Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: UNESCO, [T.th.]
333.91 COR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmizal
Abstrak :
Tesis ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pelaksanaan Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif (MPA) dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan di desa Pulau Medang dan desa Limbung, Kecamatan Senayang dan Lingga. Penelitian ini penting mengingat semakin terpuruknya kondisi masyarakat nelayan di kawasan tersebut yang merupakan dampak dari kerusakan ekosistem terumbu karang di kawasan tersebut. Penelitian ini di fokuskan pada desa Pulau Medang di Kecamatan Senayang dan desa Limbung di Kecamatan Lingga berkaitan dengan program Coremap yang dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut. Namun demikian, proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan program Coremap melalui program Pengembangan MPA, apakah dalam prosesnya sudah benar-benar mampu membawa perubahan di dalam masyarakat nelayan bagi peningkatan pendapatan mereka. Untuk itu, perlu dilakukan suatu penelitian yang menganalisis proses pemberdayaan melalui program Pengembangan MPA tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskripif yang diperoleh melalui proses studi kepustakaan, wawancara dengan informan, dan observasi lapangan. Selama dilakukan penelitian, pemilihan informan dilakukan dengan snowball sampling, dimana informan yang ditemui pertama akan memberikan informasi kepada peneliti menyangkut informan yang dapat ditemui berikutnya yang tentunya dianggap memiliki informasi yang di butuhkan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan program pengembangan MPA, kehadiran dan manfaatnya dirasakan masyarakat. Namun demikian, masih juga terdapat penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pihak pengelola ataupun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengelolaannya. Bahkan terdapat kecenderungan LSM sebagai pelaksana kontrak PBM di lapangan lebih mengedepankan kepentingan mereka sendiri daripada kepentingan masyarakat sasaran. Oleh karena itu, pihak pengelola harus tetap berpegang pada tujuan awal program yang lebih memprioritaskan keberpihakan kepada masyarakat, sehingga upaya peningkatan pendapatan nelayan dapat berjalan dengan baik. Selain itu, peran community worker harus dapat lebih dioptimalkan, khususnya peran mereka dalam melakukan animasi sosial dan menyampaikan informasi yang benar dan efektif kepada masyarakat, maka partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan yang dikembangkan bagi peningkatan pendapat mereka akan meningkat. Disamping itu, LSM harus mampu bekerja secara profesional dan independent, dan tidak semata-mata mementingkan kepentingan mereka.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Divo Ario Noercahyo
Abstrak :
Perkembangan industri pariwisata membawa tantangan baru di Taman Nasional Bunaken (TNB). Pada tahun 2016, di resmikannya rute penerbangan langsung di beberapa kota di China dari dan menuju Manado, menyebabkan peningkatan jumlah wisatawan asal Tiongkok, situasi tersebut dapat membahayakan ekosistem terumbu karang di Pulau Bunaken. Kebijakan baru untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan tersebut dapat menimbulkan indikasi pariwisata massal yang merusak. Penelitian ini melakukan studi awal pengukuran keberlanjutan Pulau Bunaken sebagai destinasi pariwisata. Sebagai kajian untuk masa mendatang dan meninjau kembali keberhasilan manajemen pengelolaan TNB. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode penilaian cepat untuk pariwisata di Pulau Bunaken (RAPBunaken). Analisis RAPBunaken menggunakan 24 atribut dengan tujuan mengukur keberlanjutan berdasarkan empat indeks: ekologis (72,83), ekonomi (55,19), sosial (50,23), dan kelembagaan (45,53). Indeks kumulatif keberlanjutan ekosistem terumbu karang rata-rata adalah 55,94, hasil tersebut menunjukan keberlanjutan dalam status sedang. Temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi awal untuk pengelolaan Taman Nasional Bunaken di masa depan
The development of the tourism industry brings a new challenge in Bunaken National Park. In 2016, new direct flight routes were established from and to Manado, spike an increase in the number of tourists from China, create an unusual situation that could jeopardize the coral reefs ecosystem in Bunaken Island. Encounter new policy to increase tourist volume could lead to destructive mass tourism. This research presented a preliminary measurement of sustainability in Bunaken Islands as a tourist destination, future challenge, and revisiting successful story management of this National Park. The data obtained were analyzed using the rapid appraisal technique for Bunaken Island tourism (RAPBunaken). The RAPBunaken analysis used 24 attributes to measure destination sustainability, based on four indices: ecological (72,83), economic (55,19), social (50,23), and institutional (45,53). The average cumulative index of coral reef ecosystem sustainability was 55,94, within a threshold denoting sustainability in medium status. The findings of this study can use as a recommendation for future management of Bunaken National Park
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward
Abstrak :
Pemantauan kondisi hidrologi di perairan Raha Pulau Muna, Sulawesi Tenggara telah dilakukan pada bulan Mei dan Juni 2001. Hasilnya menunjukkan suhu berkisar antara 27.80-30.39 oC, salinitas antara 30.0-32.9 ppt, zat padat tersuspensi antara 70-80 ppm, kecerahan antara tampak dasar (td) - 8,5 m, zat hara fosfat antara 0.13-1.79􀁭g/l, nitrat antara 0.20-2.66 􀁭g/l, oksigen terlarut antara 3,68-4.53 ppm, dan pH antara 7.4 - 8.2. Nilai-nilai tersebut masih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan karang, dan masih sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH) untuk berbagai kepentingan. Variasi kondisi hidrologi bukan merupakan penyebab kerusakan karang di perairan.
