Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hoboken, New Jersey: John Wiley, 2009
658.408 MAI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Purnomo
Abstrak :
Nama : Sheila PurnomoProgram Studi : Magister Ilmu HukumJudul : Pertanggungjawaban Korporasi Terhadap Penerapan Prinsip Strict Liability Dalam Kasus Kerusakan Terumbu Karang Oleh Kapal MS Caledonian Sky Ditinjau Dari Hukum Lingkungan InternasionalDalam Strict liability seseorang bertanggung jawab kapanpun kerugian timbul. Hal ini berarti bahwa: Pertama, para korban dilepaskan dari beban berat untuk membuktikan adanya hubungan kausal antara kerugiannya dengan tindakan individual tergugat; Kedua, para ldquo;potential polluter rdquo; akan memperhatikan baik tingkat kehati-hatiannya level of care , maupun tingkat kegiatannya level of activity . Dua hal ini merupakan kelebihan strict liability. Konsep pertanggungjawaban mutlak juga dapat diberlakukan kepada badan hukum dan/atau perusahaan/korporasi dan/atau negara.Peneliti mengambil contoh kasus kerusakan lingkungan laut yang saat ini menarik perhatian adalah kerusakan terumbu karang di wilayah perairan Raja Ampat, Papua Barat yang disebabkan oleh kandasnya kapal pesiar Inggris MS Caledonian Sky yang dinakhodai oleh Kapten Keith Michael Taylor di perairan Raja Ampat, Papua Barat menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang seluas 18.882 m2. Latar belakang terjadinya kasus kandasnya kapal diperkirakan karena kelalaian nahkoda kapal, disamping itu juga, sistem tata keamanan kelautan Indonesia yang lemah menjadi faktor pemicu terjadinya kasus ini. Konsep pertanggungjawaban mutlak dapat diberlakukan kepada badan hukum dan/atau perusahaan/korporasi yang menaungi kapal pesiar MS Caledonian Sky atas kerusakan yang terjadi pada terumbu karang di wilayah perairan Raja Ampat. Penelitian tentang Pertanggungjawaban Korporasi Terhadap Penerapan Prinsip Strict Liability. Metode penelitian tesis ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian ini sebagian besar memanfaatkan dokumen-dokumen internasional dan sumber-sumber tertulis yang memuat informasi sekunder yang memuat mengenai pertanggungjawaban. Dalam ganti rugi yang dapat dimintakan ke perusahaan pemilik kapal inilah prinsip strict liability dapat diterapkan oleh pemerintah Indonesia sesuai dengan yang diatur dalam undang-undang lingkungan hidupnya. Kata Kunci : Korporasi, Tanggung Jawab, Caledonian Sky, Lingkungan
ABSTRACTName Sheila PurnomoStudy Program Magister Ilmu HukumTitle Pertanggungjawaban Korporasi Terhadap Penerapan Prinsip Strict Liability Dalam Kasus Kerusakan Terumbu Karang Oleh Kapal MS Caledonian Sky Ditinjau Dari Hukum Lingkungan
Internasional In Strict liability a person is responsible whenever losses arise. This means that First, the victims are released from a heavy burden to prove a causal relationship between their losses and the actions of the individual defendant Secondly, the potential polluters will pay attention to both their level of care, and their level of activity. These two things are excess strict liability. The concept of absolute liability can also be applied to legal entities and or companies corporations and or countries.Researchers take the case of marine environmental damage that is currently attracting attention is the destruction of coral reefs in the territorial waters of Raja Ampat, West Papua caused by the crash of British cruise ship MS Caledonian Sky who was captained by Captain Keith Michael Taylor in the waters of Raja Ampat, West Papua causing damage coral reef ecosystem of 18,882 m2. The background of the case of shipwreck is estimated due to negligence of the ship 39 s captain, besides that, the weak Indonesian marine security system becomes the trigger factor for this case.The concept of absolute liability can be applied to legal entities and or corporations that shelter MS Caledonian Sky cruises on damage to coral reefs in Raja Ampat waters. Research on Corporate Responsibilityiability Against Implementation of Strict Liability Principles. The method of this thesis research is normative law research.This research mostly draws on international documents and written sources containing secondary information that includes accountability. In the compensation that can be requested to the company owner of the ship is the principle of strict liability can be applied by the Indonesian government in accordance with those set in the laws of the environment. Key Word Corporate, Responsibility, Caledonian Sky, Environment
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
T50349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kao, Raymond W.Y.
