Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Rianhar Adri Latief
"Perkembangan teknologi website telah berkembang pesat di setiap sektor manapun. Media website dalam setiap organisasi digunakan sebagai profiling sekaligus media informasi dari organisasi tersebut. Media website merupakan sarana penyebaran informasi efektif bagi pihak sektor publik/pemerintah dan swasta karena media website ini dapat diakses kapan dan dimanapun. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) adalah unit eselon 1 di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang memanfaatkan teknologi website untuk salah satu penerapan layanan e-government. Penelitian ini ditujukan untuk melakukan kajian evaluasi kualitas website Ditjen SDA dengan mengintegrasikan dua model pengukuran kualitas website (WebQual 4.0 dan e-GovQual).
Penelitian ini berhasil mensintesis dua model pengukuran kualitas website yang kemudian digunakan dalam instrumen survei pengukuran tingkat kualitas website Ditjen SDA. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan survei kepada para pengguna website Ditjen SDA melalui media survei cetak dan media survei on-line. Dari data isian kuesioner yang terkumpul didapatkan sebanyak 199 data valid. Setelah data survei terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode SEM-CFA (Structural Equation Modeling-Confirmatory Factor Analysis) dengan menggunakan perangkat lunak Lisrel 8.7. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa information quality, reliability, usability, citizen support, dan trust yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas website Ditjen SDA. Dimensi yang memiliki pengaruh terbesar adalah information quality dan reliability. Selanjutnya disusun rekomendasi untuk tiap dimensi yang bertujuan meningkatkan kualitas website.

The development of website technology has developed rapidly in every sector anywhere. On-line media such as website in any organization has been used as well as profiling media from the organization. Website is an effective media for disseminating information to the public/government sector and the private sector and also this website media can be accessed anytime and anywhere. Directorate General of Water Resources (DG-WR) is one of echelon units in the Ministry of Public Works and Housing People which uses website technology as an implementation of e-government services. This study aimed to conduct a study evaluating the quality of the website DG-WR by integrating the two models of quality measurement for website (WebQual 4.0 and e-GovQual).
This study succeeded in synthesizing two models measuring the quality of a website which is then used in the survey instrument for measuring the quality level DG-WR website. Collecting data in this study using surveys of the users of the website DG-WR through printed media and online surveys. From the data obtained questionnaires that were collected as many as 199 data is valid. Once the survey data collected then it is analyzed using SEM-CFA (Structural Equation Modeling-Confirmatory Factor Analysis) using software Lisrel 8.7. The result of this study indicates that information quality, reliability, usability, citizen support, and trust have both significant and positive effect on the quality of the website DG-WR. Two dimensions have the greatest influence are information quality and reliability. Next step is to arrange recommendations on each dimension aimed at improving the quality of the website.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Giannisa Umara
"Jakarta merupakan salah satu dari 10 destinasi yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata untuk pengembangan wisata halal. Maka dari itu, Jakarta memiliki tantangan untuk mengembangkan konsep wisata halal agar dapat menjadi destinasi wisata halal di Indonesia. Oleh karenanya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi dan tantangan penerapan dan pengembangan konsep wisata halal di Jakarta. Hal tersebut dilihat dari kesiapan pemerintah DKI Jakarta dalam menerapkan konsep wisata halal serta persepsi masyarakat Jakarta mengenai potensi objek wisata Jakarta untuk dijadikan objek wisata halal. Kesiapan pemerintah diteliti melalui wawancara pakar, sementara persepsi masyarakat diteliti dengan menggunakan survei yang dilakukan dengan menyebar kuesioner. Data primer yang didapat dari wawancara dan survei tersebut diolah dengan menggunakan metode analisis SWOT, Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan regresi logistik. Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa Jakarta memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan wisata halal, yang antara lain dapat dilihat dari jumlah industri pendukung wisata yang besar dan objek wisata yang ramai wisatawan. Hasil uji CFA menunjukkan bahwa masyarakat memiliki persepsi bahwa objek wisata di Jakarta telah sesuai dengan indikator wisata halal yang ditinjau dari aspek attractions (daya tarik), amenities (fasilitas), dan accessibilites (keterjangkauan). Sedangkan hasil regresi logistik menunjukkan bahwa faktor attractions (daya tarik), agama Islam, usia muda, pendidikan, menikah, jumlah anggota keluarga, frekuensi wisata dan pengeluaran wisata moderat mempengaruhi intensi untuk melakukan wisata halal domestik di Jakarta. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa potensi penerapan konsep wisata halal di Jakarta cukup besar dan dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut diatas.