Monitoring On Hydrology Condition In Raha Waters Muna Island and Its Relation to Coral Reef Condition. Monitoring on hydrology condition in Raha waters Muna Island, Southeast of Sulawesi were carried out on May and June 2001. The results showed that the temperature vary between 27.80-30.39 oC, salinity between 30.0-32.9 ppt, suspended solid between 70-80 ppm, transparency between see bottom - 8,5 m, nutrient phosphate between 0.13-1.79 􀁭g/l, nitrate between 0.20-2.66 􀁭g/l, dissolved oxygen between 3,68-4.53 ppm, and pH between 7.4-8.2. The values are still good for coralreef growth and development, and still in good agreement with government criteria for miscellaneous purpose. The variation of hydrology condition is not the caution of coral reef damage in Raha waters.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
quality of territorial water there are difference that is in Island of Sironjang, Island of Sirandah and Island of Pasumpahan brightness 7 metre, salinitas 30 % 0, degree of acidity (pH) 8, air temperature 28 derajat C and water temperature 30 derajat C. While , in island of Sikuai brightness 5 metre, salinitas 29 %0 , pH 7, and water temperature 28 derajat C. This defference is assumed by because in Island of Sikuai stand up wisata resort and hotel. Results of coral covery of manta - tow live equal to 11 - 30 % (category of II), in Island of Sirandah (Coral Heliopora) and Island of Pasumpahan (Coral Massive) with mean mount rock tutupan live equal to 31 - 50% (category of III). Result of line transect, percentage of coral covery live at location islands research of mean in a condition heavy damage (0 - 24%), and (25 49 %), higest coral covery there are in Island of Pasumpahan equal to 47, 50 % (damage) in Island of Sirandah 46,5 is % (damage), and in Island of Sikuai 23 % (heavy damage), while lowest coral covery found in Island of Sironjong equal to 15, 00% heavy damage. Mean make an index to diversity which there are in Island of Sironjong is 0,384, Island of Sirandah 0, 443, Island of Sikuai 0,647 and Island of Pasumpahan 0, 375 , (H<1). Mean of diversity of low growth form, low spreading and low stability. Index mean dominant coral in Island of Sironjong 0,510, In Island of Sirandah 0,705, Island of Sikuai 0,737 and Island of Pasumpahan 0,644 (C come near 1) meaning there is type which dominant. (25 - 49%) higest coral covery there are in
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Pohan
Universitas HKBP Nonmensen, 2016
050 VISI 24:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rianta Pratiwi
Abstrak :
ABSTRACT
Crustaceans are one of the most species invertebrates in coral reefs, comprising approximately 20 percent of all intervetebrate species. This taxa often found clearly living in coral communities. The order Decapoda is the most common crustaceans observed the coral reefs due their relatively large size and having bright colours. In addition, decapods contribute in the enviromental balance and having important roles in coral reef ecosystem such as defending live coral from predators and helping growth of corals.
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2017
575 OSEANA XLII:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mangunsong, Farma
Abstrak :
Kepulauan Seribu memiliki kekayaan alam berupa terumbu karang, ikan karang, dan biota laut yang satu sama lain saling berinteraksi. Penduduk di Kepulauan Seribu sangat bergantung pada sumber daya terumbu karang ini. Terumbu karang sangat erat kaitannya dengan perikanan karena apabila terumbu karang terpeithara maka jumlah ikan dan biota laut lainnya akan melimpah. Nelayan tangkap konsumsi, sebagai salah satu pekerjaan yang sangat berhubungan dengan terumbu karang, memperoleh manfaat ekonomi dalam bentuk sumber mata pencaharian dan sumber pendapatan. Tidak hanya nelayan, semua penduduk juga memperoleh manfaaf dari keberadaan terumbu karang berupa sumber protein dan materi lain yang langsung dikonsumsi, sumber pendapalan rumah tangga dan penyerap tenaga kerja. Sayangnya, berdasarkan penelitian para ahli, kondisi terumbu karang di Kepulauan Seribu cenderung memburuk yaisg disebabkan oleh faktor manusia dan alamiah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat Kepulauan Seribu tentang kondisi terumbu karang dan faktor berpengaruh apa saja yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil regresi, lokasi tempal tinggal, usia, pendidikan, lama tinggal, sumber pendapatan utama rumah tanggan dan kondisi terumbu karang di pulau terdekat memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi masyarakat.
2006
JEPI-VII-01-Juli2006-27
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mansur Afifi
Abstrak :
Abstract Destructive behavior to coral reef ecosystem should not exist if community realize the importance value of the existence of coral reefs, have adequate source for livelihood and an obedience to God Almighty. The purpose of this study is to analyze the influence of religious ritual performing (religiousness), social and economic conditions of society on destructive manner of community to coral reefs. The data collected are analyzed quantitatively using structural equation model (SEM) using the method of Partial Least Square (PLS). The result findings show that the destructive behavior of the community to coral reef is not influenced by the piety of the people in performing ritual worship. The more devout people in performing ritual worship behavior does not necessarily make them more friendly to the environment, particularly coral reef ecosystems. The destructive behavior of the community to coral reef is also not influenced by their social conditions. The higher level of community's education does not necessarily make them more concerned about the environment. The destructive behavior of community to coral reef is significantly influenced by the economic conditions of society. Communities with lower income levels tend to perform acts that damage the coral reefs such as coral mining and destructive fishing techniques in an effort to satisfy their economic needs.
2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>