Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afrizal Azhar
"Secara garis besar penelitian ini menjelaskan tentang Konflik yang terjadi antara Etnik Batak Toba dan Mandailing berhadapan dengan Etnik Minangkabau di Kinali Kabupaten Pasaman yang meletus pada bukan Juli tahun 2000. Konflik Kinali bukan merupakan konflik agama karena pihak yang bertikai adalah orang Batak yang Kristen dan orang Mandahiling yang Islam berhadapan dengan orang Minangkabau yang juga beragama Islam. Konflik di Kinali ini disebabkan oleh beberapa faktor budaya sehingga memunculkan kurangnya toleransi dalam hubungan antar etnik, pola interaksi yang cenderung disertai dengan stereotype, prejudice, kebencian dan dendam. Pola interaksi yang buruk yang dijalani selama ini sebenarnya disadari oleh masing-masing etnik tetapi tidak ada usaha untuk melakukan konsolidasi menjadikan hubungan yang ada menjadi lebih balk lagi. Maka konflik yang masih berupa tension dan disagreement ini akhirnya pecah menjadi konflik kekerasan.
Tesis ini juga menemukan fenomena baru tentang sikap orang Batak yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali padahal beberapa penelitian oleh para ahli sebelumnya menganggap bahwa orang Batak adaptif terhadap kebudayaan dominan. Berdasarkan basil penelitian ini, hal ini disebabkan oleh sikap diskriminatif orang Minang Kinali terhadap orang Batak dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk membaur dan bergaul secara normal dan wajar.
Konflik Kinali juga telah menyadarkan orang dan kelompok yang bertikai tentang berbahayanya kandungan konflik yang apabila muncul dan meletus menjadi konflik kekerasan akan mendatangkan kerugian yang begitu besar kepada semua pihak. Keadaan setelah konflik membuktikan hal tersebut dimana interaksi yang terjadi diantara pihak yang pernah bertikai menunjukkan keteraturan sosial yang berlaku yang ditandai oleh sikap saling menghargai dan toleransi. Tetapi seperti dipercayai oleh para penganut teori konflik bahwa keadaan harmoni adalah sesuatu yang temporer dan konflik akan selalu muncul menyertai keadaan yang harmoni. Maka tugas kita semualah untuk mampu menjaga keadaan harmoni sehingga tidak meletus menjadi sebuah konflik kekerasan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahoone, Lawrence E.
Pnnsylvania: The Pennsylvania state university press, 2005
306.09 CAH c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuningtyas Runi Putri
"Globalisasi berdampak pada kompleksitas dan perubahan dalam organisasi yang dapat menjadi sumber potensial timbulnya konflik dalam organisasi (Juanita, 2002; Judson, 2000). Agar tidak mengganggu kelancaran jalannya organisasi, konflik perlu diredakan melalui gaya penyelesaian konflik (Rivai, 2004). Gaya penyelesaian konflik berhubungan dengan faktor budaya. Masyarakat Jawa misalnya, mereka cenderung menghindari konflik terbuka (Suseno, 1991). Hal ini diduga karena konflik dapat menimbulkan situasi ketidakpastian, yang seringkali dipersepsikan dengan situasi yang mengancam atau disebut juga uncertainty avoidance (Hofstede & Hofstede, 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi uncertainty avoidance dengan gaya penyelesaian konflik pada suku Jawa. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain metode non eksperimental yang bersifat ex post facto fields study. Responden dalam penelitian ini adalah 158 orang karyawan BUMN Z cabang Semarang dan Surabaya yang bersuku Jawa. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner. Untuk mengetahui hubungan antara dimensi uncertainty avoidance dengan gaya penyelesaian konflik, dilakukan analisis perhitungan statistik korelasi Pearson.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) tingkat uncertainty avoidance pada suku Jawa adalah tinggi; 2) gaya penyelesaian konflik suku Jawa adalah gaya penyelesaian konflik aktif; 3) terdapat korelasi positif antara dimensi uncertainty avoidance dengan gaya penyelesaian konflik pada suku Jawa.

Globalization effected complexity and change in organization which can be a potential source for conflict appear in organization (Juanita, 2002; Judson, 2000). Conflict need to be subside with conflict handling style, so that it will not be interfere organization (Rivai, 2004). Conflict handling style related to cultural factor. Javanese for example, tend to avoid open conflict (Suseno, 1991). This opinion estimated because conflict can make uncertainty situation, which is oftenly perception with threat situation or named uncertainty avoidance (Hofstede & Hofstede, 2005).
The purpose of this research is to identify the relation between uncertainty avoidance dimension and conflict handling style among Javanese. This research is a quantitative research with non experimental desain method, characteristic by ex post facto fields study. Respondents of the research are 158 Javanese employees of BUMN Z branch Semarang and Surabaya. Statistic Correlation Pearson Method will be used in order to know correlation between uncertainty avoidance dimension and conflict handling style.
