Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nindyastuti Erika Pratiwi
Abstrak :
Pada masa remaja, individu sudah memiliki minat untuk berpacaran, namun banyak orang tua yang melarang anak remajanya berpacaran. Hal ini dapat menimbulkan konflik di antara mereka atau justru membuat anak berpacaran tanpa sepengetahuan orang tua. Orang tua melarang anak remajanya berpacaran karena mereka memiliki pandangan negatif tentang pacaran pada remaja, padahal ini belum tentu benar. Konsep pacaran dan perilaku pacaran pada remaja perlu diketahui agar orang tua dapat menyikapi dengan lebih bijaksana keinginan anaknya untuk berpacaran dan dapat mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan pacaran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi sebagai pendukung hasil wawancara. Penelitian ini difokuskan pada remaja awal karena konflik antara orang tua dan anaknya berkaitan dengan dengan masalah pacaran memuncak pada masa remaja awal (Medinnus & Johnson, 1969). Subjek penelitian berjumlah empat orang (2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan) berusia 14-15 tahun, yang termasuk ke dalam kategori remaja awal menurut Lerner (1993). Keempat subjek memiliki konsep pacaran yang berbeda-beda, namun mereka memiliki kesamaan dalam karakteristik esensial pacaran, yaitu adanya "penembakan" untuk menjadi pacar. Tiga dari empat subjek menampilkan perilaku pacaran yang serupa, yaitu mengobrol, jalan-jalan, mengunjungi rumah pacar/dikunjungi, berpegangan tangan, cium pipi, berpelukan, dan berciuman bibir. ...... In adolescence, an individual usually has already had interest to go dating, but many parents forbid their children to do so. This situation can lead to a conflict between them or cause the adolescent to go dating without his/her parents know about it. The parents forbid their children to go dating because they have negative thoughts about dating in early adolescence, even though these thoughts may not be correct. The dating concept and dating behavior need to be known so parents can respond more wisely on dealing with their adolescent children?s interest to go dating and so they can anticipate the negative things caused by dating. The researcher in this study uses a qualitative approach with interview method and observation method to support the result of the interview. This research is focused among early adolescents because conflict between parents and their children related to dating issues is peaking in early adolescence (Medinnus & Johnson, 1969). There are 4 subjects of the research (2 males and 2 females) aged 14-15 years old, which fall under the category of early adolescence according to Lerner (1993). All four subjects have different dating concept, but they have similarity in essential characteristic of dating, that is there must be a proposal to be someone?s girlfriend/boyfriend. Three of the four subjects have similar dating behavior, namely having conversation, going somewhere together, visiting the partner?s house/being visited by the partner, holding hands, kissing cheeks, hugging, and lip kissing.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Pangarsi Dyah Kusuma Wardani
Abstrak :
Mahasiswa yang melakukan pacaran berisiko menunjukkan bahwa bentuk pacaran dari mahasiswa saat ini telah mengalami suatu perubahan dalam tujuannya (memilih pasangan). Kejadian kehamilan yang tidak diinginkan di kalangan mahasiswa STIKes "X" sebagai dampak dari perilaku pacaran berisiko, meskipun ada peraturan larangan hamil saat kuliah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran perilaku pacaran, determinan perilaku pacaran mahasiswa STIKes "X" Jakarta Timur Tahun 2016, dan variabel yang paling dominan dengan menggunakan teknik penelitian kuantitatif dan desain cross sectional. Hasil penelitian diperoleh 87,1% mahasiswa memiliki perilaku pacaran berisiko. Status tempat tinggal, komunikasi dengan orang tua, dan paparan media pornografi memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pacaran. Status tempat tinggal memiliki nilai p 0,020 dan OR 12,508; komunikasi dengan orang tua memiliki nilai p 0,001 dan OR =254,09; dan paparan media pornografi memiliki nilai p 0,001 dan OR = 3,440 (artinya mahasiswa yang terpapar media pornografi berpeluang 3 kali lebih besar melakukan perilaku pacaran berisiko dibandingkan dengan yang tidak terpapar pornografi). Paparan media pornografi memiliki hubungan paling dominan dengan perilaku pacaran. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian besar perilaku pacaran mahasiswa STIKes "X" adalah berisiko. ...... Students who play out risky dating shows that the shape of the current student's dating behavior has undergone a change in its objectives (choosing a partner). The incidence of unwanted pregnancies among the students Health Science Institute of "X" as the impact of risky dating behavior though there is legislation prohibiting pregnant while in college. The purpose of this study was to determine the description of dating behavior, dating behavior determinant students Health Science Institute of "X" East Jakarta 2016, and the most dominant variables using quantitative research techniques and cross-sectional design. The results showed that 87.1% of students had a risky dating behavior. Residence status, communication with parents, and exposure to pornographic media has a significant relationship with courtship behavior. Status residence has a p-value of 0.020 and OR 12,508; communication with parents has a p-value of 0.001 and OR = 254,09; and media exposure to pornography has a p-value of 0.001 and OR = 3.440 (students who are exposed to pornographic media three times greater chance of doing courtship behavior risk compared with those not exposed to pornography). Media exposure to pornography has the most dominant relationship with courtship behavior. The study concluded that most of the dating behavior of students Health Science Institute of "X" is risky.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jova Febrina
