berarti bahwa ibu bekerja yang memanfaatkan fasilitas ruang laktasi memiliki peluang 4 kali memberikan ASI esklusif 6 bulan dibandingkan yang tidak memanfaatkan.
Hasil wawancara membuktikan bahwa ibu bekerja yang memanfaatkan ruang laktasi dan berhasil ASI eksklusif mendapatkan dukungan dari perusahaan dalam bentuk menyediakan ruang laktasi yang nyaman dan sesuai kebutuhan, mengijinkan untuk memerah ASI diruang laktasi meskipun saat jam kerja. Pada ibu yang tidak ASI eksklusif mendapatkan dukungan yang sama namun ASI yang sedikit dan pola management waktu yang kurang baik untuk memerah ASI memutuskan untuk tidakeksklusif.

The government has targeted exclusive breastfeeding of 80 , but data from theMinistry of Health of the Republic of Indonesia in 2017 saw exclusive breastfeeding to30 by 2016, for various reasons one of the mothers worked. The government has alsoestablished a regulation for every company to be obliged to provide lactation room forworking mothers.
This study aims to determine the relationship of utilization oflactation room facility with exclusive breastfeeding in working mother in a state owned company Jakarta. This research uses two kinds of research, quantitative with cross sectional and qualitative study to know company policy in support of exclusive giving conducted on May June 2018. Quantitative number of samples of 147 working mothers with a simple random sampling and qualitative methods performed on exclusive breastfeeding mother and not exclusive breastfeeding, person in charge of lactation room, and representatives of corporate leaders with in depth interview method.
The results showed that there was a significant correlation between utilization of lactation room with exclusive breastfeeding 6 month with p value 0.002 and OR 3,692 which means that working mothers utilizing lactation room facilities have 4 times more chance of exclusive breastfeeding 6 month than those who did not.
The results of the interviews prove that working mothers who utilize lactation room and succeed exclusively breastfed get support from the company in the form of providing a convenient and appropriate space for treatment, allowing to pump in the lactation room even during working hours. In non exclusive breastfed mothers get the same support but little breastfeeding and poor time management patterns for breastfeeding pumps decide not tobe exclusive.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library