The research results showed that : 1) Javanese have high level of uncertainty avoidance; 2) Javanese used active conflict handling style; 3) There is a positive correlation between uncertainty avoidance dimension and conflict handling style among Javanese."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
303.372 PUT h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wendover, Robert W.
"A recent survey reveals that customer satisfaction with the weather is at an all-time low. It's up to Wally, director of the Weather Consumer Satisfaction Bureau, to sort things out. In this witty fable, the root of the problem is a disagreement between old and new clouds."
New York: American Management Association, 2006
e20441751
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Wineburg, Sam
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006
907 WIN h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Bambang Soediadi Adi Purwanto
"Harmony is highly praises in Japanese Society. This social value is a key to develop in which achieving of mutual understanding rather than a clear cut of analysis on conflicting views. Therefore, committee work or consultating negotiation, or even consensus become common goals, not by majority votes.
In this case, group system will affect the whole of interpersonal relations than individual. The system will operate consultation or negotiation on such as conflicts situation avoiding open confrontation. Discussion bridging agreement as to the sense of the meeting, even though the negotiation somehow can be confusing.
Avoiding open conflict is believed to be maintaining group solidarity at all by taking consultative situation than one-man decided. On this study, ie is chosen to overview on such as conflicts. Conflict is seen to be a phenomena of how self interest of the ie's members and how conflict developed in that social setting, like recruitment conflict, man and wife conflict or succession conflict.
The result than, perform that conflict is believed can be actually Support the group empathy to develop solidarity of the group. On the other hand, conflict also placed on such as social situation depends on how they took it into their mind.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T12564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: McGraw-Hill , 2002
305.8 RAC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yosepine Christina
"Klithih merujuk pada aksi kekerasan di jalanan Yogyakarta pada malam hari. Fenomena ini tidak terbatas pada perilaku iseng remaja, namun telah berubah menjadi subkultur yang kompleks di Yogyakarta. Tugas karya akhir ini membahas bagaimana klithih dilihat masyarakat sebagai perilaku yang bersifat kriminogenik sedangkan klithih dikontestasikan sebagai kegiatan kultural oleh pelaku klithih itu sendiri. Adanya perbedaan pandangan tersebut tidak lepas dari eksistensi konflik budaya. Pengumpulan data diperoleh melalui studi literatur. Pembahasan tulisan ini dibantu dengan perspektif kriminologi budaya dan teori subkultur delinkuen milik Albert Cohen, serta konsep kebudayaan, konfllik budaya dan subkultur. Hasilnya, konflik budaya antara pelaku klithih dengan masyarakat Yogyakarta terjadi karena adanya perbedaan interpretasi terhadap nilai dan norma yang ada. Konflik budaya menjadi akar dari pembentukan wacana yang cenderung negatif terhadap klithih sebagai reactive subculture di masyarakat.
......Klithih refers to violent acts on the streets of Yogyakarta at night. This phenomenon is not limited to juvenile fad behavior, but has turned into a complex subculture in Yogyakarta. This final project discusses how klithih is seen by the community as criminogenic behavior while klithih is contested as a cultural activity by the klithih actors themselves. The existence of these different views cannot be separated from the existence of cultural conflicts. Data collection was obtained through literature study. The discussion of this paper is assisted by the perspective of cultural criminology and delinquent subculture theory by Albert Cohen, also the concept of culture, cultural conflict and subculture. As a result, cultural conflicts between klithih actors and the people of Yogyakarta occur because of different interpretations of existing values and norms. Cultural conflict is the root of the formation of discourse that tends to be negative towards klithih as a reactive subculture in society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Istabaq A`Lam
"Kompleksitas proyek konstruksi yang meningkat sementara terjadi kehilangan kinerja proyek yang disebabkan oleh batasan yang kaku dan sulit ditembus di antara satuan organisasi, profesi, dan proses di industri konstruksi, menuntut lebih banyak perhatian pada aspek kolaborasi antar organisasi. Studi ini mengambil manfaat dari teori sosial tentang batasan dan budaya organisasi untuk meneliti faktor tambahan yang mungkin berhubungan dengan peningkatan kolaborasi. Dengan menggunakan analisis SEM untuk mengolah data responden, ditemukan bahwa tiga dari lima faktor, yaitu pola rentang batas geografis, budaya organisasi dan konflik, memiliki korelasi yang signifikan terhadap kinerja kolaborasi sehingga strategi kolaborasi kemudian disusun berdasarkan faktor-faktor ini.
......Increasing complexity of construction projects on top of the loss of performance caused by rigid dan impermeable boundaries between organizations, professions, dan processes in construction industry, calls for more attention to interorganizational collaboration. This study takes benefit of the social theory of organizational boundaries dan culture to examine additional factors that may be related to improvement of collaboration. Using SEM analyses to process the respondents data, it is found that three factors out of five, a geographical boundary spanning pattern, organizational culture dan conflict, have significant correlation to the performance of collaboration hence the collaboration strategy is formulated based on these factors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library