Abstrak :
[ABSTRAKbr Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kekerasan dalam pacaran antara perempuan remaja akhir yang memiliki stereotip gender dan tidak memiliki stereotip gender di JABODETABEK. Kekerasan dalam pacaran adalah penyerangan fisik atau perilaku melukai tubuh, termasuk kekerasan psikologis dan emosional, verbal atau tersirat, yang terjadi di situasi tertutup maupun umum, dimana perbedaan utama dengan kekerasan dalam rumah tangga adalah pada pasangan berpacaran tersebut tidak adanya ikatan darah atau hukum (Ely, Dulmus, & Wodarski; Burgess & Robert, dalam Schnurr & Lohman, 2008). Sementara itu, stereotip gender merupakan kumpulan keyakinan dan budaya mengenai karakteristik, perilaku, dan kepribadian perempuan dan laki-laki (Archer & Llyod, 2002; Hyde, 2007). Pengukuran kekerasan dalam pacaran menggunakan alat ukur The Conflict in Adolescent Dating Relationships Inventory (CADRI) (Wolfe, 2001) dan pengukuran stereotip gender menggunakan alat ukur Bem Sex Role Inventory Short-form (BSRI) (Bem, 1981) yang telah diadaptasi oleh peneliti. Partisipan berjumlah 194 perempuan remaja akhir yang berusia 15-22 tahun di JABODETABEK. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan kekerasan dalam pacaran yang signifikan antara perempuan remaja akhir yang memiliki stereotip gender dan tidak memiliki stereotip gender. Namun, ditemukan adanya rata-rata nilai kekerasan tertinggi pada responden yang memiliki stereotip gender (feminine). Berdasarkan hasil tersebut, perlu diadakan program-program intervensi dan edukasi kepada remaja agar mengenali dan dapat terhindar dari kekerasan dalam pacaran.;This research conducted to find the differences of dating violence between females in late adolescent with feminine, masculine, androgyny, and undifferentiated gender stereotype in JABODETABEK. Dating violence defined as physical assault or acts of bodily harm, including psychological and emotional abuse, verbal or implied, that take place in private or in social situations, which primarily differs from domestic violence in that the dating couple is not bound by blood or law (Ely, Dulmus, & Wodarski; Burgess & Robert in Schnurr & Lohman, 2008) and gender stereotype defined as a set of beliefs and cultural characteristics, behavior, and personality in females and males (Archer & Llyod, 2002; Hyde, 2007). Dating violence measured using an adaptation instrument, The Conflict in Adolescent Dating Relationships Inventory (CADRI) (Wolfe, 2001) and gender stereotype measured using Bem Sex Role Inventory Short-form (BSRI) (Bem, 1981). 194 females in late adolescent in JABODETABEK aged 15-22 were assessed. The result shows that dating violence and gender stereotype has no significant difference between females with gender stereotype and without gender stereotype. But the highest means score for dating violence found in females with stereotype gender (feminine). Based on these result, an intervention and education program for adolescent is necessary for any prevention against dating violence., This research conducted to find the differences of dating violence between females in late adolescent with feminine, masculine, androgyny, and undifferentiated gender stereotype in JABODETABEK. Dating violence defined as physical assault or acts of bodily harm, including psychological and emotional abuse, verbal or implied, that take place in private or in social situations, which primarily differs from domestic violence in that the dating couple is not bound by blood or law (Ely, Dulmus, & Wodarski; Burgess & Robert in Schnurr & Lohman, 2008) and gender stereotype defined as a set of beliefs and cultural characteristics, behavior, and personality in females and males (Archer & Llyod, 2002; Hyde, 2007). Dating violence measured using an adaptation instrument, The Conflict in Adolescent Dating Relationships Inventory (CADRI) (Wolfe, 2001) and gender stereotype measured using Bem Sex Role Inventory Short-form (BSRI) (Bem, 1981). 194 females in late adolescent in JABODETABEK aged 15-22 were assessed. The result shows that dating violence and gender stereotype has no significant difference between females with gender stereotype and without gender stereotype. But the highest means score for dating violence found in females with stereotype gender (feminine). Based on these result, an intervention and education program for adolescent is necessary for any prevention against dating violence.]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audita Cindanufaza