New Jersey: World Scientific, 2010
330.9 KAO s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Wijayanti
Abstrak :
Adanya upaya dari masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya membuat maraknya kegiatan menanamkan modal/investasi, akan tetapi hal itu berpotensi terjadinya kejahatan di bidang ekonomi yang dilakukan para pelaku usaha dalam bentuk korporasi, seperti pada pemasaran melalui cara Multi Level Marketing yag digunakan pada Virgin Gold Mining Corporation, yang mengaku sebagai sarana investasi yang focus pada eksplorasi dan industry tambang emas. Akan tetapi di Indonesia Virgin Gold Mining Corporation meskipun telah memiliki banyak investor Indonesia, ia tidak memiliki kantor perwakilan dan izin beroperasi di Indonesia. Sebagaimana permasalahan tersebut maka  permasalahan yang diangkat penulis pada penelitian hukum ini mengenai: (i) regulasi penipuan investasi dengan cara multi level marketing di Indonesia; (ii) bentuk pertanggungjawaban leader Virgin Gold Mining Corporation; dan (iii) peran Otoritas Jasa Keuangan dalam kasus Virgin Gold Mining Corporation dengan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum dotriner atau yuridis normatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belum adanya regulasi tindak pidana terhadap dugaan pelanggaran investasi dengan cara multi level marketing, dan leader Virgin Gold Mining Corporation dapatdimintakan pertanggungjawaban secara pidana bukan hanya perdata saja, serta peran Otoritas Jasa Keuangan memanglah terbatas karena Otoritas Jasa Keungan hanya bisa mengawasi sepanjang usaha tersebut mendapatkan izin yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keungan itu sendiri. ......The effort put by a society to improve their quality of  life causes opportunity of potential economic crimes committed by business people in form of corporations  such as marketing through the multi level marketing method used by VGMC which claims to be an investment medium that focuses on an exploration of gold mining industry. However, VGMC, despite having many investors from Indonesia, still does not have a representative office and permits to operate in Indonesia. As with the problems, the problems raised by the author in this legal research are: (i) regulation of investment fraud through the multi level marketing in indonesia; (ii) the form of the responsibility of the leader of Virgin Gold mining Corporation; (iii) the role of the financial services authority in the case Virgin Gold mining Corporation eith the type of research used in this thesis in normative legal or judicial legal research. So that it can be concluded that there is no regulation of criminal act against alleged investment violation by means of multi  level marketing and leader of Virgin Gold mining Corporationcan be asked for criminal responsibility, not just civil matters, also the role of the financial services authority is indeed limited because the financial services authority can only overseas as long as the business gets a permit issued by the financial services authority itself.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T54291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Syifa Purworini
Abstrak :
Kebebasan pers di Indonesia dijamin dalam Pasal 28 F Undang-Undang Dasar 1945. Jaminan kebebasan pers tersebut memberikan kebebasan bagi pers dalam menjalankan profesinya, yaitu untuk mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat. Namun, tidak jarang para jurnalis melakukan pelanggaran berupa perbuatan melawan hukum dalam menjalankan profesinya. Skripsi ini membahas mengenai bagaimana pertanggungjawaban perusahaan pers terhadap jurnalis yang melakukan perbuatan melawan hukum dengan melakukan perbandingan terhadap Indonesia, Denmark, dan Malaysia. Selain itu, akan dibahas pula mengenai penyelesaian permasalahan perbuatan melawan hukum dalam dunia pers baik di Indonesia, Denmark, dan Malaysia. Pokok permasalahan tersebut dijawab dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif yang menghasilkan kesimpulan bahwa perusahaan pers Indonesia dan Denmark menerapkan doktrin vicarious liability dalam menyelesaikan permasalahan yang dilakukan oleh jurnalis, sedangkan di Malaysia tidak menerapkan doktrin vicarious liability. Hal ini dikarenakan kegiatan pers di Malaysia diawasi dengan ketat oleh pemerintah, maka para jurnalis yang melakukan perbuatan melawan hukum atau setidaknya yang tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah Malaysia akan mendapat sanksi langsung dari pemerintah. Penyelesaian permasalahan pers di Indonesia dan Denmark dapat diselesaikan melalui Dewan Pers, namun di Malaysia penyelesaiannya dilakukan oleh pemerintah.
Freedom of the press in Indonesia is guaranteed in Article 28 F Indonesia's Constitution 1945. Guarantee of freedom of the press also provide freedom for the journalist to do their job such as to seek, obtain, dan disseminate the information to the public. However, journalists often commit an offense of an unlawful act while doing their job. This thesis discusses the corporate responsibility of the press on an unlawful act by the journalist comparing by the cases between Indonesia, Denmark, and Malaysia. Furthermore, this thesis discusses the dispute resolution of an unlawful act of the press in Indonesia, Denmark, and Malaysia. The principal problem is answered by using normative judicial method which brings into conclusion that press company in Indonesia and Denmark apply the doctrine of vicarious liability in solving the problems done by journalists, while in Malaysia do not apply vicarious liability's doctrine. This is because the Malaysian press activites closely monitored by the government, the journalist who commited an unlawful act, or at least who is not in accordance with the Malaysian government's policies is sanctioned directly from the government. Solving problems of the press in Indonesia and Denmark can be resolved through the Press Council, but in Malaysia the government's settle the dispute.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library