Berdasarkan hasil penelitian ini, pemerintah diharapkan dapat memanfaatkan potensi ini dengan menambah sosialisasi, meningkatkan daya tarik serta melakukan pemasaran yang tersegmentasi pada kelompok-kelompok potensial  yang telah diidentifikasi tersebut agar Jakarta dapat lebih dikenal sebagai destinasi halal di Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai referensi untuk lebih memahami konsep dan pengembangan wisata halal di Indonesia.

Jakarta is identified by the Ministry of Tourism to be one of 10 destinations for halal tourism development. Hence, Jakarta still has challenges to improve the halal tourism implementation to become the halal destination in Indonesia. This research aims to analyze the potentials of implementing halal tourism concept in Jakarta. These potentials can be seen by the governments readiness and peoples perception towards tourist attractions in Jakarta. Governments readiness was examined through direct interview while the people perception was collected with questionnaires. Data collected through the questionnaires was processed using the SWOT analysis method and Confirmatory Factor Anaysis (CFA) method.
Based on the interview, it can be concluded that Jakara has the potential that can be seen from the large number of industries and tourist attractions. While the result of the CFA method was based on peoples perception, tourist attractions in Jakarta are already fit with the halal tourism indicators based on the attractions, amenities, and accessibilities.
From these results, in can be concluded that Jakarta has a big potential to improve the halal tourism implementation. Therefore, the government needs to take advantage of this potential by adding more socialization and marketing so that Jakarta can be known as a halal destination in Indonesia. This research is also expected to be used as a reference to understand the the concet and the development of halal tourism in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garas Ikrar Setiawan
"Pasca meredupnya kasus pandemi Covid-19 konser musik mulai banyak diselenggarakan kembali dan banyak masyarakat yang antusias untuk dapat menghadiri konser musik. Antusias tersebut tentunya didukung oleh variabel-variabel motivasi yang membuat antusias tersebut terjadi. Variabel-variabel motivasi tersebut dapat direfleksikan dengan berbagai macam indikator. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi indikator-indikator dalam merefleksikan setiap variabel laten motivasi. Variabel laten motivasi yang digunakan adalah escape, status enhancement, social interaction, hero worship, uninhibited behavior, concert-specific music/skills, artist affiliation & unique experience, socialization & value, excitment & group affiliation, dan enjoyment & entertainment. Setiap variabel laten motivasi direfleksikan oleh 4 hingga 7 indikator dengan total indikator sebanyak 50. Penelitian ini menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA). Data yang digunakan adalah data primer yaitu sebanyak 466 responden yang pernah menghadiri konser musik secara langsung. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah seluruh variabel laten yaitu escape, status enhancement, social interaction, hero worship, uninhibited behavior, concert-specific music/skills, artist affiliation & unique experience, socialization & value, excitment & group affiliation, dan enjoyment & entertainment mampu mengukur aspek motivasi. Variabel laten mampu direfleksikan oleh 47 indikator secara positif dan valid dengan masing-masing variabel laten motivasi direfleksikan oleh 4 hingga 7 indikator. Indikator yang memiliki kontribusi terbesar dalam merefleksikan setiap variabel latennya adalah ESC1 sebesar 0,824, STE4 sebesar 0,969, UNB1 sebesar 0,866, CSM3 sebesar 0,892, EGA3 sebesar 0,909, EAE1 sebesar 0,823, HEW3 sebesar 0,863, SAV3 sebesar 0,828, SOI3 sebesar 0,809, dan AAU3 sebesar 0,809.