Abstrak :
ABSTRAK
Dating violence merupakan kekerasan yang dapat berupa kekerasan fisik, kekerasan emosional, kekerasan ekonomi, dan kekerasan seksual. Pada penelitian ini, pembahasan difokuskan pada bentuk dating violence yang termasuk dalam tindak pidana kesusilaan. Dalam prakteknya, dating violence banyak dilakukan oleh anak dengan anak yang memiliki keterikatan secara emosional sehingga anak cenderung mau melakukan perbuatan apa saja untuk membuat pasangannya tidak meninggalkannya meskipun perbuatan-perbuatan tersebut merupakan pelanggaran norma yang merujuk pada beberapa ketentuan yang memiliki sanksi pidana. Ketentuan mengenai dating violence ini tersebar dalam beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia. Kemudian, tulisan ini menganalisis putusan-putusan pengadilan yang berkaitan dengan dating violence yang dilakukan oleh anak. Dari analisis ini didapatkan fakta bahwa terdapat beberapa ketidaksesuaian antara pengaturan dan penerapannya oleh hakim, salah satunya penjatuhan pidana bagi anak. Hal ini merupakan kesalahan penerpan hukum sehingga seharusnya hakim diberikan pendidikan maupun penyuluhan yang sedemikian rupa agar hakim lebih tepat dalam menjatuhkan putusan atas suatu perkara.
ABSTRACT
Dating violence is violence that can include physical violence, emotional violence, economic violence, and sexual violence. In this study, the discussion focused on the form of dating violence that is included in decency crimes. Dating violence is mostly done by children with children who have emotional attachment so they tend to do any deeds to make their spouses do not leave even though the actions are a violation of the norm that refers to some regulations that have criminal sanctions.The regulation of dating violence are spread in several laws and regulations in Indonesia. Then, this paper analyzes verdicts related to dating violence which conducted by the child. Therefore, we can conclude that the rules are not implemented correctly by the judge, especially in the verdict of crime by children. This is an implementation error of the law. Therefore judges should be given appropriate education so they will be more precise in giving verdict on cases.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayun Amrity
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan intimasi yang terbentuk melalui kencan buta dan kencan kilat secara virtual. Studi-studi sebelumnya terkait kencan buta banyak berfokus pada aplikasi kencan online, yaitu bagaimana individu membentuk citra diri secara visual, persepsi mereka, serta wujud dari komodifikasi cinta dan kesepian. Berbeda dengan ciri khas kencan online, Virtual Blind Date membatasi individu secara visual dan membatasi Individu untuk memilih pasangannya sendiri. Individu hanya bisa membangun hubungan dalam waktu 15 menit dan melalui telepon suara saja. Peneliti berargumen bahwa intimasi yang dikembangkan melalui Virtual Blind Date berpotensi menjadi confluent love karena interaksinya yang cenderung netral gender melalui obrolan yang mengutamakan usaha (respon) resiprokal, penilaian terhadap pasangan yang bersifat reflektif terhadap keinginan/ kriteria individual, hubungan yang rapuh, dan peserta memiliki kemampuan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan interaksi. Sehingga, pembentukan intimasi dalam waktu singkat tersebut sesuai dengan karakteristik confluent love. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui observasi partisipatoris dan wawancara mendalam para partisipan di @VirtuaBlindDate. ......The purpose of this study is to explain the intimacy that is formed through blind dating and virtual speed dating. Previous studies related to blind dating have mostly focused on online dating applications, namely how individuals form a visual self-image, their perception, and the manifestation of the commodification of love and loneliness. In contrast to the characteristics of online dating, Virtual Blind Date limits the participant to choose their partner. Individuals can only build relationships within 15 minutes and via voice calls. The researcher argues that intimacy developed through Virtual Blind Date has the potential to become confluent love because of its gender-neutral interactions through conversations that prioritize reciprocal efforts (responses), reflective assessments of their partners based on individual desires/criteria, fragile relationships, and participants' choice to continue or discontinue the interaction. Thus, the formation of intimacy in a short time is following the characteristics of confluent love. This study uses a qualitative approach through participatory observation and in-depth interviews with participants at @VirtuaBlindDate.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Nadia
