Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paxia Basori Danesswara
"Fase remaja merupakan suatu peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Banyak perubahan yang terjadi seperti perubahan fisik, psikis, maupun psikososial. Conduct Disorder merupakan gangguan perilaku yang lebih banyak dialami oleh remaja. Berdasarkan kisah dalam Cerkak Ngeyel karya Andrasari Setyaningsih, penelitian ini mengangkat permasalahan: (1) bagaimana keterkaitan karakter Aji dengan isu psikologis Conduct Disorder?; (2) bagaimana pola asuh orang tua terhadap kepribadian Aji?; serta (3) bagaimana hubungan antara kisah Aji dengan falsafah Ngundhuh Wohing Pakarti?. Tujuan penelitian ini yaitu membuktikan adanya Conduct Disorder pada tokoh Aji menggunakan metode deskriptif kualitatif, Teori Psikoanalisis Sigmund Freud, serta falsafah Ngundhuh Wohing Pakarti. Hasil dari penelitian ini adalah tokoh Aji mengalami Conduct Disorder berdasarkan karakter yang ditunjukan dalam Cerkak. Pola asuh permisif yang dilakukan sang Ibu juga memperkuat penyebab Conduct Disorder yang dialami Aji. Falsafah Jawa Ngundhuh Wohing Pakarti yang diterima oleh Aji disebabkan oleh dirinya yang terlalu mengikuti hawa nepsu sehingga menderita sakit. Penelitian ini memberi kebaharuan penelitian dalam bidang psikologi karena menggunakan karya sastra cerkak dalam membahas Conduct Disorder.
......The adolescent phase is a transition from childhood to adulthood. Many changes occur such as physical, psychological, and psychosocial changes. Conduct Disorder is a behavioral disorder that is more commonly experienced by adolescents. Based on the story in Cerkak Ngeyel by Andrasari Setyaningsih, this research raises the issues: (1) how does Aji's character relate to the psychological issue of Conduct Disorder?; (2) how does parenting affect Aji's personality?; and (3) how is the relationship between Aji's story and the philosophy of Ngundhuh Wohing Pakarti? The purpose of this research is to prove the existence of Conduct Disorder in Aji's character using descriptive qualitative method, Sigmund Freud's Psychoanalysis Theory, and the philosophy of Ngundhuh Wohing Pakarti. The result of this research is that the character Aji experiences Conduct Disorder based on the characters shown in Cerkak. His mother's permissive parenting also strengthens the cause of Aji's Conduct Disorder. The Javanese philosophy of Ngundhuh Wohing Pakarti received by Aji is caused by him following his desires too much so that he suffers from illness. This research provides a novelty of research in the field of psychology because it uses cerkak literary works in discussing Conduct Disorder."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arlianti
"Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang disertai dengan perubahan-perubahan fisik dan psikologis. Masa peralihan tersebut menyebabkan remaja terjadi rentan terhadap masalah-masalah. Salah satu masalah yang sering terjadi adalah masalah kenakalan remaja berupa perilaku membolos, terlibat perkelahian, mencuri, dan perilaku antisosial lainnya. Munculnya perilaku-perilaku tersebut pada remaja merupakan sebagian simtom dari conduct disorder. Conduct disorder adalah gangguan yang ditandai dengan adanya pola tingkah laku melanggar hak-hak orang lain atau peraturan dasar sosial yang berulang dan menetap pada anak dan remaja. Individu dengan conduct problems mungkin mengalami berbagai gangguan dalam konsep diri yang mempengaruhi tingkah laku anti sosialnya. Salah satu cara untuk mengetahui konsep diri remaja dengan conduct disorder adalah dengan menggunakan tes HFDs.
Melalui wawancara dengan remaja yang memiliki conduct disorder juga akan dapat diperoleh gambaran mengenai konsep dirinya Penelitian ini ingin melihat bagaimana gambaran konsep diri remaja dengan conduct disorder dilihat dari hasil tes HFDs dan apakah gambaran konsep diri tersebut juga didukung oleh hasil anamnesa terhadap subjek yang bersangkutan. Aspek-aspek konsep diri yang diteliti adalah academic self concept social self concept, dan seifregard/presentation of seb' (Hattie dalam Bracken, 1996). Untuk mendapatkan data yang diperlukan digunakan data sekunder yang diperoleh dari Klinik Bimbingan Anak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia berupa hasil tes HFDs dan anamnesa dari lima orang remaja yang telah di diagnosis conduct disorder.
Dari hasil analisis data didapatkan bahwa tidak terdapat gambaran mengenai academic self concept dari subjek yang diteliti. Berkaitan dengan social self concept, dua dari lima subjek dalam penelitian ini family self concept yang negatif. Salah satu dari subjek tersebut memiliki peer self concept yang negatif dan lainnya memiliki peer self concept yang positif. Berkaitan dengan self regard/presentation of self hanya dapat diketahui aspek confidence. Hanya ada tiga dari lima subjek dalam penelitian ini yang dapat dilihat aspek confidence-nya dan ketiga objek tersebut memiliki keyakinan diri (confidence) yang negatif. Gambaran social self concept subjek yang didapat dari hasil interpretasi tes HFDS didukung oleh pernyataan subjek yang diperoleh dari anamnesa. Kedua subjek yang memiliki family self concept yang negatif menyatakan bahwa dalam hubungan keluarga mereka merasa dirinya kurang dihargai. Mereka merasa tidak dianggap oleh orang dewasa, sering dipukul untuk kesalahan yang besar maupun kecil, dan ditolak keinginannya karena dianggap tidak serius. Subjek yang memiliki peer self concept negatif merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan teman dan merasa tidak diterima oleh teman-temannya. Subjek yang memiliki peer Seb' concept yang positif merasa bahwa teman-temannya sangat mengharapkan dirinya. Hasil anamnesa tidak memberikan gambaran mengenai academic self concept dan self regard/presentation of self.
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan mengenai konsep diri remaja dengan conduct disorder sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat dan efektif pada remaja dengan conduct disorder. Penelitian ini juga memiliki kekurangan-kekurangan sehingga sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan dengan tidak hanya menggunakan satu hal tes tetapi gabungan dari beberapa tes dan menggunakan data primer sehingga gambaran konsep diri yang didapat lebih kaya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabors, Laura
"This textbook provides a comprehensive overview of medical and mental illness in children, detailing how psychological, academic, and social functioning can be enhanced – and inherent challenges overcome – in young patients. The volume describes best-practices in depth, including how to ensure accurate diagnosis, developmentally appropriate treatment, and effective coordination between medical and school personnel. It discusses common medical conditions (e.g., asthma, cancer, diabetes) and mental health conditions (e.g., autism, ADHD, depression), emphasizing the critical role of health education in promoting optimal outcomes.
Topics featured in this text include: 
* Screening and diagnosis practices for children with medical and mental illness. 
* Chronic and condition-related pain in children.
* Medical fears that may interfere with treatment and positive health behaviors
* Health education and coping strategies for children.
* Recommendations for family-directed interventions.
* Illustrative case studies and review questions.
Medical and Mental Health During Childhood is an essential text for graduate students as well as a valuable reference for researchers, professors, and clinicians in clinical child and school psychology, social work, public health, family studies, educational psychology and counseling, health education, and allied disciplines."
Switzerland: Springer International Publishing, 2016
e20528416
eBooks  Universitas Indonesia Library