After the Covid-19 pandemic faded, music concerts began to be held again and many people were enthusiastic to attend music concerts. This enthusiasm is supported by motivational variables that make this enthusiasm happen. These motivation variables can be reflected with various indicators. This research aims to analyze the contribution of indicators in reflecting each motivational latent variable. The motivational latent variables used are escape, status enhancement, social interaction, hero worship, uninhibited behavior, concert-specific music/skills, artist affiliation & unique experience, socialization & value, excitement & group affiliation, and enjoyment & entertainment. Each motivational latent variable is reflected by 4 to 7 indicators with a total of 50 indicators. This research uses the Confirmatory Factor Analysis (CFA) method. The data used is primary data, namely 466 respondents who had attended live music concerts. Sampling was carried out using purposive sampling technique. The results of this research are all latent variables, namely escape, status enhancement, social interaction, hero worship, uninhibited behavior, concert-specific music/skills, artist affiliation & unique experience, socialization & value, excitment & group affiliation, and enjoyment & entertainment. measuring motivational aspects. The latent variable is reflected by 47 indicators in a positive and valid manner with each motivational latent variable being reflected by 4 to 7 indicators. The indicators that have the greatest contribution in reflecting each latent variable are ESC1 at 0.824, STE4 at 0.969, UNB1 at 0.866, CSM3 at 0.892, EGA3 at 0.909, EAE1 at 0.823, HEW3 at 0.863, SAV3 at 0.828, SOI3 at 0.809, and AAU3 at 0.809."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Aviandri Putra
"Latar Belakang: Dalam sejarahnya, skizofrenia merupakan suatu gangguan mental yang berat dan kompleks, dengan perjalanan penyakit yang kronis dan heterogen. Dengan perjalanan penyakit yang bersifat kronis, orang dengan skizofrenia akan dibayangi oleh kecacatan yang signifikan dan dikhawatirkan tidak dapat mencapai tujuan hidup di sebagian besar domain. Beberapa peneliti dan dokter menyatakan bahwa pemahaman yang ada tentang pemulihan didasarkan pada lingkungan budaya dan sosial-ekonomi 'Barat' dari mana gerakan pemulihan dalam kesehatan mental muncul. Dengan demikian, mungkin tidak dapat ditransfer ke dunia lain yang memiliki latar belakang sosial, budaya dan ekonomi yang sangat berbeda. Di Indonesia terdapat alat ukur penilaian pemulihan bagi orang dengan spektrum skizofrenia yang telah dikembangkan periode tahun 2019-2021 pada tahap uji kesahihan isi. Agar alat ukur dapat digunakan sesuai dengan praktik berbasis bukti, maka perlu dilakukan pengujian lainnya seperti, kesahihan konstruk dan keandalannya. Dengan mengetahui secara lebih mendalam khususnya mengenai kesahihan konstruk dan keandalannya, diharapkan alat ukur Skala Pemulihan Pasien Skizofrenia ini dapat dikembangkan dengan semakin baik dan dapat digunakan dalam pelayanan.
Metode: Penelitian ini merupakan uji kesahihan dan keandalan alat ukur skala pemulihan pasien skizofrenia. Uji kesahihan yang dilakukan uji kesahihan konstruksi melalui analisis faktor eksploratori (EFA) dan analisis faktor konfirmatori (CFA). Untuk uji keandalan dinilai menggunakan konsistensi internal alpha-cronbach.
Hasil: Uji kesahihan konstruksi EFA didapatkan adanya 28 butir pernyataan yang terdiri dari enam dimensi konstruk. Alat ukur terebut dilakukan uji CFA dan didapatkan memiliki goodness of fit yang baik (Chi-Square p-value 0,05329; RMSEA = 0,036; CFI= 0,9577; TLI/NNFI= 0,9523; SRMR= 0,045) dengan nilai loading factor berkisar 0,60-0,91. Nilai reliabilitas sedang dengan alpha-cronbach 0,959.
Simpulan: Alat ukur skala pemulihan pasien skizofrenia sahih dan handal untuk digunakan untuk menilai kondisi pemulihan pada pasien spektrum skizofrenia.

Historically, schizophrenia was a severe and complex mental disorder, with a chronic and heterogeneous disease course. With the chronic course of the disease, people with schizophrenia will be shadowed by significant disabilities and are worried about not being able to achieve life goals in most domains such as interpersonal relationships, performance at work and so far, clinicians have focused more on improving clinical symptoms. Some researchers and clinicians state that the existing understanding of recovery is based on the 'Western' cultural and socio-economic environment from which the recovery movement in mental health emerged. Thus, it may not be transferable to other worlds that have very different social, cultural and economic backgrounds so it may not be suitable for use in other countries due to differences in cultural, social and economic backgrounds. In Indonesia, there is a recovery assessment measuring tool for people with the schizophrenia spectrum which was developed for the 2019-2021 period at the content validity testing stage. This measuring tool is considered different because there are cultural values in Indonesia such as spirituality and religion that can help someone in the recovery process. To ensure the tool's applicability in evidence-based practice, further testing such as construct validity and reliability is necessary. This research focuses on the validation and reliability testing of the schizophrenia patient recovery scale. Construct validity testing, conducted through exploratory factor analysis (EFA) and confirmatory factor analysis (CFA), identified 28 statements comprising six construct dimensions. The measurement tool underwent CFA, showing good goodness of fit (Chi-Square p-value 0.05329; RMSEA = 0.036; CFI= 0.9577; TLI/NNFI= 0.9523; SRMR= 0.045) with loading factor values ranging from 0.60 to 0.91. The reliability value is moderate, with an alpha-Cronbach of 0.959. In conclusion, the Schizophrenia Patient Recovery Scale is both valid and reliable for assessing the recovery status of individuals within the schizophrenia spectrum."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library