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan memaparkan kompleksitas pengalaman perempuan yang mengalami tindak pemaksaan hubungan seksual tanpa cara kekerasan fisik atau ancaman kekerasan fisik melalui berbagai cara oleh kekasihnya, seperti bujuk rayu, janji palsu, dan tipu muslihat dalam sistem hukum pidana Indonesia, khususnya pasal 285 KUHP yang membahas tentang perkosaan. Pengaturan terkait marital rape dalam UU Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga tidak menjadi fokus analisis mengingat studi kasus penelitian adalah pada relasi pacaran. Dalam menganalisis permasalahan kekerasan seksual dalam relasi pacaran, penulis menggunakan teori the continuum of sexual violence dari Liz Kelly dan feminist legal methods dari Bartlett. Metode penelitian adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif berperspektif feminis. Melalui penelitian ini, penulis berargumentasi bahwa pengalaman perempuan yang mengalami pemaksaan hubungan seksual yang dicapai tanpa cara kekerasan fisik oleh kekasihnya berpotensi untuk tidak terdokumentasikan oleh hukum karena sempitnya definisi hukum tentang perkosaan di Indonesia. Padahal, perempuan yang menjadi korban mendapat dampak yang sangat buruk dari tindak perkosaan tersebut. Sebagai implikasi, akses perempuan untuk mendapat keadilan dan pemulihan tidak terjamin dalam kerangka hukum Indonesia. Dengan demikian, rumusan tindak pidana terkait perkosaan sudah seharusnya mengalami proses redefinisi yang memiliki keberpihakan bagi perempuan korban. ABSTRACT
This study aims to describe the complexity of women experience in the rape case by the act of non- physical violent by her lover, such as seduction and false promise. The study see this problem through the legal system in Indonesia, especially article 285 of the Criminal Code (KUHP) which discusses about rape. Article related marital rape in Law Number 23 of Year 2004 Regarding Elimination of Domestic Violence is not the focus of analysis considering the case study research is on dating relationships. For analyzing the problem, the author uses the continuum of sexual violence theory by Liz Kelly and feminist legal methods from Bartlett. The research method is case study with qualitative approach with feminist perspective. Through this study, the authors argue that the experience of women who have forced nonviolent sexual intercourse has the potential to be undocumented by the law because of the narrowness of the legal definition of rape in Indonesia. As an implication, the fulfillment of the rights of women victims to get protection is not guaranteed within the framework of Indonesian law. Thus, the formulation of criminal offenses related to rape should have undergone a redefinition process.
2018
T51106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Saleh Waluyo
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan digital yang pesat di Indonesia beberapa tahun belakangan yang mengubah cara orang mencari jodoh sehingga banyak bermunculan aplikasi dan biro jodoh online. Banyak pengguna online dating yang tidak mendapatkan pasangan sehingga membuat perkembangan pengguna aplikasi online dating atau biro jodoh online menjadi stagnan. Adapun aplikasi kencan online yang dipilih dalam penelitian ini adalah Tinder karena salah satu aplikasi kencan online yang paling banyak digunakan. Tesis ini membahas bagaimana perilaku pengambilan keputusan pengguna Tinder untuk melanjutkan hubungan lebih jauh dengan calon pasangan yang ditemuinya dalam Tinder berdasarkan Teori Pertukaran Sosial dan hal-hal apa saja yang turut mempengaruhi proses pengambilan keputusan tersebut. Penelitian ini menggunakan Teori Pertukaran Sosial dengan konsep keuntungan dan pengorbanan yang kemudian diturunkan lagi berdasarkan fitur-fitur yang ada dalam online dating Tinder. Penelitian ini menggunakan paradigma pascapositivisme. Peneliti akan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan peranan pertukaran sosial dalam online dating secara detail dan memperinci informasi yang ada. Temuan yang didapat dari penelitian ini adalah pengguna online dating mencari keuntungan dari calon pasangannya dalam berbagai tahap, yaitu tahap pertama, tahap pengecekan latar belakang, dan tahap utama.Untuk komponen pengorbanan terdapat pengorbanan yang bernilai sama diantara pria dan wanita dan juga ada yang bernilai berbeda ...... This research is motivated by the rapid digital developments in Indonesia in these recent years that changed the way of people search for a mate that emerges so many applications and online matchmaking. But many online dating users who do not get a pair that makes development of applications users in online dating become stagnant. As for online dating application is selected in this study is Tinder as one of online dating applications that most widely used. This thesis describes how the decisionmaking behavior of the users in Tinder to continue its relationship further with potential mates who met in Tinder by Social Exchange Theory, and whatever things that influence the decision-making process. This study uses the concept of Social Exchange Theory, cost and benefit, then specify it based on the features that exist in Tinder. This study uses post positivism paradigm. Researchers will use descriptive qualitative method with the aim to describe the role of social exchange in online dating. The findings from this research is online dating users seeks benefit from potential partners in various stages, the first stage, the stage background checks, and the main phase. For sacrifice component, there are two types, the first is the cost that worth the same between men and women, and also the cost that are worth different in value between men and women.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Wilda Irawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas presentasi diri dalam online dating kencan daring di Setipe.com. Presentasi diri adalah salah satu elemen penting dalam kencan daring. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana presentasi diri dalam kencan daring. Untuk melihat hal tersebut, peneliti menggunakan teori dramaturgi Goffman. Selama ini presentasi diri Goffman lebih dekat dengan konteks luring, penelitian ini berusaha mendudukkannya dalam konteks daring. Penelitian ini menggunakan metode netnografi untuk mengetahui cara informan menampilkan dirinya dalam percakapan dengan calon pasangan di kencan daring. Penelitian ini akan meneliti dua pengguna kencan daring N=2 dari Setipe.com. Data yang digali adalah profil diri dan interaksi informan dengan calon-calon pasangannya melalui fitur chat di Setipe.com. Hasil penelitian ini menemukan bahwa informan melakukan presentasi diri dalam kencan daring melalui penulisan profil diri dan pesan percakapan dengan match. Sistem kencan daring juga membuat presentasi diri terjadi secara bertahap dan memudahkan informan dalam melakukan presentasi diri. Informan melakukan presentasi diri sejak mendaftar di kencan daring sampai bertukar kontak. Cara-cara yang informan tempuh untuk mempresentasikan dirinya, antara lain: menyeleksi informasi dalam mengisi profil diri, menggunakan informasi dari match untuk mendefinisikan situasi, menonjolkan topik penting untuk mengelola impression management, dan meminta kontak pribadi match agar bisa berpindah ke medium komunikasi yang lebih privat.
ABSTRACT
This research discusses the self presentation in online dating in Setipe.com. This research aims to find out how an individual present him herself in online dating. As one of the important element on online dating, the researcher uses Goffman rsquo s dramaturgy theory to observe the self presentation. Although Goffman rsquo s theory places dramaturgy in offline context, this research is trying to put dramaturgy in online context. The method used in this research is netnography. This research will observe two online dating user N 2 from setipe.com. The data are the informant rsquo s profile and interaction with the match through the chat in setipe.com. The result shows that the informant was presenting himself in online dating. The informant presented himself by shaping his profile and conversing with his match. The online dating system also makes it easy for the informant to present himself gradually. The informant was also presenting himself by exchanging contact with his match. The informant was doing the presentation of self by selecting the profile information, using the match rsquo s information to define the situation, emphasizing a certain topic as an impression management, and asking for the match rsquo s number so that they can switch into a more private communcation medium.
2017
T48783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariza Latifa Chusna
Abstrak :
Penelitian ini melihat hubungan antara keterlibatan ayah dan komitmen emerging adult dalam hubungan berpacaran. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara keterlibatan ayah dan komitmen emerging adult yang berpacaran. Sampel penelitian ini melibatkan 254 emerging adult yang berusia 18-25 tahun, sedang menjalin hubungan berpacaran, dan memiliki figur ayah. Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan menggunakan Father Involvement Scale FIS dan Nurturant Fathering Scale NFS oleh Finley dan Schwartz 2004. Pengukuran komitmen dilakukan dengan menggunakan Commitment Inventory CI oleh Arriaga dan Agnew 2001 yang diadaptasi oleh Wardani 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner luring dan daring kepada sampel penelitian berdasarkan ketersediaan mereka untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil analisis menggunakan teknik korelasi Pearson menunjukkan bahwa keterlibatan ayah memiliki hubungan positif yang signifikan dengan komitmen emerging adult yang sedang berpacaran r= 0.13, p ...... This study examined the correlation between father involvement and emerging adults rsquo commitment in dating relationship. The suggested hypothesis is that there is a significant positive relationship between father involvement and commitment among dating emerging adults. The research sample involved 254 emerging adults aged between 18 25, who is in a dating relationship at the moment and have a father figure. Father involvement is measured with Father Involvement Scale FIS and Nurturant Fathering Scale by Finley and Schwartz 2004. Commitment is measured with Commitment Inventory CI by Arriaga and Agnew 2001 and adapted by Wardani 2015. The data is collected using online and offline questionnaires distributed to the research sample based on their availability to participate in this research. The Pearson correlation analysis shows a significant positive relationship between father involvement and commitment among dating emerging adult r 0.13, p
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>